Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meriantie
Abstrak :
Kepemimpinan secara jelas melibatkan lebih dari sekedar menggunakan kekuasaan dan menjalankan wewenang serta ditampilkan dalam tingkat yang berbeda. Pada tingkat individu, misalnya, kepemimpinan melibatkan pemberian nasehat, bimbingan, inspirasi dan motivasi (Robert Kreitner dan Angelo Kirticki, 2005:299). Sesuai dengan kutipan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kepemimpinan dengan motivasi kerja dalam Kementerian BUMN. Dengan menngunakan telaah yang dilakukan oleh Pusat Riset dan Survei Universitas Michigan, peneliti ingin diketahui bagaimanakah perilaku kepemimpinan yang ada, apakah lebih berorientasi pada pegawai atau hanya kepada tugas. Sementara dengan menggunakan Teori Kebutuhan Berjenjang Maslow, ingin diketahui sampai pada tingkat manakah kebutuhan pegawai sudah terpenuhi. Hasil penelitian meliputi data primer dan sekunder. Data sekunder meliputi data kepegawaian yang diperoleh di Bagian Kepegawaian. Sedangkan data primer berupa pendapat pegawai yang dihimpun dengan metode angket. Scoring angket menggunakan skala ordinal Likert. Teknik pengambilan data primer dilakukan dengan melakukan penyebaran angket kepada sampel populasi yang berjumlah 187 orang, dengan Probability Sampling dengan teknik Proportionate Stratified Random. Tingkat respons responden adalah maksimal, terbukti dengan tingkat pengembalian kuesioner mencapai 100%. Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu instrumen di uji validitas dan reliabilitasnya dengan jumlah responden 30 orang. Pengujian validitas dengan teknik validitas eksternal dengan rumus Product Moment Pearson; sementara penguj ian reliabilitas dengan internal consistency dengan teknik Split Half, rumus Spearman Brown. Perhitungan datam penelitian ini keseluruhannya menggunakan bantuan SPSS 12. Setelah instrumen dinyatakan valid dan reliabel, dilanjutkan dengan penyebaran angket. Selanjutnya dilakukan analisis data dengan analisis distribusi tiap indikator. Dan selanjutnya dihitung hubungan antara dua variabel tersebut dengan menggunakan korelasi non parametrik Spearman's Rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan sangat nyata/signifikan dengan arah positif dan tingkat hubungan sedang antara variabel Kepemimpinan dan Motivasi Kerja. Selain itu ternyata orientasi kepemimpinan pada Kementerian BUMN adalah kepemimpinan berorientasi produksi/tugas, sementara tingkat jenjang kebutuhan yang telah terpenuhi dengan baik adalah kebutuhan dasar/fisiologis. Untuk meningkatkan Kepemimpinan dapat dilakukan salah satunya dengan Cara memberikan pelatihan dan pengembangan kepemimpinan di jajaran pejabat. sehingga para pejabat lebih mampu memainkan peran dan fungsinya dengan baik. Sementara untuk meningkatkan Motivasi Kerja pegawai dapat dilakukan salah satunya dengan lebih menghargai pegawai, tidak hanya memberikan pemenuhan kebutuhan dasar saja, tapi juga dengan memberikan penghargaan dan kesempatan untuk maju kepada pegawai.
