Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Semuel Piter Irab
Abstrak :
Disertasi ini adalah menggambarkan perubahan prevalensi balita stunting pada Kabupaten/Kota kategori membaik dan Kabupaten/Kota kategori memburuk di Indonesia dari tahun 2007 ke tahun 2013. Metode cross sectional studi, sampel yaitu 163 Kabupaten/Kota, sumber data sekunder Balitbangkes dan Kementerian Keuangan. Uji statistik t-test dan diskriminan. Hasil: perubahan prevalensi balita stunting pada 49 Kabupaten/Kota kategori membaik 30,1%, dan 114 Kabupaten/kota kategori memburuk 69,9%. Sembilan cakupan program kesehatan dan sosial pada Kabupaten/Kota kategori membaik yang memiliki perubahan lebih besar dari Kabupaten/Kota kategori memburuk yaitu prevalensi BBLR, cakupan penimbangan balita ≥ 4 kali, cakupan vitamin A, cakupan imunisasi lengkap, persentase ketersediaan air bersih, persentase pengelolaan sampah diangkut petugas kebersihan, persentase ketersediaan jamban keluarga, persentase cuci tangan pakai sabun, dan persentase KK pegawai negeri sipil. Lima cakupan program kesehatan dan sosial pada Kabupaten/Kota ketegori memburuk yang perubahannya tidak jauh berbeda dari Kabupaten/Kota kategori membaik yaitu cakupan ANC-K4, prevalensi KEK ibu hamil, prevalensi TB-Paru balita, indeks kapasitas fiskal, dan persentase KK pendidikan tinggi. Delapan cakupan program kesehatan dan sosial dengan akurasi perubahan prevalensi balita stunting pada Kabupaten/Kota kategori membaik 83,7% dan Kabupaten kategori memburuk 92,1% yaitu cakupan timbangan balita ≥ 4 kali, cakupan imunisasi lengkap, cakupan ANC-K4, persentase sampah diangkut petugas kebersihan, persentase ketersediaan jamban keluarga, persentase cuci tangan pakai sabun, indeks kapasitas fiskal, dan persentase KK PNS.
This dissertation is describing changes in the prevalence of stunting toddlers the Regencies/ Cities category improves and deteriorates in Indonesia, from 2007 to 2013. Cross sectional study method, samples are 163 Regencies/Cities, secondary data source Balitbangkes and Ministry of Finance. T-test and discriminant statistical test. Results: changes in the prevalence of stunting toddlers 49 Regencies/Cities category improved 30.1%, and 114 Regencies/Cities category deteriorated 69,9%. Nine coverage of health and social programs the Regencies/Cities category improved which has a change greater than Regencies/Cities category deteriorated namely the prevalence of LBW, toddler weighing coverage ≥ 4 times, vitamin A coverage, complete immunization coverage, percentage of availability of clean water, percentage of waste management carried by janitors, percentage of availability of family latrines, percentage of hand washing with soap, and the percentage of family heads of civil servants. Five coverage of health and social programs in the Regencies/Cities category deteriorated, whose changes are not much different from the Regencies/Cities category improved namely ANC-K4 coverage, prevalence of less chronic energy in pregnant women, prevalence of toddler pulmonary TB, fiscal capacity index, and the percentage of family heads of higher education. Eight coverage of health and social programs with accuracy changes in the prevalence of stunting toddlers at the Regencies/ Cities category improved 83,7% and Regencies/Cities category deteriorated 92.1% namely toddler weighing coverage ≥ 4 times, complete immunization coverage, ANC-K4 coverage, percentage of waste management carried by janitors, percentage of availability of family latrines, percentage of hand washing with soap, fiscal capacity index, and the percentage of family heads of civil servants.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
D2700
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabila Nurwardani
Abstrak :
Pandemi COVID-19 menyebabkan penuhnya kapasitas fasilitas kesehatan diIndonesia. Fasilitas kesehatan tersebut berfokus pada penyembuhan pasien COVID-19 sehingga berakibat menurunnya kunjungan pemeriksaan pelayanan kesehatan bayi, balita, dan anak. Salah satu kota di Indonesia, Depok, mengalami penurunan pelayanan kesehatan bahkan hingga 34,71%. Dampak dari menurunnya angka kunjungan adalah tidak optimalnya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi hambatan monitoring pertumbuhan dan perkembangan balita di saat pandemi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan sistem monitoring balita yang menjadi solusi atas hambatan tersebut. Penelitian ini menggunakan design science research sebagai metodologi penelitian. Dalam melakukan identifikasi masalah dan kebutuhan, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan