Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syeri Febriyanti
Abstrak :
Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan dunia. Prevalensi hipertensi diprediksi akan terus meningkat hingga tahun 2025 nanti. Di Indonesia, penderita hipertensi didominasi oleh penduduk berjenis kelamin perempuan. Salah satu faktor risiko yang bisa menyebabkan kejadian hipertensi adalah penggunaan kontrasepsi hormonal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal pasca salin dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur. Desain penelitian adalah cross sectional dilakukan pada Januari-Juni 2023 menggunakan data Riskesdas 2018. Kelompok terpajan adalah 45.178 responden yang menggunakan kontrasepsi hormonal dan kelompok tidak terpajan adalah 30.845 responden yang tidak menggunakan kontrasepsi hormonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengguna kontrasepsi hormonal pasca salin dengan kejadian hipertensi setelah mengendalikan umur dan indeks masa tubuh dengan nilai PR=1,10 (1,06– 1,12). Pada penelitian ini juga menilai hubungan antara jenis kontrasepsi hormonal pasca salin diantaranya kontrasepsi suntikan 3 bulan dengan nilai PR=1,08 (CI 95% 1,05-1,12); kontrasepsi suntikan 1 bulan dengan nilai PR 0,99 (CI 95% 0,93-1,05); kontrasepsi implan PR 0,90 (CI 95% 0,84-0,96); dan kontrasepsi pil PR 1,30 (CI 95% 1,23-1,35). Hal ini diharapkan bisa menjadi gambaran bahwa pemilihan kontrasepsi sangatlah penting untuk mencegah hipertensi dikemudian hari. ......Hypertension is one of diseases caused world health problems. The prevalence of hypertension is predicted will be increase. Hypertension in Indonesia are dominated by the female population. One of the risk factors caused hypertension is the use of hormonal contraception. This study aims to determine the association between the last birth hormonal contraception and the prevalence of hypertension. The research design was cross-sectional from January to June 2023 used the 2018 Riskesdas data. The exposed group was 45,178 respondents who used hormonal contraception and the unexposed group was 30,845 who did not use hormonal contraception. The results showed that there was a significant association between the use of hormonal contraception and the prevalence of hypertension after controlling for age and body mass index with AdjPR 1.10 (95% CI 1.06–1.12). This study also assessed the association between types of hormonal contraception including 3-month injection contraception with AdjPR value of 1.08 (95% CI 1.05-1.12); 1-month injectable contraception with AdjPR value of 0.99 (95% CI 0.93-1.05), implant contraceptive AdjPR 0.90 (95% CI 0.84-0.96), and contraceptive pill AdjPR 1.30 (95% CI 1.23-1.35). This is expected to illustrate the importance of choosing the right contraception to prevent the hypertension.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan Dwi Yulianto
Abstrak :

Abstrak

Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk di Indonesia. Sekumpulan faktor risiko yang dapat berinteraksi bersama terdiri dari obesitas sentral, kadar trigliserida tinggi, kadar kolesterol HDL rendah, kadar GDP tinggi, dan hipertensi dikenal dengan istilah sindrom metabolik (IDF, 2006). Seseorang yang mengalami sindrom metabolik mempunyai peluang 3 kali untuk mengalami serangan jantung dan stroke (IDF, 2006). Sementara, menurut IDF (2006)diestimasi bahwa 20-25% penduduk dewasa di dunia mengalami sindrom metabolik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sindrom metabolik dengan kejadian stroke pada penduduk berusia ≥ 15 tahun di Indonesia setelah dikontrol oleh variabel kovariat. Desain studi penelitian yaitu potong lintang (cross sectional) dengan menggunakan data Riskesdas 2018. Sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diperoleh sebesar 24.451 responden. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh proporsi stroke berdasarkan diagnosis dokter sebesar 1,2%. Proporsi sindrom metabolik diperoleh sebesar 24,4%. Hasil analisis multivariat diperoleh hubungan yang signifikan antara sindrom metabolik dengan kejadian stroke (nilai p = 0,000) dengan aPOR sebesar 2,415 (95% CI: 1,883-3,099) dan diperoleh adanya variabel confounding yaitu variabel jenis kelamin dan usia. Sindrom metabolik dapat menjadi faktor yang penting untuk diperhatikan dalam upaya pencegahan dan pengendalian stroke di Indonesia.

