Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soeherwin Mangundjaja
Jakarta: UI-Press, 2008
PGB 0272
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Hanifah
"ABSTRAK
Latar Belakang: Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 proporsi anak kelompok usia 1-4 tahun yang memiliki permasalahan gigi dan mulut gigi yaitu 10,4% dan proporsi anak kelompok usia 5-9 tahun yang memiliki permasalahan gigi dan mulut gigi yaitu 28.9%. Penyakit yang paling sering terjadi adalah karies gigi. Oleh karena itu, diperlukan pencegahan terhadap faktor risiko karies gigi. Tujuan : Mengetahui perubahan pH plak, pH saliva, dan kapasitas buffer saliva sebelum dan sesudah berkumur susu pada murid tk al-quran wattalim cipinang besar utara. Metode: Desain studi adalah eksperimental. Subjek penelitian adalah  37 murid TK  yang dipilih melalui metode purposive sampling. 37 murid TK dibagi menjadi dua
kelompok, kelompok perlakuan 1 berkumur susu dan menyikat gigi setiap hari di sekolah sebanyak 20 murid, sedangkan
kelompok perlakuan 2 menyikat gigi setiap hari di sekolah sebanyak 17 murid. Seluruh guru diberikan edukasi mengenai cara memelihara kesehatan gigi dan mulut anak kemudian mengajarkannya kepada murid. Status kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut murid dinilai menggunakan indeks dmf-t, pH plak, pH saliva, dan kapasitas buffer. Evaluasi pemeriksaan dilakukan sesudah 21 hari untuk menilai  pH plak, pH saliva, dan kapasitas buffer Hasil : Terdapat peningkatan pH plak secara bermakna (p=0.001), peningkatan pH saliva secara bermakna (p=0.033), peningkatan kapasitas buffer secara bermakna (p=0.004). Kesimpulan : Adanya perubahan pH plak, pH saliva, dan kapasitas buffer saliva sesudah  berkumur susu yaitu
peningkatan yang bermakna pH plak, pH saliva, dan kapasitas buffer."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syarifful Hidayah
"Latar Belakang : Early Childhood Caries ECC adalah penyakit kronis gigi dengan prevalensi tinggi. ECC disebabkan beberapa faktor seperti pH saliva dan profil protein S.mutans. Tujuan : Mengetahui perbedaan pH saliva dan profil protein S.mutans yang diisolasi dari plak gigi penderita ECC dan bebas karies. Metode : pH saliva diukur menggunakan indikator pH dan profil protein S.mutans diperoleh melalui metode Sodium Deodecyl Sulfate Polyacrylamide Gel ElectropHoresis SDS PAGE . Profil protein S.mutans dibaca melalui pita protein yang terlihat pada gel poliakrilamida. Hasil : pH saliva yang terlihat adalah pH 5, 5.5, 6, 6.5 dan 7. Pita protein yang terlihat memiliki berat molekul 13 kDa, 29 kDa, 39 kDa, 41,3 kDa, 74 kDa dan 95 kDa penderita ECC dan bebas karies. Kesimpulan : Terdapat perbedaan pH saliva dan profil protein S.mutans yang diisolasi dari permukaan gigi penderita ECC dan bebas karies.
Backgorund Early Childhood Caries ECC is a dental chronic disease which has a high prevalence. ECC is caused by several factors, such as saliva pH and S.mutans protein profiling. Objective To identify the difference of saliva pH and S.mutans protein profiling which isolated from plaque in ECC dan caries free subjects. Methode The saliva pH is measured with pH paper. Protein Profiling of S.mutans was obtained from Sulfate Polyacrylamide Gel ElectropHoresis SDS PAGE . It was read by protein band which expressed on polyacrylamide gel. Result The saliva pH shown are 5, 5.5, 6, 6.5 and 7. Protein band shown with molecular mass 13 kDa, 29 kDa, 41,3 kDa, 74 kDa and 95 kDa. Conclusion There is difference of saliva pH and S.mutans protein profiling isolated from plaque in ECC and caries free subjects. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiz Abdurrahman
"Latar belakang: Berdasarkan data Riskesdas 2013, proporsi anak kelompok usia 5-9 tahun yang memiliki permasalahan gigi dan mulut yaitu 28,9%. Penyakit yang paling sering terjadi adalah karies gigi yang salah satu penyebabnya adalah plak gigi, sehingga dibutuhkan bahan yang dapat menghambat pembentukan plak gigi.
