Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A. Anton Dwiharja
"Keputusan untuk Go Online/Internet sudah dilakukan oleh PT. Balai Lelang Artha Gasia. Walaupun belum memiliki situs lelang yang lengkap, pada situs resmi Perum Pegadaian www.pegadaian.co.id yang dibangun oleh divisi Pusat Teknologi Informasi (Pusti), sudah menyediakan menu untuk melihat informasi, jadwal, prosedur, katalog lelang, dan melakukan reservasi lelang secara online. Namun, pada kenyataannya situs tersebut tidak dipelihara dan tidak digunakan. Perusahaan hanya menggunakan Internet untuk e-mail dan pemasangan iklan. Kemajuan teknologi sekarang sudah memungkinkan bagi PT. Balai Lelang Artha Gasia untuk melakukan lelang melalui Internet. Lelang melalui Internet atau disebut juga lelang online merupakan model bisnis yang sedang berkembang di Indonesia, yang dapat membantu perusahaan untuk menjalankan bisnis secara efektif dan efisien, sesuai dengan mottoperusahaan "solusi praktis bertransaksi". Melalui sistem lelang online, nantinya pengguna dapat melakukan registrasi, penjualan, penawaran harga, dan permintaan pengiriman barang secara online. Sedangkan untuk pembayaran masih dilakukan melalui ATM, e-banking, m-banking, setor ke bank, atau tunai ke kantor PT. Balai Lelang Artha Gasia. Proyek akhir ini bertujuan untuk merancang arsitektur aplikasi sistem lelang online B2C sebagai situs lelang PT. Balai Lelang Artha Gasia. Dalam proyek akhir ini akan dibahas tahapan-tahapan perancangan sistem yang meliputi: fase inisisasi yang berisi usulan pengembangan sistem yang diajukan kepada pihak manajemen, fase analisa kebutuhan, fase perancangan struktur, dan fase validasi.

The decision for online auction has been made by PT. Balai Lelang Artha Gasia. Although its auction site has not provided complete feature, www.pegadaian.co.id as official site of Perum Pegadaian and implemented by Information Technology Division Center (Divisi Pusat Teknologi Informasi/Pusti), it has provided online feature for viewing information, schedule, procedure, auction catalog, and making reservation for auction. Today technology advance makes possible having auction in Internet for PT. Balai Lelang Artha Gasia. Auction in Internet or online auction is a developing business model in Indonesia. It believes could help in doing business effectively and efficiently as company motto "practical solution in transaction". In online auction system, users will be able to register, sell, bid, and request for delivery online. Payment can be done by ATM, e-banking, m-banking, cash deposit in bank, or cash payment in office of PT. Balai Lelang Artha Gasia. This final project aims for designing application architecture in B2C online auction system for PT. Balai Lelang Artha Gasia auction site. This final project will discuss system design phases. The phases are initiation phase as system development recommendation to Management, architectural requirements phase, system structuring phase, and architecture validation phase."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2005
TA22
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anthoni Suwono
"Tingkat loyalitas konsumen sudah banyak diprediksi dengan berbagai atribut dari framework kepuasan pelanggan, tetapi output yang dihasilkan tidak konsisten. Konsep yang sedang berkembang saat ini yang dianggap sebagai predictor yang baik untuk loyalitas adalah customer experience. Ada delapan faktor pembentuk B2C customer experience menurut Lemke et al. (2006), yaitu accessibility, competence, customer recognition, helpfulness, personalization, problem solving, promise fulfillment, dan value for time. Dari penelitian terhadap responden yang dalam enam bulan terakhir berinteraksi dengan Hoka Hoka Bento didapatkan hasil bahwa problem solving, promise fulfillment, serta value for time merupakan tiga faktor yang paling berkorelasi dengan customer experience dan accessibility merupakan faktor dengan korelasi terendah. Penelitian ini juga mendapatkan hubungan yang kuat antara customer experience dengan loyalitas.