Kata Kunci: Sindrom Metabolik; Stroke; Riskesdas 2018

 


Abstract

Stroke is a non-communicable disease that becomes one of public health problems in the world, including in Indonesia. A group of risk factors that can be interacted together including central obesity, high triglyceride levels, low HDL levels, high GDP levels, and hypertension are known as metabolic metabolism (IDF, 2006). The person who has metabolic syndrome has a chance 3 times to have heart attacks and strokes (IDF, 2006). Meanwhile, according to IDF (2006) it is estimated that 20-25% of the adult population in the world having metabolic syndrome. This research aims to study the relationship between metabolic syndrome and stroke event in population aged ≥ 15 years old in Indonesia after being controlled by covariate variables. The design study of this research is cross sectional using data from Riskesdas 2018. The sample of this research that met the inclusion and exclusion criteria was 24,451 respondents. Based on the result of the analysis, the proportion of strokes based on the doctor's diagnosis is 1.2%. The proportion of metabolic syndrome obtained is 24.4%. The results of multivariate analysis obtained a significant relationship between metabolic syndrome and stroke event (p = 0,000) with aPOR of 2,415 (95% CI: 1,883-3,099) and obtained confounding variables such as gender and age. Metabolic syndrome can be an important factor to consider in efforts to prevent and control stroke event in Indonesia.

Keywords: Metabolic Syndrome; Stroke; Riskesdas 2018

 

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azkia Nur Zahrah
Abstrak :
Anak di bawah 5 tahun (balita) merupakan populasi dengan risiko anemia tertinggi dibandingkan dengan populasi kelompok usia lainnya (WHO, 2023). Prevalensi anemia pada populasi balita di Indonesia cenderung terus mengalami peningkatan dari 27,7% pada tahun 2007, kemudian meningkat sedikit menjadi 28,1% pada tahun 2013 dan meningkat tajam menjadi 38,5% pada tahun 2018 (Kemenkes RI, 2018). Pada kelompok usia balita, anak usia 6 – 23 bulan menjadi kelompok usia dengan risiko tertinggi untuk mengalami anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada anak usia 6-23 bulan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan data sekunder dari Riskesdas 2018. Sampel penelitian merupakan anak usia 6-23 bulan di Indonesia dengan total sampel sejumlah 331 anak. Hasil penelitian menemukan besar prevalensi anemia pada anak usia 6-23 bulan di Indonesia sebesar 58,9%. Berdasarkan hasil analisis bivariat, terdapat hubungan positif yang signifikan antara jenis kelamin (PR = 1,339; 95% CI  1,033-1,635) dan hubungan negatif yang signifikan (protektif) antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian anemia pada anak usia 6-23 bulan di Indonesia (PR = 0,613 95% CI 0,537-1,290). Penggalakan program pemeriksaan Hb anemia pada anak usia 6-23 bulan, pemberian PMT yang kaya zat besi kepada anak usia 6-23 bulan dengan anemia, serta edukasi mengenai anemia pada anak melalui posyandu maupun puskesmas setempat diperlukan untuk mencegah dan mengendalian anemia pada anak. ......Toddlers are the population with the highest risk of anemia compared to other age group populations (WHO, 2023). The prevalence of anemia in the under-five population in Indonesia tends to continue to increase from 27.7% in 2007, then increased slightly to 28.1% in 2013 and increased sharply to 38.5% in 2018 (Ministry of Health RI, 2018). In the toddler age group, children aged 6-23 months are the age group with the highest risk for anemia. This study aims to determine the factors associated with the incidence of anemia in children aged 6-23 months in Indonesia. This study used a cross-sectional study design with secondary data from the 2018 Riskesdas. The research sample was children aged 6-23 months in Indonesia with a total sample of 331 children. The results of the study found that the prevalence of anemia in children aged 6-23 months in Indonesia was 