Tujuan: Mengetahui efek dari aplikasi CPP-ACP yang mengandung Propolis dan tanpa Propolis terhadap indeks plak anak usia 7-10 tahun di SDN Cipinang Besar Utara 09 Pagi, Jakarta Timur.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental dengan menggunakan one group pretest-posttest design. Penelitian dilakukan dengan membandingkan rata-rata indeks plak anak sebelum dan sesudah aplikasi CPP-ACP yang mengandung Propolis dan tanpa Propolis. Aplikasi dilakukan sekali sehari selama empat minggu. Subjek penelitian adalah 32 anak (CPP-ACP Propolis n=16; CPP-ACP n=16) usia 7-10 tahun yang dipilih melalui metode purposive sampling. Rata-rata indeks plak diperoleh dengan pengukuran menggunakan modifikasi metode indeks plak Loe dan Silness yang dilakukan sebelum dan sesudah aplikasi hari ke-7, 14, dan 28.
Hasil: Kedua kelompok sama-sama mengalami penurunan indeks plak setelah aplikasi selama empat minggu. Pada kelompok aplikasi CPP-ACP yang mengandung Propolis indeks plak pada awal pemeriksaan yaitu 1,79 turun menjadi 0,97 pada hari ke-28. Sedangkan pada kelompok aplikasi CPP-ACP tanpa propolis, indeks plak pada awal pemeriksaan yaitu 1,72 kemudian pada hari ke-28 turun menjadi 1,18.
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada efek dari aplikasi CPP-ACP yang mengandung Propolis dan tanpa Propolis selama empat minggu terhadap indeks plak.

Background: According to the 2013 Basic Health Research, the proportion of children in the population of 5-9 years who had dental and oral problems was 28.9%. The most common disease is dental caries, which one of the causes is dental plaque. Therefore, materials which can inhibit the formation of dental plaque are needed.
Objective: To determine the effect of the application of CPP-ACP containing propolis and without propolis against plaque index of children aged 7-10 years at SDN Cipinang Besar Utara 09 Pagi, East Jakarta.
Methods: This research was a quasi-experimental study using one group pretest-posttest design. The research was conducted by comparing the plaque index mean of children before and after the CPP-ACP application containing Propolis and without Propolis. Application is carried out once a day for four weeks. The research subjects were 32 children (CPP-ACP Propolis n= 16; CPP-ACP n=16) ages 7-10 years who were selected through a purposive sampling method. The plaque index mean was obtained by measurement using a modification of the Loe and Silness plaque index method carried out before and after the application of the 7th, 14th, and 28th days.
Results: Both groups experienced a decrease in plaque index after application for four weeks. In the CPP-ACP Propolis, plaque index mean at the initial examination was 1.79 then dropped to 0.97 on the 28th day. Whereas in the CPP-ACP without Propolis, the plaque index mean at the initial examination was 1.72 then on the 28th day it dropped to 1.18.
Conclusion: There was no significant difference in the effect of the application of CPP-ACP containing Propolis and without Propolis for four weeks on the plaque index.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatiany Fadillah
"Latar Belakang: Menuruthasil Riskesdas, prevalensi masalah gigi dan mulut anak usia7-9 tahun meningkat dari 21,6% pada tahun 2007 menjadi 28,9% pada tahun 2013. Dalam usaha mencegah karies gigi anak, peran guru dan orangtua (ibu) sangat penting sehingga diperlukan pendidikan kesehatan gigi dan mulut. Selain itu, kegiatan sikat gigi bersama juga dapat dilakukan dalam upaya mencegah karies dengan menghilangkan plak gigi.
Tujuan: Mengetahui pengaruh pendidikankesehatan gigi dan mulutkepada guru dan orangtua (ibu) terhadap program menyikat gigi 16 permukaan pada anak usia 7-9 tahun.
Metode: Kuasi eksperimenta ldengan desain nonrandomized control group, pretest-posttest. Responden adalah 20 guru dan 66 ibu sebagai kelompok intervensi, kelompok kontrol adalah 10 guru dan 54 ibu. Seluruh responden diberikan edukasi mengenai cara menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan mulut anak lalu memberikannya kepada anak. Pengambilan data pengetahuan dan sikap guru dan ibu melalui pengisian kuesioner pretest dan posttest.Kepada 66 anak dalam kelompok intervensi diberikan program menyikat gigi, sedangkan 54 anak pada kelompok kontrol hanya diberikan edukasi oleh guru dan orangtua (ibu). Evaluasi pemeriksaan dilakukan setelah 1 bulan untuk menilai indeks plak gigi anak.