Many researchers have predicted consumer loyalty based on attributes from customer satisfaction framework, but many found inconsistent results. Customer experience is a growing concept which is considered as a good predictor for loyalty. There are eight factors which contribute to customer experience based on research by Lemke et al. (2006); accessibility, competence, customer recognition, helpfulness, personalization, problem solving, promise fulfillment, and value for time. From research concerning to respondents which in the last six months interacting with Hoka Hoka Bento, results show that problem solving, promise fulfillment, and value for time are three factors with the highest correlation with customer experience and accessibility is the lowest. This research also finds strong correlation between customer experience and loyalty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T21736
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Riza Pratama
"Studi ini menyelidiki fenomena Daigou di Australia yang merupakan salah satu bentuk dari e-commerce antar negara yang didorong dengan adanya permintaan untuk produk buatan negara-negara OECD oleh warga negara di negara-negara berkembang yang disebabkan oleh kurangnya jaminan kualitas untuk produk domestik seperti yang terjadi di Tiongkok dimana terjadi skandal mengenai susu formula bayi di 2008 yang merupakan katalis untuk permintaan produk buatan Australia menyebabkan pertumbuhan tinggi untuk beberapa perusahaan seperti Bellamy dan Blackmores. Namun, larangan yang disebabkan oleh COVID-19 merupakan bencana besar untuk perusahaan-perusahaan tersebut dikarenakan ketergantungan mereka kepada kanal Daigou ini yang didorong oleh mahasiswa internasional yang bepergian di antara kedua negara tersebut. Sehingga, studi ini juga akan menyelidiki perangkap yang dihadapi dengan
ketergantungan Daigou dan beberapa rekomendasi seperti ekspansi ke pasar berkembang seperti Indonesia dan India dengan menggunakan Blackmores Limited sebagai contoh studi kasus

This study explores the Daigou phenomenon in Australia, which is a form of cross border e-commerce driven by demands for products made in OECD countries by citizens living in developing countries due to lack of quality assurance in domestic product such as in the case with China where infant formula milk scandal in 2008 catalyzed the demand for Australian made products leading to explosive growth for several companies such as Bellamy and Blackmores.
However, COVID-19 restriction has been catastrophic as many of these companies depended on the Daigou channel for growth which is partly driven by international students travelling back and forth between the two countries. Thus, this study will also explore the pitfalls in Daigou over-reliance and possible recommendations using Blackmores Limited as a case study on the topic which involves expanding into growing markets of Indonesia and India.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Pujari Immanuel
"Penelitian ini mencoba menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan dalam berbelanja pada sebuah situs e-commerce B2C dan C2C. Faktor-faktor tersebut diwakili dengan kualitas informasi, desain situs, atribut barang, kapabilitas situs dalam melakukan transaksi, kecepatan respon situs e-commerce, keamanan dan privasi, sistem pembayaran, pengiriman barang, dan layanan pelanggan. Untuk lebih mempertajam penelitian maka peneliti menggunakan situs e-commerce MatahariMall yang mewakili situs e-commerce B2C dan situs e-commerce Tokopedia yang mewakili situs e-commerce C2C. Penelitian ini menggunakan teknik regresi berganda untuk melihat hubungan yang ada antara variabel independen dan dependen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang positif antara desain situs e-commerce, atribut barang yang dijual, kecepatan respon, keamanan dan privasi, pengiriman baran dan layanan pelanggan pada kepuasan pelanggan di pada situs MatahariMall. Sedangkan pada Tokopedia terdapat pengaruh yang positif antara desain situs, atribut barang yang dijual, keamanan dan privasi, sistem pembayaran, pengiriman barang, dan layanan pelanggan.

This research tries to analyze the factors that could affect customer satisfaction in online shopping at B2C and C2C E Commerce Website. These factors are represented by the quality of information, website design, merchandise attributes, transaction capabilites, the speed of the website, security and privacy, payment systems, delivery, and customer service. To further the study, MatahariMall was choosen to representing B2C E Commerce and Tokopeida to representing C2C E Commerce. This study used regression techniques to look at the relationship that exists between independent and dependent variables.