Leadership obviously involved more than using power and running the authority and then viewed it in a different level. In individual level, leadership involved giving advice, coaching, inspiration and motivation (Robert Kreitner and Angelo Kinicki, 2005:299). According to that quotation above, researcher interested to know whether there was a relation between leadership and work motivation in Ministry of State Owned Enterprises. Using the study were conducted by Research and Survey Centre in University of Michigan, researcher would like to know what behaviour of leadership that really exists, whether employee orientation or task orientation. While using The Theory of Hierarchical Needs by Abraham Maslow, researcher would like to know until what level the employee's needs was compiled. The result of observation were primary and secondary data. Secondary data included the human resources data that came from employee affairs department. Whereas primary data was in the form of opinion's employees which were gathered by questionnaires. Data scoring used ordinal scale Likert. The technique for gathering primary data was collected by spreaded questionnaires to the sample population of 187 persons, which used probability sampling with Proportionate Stratified Random Sampling. Response level of respondent was maximal, it was proved by returning level of questionnaire at 100%. Before the analysis were conducted, first the instrument was test its validity and reliability to 30 respondents. Validity test was conducted in construct validity with Product Moment Pearson's formula. Reliability test was conducted with internal consistency by split half technique, Spearman Brown' formula. All calculation in this research used SPSS 12. After the instrument was declared valid and reliable, then the questionnaires were spreaded. After that, data analysis was done with distribution analysis for every indicator. And then the relation between leadership and motivation was calculated with non parametric correlation, Spearman's rho. The result of this research indicated that there was a relation between leadership and motivation with positif direction dan the level of relation was medium. Besides that, the laeadership orientation in Kementerian BUMN was task oriented. According to the Maslow's theory, employees needs were compiled was in basic needs. In order to increase the leadership's ability, one way is by giving some trainings and leadership development, so that the leaders can do better a leadership role. While to increase the motivation of employees, the leader must appreciate their employee, not just give them a basic needs.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusmiyanti
Abstrak :
This research is intended to know the effect of leadership, environment work and motivation to the performance of employee at Akademi Ilmu Pemasyarakatan. The background of this research is many problems that connected with the performance of employee. By this indication, there are many problem that unbalance. The researcher use Nash?s theory, Gary Yulk?s theory and John D. Miller?s theory to illustrate about leadership, Alex S.Nitisemito?s theory to illustrate about environment work, Abraham Maslow?s theory to illustrate about motivation and Miner?s theory to illustrate about performance. This research method in used is a survey method. The writer use primary and secondary data. Approach which used in this research is the quantitative research an spread closed questioner to 37 respondents. Before conducting the analysis, a validity test was conducted on all instruments and reliability test. Verified and reliable data then was analyzed further by using correlation test of t test to determine the relation between leadership-performance, environment work-performance, and motivation-performance. As to determine the relation between leadership, environment work and motivation on performance, F test analysis is used. From the analysis, it can be concluded that between motivation, there is a high coefficient correlation with correlation 0,380. Between environment work and performace, there is a second coefficient correlation with correlation 0,360. Between motivation and performance there is a third coefficient correlation with correlation 0,253.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 25011
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrudin Hidayat
Abstrak :
Masalah pengelolaan sampah sampai saat ini menjadi salah satu permasalahan yang cukup sulit untuk diatasi, terutama masalah sampah rumah tangga. Sampah rumah tangga adalah sampah yang dihasilkan dari rumah penduduk. Sampah akan menjadi masalah di perkotaan karena tidak dikelola dengan benar dari sumbernya. Sampah sebagai benda buangan dapat bernilai ekonomis jika dalam penanggulangannya dilakukan secara tepat dan benar. Dimulai dari ide bagaimana mengupayakan pencegahan timbunan sampah secara maksimal. Dengan cara memilah sampah organik dan anorganik. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos, sementara sampah anorganik yang berupa kertas, dapat didaur ulang kembali menjadi produk kertas yang masih dapat diolah menjadi bentuk kertas yang dinamakan dengan kertas daur ulang. Program Intervensi ini dilaksanakan di wilayah Kelurahan Pekayon Jaya, tepatnya di Perumahan Pondok Pekayon Indah. di wilayah tersebut terdapat sebuah organisasi kepemudaan (HIPPI) Himpunan Pemuda Pondok Pekayon Indah yang mempunyai salah satu kegiatan rutin dalam melakukan daur ulang kertas, 5 orang anggota kelompok tersebut sudah mahir mengolah sampah kertas menjadi kertas daur ulang, 5 orang inilah yang akan menjadi kelompok target intervensi. karena penulis melihat peluang untuk melakukan Intervensi di wilayah ini yang lebih difokuskan kepada pengelolaan sampah anorganik, dalam hal ini adalah produk kertas daur ulang, untuk diolah dan dijadikan produk yang mempunyai nilai komersil, seperti kartu nama, sertifikat, kartu undangan dan lain lain dan kemudian memasarkannya. Baseline Study sebagai studi pendahuluan sebelum intervensi dilakukan, dimaksudkan sebagai tahap pencarian data yang akan menjadi indikator untuk melihat dibutuhkan atau tidaknya sebuah intervensi pada suatu kelompok dalam komunitas. Dalam melaksanakan program yang mengangkat topik Meningkatkan Motivasi Kewirausahaan Dalam Bidang Daur Ulang Kertas di Pondok Pekayon Indah, perancangan baseline study diarahkan pada pengembangan produk dan pemasaran kertas daur ulang sebagai output intervensi. metode baseline study yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan Forum Group Discussion. Strategi yang digunakan adalah dengan mengadakan diskusi secara intensif dan program edukasi melalui pelatihan motivasi, serta memberikan contoh direct marketing. Dengan diterapkannya strategi-strategi intervensi diatas diharapkan 5 orang ini akan dapat mengembangkan varian produk kertas dan dapat memasarkan secara mandiri produk buatan mereka. Agar Sustainability program ini terjaga, saya bekerjasama dengan pengurus GPL dan membuat komitmen untuk tetap menjalankan program, mengevaluasi dan memodifikasinya bilamana diperlukan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18829
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djaelani
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Kepemimpinan dan Pelatihan dengan Motivasi kerja pegawai didalam melaksanakan tugas-tugas pembinaan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Bogor. Didasarkan pada pengalaman empiris dapat diindikasikan bahwa pegawai yang dimiliki Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Bogor mempunyai motivasi kerja yang rendah. Hal ini disebabkan 1). sebagian pegawai mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat sarjana dengan jurusan dan keterampilan yang berbeda, .sedangkan pemasyarakatan mempunyai jalur pendidikan khusus untuk mempersiapkan sumber daya manusianya yaitu AKIP ( Akademi Ilmu Pemasyarakatan ), sehingga kemampuan dan keterampilan dalam bidang pembinaan pemasyarakatan yang dimiliki pegawai sangat terbatas, 2). Pegawai yang ada sebagian berasal dari Departemen Penerangan dan Depertemen Sosial dengan Budaya kerja yang berbeda 3). kurang meratanya Pendidikan dan Pelatihan Teknis Pemasyarakatan. 4) kurangnya tingkat kesejahteraan pegawai . Kenyataan lain yang dapat dilihat yaitu masih adanya gangguan keamanan dan ketertiban seperti terjadinya perkelahian antara sesama tahanan / narapidana yang bahkan dapat menyebabkan kematian, adanya tahanan 1 narapidana yang melarikan diri dari lembaga pada siang hari tanpa melakukan bobol genteng atau peralatan lain, adanya bekas narapidana yang berulang kali masuk lembaga, sedangkan rendahnya motivasi pegawai dapat dilihat dari tingkat kehadiran yaitu : tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas, datang terlambat / tidak ikut apel pagi, datang absen pagi keluar kantor tanpa alasan yang jelas dan datang kembali waktu absen pulang serta datang pagi akan tetapi tidak menggunakan waktu sebagaimana mestinya. Dengan dasar latar belakang tersebut diatas dapat dikemukakan beberapa rumusan masalah dalam penelitian seperti : 1. Adakah hubungan antara Kepemimpinan dengan motivasi pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Bogor. 2. Adakah hubungan antara Pelatihan dengan Motivasi Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Bogor. 3. Adakah hubungan antara Kepemimpinan dan Pelatihan Secara bersama-sama dengan Motivasi Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Bogor. Sebagai faktor motivasional seorang pimpinan mutlak perlu menyusun program yang sistematik untuk mengembangkan bawahan baik jalur formal maupun informal, karena pentingnya pengembangan sebagai bagian integral dari usaha memberikan motivasi, maka jalur formal harus ditempuh melalui program pendidikan dan pelatihan bagi pegawai. Dalam penelitian ini digunakan konsep atau teori kepemimpinan yang efektif dengan lima landasan manajerial yang kokoh dari Chapman yang dikutip Dale Timpe dalam Hasibuan, konsep Pelatihan menggunakan teori Arep dan Mangunegara, den konsep motivasi menggunakan teori dua faktor dari Herzberg. Untuk mencari jawab atas pertanyaan penelitian diatas, maka pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode Survey yaitu dengan teknik menyebarkan kuesioner. Teknik pengambilan sample dengan menggunakan Teknik insidental sampling, sedangkan penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan Rumus Al-Rasyid. Dari 61 sampel yang ditetapkan untuk mewakili populasi sejumlah 155 orang, telah disebarkan sebanyak 66 eksemplar angket dan semuanya kembali. Dari data yang telah diuji validitas dan reiiabilitasnya maka dilakukan analisis korelasi Spearman Rank, Analisis korelasi Banda dan uji Signifikansi F hitung. dengan hasil : 1. Adanya hubungan yang positif, positif dan signifikan antara Kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Bogor. 2. Adanya hubungan yang positif, kuat dan signifikan antara Pelatihan dengan Motivasi kerja pegawai Lembaga pemasyarakatan Klas II A Bogor. 3. Adanya hubungan yang positif, kuat dan signifikan antara Kepemimpinan dan Pelatihan secara bersama-sama dengan motivasi kerja pegawai Lembaga pemasyarakatan Klas IIA Bogor. Dari hasil penelitian, disarankan untuk dapat meningkatkan dan memperbaiki motivasi pegawai dengan cara memperbaiki kualitas kepemimpinan, Pelatihan dan motivasi terutama indikator-indikator yang masih menjadi masalah dengan Cara bersama-sama atau parsial.