58.9%. Based on the results of bivariate analysis, there was a significant positive relationship between gender (PR = 1.339; 95% CI 1.033-1.635) and a significant negative (protective) relationship between exclusive breastfeeding and the incidence of anemia in children aged 6-23 months in Indonesia ( PR = 0.613 95% CI 0.537-1.290). Promoting programs for checking Hb anemia in children aged 6-23 months, giving PMT which is rich in iron to children aged 6-23 months with anemia, as well as education about anemia in children through posyandu and local health centers is needed to prevent and treat anemia in children.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhanifah Hamdah
Abstrak :
Difteri merupakan penyakit re-emerging yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria dan menyebabkan kematian. Kematian akibat difteri ini di dunia memiliki CFR 5 – 10% dan di Indonesia CFR difteri sebesar 2% sehingga masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kematian akibat difteri di Indonesia Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan data surveilans laporan rutin kasus difteri di Indonesia tahun 2018. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan unit analisis individu yang menderita difteri di Indonesia tahun 2018. Pada penelitian ini didapatkan 817 kasus dengan 2,8% penderita meninggal dan tempat tinggal responden paling banyak di Jawa Barat, yaitu 211 penderita. Faktor jenis kelamin, status imunisasi primer difteri, dan status pemberian Anti Difteri Serum (ADS) tidak berhubungan secara statistik dengan kematian akibat difteri. Faktor yang berhubungan secara statistik dengan kematian akibat difteri, yaitu umur < 15 tahun (OR = 7,863; 95% CI = 1,831 – 33,77) dan diagnosis penderita difteri konfirmasi laboratorium (OR = 2,774; 95% CI = 1,000 – 7,693). ......Diphtheria is a re-emerging disease caused by the Corynebacterium diphtheria bacteria and causes death. The death from diphtheria in the world has CFR of 5-10% while in Indonesia has CFR is 2% that make it becomes one of public health concerns. This study aims to determine the factors associated with diphtheria deaths in Indonesia in 2018 using surveillance data on routine reports of diphtheria cases in Indonesia in 2018. The study design used was cross-sectional with a unit of analysis of individuals suffering from diphtheria in Indonesia in 2018. In this study there were 817 cases with 2.8% of patients dying and mostly of them living in West Java province (211 patients). Sex factors, primary diphtheria immunization status, and Serum Anti Diphtheria (ADS) status were not statistically related to diphtheria deaths. Factors statistically associated with diphtheria deaths were age <15 years (OR = 7.863; 95% CI = 1,831 - 33,77) and diagnosis of diphtheria patients from laboratory confirmation (OR = 2,774; 95% CI = 1,000 - 7,693).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zuriyatin Auliyarrahman Jauhari
Abstrak :
Depresi menjadi penyebab utama disabilitas di seluruh dunia dan berkontribusi pada beban penyakit global. Dampak depresi yang tidak tertangani adalah bunuh diri dimana hal ini akan meningkatkan angka mortalitas nasional. Prevalensi depresi di Indonesia meningkat dari 3,7% menjadi 6,1% di tahun 2015 ke tahun 2018. Diabetes melitus yang merupakan faktor risiko depresi juga mengalami peningkatan prevalensi pada periode tahun yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan diabetes melitus dengan kejadian depresi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang. Sumber data yang digunakan yaitu data sekunder Riskesdas 2018. Responden penelitian adalah penduduk di Indonesia yang berusia ≥ 18 tahun. Terdapat 646.000 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan hasil analisis didapatkan prevalensi depresi sebesar 6% dan prevalensi diabetes melitus sebesar 2,2%. Terdapat hubungan yang signifikan antara diabetes melitus dengan depresi. Responden yang memiliki diabetes melitus 1,8 kali (POR=1,827; 95%CI=1,732—1,927) lebih mungkin untuk mengalami depresi dibanding dengan seseorang yang tidak memiliki diabetes melitus setelah dikontrol oleh variabel penyakit kronis lain. ......Depression is becoming the leading cause of disability worldwide and contributing to the global burden of disease. The impact of untreated depression is suicide, which raises the national mortality rate.  