studi literatur, wawancara, dan analisis kompetitor. Masalah dan kebutuhan yang diidentifikasi akan dibagi menjadi lima variabel penelitian yaitu information quality, perceived integration, perceived security, ease of use, dan accessibility. Setelah mendapatkan identifikasi masalah dan kebutuhan, penelitian ini melakukan pemetaan serta proposal solusi dari masalah yang didapatkan. Dengan proposal solusi tersebut, penelitian ini berhasil mengembangkan telehealth bernama Sistem Monitoring Balita (SIMONITA) yang dibagi menjadi SIMONITA-parent side dan SIMONITA-faskes side. Setelah sistem berhasil dikembangkan, penelitian ini kemudian mengevaluasi sistem tersebut dengan melakukan User Acceptance Test, pendekatan kualitatif lewat metode deskriptif, dan kuantitatif lewat metode observatif. Evaluasi dilakukan kepada total 54 orang dari latar belakang yang beragam. Lebih dari 90% responden setuju bahwa SIMONITA mampu untuk menyelesaikan masalah dan memenuhi kebutuhan untuk melakukan monitoring pertumbuhan dan perkembangan pada kelima variabel saat masa pandemi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk membantu melakukan monitoring pertumbuhan dan perkembangan pada masa pandemi di Indonesia serta bagi pengembang existing application untuk dapat terus memperbaiki dan mengembangkan aplikasinya.Pandemi COVID-19 menyebabkan penuhnya kapasitas fasilitas kesehatan diIndonesia. Fasilitas kesehatan tersebut berfokus pada penyembuhan pasien COVID-19 sehingga berakibat menurunnya kunjungan pemeriksaan pelayanan kesehatan bayi, balita, dan anak. Salah satu kota di Indonesia, Depok, mengalami penurunan pelayanan kesehatan bahkan hingga 34,71%. Dampak dari menurunnya angka kunjungan adalah tidak optimalnya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi hambatan monitoring pertumbuhan dan perkembangan balita di saat pandemi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan sistem monitoring balita yang menjadi solusi atas hambatan tersebut. Penelitian ini menggunakan design science research sebagai metodologi penelitian. Dalam melakukan identifikasi masalah dan kebutuhan, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan studi literatur, wawancara, dan analisis kompetitor. Masalah dan kebutuhan yang diidentifikasi akan dibagi menjadi lima variabel penelitian yaitu information quality, perceived integration, perceived security, ease of use, dan accessibility. Setelah mendapatkan identifikasi masalah dan kebutuhan, penelitian ini melakukan pemetaan serta proposal solusi dari masalah yang didapatkan. Dengan proposal solusi tersebut, penelitian ini berhasil mengembangkan telehealth bernama Sistem Monitoring Balita (SIMONITA) yang dibagi menjadi SIMONITA-parent side dan SIMONITA-faskes side. Setelah sistem berhasil dikembangkan, penelitian ini kemudian mengevaluasi sistem tersebut dengan melakukan User Acceptance Test, pendekatan kualitatif lewat metode deskriptif, dan kuantitatif lewat metode observatif. Evaluasi dilakukan kepada total 54 orang dari latar belakang yang beragam. Lebih dari 90% responden setuju bahwa SIMONITA mampu untuk menyelesaikan masalah dan memenuhi kebutuhan untuk melakukan monitoring pertumbuhan dan perkembangan pada kelima variabel saat masa pandemi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk membantu melakukan monitoring pertumbuhan dan perkembangan pada masa pandemi di Indonesia serta bagi pengembang existing application untuk dapat terus memperbaiki dan mengembangkan aplikasinya. ......COVID-19 Pandemic causes a lot of public health services to be overloaded. This happens due to the focus in handling COVID-19 cases and causes a reduction in medical check-up visits for baby, toddler, and children. One case of reduction happens in Depok, where it saw a decrease of 34,71%. This causes the monitoring of growth and development for the toddler to be less optimal. This study aims to identify barriers when monitoring growth and development of toddler in the pandemic. This study also aims to develop a monitoring system to solve said barriers. This study uses design science research as its methodology. In identifying the problems and requirements, this study uses a qualitative approach which includes literature review, interview, and competitor analysis. Identified problems and requirements are then divided into five research variables which are information quality, perceived integration, perceived security, ease of use, and accessibility. After identifying the problems and requirements, this study then maps and proposes a solution from said problems and requirements. With the