This research is done with an objective of exploring the relation between leadership and training with work motivation of officers in doing their rehabilitation duties for the inmates at the Class 2A Correctional Institution of Bogor. According to empiric experience, it indicates that almost all of the officers have minimum work motivation. This caused by: 1) some of the officers have different education background, from the elementary school until university with different kind of specialization, and also there is a special education program, that is AKIP (Akademi Ilmu Pemasyarakatan/Academy of Sociology Science), so the ability on rehabilitation program for the officers is limited; 2) Some of the officers transferred from the Department of Information and Social Works, which have different job description; 3) The training and education about Socialization system is not spread enough; 4) Incomplete salary for officers. Another reality shows that there still have security obstruction, for example fight between inmates that can cause death, inmates run away from prison without open the ceiling in the afternoon, recidivist that come back again to the jail. Minimum work motivation can be shown from the level of absence officer not come to the office without any permission, officers come too late, go home before the time, and also come to the office but not using the work time properly. Base on these realities, it can be formulated some problems in the research, such as 1. Is there any relationship between leadership with work motivation of officers at Class 2A Correctional Institutions of Bogor? 2. Is there any relationship between training with work motivation of officers at Class 2A Correctional Institutions of Bogor? 3. Is there any relationship between leadership and training together with work motivation of officers at Class 2A Correctional Institutions of Bogor? As the motivational factor, a leader should draw a systematical program to develop the employee from formal or informal lines. But it's better if a leader takes the formal line by education and training. In this analysis, we use Chapman's Effective Leadership Concept with 5 managerial bases, taken from Dale Timpe by Hasibuan, Training Concept using Mangunegara and Arep's theory, and Motivation Concept using two factor theory of Herzberg. To have the answers from the questions, we collect the data using survey method that is by spread questioners. The technique to collect the data is using Incidental Technique sampling, and to decide the number of samples, we using Al-Rasyid's formula. From 61 samples which represent the population of 155 employees, it has been distributed 66 sheets of questioners, and all of them are back. From the data that the validity and the reliability already tested, we make analysis Spearman Rank correlation, double correlation analysis, and F Significant test. And the results are: 1. There is a positive and significant relationship between leadership with work motivation of officers at Class 2A Correctional Institutions of Bogor. 2. There is positive, strong, and significant relationship between training with work motivation of officers at Class 2A Correctional Institutions of Bogor. 3. There is positive, strong, and significant relationship between leadership and training together with work motivation of officers at Class 2A Correctional Institutions of Bogor. From this analysis, we suggest to improve and correct the officers' motivation by improving the quality leadership, training and motivation, especially on the indicators that still become dilemma, done together or partial.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21949
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yana Zahara
Abstrak :
Kinerja perawat berpengaruh langsung terhadap kualitas pelayanan kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor motivasi kerja dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit X. Penelitian menggunakan proportionate random sampling yang telah memenuhi kriteria inklusi, yaitu 100 perawat pelaksana Rumah Sakit X. Hasil penelitian ini menunjukkan ada tiga subvariabel motivasi kerja yang ada hubungan signifikan dengan kinerja perawat yaitu: hubungan interpersonal (OR= 4,345), supervisi (OR= 72,952) dan penghasilan/gaji (OR= 7,304). Sedangkan variabel karakteristik individu menunjukkan dua variabel yang ada hubungan signifikan dengan kinerja adalah pendidikan perawat pelaksana (OR = 7,567) dan umur (OR= 25,948). Adapun subvariabel yang dominan berhubungan dengan kinerja perawat adalah supervisi (OR= 72,952), setelah dikontrol variabel umur, penghasilan/gaji dan tingkat pendidikan. Peningkatan supervisi oleh kepala ruangan, komite keperawatan, dan bagian keperawatan perlu untuk ditingkatkan, dengan cara pendekatan struktur organisasi agar dapat memotivasi kinerja perawat pelaksana.