The prevalence of depression in Indonesia increased from 6% to 6.1% in 2015 to 2018. Diabetes mellitus as a risk factor for depression also has prevalence which keep increasing in 2015 to 2018. This study aims to determine the relationship between diabetes mellitus and depression in Indonesia. This study used a cross-sectional study design. The data source used was secondary data obtained from Riskesdas 2018. The respondents of the study were all population in Indonesia aged ≥ 18 years. There were 646000 respondents that matched the inclusion and exclusion criteria. The results of the study found that the prevalence of depression was 6% and the prevalence of diabetes mellitus was 2.2%. There is a significant association between diabetes mellitus and depression. Respondents who had diabetes mellitus 1.8 (POR=1.827; 95%CI=1.732—1.927) more likely to become depressed than those who did not have diabetes mellitus after being controlled by other chronic disease variable.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Mudjiyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Berita hoaks dan ujaran kebencian bertebaran dimedia sosial akan mempengaruhi preferensi pemilih yang menggunakan hak suaranya berdasarkan informasi kualitas dan visi dari perserta Pemilu. Penyebaran hoaks dan ujaran kebencian mengancam demokrasi untuk mencapai kesejahteraan bangsa. Terintegrasi dengan lanskap digital merupakan keniscayaan dan hoaks adalah bagian tak terpisahkan dari lanskap digital. Maka dibutuhkan mentalitas kritis dan verifikasi yang memungkinkan masyarakat hidup berdampingan dengan hoaks. Hoaks tidak ada kaitannya dengan kebebasan berekspresi karena itu merupakan manipulasi. Strategi terbaik melawan hoaks, pemerintah mendorong edukasi dan literasi digital masyarakat, pemuka masyarakat, komunitas dan media massa konvensional menyajikan informasi yang proporsional dan berkualitas, masyarakat menghasilkan dan berbagi konten positif, sehingga dapat menggeser suplai hoaks di media sosial, serta menerapkan tindakan hukum yang efektif bagi penyebar hoaks.
Jakarta : BPSDMP Kominfo , 2018
384 KOMAS 14:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Riko Ferdinand Immanuel
Abstrak :
Perekonomian Indonesia sebagian besar ditopang oleh UMKM. Pemerintah berupaya mendorong voluntary tax compliance UMKM sebagai wajib pajak dengan peredaran bruto tertentu, dengan menerapkan perubahan kebijakan presumptive tax melalui PP 23 Tahun 2018. Penelitian dilakukan menggunakan model Fixed Effect pada level agregat 34 provinsi di tahun 2015-2019, untuk menguji dampak penerapan PP 23 Tahun 2018 terhadap pendaftaran wajib pajak dengan peredaran bruto tertentu dibandingkan kebijakan presumptive tax sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan PP 23 Tahun 2018 secara signifikan berhasil meningkatkan pendaftaran wajib pajak dengan peredaran bruto tertentu. Berdasarkan hasil estimasi juga ditemukan beberapa variabel kontrol yang berpengaruh positif dan signifikan, yaitu variabel KREDIT dan variabel SelfEmploy2. ......The Indonesian economy is largely supported by MSMEs. The government is trying to encourage voluntary tax compliance for MSMEs as taxpayers with certain gross turnover, by implementing changes to the presumptive tax policy through PP-23/2018. The research was conducted uses the Fixed Effect model at the aggregate level of 34 provinces in 2015-2019, to test the impact of implementing PP-23/2018 on taxpayer registration with certain gross turnover compared to the previous presumptive tax policy. The results of the study show that the application of PP-23/2018 has significantly succeeded in increasing the registration of taxpayers with a certain gross turnover. Based on the estimation results, it was also found that several control variables had a positive and significant effect, namely the CREDIT and the SelfEmploy2.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Aghnianuri