The results shows that there are a positive relationship between the website design, merchandise attributes, the speed of the website, security and privacy, delivery, and customer service to customer satisfaction on MatahariMall. While on Tokopedia there are positive relationship between the website design, merchandise attributes, security and privacy, payment systems, delivery, and customer service.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S65999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Meliaresti
"Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan pertumbuhan e-commerce paling pesat, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 78% di tahun 2018. Salah satu jenis e-commerce yang turut berkembang secara pesat adalah jenis B2C (Business-to-Customer), yaitu salah satu jenis e-commerce yang memasarkan barang dari pihak produsen secara langsung ke pihak konsumen sehingga jenis pengiriman yang menunjang proses ini adalah pengiriman home delivery. Akibat permintaan akan konsep bisnis B2C yang juga semakin melonjak, terjadi kekompetitifan antar penyedia jasa pengiriman home delivery sehingga segmen last mile pada proses pengiriman barang menjadi terfragmentasi. Selain itu, terjadi juga berbagai kegagalan pengiriman dari sistem home delivery sehingga sistem ini menjadi kurang efektif pada segmen last mile. Sistem parcel locker hadir untuk memperbaiki ketidakefektifan yang disebabkan oleh sistem pengiriman home delivery. Di sisi lain, walaupun sejumlah usaha telah diupayakan untuk meningkatkan efektivitas, perencanaan sistem pengiriman barang belum mempertimbangkan dampak buruk yang ditimbulkan, salah satunya terhadap lingkungan. Dampak ini disebut eksternalitas, yaitu dampak yang dirasakan oleh pihak yang tidak terlibat langsung dalam aktivitas pengiriman barang. Aspek eksternalitas direpresentasikan menjadi biaya eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mengaji efektivitas sistem pengiriman parcel locker berdasarkan biaya eksternal yang harus dibayarkan. Dalam melakukan penelitian, pertama dilakukan identifikasi besarnya biaya eksternal pada sistem pengiriman home delivery. Selanjutnya, dilakukan identifikasi besarnya biaya eksternal pada sistem pengiriman parcel locker. Efektivitas direpresentasikan sebagai perbandingan antara biaya eksternal dari sistem parcel locker dan home delivery. Maka, dilakukan perbandingan antara kedua variabel tersebut untuk menentukan efektivitas dari sistem pengiriman parcel locker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa home delivery 3 kali lebih efektif untuk aktivitas tinggi dan 7 kali efektif untuk aktivitas rendah.

Indonesia is first-ranked as the country with the fastest e-commerce growth throughout the world with its 78% growth rate in 2018. One of the e-commerce means profoundly affected by this case is B2C (Business to Customer), which refers to a process of marketing the products from its sellers directly to the aimed customers implying that home delivery is considered as the most relevant delivery system. Due to the considerably ever-rising demand for B2C, competitiveness occurs among various logistic providers as a means to meet the customers' needs of the delivery process. Consequently, customers engage various logistic providers so that the last segment of the whole process¾last-mile segment¾turns out to be substantially fragmented. Also, it is aggravated by the multiple failed deliveries ensuring that home delivery is no longer reflected to be adequately effective within the last-mile segment. Parcel locker, as one of the innovative delivery systems, is presented to be one of the solutions to the aforementioned home delivery issues. Parcel locker consists of three categories and one of those three is an operational locker that is equipped with a well-managed time slot. On the contrary, despite the effort attempted to increase the effectiveness of the delivery process, the planning for the delivery system commonly has not completely taken the caused negative environmental effects into account. These effects are categorized as externalities that affect a third party who did not choose to involve in the delivery process. These externalities are represented by external costs. This research aims to determine the effectiveness of parcel locker based on its caused environmental externalities. First, we identify the external costs resulting from the home delivery process. Then, with the same methodology, we identify the external costs caused by the parcel locker. Effectiveness is given by the comparison between the external costs caused by parcel locker and home delivery. Finally, we compare those two results from the previous two steps to identify the effectiveness of parcel lockers based on its caused externalities. The result shows that home delivery is 3 times more effective for high shipment activity and 7 times more effective for low shipment activity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nur Aliman Karim
"Teknologi saat ini sangat berkembang pesat, khususnya di bidang teknologi informasi. Banyak perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan teknologi internet untuk membantu meningkatkan bisnisnya. Dari hanya sebatas media untuk meningkatkan brand awareness sampai dengan menjual produknya melalui internet. Salah satunya adalah PT XYZ yang memiliki situs e-commerce xyz.com. Banyaknya pesaing menuntut para PT XYZ untuk meningkatkan kinerja mereka yang salah satunya diperoleh dengan cara meningkatkan jumlah transaksi yang dilakukan oleh pelanggan lama. Pada tulisan ini akan dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi repurchase intention pelanggan XYZ.com.