Hasil: Terdapat peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut guru dengan persentase 16.7%,sikap kesehatan gigi dan mulut guru 20%, pengetahuan kesehatan gigi dan mulut ibu 16.7%, sikap kesehatan gigi dan mulut ibu 20%dan penurunan indeks plak anak 47%.
Kesimpulan: Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan gigi dan mulut kepada guru dan orangtua (ibu) disertai program menyikat 16 permukaan terhadap penurunan indeks plak gigi pada anak usia 7-9 tahun. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilah Almasyhur
"Latar Belakang: Kondisi kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari individu dan mempengaruhi kesejahteraan secara keseluruhan. Usia 7-9 tahun merupakan masa yang krusial dalam pertumbuhan gigi karena gigi susu mulai rontok satu per satu dan gigi permanen pertama telah tumbuh. Pencegahan melalui pendidikan kesehatan perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya karies gigi. Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas penggunaan media buku cerita dan powerpoint dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dan menurunkan skor plak pada anak usia 7-9 tahun. Metode: Penelitian eksperimen semu dengan desain non-equivalent group pretest posttest design menggunakan convenience sampling sebagai metode pengambilan sampel. Subyek penelitian berasal dari 4 SD di Kecamatan Cipinang Besar Utara yang berjumlah 197 anak yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi yang diberikan pendidikan kesehatan gigi melalui media buku cerita dan powerpoint, sedangkan kelompok kontrol diberikan pendidikan melalui media powerpoint. media power point. Pendidikan kesehatan gigi diberikan seminggu sekali selama 4 minggu. Subyek diperiksa plakat awal dan akhir, pengisian angket pre-test dan post-test, pengisian angket evaluasi guru dan pengisian angket sosiodemografi oleh orang tua subjek. Hasil: Terdapat 138 subjek berusia 7-9 tahun yang diteliti dengan kelompok intervensi (n=70) dan kelompok kontrol (n=68). Ada 59 subjek yang dikeluarkan karena tidak memenuhi kriteria usia (n=7), tidak mengumpulkan informed consent (n=11), tidak berpartisipasi dalam semua kegiatan (n=41). Hasil uji wilcoxon pada masing-masing kelompok sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan gigi menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan (p=0,00). Hasil uji Mann Whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan pengetahuan setelah pendidikan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p>0,05). Hasil uji Wilcoxon pada kelompok intervensi menunjukkan perbedaan yang signifikan pada skor plak akhir (p = 0,02) sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p = 0,994). Kesimpulan: Edukasi kesehatan gigi dan mulut melalui media buku cerita dan powerpoint serta melalui media powerpoint dapat meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7-9 tahun di Cipinang Besar Utara. Tidak terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Terjadi penurunan skor plak pada kelompok intervensi.
Background: The condition of dental and oral health is an integral part of the individual and affects overall well-being. The age of 7-9 years is a crucial period in the growth of teeth because the baby teeth begin to fall out one by one and the first permanent teeth have grown. Prevention through health education needs to be done to avoid dental caries. Objective: To determine the effectiveness of using storybooks and powerpoint media in increasing oral health knowledge and reducing plaque scores in children aged 7-9 years. Methods: Quasi-experimental research with non-equivalent group pretest posttest design using convenience sampling as the sampling method. The research subjects came from 4 elementary schools in Cipinang Besar Utara District, totaling 197 children who were divided into two groups, namely the intervention group who were given dental health education through storybooks and powerpoint media, while the control group was given education through powerpoint media. powerpoint media. Dental health education is given once a week for 4 weeks. Subjects were checked for initial and final plaques, filling out pre-test and post-test questionnaires, filling out teacher evaluation questionnaires and filling out sociodemographic questionnaires by subject's parents. Results: There were 138 subjects aged 7-9 years studied with the intervention group (n=70) and the control group (n=68). There were 59 subjects who were excluded because they did not meet the age criteria (n=7), did not collect informed consent (n=11), did not participate in all activities (n=41). Wilcoxon test results in each group before and after dental health education showed an increase in knowledge (p = 0.00). The results of the Mann Whitney test showed that there was no significant difference between the increase in knowledge after education in the intervention group and the control group (p>0.05). The results of the Wilcoxon test in the intervention group showed a significant difference in the final plaque score (p = 0.02) while in the control group there was no significant difference (p = 0.994). Conclusion: Dental and oral health education through storybooks and powerpoint media as well as through powerpoint media can increase dental and oral health knowledge in children aged 7-9 years in Cipinang Besar Utara. There was no significant difference in the increase in knowledge of oral and dental health between the intervention group and the control group. There was a decrease in plaque scores in the intervention group."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library