Performance of nurses directly affect to quality health care. Staff nurse is a contribution worker directly to the quality of the services for the client. The work motivation factor is one of factors which influence the work of nurse. This research is a descriptive quantitative by a cross sectional design which aiming to know relationship between the work motivation factors with staff nurse performance inpatient wards in Hospital X. Research used a proportionate random sampling which fulfilled an inclusion criterion; it was almost 100 staff nurse at inpatient wards in Hospital X. This research result indicated three sub variables of work motivation which related significantly by nurse performance including interpersonal relation (OR= 4.345), supervision (OR= 72.952) and incomes or salary (OR=7.304). While individual characteristic variable indicated two variables which related significantly by performance is education of staff nurse (OR= 7.567) and age (OR= 25.948). There are dominant sub variable connected with staff nurse performance is supervision (OR= 72.952), after it was controlled by variables of age, incomes or salary and education level. Increase of supervision by head nurse, nursing committee, and nursing section need to be improved, with the approach of organizational structure in order to motivate the performance of nurses.
RSPAD Gatot Soebroto Bagian Keperawatan ; Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan ; Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat , 2011
610 JKI 14:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hisyam Ma`sum
Abstrak :
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebuah Perguruan Tinggi Islam berstatus negeri di bawah Departemen Agama. Kampus IAIN menempati lahan seluas 18 Ha, terdiri atas kampus I (7Ha), kampus II (4 Ha) dan perumahan (7Ha). Kini memiliki 13.146 mahasiswa S1, S2 dan S3, 365 dosen tetap, 342 dosen tidak tetap dan 358 pegawai administrasi.

Pegawai administrasi di IAIN sebagaimana layaknya pegawai negeri mempunyai hak dan kewajiban yang diatur dalam Undang-undang No.8 tahun 1974 yang dalam implementasinya dijabarkan lebih lanjut oleh PP No.30 tahun 1980 dan KMA No.400 tahun 1984 tentang status IAIN serta Keputusan Rektor No.28 tahun 1983 tentang Job Description.

Dalam pelaksanaan tugas di lapangan banyak hal yang dijumpai ketidak sesuaian antara konsep peraturan dengan implementasi sehingga tidak diperoleh hasil optimal. Permasalahan yang ada adalah lemahnya kinerja pegawai administrasi yang disebabkan oleh kurangnya dorongan motivasi kerja dan kondisi lingkungan yang kurang kondusif. Sebab dengan motivasi kerja yang tinggi dari lingkungan kerja yang kondusif akan diperoleh kinerja yang baik dan produktifitas yang tinggi.

Ketiga aspek inilah yaitu kinerja, motivasi kerja dan lingkungan kerja yang menjadi sasaran penelitian yang mencoba diukur pengaruh ketiga variabel tersebut dengan konstelasi: Hubungan Motivasi Kerja (variabel Xl) dan Lingkungan Kerja (X2) terhadap Kinerja (Y).

Penelitian mengunakan metode survai dengan analisis statistik deskriptif eksploratif. Uji coba dilakukan pada 32 orang pegawai dan pada saat penelitian dilakukan pada 80 orang responden pegawai golongan II, III dan IV sebagai sampel Disproportionate Random Sampling dan tidak bermaksud untuk generalisasi. Data dijaring dengan menggunakan kuesioner menurut keadaan yang sebenarnya, dan setelah itu data ditabulasi dan diolah menggunakan komputer program SPSS versi 10.01.

Hasil uji analisis korelasi dan regresi menunjukkan ada hubungan yang kuat dan positif antara variabel Xl dengan variabel Y (0.56) dan variabel X2 dengan variabel Y (0.53). Sedangkan pengaruh variabel Xl terhadap Y (0.54) dan variabel X2 terhadap Y (0.28) dan jika secara bersama pengaruh variabel X1 dan variabel X2 terhadap variabel Y (0.42 dan 0.22). Dari variabel bebas tersebut yang mempunyai hubungan paling kuat terhadap variabel terikat (kinerja) adalah motivasi kerja.