proposed solution, this study successfully develop a telehealth system called Toddler Monitoring System (SIMONITA) which are then divided into SIMONITA-parent side and SIMONITAfaskes side. After the system have been developed, this study then evaluates those systems with a User Acceptance Test, a qualitative approach using descriptive method , and a quantitative approach using an observational method. The evaluation was conducted to 54 participants with a diverse background. More than 90% of the participants agree that SIMONITA is able to solve and fulfil the requirements to monitor growth and development of toddler in the pandemic. The result of this study is expected to be a contribution to help self-monitor the growth and development in the pandemic era in Indonesia and also to provide insight for existing application developers to continue improving their application.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fitri Lidia
Abstrak :
Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau yang biasa disebut dengan ISPA merupakan penyakit yang menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia maupun di Indonesia. ISPA paling banyak terjadi pada usia anak-anak dan balita merupakan kelompok usia yang paling rentan terhadap penyakit ini. Pengetahuan dan perilaku pencegahan yang kurang baik dari keluarga akan menimbulkan risiko terhadap balita untuk terkena penyakit ISPA. Tujuan penelitian kuantitatif ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan yang dimiliki oleh keluarga mengenai penyakit ISPA terhadap tindakan pencegahan ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciawi Bogor. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan 93 sampel yang diambil menggunakan teknik Accidental sampling. Sampel penelitian adalah Ibu yang membawa balitanya berobat ke Poli MTBS Puskesmas Kecamatan Ciawi. Hasil penelitian dianalisa dengan Chi-square yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan ISPA yang dilakukan oleh keluarga p value = 0,000, p < ? = 0,05 dimana keluarga dengan pengetahuan baik memiliki kecenderungan 8,3 kali lebih besar untuk melakukan pencegahan yang baik terhadap penyakit ISPA. Penelitian selanjutnya direkomendasikan untuk melakukan studi mengenai pengaruh pemberian pendidikan kesehatan di Puskesmas dengan pengetahuan dan perilaku masyarakat terhadap penyakit ISPA.
Relationship between Family Knowledge with Prevention Behavior of Acute Resiratory Infections ARI for Toddler in Working Area of Puskesmas Kecamatan Ciawi Bogor. Acute Respiratory Infection or commonly referred as ARI is a disease that is a major cause of infectious morbidity and mortality in the world as well as in Indonesia. Acute respiratory infections occur most at the age of children, and toddlers are the age group most susceptible to this disease. Poor knowledge and prevention behavior of the family will cause the risk of toddlers to get ARI disease. The purpose of this quantitative study is to determine the relationship between knowledge owned by the family about ARI disease against prevention behavior of ARI in infants in the work area of Puskesmas Kecamatan Ciawi Bogor. This study used cross sectional design with 93 samples taken using Accidental sampling technique. The sample of this research is mother who bring her toddler to visit Poli MTBS Puskesmas Kecamatan Ciawi. The results were analyzed by Chi square which showed a significant correlation between knowledge with prevention behavior of ARI in family p value 0,000, p = value 0,000, p < ? = 0,05 where families with good knowledge have a 8.3 times greater tendency to make good prevention against ARI. Future research is recommended to conduct a study of the effect of providing health education in Puskesmas with community knowledge and behavior on ARI.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutti Rainy Kharlinaningsih
Abstrak :
Pemberian makanan tambahan dan edukasi PMBA merupakan salah satu upaya untukmencegah dan menanggulangi stunting serta meningkatkan status gizi balita meskipuntidak selalu berhasil karena berbagai faktor. Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui pengaruh berbagai intervensi terhadap perubahan status gzi PB/U padabaduta kurus usia 6-23 bulan. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan designkuasi eksperimen di 5 Kecamatan terpilih di Kota Depok. Hasil penelitian didapatkanbahwa intervensi susu dan edukasi PMBA dan PGS-PL efektif meningkatkan nilai zscore PB/U. Disarankan untuk meningkatkan edukasi PMBA dan PGS-PL serta untukmeningkatkan konsumsi protein dan tidak membatasi konsumsi susu.