Abstrak :
Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator keberhasilan program kesehatan Ibu dan anak. Pemberian ASI eksklusif kepada bayi merupakan salah satu cara efektif agar dapat menurunkan Angka Kematian Bayi di Indonesia. Cakupan ASI eksklusif berdasarkan Riskesdas 2018 sebesar 37,3%, hal tersebut belum memenuhi minimal 50% dari target nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif 6 bulan pada anak usia 6-23 bulan di Pulau Jawa. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Riskesdas tahun 2018 dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 3.623 yang terdiri dari ibu berusia 15-49 tahun yang memiliki anak berusia 6-23 bulan terakhir. Analisis data berupa analisis bivariabel dengan metode chi-square dan analisis multivariabel dengan metode regresi logistik berganda. Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif 6 bulan yaitu umur ibu, pendidikan ibu, paritas, berat lahir bayi, metode persalinan, tempat persalinan, IMD, frekuensi kunjungan ANC, dan konseling ASI saat PNC. Faktor yang paling berpengaruh dalam pemberian ASI eksklusif adalah berat bayi lahir, dimana bayi yang lahir dengan berat <2500 gram 1.62 kali lebih berisiko untuk tidak diberikan ASI eksklusif dibandingkan yang memiliki berat ≥2500 gram (OR 1,52;95%CI: 1,02-1,60), serta konseling ASI, dimana  ibu yang tidak memperoleh konseling ASI saat PNC secara signifikan berisiko 1.50 kali lebih besar untuk tidak memberikan ASI eksklusif 6 bulan dibandingkan memperoleh konseling ASI saat PNC, setelah dikontrol oleh variabel lainnya (OR 1.50; 95%CI: 1.17-1.92).  Diperlukan konseling ASI yang adekuat sejak masa kehamilan kepada ibu serta penambahan jumlah konselor laktasi sebagai upaya peningkatan capaianpemberian ASI Eksklusif. ...... The infant mortality rate was an indicator of the success of maternal and child health programs. Giving exclusive breast milk to babies is one effective way to reduce the infant mortality rate in Indonesia. Exclusive breastfeeding coverage based on Riskesdas 2018 is 37.3%. This number does not meet the minimum 50% of the national target. This study aims to determine the factors that influence exclusive breastfeeding for Six months in children aged 6-23 months on the island of Java. This research uses secondary data from the 2018 Riskesdas with a cross-sectional design. The research sample was 3,623 consist of mothers aged 15-49 years who had children aged 6-23 months. Data analysis took the form of bivariable analysis using the chi-square method and multivariable analysis using the multiple logistic regression method. Factors that influence exclusive breastfeeding for six months are the mother's age, mother's education, parity, baby's birth weight, delivery method, place of birth, IEB, frequency of ANC visits, and breastfeeding counseling during PNC. The most influential factor in giving exclusive breastfeeding is the birth weight of the baby, where babies born weighing <2500 grams are 1.62 times more likely to not be given exclusive breastfeeding than those weighing ≥2500 grams (OR 1,52;95%CI: 1,02-1,60), as well as breastfeeding counseling, where mothers who did not receive breastfeeding counseling during PNC had a significantly 1.50 times greater risk of not providing exclusive breastfeeding for six months compared to receiving breastfeeding counseling during PNC, after controlling for other variables (OR 1.50; 95%CI: 1.17 – 1.92).  Adequate breastfeeding counseling is needed from the time of pregnancy to mothers as well as increasing the number of lactation counselors as a support to improve rates of exclusive breastfeeding.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metaria Tri Sandi Eda
Abstrak :