2002
T4744
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uke Widjayana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji korelasi antara variat pelatihan dan motivasi kerja dengan produktivitas kerja teller, baik hubungan secara sendiri-sendiri, muapun bersama-sama. Populasi pada penelitian ini adalah teller PT Bank X (Persero) T Cabang Jakarta Kota, yang telah bekerja sekurang-kurangnya satu tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai, sampel penelitian berjumlah 51 orang, yang diambil dengan menggunakan teknik proporsior purposive probability dari 62 orang populasi. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pelatihan dan motivasi kerja berupa kuesioner dengan menggunakan skala Likert, dima masing-masing variabel memuat 24 butir pernyataan. Produktivitas kerja diperoleh dari efisiensi pelayanan kepada nasabah yaitu membandingkan teller, dimana rata-rata efisiensi kerja teller diperoleh dari jumlah transaksi dengan membandingkan jam kerja efektif. Teknik analisis data menggunakan deskriptip statistik yang ditujukan untuk mendiskripsikan masing-masing variabel penelitian, selanjutnya tabulasi silang ditujukan juga untuk menguji kaitan antara karakteristik responden dengan produktivitas. Sedangkan untuk mengkaji hubungan dan kontribusi masing-masing variabel digunakan analisis korelasi dan regresi. Dari hasil analisis data terungkap bahwa : Pertama sebanyak 66,7% teller merasakan adanya manfaat pelatihan bagi peningkatan pengetahuan dan keterampilannya. Dan, sebanyak 621% teller memiliki motivasi kerja baik yang timbul dari dalam individunya masing-masing maupun dorongan dan pihak organisisi tempatnya bekerja untuk berusaha dengan kemampuannya agar hasil terbaik dapat dicapai. Kedua, secara statistik produktivitas kerja terdapat korelasi yang positip antara pelatihan dan motivasi dengan kontribusi yang diperoleh dari besarnya nilai koefien determinasi sebesar 0,767 pada tingkat signifikansi 0.01. Secara bersama-sama, kedua varians ini memberikan kontribusi sebesar 76,70% terhadap produktivitas kerja. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa karakteristik yang dimiliki pegawai, pelatihan dan motivasi kerja, secara individual maupun bersama-sama, turut menentukan adanya variasi produktivitas kerja teller pada PT Bank X (Persero) Tbk Cabang Jakarta Kota.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T9703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maftuhah
Abstrak :
Tugas pengawasan tambahan seorang manajer adalah menentukan seberapa baik perawat melaksanakan tugas kerjanya. Hal ini bisa dilakukan melalui penilaian kinerja. Dengan penilaian kinerja, perawat mengetahui tugas kerjanya sesuai dengan yang diharapkan organisasi terhadap mereka. Penilaian kinerja di rumah sakit Graha Medika Jakarta bertujuan untuk kepentingan manajerial antara lain, sistem penggajian, training dan pengembangan atau promosi. Oleh karenanya penilaian kinerja semestinya memiliki hubungan positif dengan motivasi kerja perawat. Akan tetapi dari observasi awal tahun 2002 terhadap 17 perawat UGD didapatkan fakta bahwa penilaian kinerja dipersepsikan kurang baik oleh sebagian besar perawat Rumah Sakit Graha Medika Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi yang bersifat cross sectional. Tujuannya adalah untuk melihat hubungan antara persepsi perawat pelaksana terhadap penilaian kinerja dan hubungannya dengan motivasi kerja di rumah sakit Graha Medika Jakarta dengan melibatkan 145 responden perawat pelaksana. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara persepsi perawat pelaksana terhadap penilaian kinerja dengan motivasi kerja dengan nilai p = 0,000. 53% responden memiliki persepsi baik terhadap penilaian kinerja dan 55,9% memiliki motivasi kerja tinggi. Dari analisa chi-square komponen strategi penilaian memiliki nilai (p = 0,000) penilai (p = 0,001), metode penilaian (p = 0,003) dan manfaat penilaian (p = 0,000). Satu komponen penilaian kinerja yang tidak berhubungan dengan motivasi kerja adalah periode penilaian (p = 0,342) kerja. Hasil uji statistik regresi logistik didapatkan bahwa variabel strategi penilaian yang memiliki hubungan paling erat dengan motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Graha Medika. Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada pimpinan rumah sakit Graha medika untuk menilai kembali kemampuan kepala unit dan manajernya dalam melakukan penilaian kinerja secara adil, akurat dan dapat dipertangguang jawabkan, sehingga mampu menumbuhkan motivasi kerja.