Model penelitian ini diadaptasi dari model DeLone & McLean Updated IS Success Model, Expectation-Confirmation Model, dan beberapa penelitian sejenis. Pengambilan data untuk penelitian ini menggunakan survei kepada para pelanggan XYZ.com melalui media online. Dari data isian kuesioner yang terkumpul didapatkan sebanyak 374 data valid. Setelah data survey terkumpul kemudian akan dianalisa menggunakan metode structural equation modeling (SEM) berbasis variance yaitu partial least square (PLS) dengan menggunakan perangkat lunak SmartPLS 3.0. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa customer satisfaction dan customer trust berpengaruh secara signifikan terhadap repurchase intention.

Technology has been expand so fast for now, specially for information technology. Many company use internet to improve their business. From simply use internet just for increasing brand awareness to selling their product through internet as their main channel. One of those company is PT XYZ with their e-commerce website XYZ.com. Because of business competition forced PT XYZ want to improve transaction from their existing customer to boost their performance. This research will explain factors that impacting repurchase intention customers on XYZ.com.
The resarch model was adapted from DeLone & McLean Updated IS Success Model, Expectation-Confirmation Model and other similar research. Data was collected using survey to XYZ.com customers through online survey. There is 374 valid data was collected from survey. Data was analysed using structural equation modeling (SEM) variance based that called partial least sqare (PLS) by using SmartPLS 3.0. This research resulting customer satisfaction and customer trust affect significantly to repurchase intention.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Adrian Wiryatomo
"E-niaga atau E-commerce telah menjadi suatu hal yang esensial dan fenomena yang berkembang pesat saat ini. Kenyamanan dan kemudahan belanja online menjadikan hal ini tren yang juga berkembang di kalangan konsumen. Kebiasaan ini telah meningkatkan minat perusahaan-perusahaan e-commerce untuk fokus pada bidang ini. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara perceived risk, attributes of online shopping, dan subjective norms dengan online shopping behavior dan dengan variabel mediator purchase intention. Subjek analisis adalah masyarakat Jabodetabek yang pernah bertransaksi di e commerce B2C di Indonesia. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan aplikasi SPSS dan SmartPLS. Structural Equation Modelling digunakan untuk menguji kesesuaian model dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian adalah bahwa perceived risk berpengaruh positif namun kecil, attributes of online shopping sangat berpengaruh, dan subjective norms hanya memiliki pengaruh kecil, serta purchase intention juga terbukti menjadi variabel mediator yang berfungsi dengan baik.