Dengan ditetapkannya RPJMN 2020-2024, penerapan manajemen risiko menjadi suatu keharusan bagi seluruh instansi pemerintah. Manajemen risiko harus diterapkan dalam mengelola kinerja, guna mendukung pencapaian tujuan yang ditetapkan dalam RPJMN. Kementerian X sebagai lembaga negara tidak terlepas dari risiko, beberapa kali menjadi sorotan media dalam sejumlah kasus, mulai dari masalah korupsi, masalah keimigrasian, penegakan hukum hingga kerusuhan di penjara. Makalah ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan manajemen risiko di Kementerian X dan peran Inspektorat Jenderal sebagai audit internal dalam manajemen risiko. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan data dilakukan dalam bentuk observasi dan wawancara. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan ISO 31000: 2018 dan standar yang dikeluarkan oleh IIA. Hasil penelitian berupa evaluasi dan saran untuk meningkatkan efektivitas manajemen risiko dan peran audit internal untuk memberikan nilai tambah, meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan organisasi. Penerapan manajemen risiko di Kementerian X masih dalam tahap pengembangan dan berada pada level risk aware. Struktur manajemen risiko dan budaya sadar risiko belum terbentuk, dibutuhkan komitmen pimpinan untuk hal tersebut. Selain itu, terdapat kelemahan pada Formulir Manajemen Risiko dan Peraturan Menteri X, penelitian ini memberikan rekomendasi perbaikan. Inspektorat Jenderal belum menjalankan peran intinya sebagai lini ketiga dalam memberikan asurans atas penerapan manajemen risiko, karena masih fokus pada kegiatan asistensi manajemen risiko dan peran konsultasinya ......With the enactment of RPJMN 2020-2024, implementing risk management is a must for all government institutes. Risk management must be applied in managing institute performance, in order to support the achievement of the objectives set out in the RPJMN. Ministry of X as a state institution is inseparable from risk. It has been in the media spotlight several times in a number of cases, ranging from issues of corruption, immigration issues, law enforcement until riots in prison. The paper aims to evaluate the application of risk management in X Ministry and the role of the Inspectorate General as an internal audit in risk management. This research uses descriptive qualitative method with a case study approach. Data collection methods were carried out in the form of observations and interviews. The evaluation was carried out using ISO 31000: 2018 and the standards issued by IIA. The results of the study are evaluations and suggestions for improving the effectiveness of risk management and the role of internal audit to provide added value, improve performance and achieve organizational goals. The implementation of risk management in X Ministry is still in the development stage and is at the level of risk aware, it has not been implemented in all work units. The risk management structure and risk awareness culture have not been establish, it requires leadership commitment. In addition, there are weaknesses in risk management tools and Ministerial Regulation X, this study provides recommendations for improvement. The Inspectorate General has not yet carried out its core role as a third line in providing assurance for the implementation of risk management, because it still focuses on risk management assistance activities and its consultancy role
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanisa Karima
Abstrak :
ABSTRAK