Nurses Perception on Component of Performance Appraisal Related to Their Work Motivation in Graha Medika Hospital Jakarta An additional managerial controlling responsibility is determining how well employees carry out the duties of their assigned jobs. This is done trough performance appraisal. Performance appraisal let employees know the level of their job performance as well as any expectations the organization may have of them. Performance appraisal at Graha Medika Hospital had many purposes related to managerial policies, such as salary adjustment, training and advancement or promotions. Because of that, performance appraisal must be having positive correlation with nurses work motivation. In fact, from observation to 17 staff nurses at A&E unit on early 2002 founded that lower of nurses? perception on performance appraisal. This was a quantitative study which used a correlation descriptive design with cross sectional approach. It was conducted to determine the correlation between nurses? percept-ion to component of performance appraisal and their work motivation. The study took place in Graha Medika hospital Jakarta which was participated by 145 nurses as the respondents. The study showed that the degree of significant correlation between nurses perception on component of performance appraisal to their work motivation. 53% respondents have good perception on performance appraisal and 55, 9 % have high work motivation. A chi square bivariat statistics test result showed that there is significant correlation between strategies (p 0.000), evaluator (p=0.001), method (p=0.003), purposes (p=0,000), to work motivation periodic (p=0.342) do not have correlation with work motivation. The logistic regression test result demonstrated that the most dominant variable is the strategies. Based on the result of this study, some recommendations are conveyed to the management of Graha Medika Hospital Jakarta. The recommendations are the need to re-evaluate about capabilities and competencies all head unit and managers to do with performance appraisal by high accuracy and fairness. Accuracy and fairness can improve nurses beliefs to performance appraisal and work motivation can be maintenance. It is recommended that the other researchers who are interested in conducting a study which deals with the nurses work motivation would have covered more variables with different design as well as the use of valid and reliable instruments.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T11036
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Suyatni
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini didasari pada suatu anggapan bahwa setiap individu yang bekerja dalam suatu organisasi baik perusahaan, lembaga maupun departemen, mereka mempunyai harapan bahwa apa yang dikerjakan akan membuahkan hasil yang berupa imbalan, baik yang bersifat ekonomi maupun non ekonomi. Ada tidaknya imbalan ini sedikit banyak akan mempengaruhi kepuasan kerja mereka yang pada akhirnya akan mempengaruhi motivasi kerjanya. Setiap perusahaan, lembaga ataupun departemen baik swasta maupun pemerintah, profit maupun non profit perlu memelihara motivasi kerja, terutama dengan adanya persaingan pasar bebas, dimana banyak tenaga kerja yang sering berpindah-pindah tempat disebabkab perasaan tidak puas atas imbalan yang diterima.

Tujuan penelitian ini adalah melihat hubungan antara iklim komunikasi dengan motivasi kerja. Menurut Dennis dan Redding bahwa dalam iklim komunikasi terdapat 5 unsur utama, yaitu kepercayaan, dorongan, partisipasi dalam pengambilan keputusan, keterbukaan komunikasi dan tujuan kinerja tinggi. Kelima faktor ini oleh Herzberg disebut faktor pemelihara Lebih jauh ingin melihat dari kelima faktor iklim komunikasi tersebut, faktor mans yang mempunyai pengaruh secara dominan terhadap motivasi kerja.

Dalam pengumpulan data, penulis mewawancarai semua pegawai lembaga penelitian yang jumlahnya 82 orang yang saat ini bekerja sebagai tenaga tetap. Sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan dua tahap yaitu analisis deskriptif, analisis regresi linier berganda dan analisi regresi berganda inetode stepwise.

Dari hasil analisis deskriptif, diketahui bahwa terdapat sedikit perbedaan persepsi entara peneliti dan tenaga administrasi terhadap iklim komunikasi seperti yang diperlihatkan pada tabel 8 dan 9. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan secara bersamaan kelima variabel iklim komunikasi memiliki hubungan yang cukup signifikan terhadap motivasi kerja. Namun bila dilihat dari masingnasing variabel, maka dari kelima variabel iklim komunikasi ternyata hanya dua diantaranya yang memiliki hubungan yang signifikan yaitu variabel dorongan dan keterbukaan komunikasi. Sementara itu ketiga variabel lainnya mempunyai hubungan yang negatif. Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor komunikasi cukup penting peranannya dalam meningkatkan motivasi kerja pegawai. Ini dibuktikan bahwa sebesar 44 % dari motivasi kerja dipengaruhi oleh iklim komunikasi, sedangkan sisanya 56% dipengaruhi oleh faktor lain yang diduga faktor ekonomi.
