Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kartika Rahma Putri
Abstrak :
Aktifitas lembaga keuangan yang ada pada suatu negara dapat menjadi faktor penunjang sektor perekonomian negara tersebut. Salah satu bentuk lembaga keuangan yang telah dikenal adalah bank. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannnya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Bank di Indonesia terdiri dari dua jenis, yaitu bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Sehingga penting untuk mengetahui kinerja suatu bank. Salah satu parameter yang dapat dijadikan acuan dalam mengetahui kinerja suatu bank adalah rasio profitabilitas. Penelitian ini akan mencari faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank umum. Bank yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah bank-bank umum dengan peringkat lima besar aset yang merupakan perusahaan terbuka. Berdasarkan hasil penelitian ini faktor internal yang mempengaruhi profitabilitas adalah CAR, unearning assets dan overhead. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi profitabilitas adalah inflasi. Hasil ini pula diharapkan berguna sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan bank dalam meningkatkan profitabilitas.
Activities of financial institutions in a country can become a factor supporting the country's economy. One type of financial institution that has been known is bank. Bank is the business agency, which collect funds from the public in the form of savings and financing to the public in the form of credit and / or other forms in order to improve the standard of living of the people. Banks in Indonesia consists of two types, namely commercial banks and Bank Rakyat Perkreditan. So it is important to know the performance of a bank. One of the parameters that can be used as reference in a bank to know the performance is the profitability ratio. This study will explore factors that affect the profitability of commercial banks. Bank made a sample on this research are commercial banks with ratings of five major asset which is the company open. Based on the results of this research, internal factors that affect the profitability are CAR, unearning assets and overhead. While the external factors that affect the profitability is inflation. Results of this research are expected to useful as a material consideration in the decision to increase bank profitability.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6585
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andrafikar
Abstrak :
Kurang Energi dan Protein (KEP) merupakan bentuk kekurangan Gizi yang terutama terjadi pada anak-anak umur dibawah tiga tahun (Batita), dan merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang perlu ditanggulangi. Usia 6 bulan merupakan titik awal timbulnya masalah KEP, karena diperkirakan pada usia tersebut kualitas kandungan zat gizi Air Susu Ibu (ASI) sudah mulai berkurang sementara pemberian makanan pendamping ASI tidak mencukupi. Sumatera Barat merupakan 5 propinsi di Indonesia yang mempunyai gizi buruk melebihi 10 % selain DI Aceh, Sumut, NTB, NTT. Menurut data PSG Prop. Sumbar tahun 1999, terjadi peningkatan KEP pada anak Balita, dimana Gizi Buruk 10,9 % sedangkan angka Nasional hanya 8,1 %. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor determinan Kurang Energi dan Protein anak usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun di Kota Padang. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian epidemiologi analitik observasional dengan desain Kasus Kontrol. Lokasi Penelitian dilakukan di Kota padang, dimana pemilihan lokasi dilakukan secara purposive dengan mempertimbangkan angka status gizi yang tinggi. Waktu penelitian dilaksanakan kurang lebih 2 bulan dari bulan Maret sampai dengan April 2003. Teknik pengambilan. sampel secara simple random sampling, yang pertama diambil adalah kasus kemudian baru kontrol, kesempatan pertama kontrol diambil dari tetangga kasus terdekat yang berada disamping kanan rumah. Jumlah sampel sebanyak 202 dengan perbandingan kasus dan kontrol 1:1. Dari hasil analisis ada empat variabel yang tidak berhubungan secara signifikan (p>4,05) dengan terjadinya KEP, yaitu variabel pendapatan keluarga, Sarana Kesehatan, Jumlah Anak, dan pekerjaan orang tua. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan terjadinya KEP pada anak umur 6 bulan sampai dengan 3 tahun di Kota Padang adalah Variabel Perawatan Anak dengan nilai OR = 13,88, Tingkat Konsumsi Protein dengan nilai OR = 12,6, dan Ketersediaan Pangan dengan nilai OR = 4,44. Dalam melakukan intervensi untuk memperbaiki status gizi anak umur 6 bulan sampai dengan 3 tahun di Kota Padang agar memperhatikan ke tiga variabel di atas yang berpengaruh munculnya kejadian ICEP dan perlu penelitian lebih lanjut dengan melihat pola asuh anak dengan desain yang sama secara skala besar. Daftar Bacaan : 97 (1984 -- 2002)
Determinant Factor of Protein and Energy's Shortage for Children in the Age of 6 Month to 3 Years Old in the Kecamatan of Kuranji City of Padang - in the Year of 2003Lack of energy and protein (KEP) is a form of nutrition shortage that is primarily occurred in children under three years old (Batita J Bawah Tiga Tahun, Ind.), and is one of the major nutrition's problems to be dealt with. The age of 6 month is the starting point for this problem; it is assumed that in this age the nutrition in AS1 (Air Susu Ibu, Ind. / Mother's milk) is decreasing while supplemental food were not given in proper dose. West Sumatra is one of the five provinces in Indonesia having bad nutrition, others are DI Aceh, North Sumatera, NTB, and NTT. According to the PSG's data for the province of West Sumatera in the year of 1999, there is an increase of KEP (Energy and Protein's Shortage) toward Children under five year old. Where Bad Nutrient level is 10.9 %, where as national level were at 8.1 'XL This research is meant for identifying determinant factors of Energy and protein's Shortage for the children at the age of six month to three years old in the city of Padang. The research was done by using Observational Analytical Epidemiologist Research Plan with Control Case Design. The research was conducted in the city of Padang, chosen purposively by considering high nutrition status' level. The research was done in a period of 