Analisis mekanisme fokus dilakukan terhadap 5 gempa bumi besar yang terjadi di Lombok selama bulan Juli-Agustus 2018 dengan menggunakan program KIWI dengan tujuan untuk membandingkan parameter sumber 5 gempa bumi tersebut. Prinsip program KIWI adalah mengolah tiga komponen gelombang gempa bumi pada berbagai stasiun untuk dilakukan proses inversi agar mendapatkan moment tensor dengan bantuan Fungsi Green, yang kemudian digunakan untuk membuat gelombang sintetis. Parameter-parameter sumber diambil dari gelombang sintetis tersebut, dan gelombang sintetis dianggap baik apabila kecocokan dengan gelombang observasinya memiliki nilai misfit dibawah 1. Seletah dilakukan pengolahan data untuk kelima event gempa bumi tersebut, didapatkan bahwa gempa bumi pada 29 Juli 2018 (Mw = 6,5) memiliki nilai strike sebesar 64o, nilai dip 21o, dan nilai rake 75o untuk bidang pertama, dan nilai strike sebesar 260o, nilai dip 70o, dan nilai rake 96o untuk bidang kedua.Gempa bumi tanggal 5 Agustus 2018 (Mw = 6,9) memiliki nilai strike 61o, nilai dip 28o, dan nilai rake 93o untuk bidang pertama, dan nilai strike sebesar 238o, nilai dip 62o, dan nilai rake 88o untuk bidang kedua. Lalu, gempa bumi tanggal 9 Agustus 2018 (Mw = 5,9) memiliki nilai strike 62o, nilai dip 36o, dan nilai rake 81o untuk bidang pertama, dan nilai strike sebesar 253o, nilai dip 55o, dan nilai rake 96o untuk bidang kedua. Kemudian, pada gempa bumi pertama di tanggal 19 Agustus 2018(Mw = 6,3), didapatkan nilai strike 74o, nilai dip 18o, dan nilai rake 93ountuk bidang pertama, dan nilai strike sebesar 251o, nilai dip 73o, dan nilai rake 89ountuk bidang kedua. Terakhir, pada gempa bumi kedua di tanggal 19 Agustus 2018(Mw = 6,9), didapatkan nilai strike 67o, nilai dip 29o, dan nilai rake 87o untuk bidang pertama, dan nilai strike sebesar 250o, nilai dip 61o, dan nilai rake 92o untuk bidang kedua. Kelima gempa bumi ini memiliki parameter sumber yang serupa, dan memiliki bola-bola fokal yang menyatakan bahwa jenis sesar pada gempa bumi-gempa bumi ini adalah reverse fault atau patahan naikdengan bentuk bola fokal yang serupa, serta waktu kejadian dan jarak yang berdekatan sehingga kemungkinan besar disebabkan oleh sistem patahan yang sama.
ABSTRACT
Focal mechanism study was carried out on 5 major earthquakes that occurred in Lombok onJuly-August 2018 using the KIWI program with the aim of comparing the parameters of the 5 earthquake sources. The principle of the KIWI program is to process three earthquake wave components at various stations to do an inversion process to obtain the moment tensor with the help of the Greens Function, which is then used to make synthetic waves representing the observation waves. Source parameters are taken from these synthetic waves, and synthetic waves are considered good if the match with the observation waves have a misfit value below 1. After data are processedfor all the five earthquake events, it was found that the earthquake on July 29th, 2018 (Mw = 6,5) had a strike value of 64o, the value dip 21o, and rake value 75o for the first plane, and strike value of 260o, dip value 70o, and rake value 96o for the second plane. The earthquake on August 5th, 2018 (Mw = 6,9) has a strike value of 61o, a dip value of 28o, and a rake value of 93o for the first plane, and a strike value of 238o, a dip value of 62o, and a rake value of 88o for the second plane. Then, the August 9th, 2018(Mw = 5,9) earthquake had a strike value of 62o, a dip value of 36o, and arake value of 81ofor the first plane, and a strike value of 253o, a dip value of 55o, and a rake value of 96o for the second plane. For the first earthquake on August 19th, 2018 (Mw = 6,3), the strike value was 74o, the dip value was 18o, and the rake value was 93ofor the first plane, and the strike value was 251o, the dip value was 73o, and the rake value was 89o for the second plane. Finally, for the second earthquake on August 19th, 2018(Mw =6,9), the strike value was 67o, the dip value was 29o, and the rake value was 87o for the first plane, and the strike value was 250o, the dip value was 61o, and the rake value was 92o for the second plane. These five earthquakes have similar source parameters, and have focal balls which state that the type of fault in these earthquakes are reverse faults. The similar source parameters, close range of time of occurrence & hypocenter distances indicate that the earthquake events were most likely caused by the same fault.
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>