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mas Soemardjono Djajoesman
Abstrak :
RSCM sebagai suatu rumah sakit rujukan tertinggi Nasional, harus memiliki peralatan kedokteran yang canggih dan lengkap. Untuk membeli alat kedokteran canggih tersebut dibutuhkan biaya yang tinggi. Demikian pula untuk biaya pemeliharaannya. Mengingat kesanggupan pemerintah untuk menyediakan anggaran sangat terbatas, maka dilakukan terobosan untuk mendapatkan dana dengan cara menswastakan sebagian tempat tidur RSCM, yaitu dengan mendirikan Paviliun Khusus Swasta (PKS). Tarif yang berlaku di PKS adalah tarif yang jauh lebih mahal daripada tarif yang umum berlaku di ruang perawatan RSCM yang lain. Oleh karena itu wajar bila para pasien PKS lebih menuntut untuk memperoleh pelayanan yang lebih tinggi mutunya daripada dirawat di ruang perawatan RSCM yang lain. Maka PKS harus memiliki perawat yang lebih cekatan, lebih ramah tamah, dan lebih terampil daripada perawat yang ada di bagian RSCM yang lain, agar menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi memenuhi harapan pasien dan harapan pihak manajemen PKS. Motivasi merupakan unsur penting untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi karena produktivitas adalah perkalian antara kemampuan dan motivasi. Peneliti ingin mendapat gambaran motivasi kerja perawat PKS. Selain itu peneliti ingin mengetahui faktor - faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja. Dari teori motivasi Herzberg, terungkap bahwa motivasi kerja berhubungan dengan faktor motivasi dan faktor hygiene. Selain itu motivasi juga berhubungan dengan karakteristik individu. Metode penelitian yang dilakukan adalah Deskriptif analitik, dengan rancangan krosseksional, dengan lokasi penelitian di, ruang rawat inap PKS mulai dari pelaksana perawatan sampai dengan pengelola keperawatan. Variabel yang diteliti mengenai karakteristik individu, faktor motivator, dan faktor hygiene. Data penelitian diperoleh dengan membagikan daftar pertanyaan terstruktur. Data yang diperoleh diolah dan kemudian diuji dengan uji stalistik Non Parametrik (koefisien korelasi C, G, O.). Hasil pengujian didapatkan adanya hubungan antara motivasi kerja dengan sembilan dari tiga belas variabel yang diteliti. Variabel yang terbukti berhubungan dengan motivasi kerja adalah : Umur, pendidikan dasar profesi, masa kerja, penilaian atas prestasi kerja, penghargaan, kebijaksanaan organisasi, fasilitas kerja, lingkungan kerja dan status pekerjaan. Diharapkan dari hasil penelitian ini, pimpinan PKS dapat melakukan usaha untuk meningkatkan motivasi kerja perawat PKS dengan mengetrapkan hal -hal yang telah terbukti pada penelitian ini.
Factors Related To Work Motivation In Private Special Pavillion ( PKS ) Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta Cipto Mangunkusumo hospital, the national top refferal hospital, should be equipped with complete and sophishicated medical instruments. To purchase nor maintain those sophishicated instrument a huge sum of money is needed. ue to the limited ability of the government to provide enough fund, a break through was done, by creating Private Special Pavillion (PKS ). The tariff of PKS is far higher than general tariff of Cipto hospital. That is why naturally the customer demands high quality of service. For this reason PKS should have nurses who are quicker, more friendly, and more expert than nurses of the other department of Cipto hospital, to produce high job productivity to fullfili the expectation of its patients and PKS management. Motivation is an important element to produce high productivity, because productivity is the result of multiplication of ability times motivation. The author intends to know the description of PKS nurses's work motivation. Also the author wants to know factors related to work motivation. Based on Herzberg motivation theory it is known that motivation is related to 'motivator factor and hygienic factor. Beside that motivation is also related to individual characteristic. The method used in this study is analitical description study, by implementing cross sectional method, places of study are wards of PKS, the object of this study : All ward nurses of PKS. Variabel in this study are : Individual characteristics, motivator factors and hygienic factors. Data is obtained by distributing written and structured questionnaires. The obtained data is processed and tested with Non parametric statistical test ( correlation keefisient C, G10 ). The result of this study : There is relationship between work motivation and 9 out of 13 studied variables. They are : Age, profesional basic education, length of service, performance evaluation, appreciation, company policy, work facility, work environment and job status. The PKS Management is expected to take action to improve the work motivation of its nurses by implementation of .the result of this study.
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T1471
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>