2 months more or less, from March to April 2003. The samples were taken using random sampling, first taken the Case then the Control, the first chance of Control taken from a near by neighbor (at right from the house). Samples taken were a total of 202 with a balance of Case and Control 1:1. The result shows 4 significantly separate variables (p > 0.05) to KEP, which is family's income variable, heath resources, number of children, and parent's occupation. The most dominant variable to KEP in children aged six months to three years in the city of Padang is the Children Care Variable with OR's value = 13.88, Proteins Consumed Level with OR's value = 12.6 and Food Supplies with OR's value = 4.44. Take into account of these three variables that affects KEP in doing interference to enhance nutrient's status for the children in the age of 6 months to three years in the city of Padang, further study is necessary by observing Children Care Pattern with the same design in a larger scale. Literatures : 97 (1984 - 2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13004
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resita Nurbayani
Abstrak :
Wasting merupakan kurangnya berat badan terhadap tinggi badan (low weight for height). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian wasting pada anak usia 0-23 bulan di 13 provinsi di Indonesia (Studi Data IFLS-2 Tahun 1997, IFLS-3 Tahun 2000, dan IFLS-5 Tahun 2014). Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel anak yang berusia 0-23 bulan pada tahun 1997 sebanyak 582, tahun 2000 sebanyak 1263, dan tahun 2014 sebanyak 1609. Wasting diperoleh dari pengukuran berat badan dan panjang badan dengan tingkat ketelitian 0,1 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi wasting pada tahun 1997 adalah sebesar 12,20 %, pada tahun 2000 sebesar 11,96 % dan pada tahun 2014 sebesar 10, 13 %. Hasil bivariat menunjukkan bahwa pada tahun 1997 terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian MPASI, status kemiskinan, dan jenis kelamin dengan kejadian wasting,  sedangkan pada tahun 2000 tidak terdapat variabel yang secara signifikan berhubungan dengan kejadian wasting, dan pada tahun 2014 terdapat hubungan yang signifikan antara status kemiskinan dan panjang lahir. Hasil multivariat menunjukkan bahwa status kemiskinan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian wasting pada tahun 1997 dan 2014. Pencegahan wasting sebaiknya dilakukan sebelum masa kehamilan dan berfokus pada masyarakat dengan tingkat kemiskinan yang tinggi.
Wasting is low weight for height. This study aims to determine the difference factors associated with wasting in children aged 0-23 months in 13 provinces in Indonesia (Study of IFLS-2 in 1997, IFLS-3 in 2000, and IFLS-5 in 2014).The research design was used cross sectional with  total sample of children aged 0-23 months was 582 in 1997, 1263 in 2000, and 1609 in 2014. Wasting was measured using weight scale, length board with  level of accuracy was 0,1 cm. The results showed the decrease in the prevalence of wasting from 12,20%  in 1997, 11,96%  in 2000 and 10,13% in 2014. Bivariate results showed that in 1997 there were a significant relationship between provision of companion breastfeeding food, poverty status, and sex with wasting events, while in 2000 there were no variables that significantly associated with wasting events, and in 2014 poverty status and body length birth were the significant factors. Multivariate results showed the poverty status was the dominant factor associated with wasting in 1997 and 2014. Prevention of wasting should be started prior pregnancy and focused on community with high poverty level.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naniek Widiyaningsih
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengkaji penetapan harga pasar dari rumah sejahtera tapak dibawah plafon ceiling price yang telah ditetapkan oleh pemerintah.Dengan menggunakanpendekatankuantitatifdanmetoderegresi linear bergandadari data panel, hasil dalam penelitian ini bahwa Faktor – factor determinan yang berpengaruh dalam perhitungan harga rumah sejahtera tapak dibawah plafon ceiling price pemerintah adalah harga tanah, indek kemahalan konstruksi, serta biaya penyediaan fasilitas umum. Pengaruh yang diberikan oleh masing masing factor determinan tersebut cukup relevan secara individu yang diartikan padasetiap kenaikan harga rumah sejahtera tapak, ketiganya member kontribusi nilai yang berbeda setiap tahunnya. Sementara untuk factor determinan lainnya yakni biaya penyediaan PSU dari hasil penelitian ini menunjukan perubahan searah namun tidak signifikan, sehingga kenaikan harga rumah tapak sejahtera tidak terpengaruhi oleh keberadaan pembiayaan penyediaan PSU. Hal ini diasumsikan bahwa pembiayaan penyediaan PSU tidak seluruhnya di bebankan kepada penyedia jasa bidang perumahan namun dibiayai oleh bantuan stimulan PSU yang telah diberikan pemerintah sebagai bentuk subsidi bagi penyedia jasa bidang perumahan.
ABSTRACT
The purpose of this paper is to examine the market pricing of the prosperous tread below the ceiling price by the government. By using a quantitative approach and the method of multiple linear regression of panel data, the results in this study that the factors - factors that influence the calculation of the determinant of house prices prosperous tread below the ceiling price ceiling is a government land price, construction cost index, as well as the cost of providing public facilities. Influence exerted by each factor is quite relevant determinants are defined individually on each rising landed house price prosperous, contributing three different values each year . As for the other determinant factors namely cost of providing the PSU from the results of this study showed changes in the same direction but not significant, so the rise of landedhouse price prosperous unaffected by the presence of financing the provision of PSU . It is assumed that the financing of the provision of the PSU is not entirely in charge to providers of housing financed by a stimulant but a PSU that has been given by the government as a form of subsidy for the housing sector service providers .
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T38598
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library