E commerce has become an essential and rapidly growing phenomenon today. The convenience and ease of online shopping make this a trend that is also growing among consumers. This practice has increased the interest of e commerce companies to focus on this field. Therefore, this study aims to determine the relationship between perceived risk, attributes of online shopping, and subjective norms with online shopping behavior and with purchase intention as mediator variable. The subject of analysis is the Jabodetabek people who have transacted in B2C e commerce in Indonesia. The data collected is then analyzed using SPSS and SmartPLS applications. Stuctural Equation Modeling is used to test the suitability of models and hypothesis testing. The result of the research is that perceived risk has positive but small effect, attributes of online shopping is very influential, and subjective norms only have small influence, and purchase intention also proved to be a mediator variable that works well."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faishal
"Penelitian ini dilakukan untuk menjawab dua pertanyaan yaitu, untuk melihat determinan yang memengaruhi Willingness to Pay WTP suatu produk saat berbelanja online dan melihat Premium dari WTP ketika dibandingkan dengan kedua model bisnis yaitu Business to Consumer B2C dan Consumer to Consumer C2C. Dalam penelitian ini WTP yang digunakan sebagai variabel independen meliputi empat produk yaitu Kaos, Jaket, Sepatu, dan Jam Tangan sehingga terdapat empat model regresi. Variabel independen yang digunakan adalah Trust, Risk Preference, Bad Experience, Business Model, dan Website Quality bersama variabel kontrol antara lain yaitu asal fakultas, umur, expenditure, gender dan dummy yang menunjukkan apakah responden pernah berbelanja di situs yang digunakan di dalam kuesioner. Penelitian ini dilakukan di Universitas Indonesia dengan responden sebesar 330 mahasiswa/i dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen survei.Hasil penelitian menunjukkan variabel yang memengaruhi WTP kaos secara signifikan hanya Risk Preference, Business Model. Variabel yang memengaruhi WTP Jaket secara signifikan adalah Trust, Risk Preference, Bad Experience, Website Quality dan Business Model. Variabel yang memengaruhi WTP Sepatu sama secara signifikan adalah Trust, Risk Preference dan Business Model. Variabel yang memengaruhi WTP Jam Tangan secara signifikan adalah Risk Preference dan Business Model. Hasil penelitian ini juga mencerminkan bahwa memang benar adanya peningkatan premium WTP antara kedua model bisnis dari WTP Jaket hingga WTP Jam Tangan, namun Premium WTP kaos lebih tinggi dari Premium WTP Jaket diantara kedua model bisnis.

This thesis is conducted to answer 2 questions, which are finding the determinants that influence the Willingness to Pay WTP for a product when shopping online and finding the premium from WTP when being compared with both business models, which are Business to Consumer B2C and Consumer to Consumer C2C. In this study, the WTP is used as dependent variable that includes 4 products which are T shirts, Jackets, Shoes, and Watches therefore, there are four regression models. Independent variables include Trust, Risk Preference, Bad Experience, Business Model, and Website Quality along with other control variables, which are faculty of origin, expenditures, age, and gender. This research was conducted at Universitas Indonesia with 330 respondents by using a questionnaire as the survey instrument. The results show that the only variable that significantly affects the WTP for Shirts is Risk Preference and the Business Model. The variables that significantly affect the WTP for Jackets are Trust, Risk Prefernce, Bad Experience, Website Quality and Business Model. Variables that significantly affect WTP for Shoes are Trust, Risk Preference and Business Models. Variables that significantly affect WTP of Watches are Risk Preference and Business Model. The results of this study also reflect that it is true that there is an increase in premium WTP between the two business models from WTP Jackets to WTP Watches, but the Premium WTP for Shirts is higher than Premium WTP for Jackets between the two business models.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munib Ansori
"ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi dan memacu pertumbuhan Business to Consumer B2C e-commerce lintas negara. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data panel pada 14 negara dalam periode 2010-2016. Pendekatan analisis ekonometrika berupa regresi linier berganda dengan teknik estimasi Generalized Least Square GLS diterapkan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi pemacu perdagangan online. Studi ini memberikan kesimpulan bahwa penetrasi pengguna internet, kesiapan regulasi transaksi elektronik, dan kemudahan akses modal ventura merupakan pemacu pertumbuhan B2C e-commerce karena memiliki pengaruh yang positif dan signifikan. Kesimpulan tersebut diperkuat oleh hasil simulasi kondisi terbaik, medium, terburuk, dan khusus Indonesia. Dengan demikian, hasil penelitian ini memiliki implikasi pada kebijakan publik di Indonesia sehingga dapat digunakan oleh regulator sebagai bahan kajian untuk mengembangkan e-niaga di Tanah Air.