Supplementary feeding and education IYFC is one of the efforts to prevent and copewith stunting and improve the nutritional status of toddlers although not alwayssuccessful due to various factors. The purpose of this study was to determine the effectof various interventions on the change of HAZ. This research was a study of secondarydata analysis with quasi experimental primary research design in 5 selected sub districtsin Depok City. The results of this study are that the intervention of milk and IYFC and ldquo Pedoman Gizi Seimbang Pangan Lokal rdquo PGS PL effectively increases the value ofHAZ. Recommended to improve the education of IYFC and PGS PL as well as to increaseprotein consumption and not limit the consumption of milk.
Universitas Indonesia, 2018
T51395
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhilah Zhafirah
Abstrak :
Permasalahan kebersihan menjadi salah satu masalah yang sulit untuk diatasi di Desa Sedari, khususnya sanitasi pada rumah tangga. Karena sanitasi rumah yang buruk adalah mencerminkan perilaku hidup bersih dan sehat PHBS yang buruk juga. Jika kualitas sanitasi buruk maka akan meningkatkan risiko terjadinya penularan penyakit, salah satunya adalah gangguan pernapasan. Penelitian ini dilakukan dengan desain cross-sectionaldengan system proportionate stratified random sampling pada 90 sampel di 6 dusun. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 5 poin PHBS yang diteliti perilaku merokok orang tua, status gizidan imunisasi dasar, ASI eksklusif, mencuci tangan, mengonsumsi sayur dan buah, didapatkan bahwa hanya imunisasi dasar yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian gangguan pernapasan pada balita di Desa Sedari p= 0,013, sedangkan dari faktor lingkungannya Kepadatan hunian, pencahayaan dan ventilasi rumah, yang memiliki hubungan bermakna adalah kepadatan hunian p= 0,002. Dari hasil uji regresi logistik, didapatkan bahwa kepadatan hunian OR = 7,858 dan Imunisasi dasar OR = 2,685 adalah faktor risiko yang paling dominan terhadap gangguan pernapasan pada balita di Desa Sedari. Sebaiknya dilakukan intervensi mengenai pentingnya pemberian imunisasi dasar dan sosialisasi mengenai kegiatan pemberian imunisasi, serta melakukan perluasan ventilasi rumah dan mengurangi penumpukan orang pada satu ruangan. ......Hygiene issues are one of the most difficult issues to solve in Desa Sedari, especially sanitation on households. Poor home sanitation is a reflection of how Healthy and Clean Living on Household PHBS implementation on their life. If the quality of sanitation is poor, then it will affect and increase the risk of disease transmission, one of which is respiratory distress especially in toddlers. This study was conducted using a cross sectional design with proportionate stratified random sampling with 90 samples to take on 6 hamlets. The results of this study conclude that 5 indicators of Healthy and Clean Lifestyle parental smoking behavior, nutritional status and basic immunization, exclusive breastfeeding, hand washing behavior, healthy eating, resulting with only basic immunization had significant association with respiratory distress in toddler in Deas Sedari p 0,013, while from the environmental factors density of occupancy, lighting and house ventilation, the only one that has a significant relationship is the density of occupancy p 0,002. From the result of the logistic regression test was found that the density of occupancy OR 7,858 and basic immunization OR 2,685 is the most dominant risk factors for respiratory distress in toddlers in Desa Sedari. Intervention must be held due to promoting the importance of basic immunization and to socialize the vaccine administration among mothers and pregnant woman, as well as expansion of house ventilation and reduce the accumulation of people in one room.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library