ABSTRACT
This research is intended to identify the factors that influence and drive the growth of cross country Business to Consumer B2C e commerce. The data used in the research is panel data on 14 countries in the period 2010 2016. The analytical approach of econometrics of multiple linear regression with Generalized Least Square GLS estimation technique is applied to identify the factors that become the driver of cross country e trade. This study concludes that internet user penetration, electronic transaction regulation, and ease of venture capital access are the driving force because it has a significant and positive influence to the B2C e commerce growth. This conclusion is reinforced by simulation results of the best, medium, worst, and specific condition in Indonesian. Therefore, the results of this study have implications on public policy in Indonesia, so that it can be used by the regulator as a lesson learned to develop e commerce business in the country."
2018
T51653
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalisa Nurfajri
"Meningkatnya jumlah UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di Indonesia telah memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia, tetapi banyak UMKM yang tidak dapat mengelola bisnisnya dengan baik. UMKM Inap at Capsule merupakan UMKM yang bergerak di industry perhotelan dan menyediakan jasa penginapan dengan konsep tempat tidur kapsul. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode business coaching, sebuah riset kualitatif, untuk memetakan kondisi dan masalah UMKM, dilanjutkan dengan mengambil tindakan korektif untuk mengimplementasikan solusi perbaikan. Hasilnya menunjukkan bahwa UMKM tidak mendesain website dengan efektif dan tidak memperbarui informasi pada website sehingga banyak konten yang sudah tidak relevan. Selain itu, inkonsistensi dalam menampilkan harga kamar sangat berpotensi menyebabkan pengunjung website bingung. Masalah lain adalah tingkat awareness potential customer disekitar UMKM masih sangat rendah, serta desain eksterior dari hotel yang tidak menggambarkan hotel. Maka solusi yang ditawarkan adalah mengembangkan desain website serta desain eksterior bangunan hotel untuk mendukung kegiatan pemasaran. Survei dilakukan untuk mendukung bukti hasil perbaikan. Hasilnya, terdapat peningkatan signifikan penilaian oleh responden pada aspek visual, informasi dan tampilan keseluruhan usulan desain website yang baru dibanding desain yang lama. Desain eksterior juga mendapat penilaian yang tinggi berdasarkan penilaian hasil kuesioner. Penelitian ini bertujuan untuk membantu UMKM Inap at Capsule mengelola kegiatan pemasarannya dengan mengembangkan desain website serta desain eksterior bangunan hotel.

The increasing number of MSMEs (Micro, Small and Medium Enterprises) in Indonesia has had a positive contribution to Indonesias economy, but many MSMEs unable to manage their business well. Inap at Capsule is an MSME in hospitality industry, that offers hospitality services with capsule bed concept. The data were collected using business coaching methods, a qualitative research that used to mapping MSMEs condition and problem, then take a corrective action to implement solutions for improvement. The result shows that the MSME doesnt design the official website effectively and update the website regularly. Other problems are low awareness of potential customer around MSME and poor aesthetics of hotel exterior design.  The solutions offered include developing of website design and hotel exterior design of Inap at Capsule. Surveys were also conducted to support evidence of the improvement result. As the results, there was a significant increase in the respondents assessment of the visual aspects, information and overall appearance of the new website design compared to the existing ones. Hotel exterior design also got high score from respondent assessment. This study aims to help Inap at Capsule hostel to manage their marketing activities by designing new website and hotel exterior design. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>