Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
La Syam Abidin
"ABSTRAK
Latar belakang : Sekolah sebagai lingkungan ideal dalam pencegahan merokok karena mewakili remaja sebagai individu dan komunitas. Tujuan : Laporan ini bertujuan menggambarkan pelaksanaan intervensi SPiKK Rokok terhadap perilaku merokok (pengetahuan, sikap dan keterampilan) di Kota Depok. Metode : Pelaksanaan intervensi ini menggunakan desain quasi experiment pre and post test without control group. Pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling pada siswa kelas V dan VII (n = 147). Hasil : Analisis data menggambarkan peningkatan rerata pengetahuan, sikap dan keterampilan. Analisis Statistik menggunakan uji paired t test didapatkan nilai p value pengetahuan (0,000), p value sikap (0,000) dan p value keterampilan (0,000). Kesimpulan : Intervensi SPiKK Rokok dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam mencegah remaja merokok. Disarankan intervensi ini dapat diterapkan pada remaja awal agar dapat mencegah merokok.

ABSTRACT
Background: Schools are ideal environments for smoking prevention because they represent adolescent as individuals and communities. Objective: This report aims to describe the implementation of the SPiKK Cigarette intervention against smoking behavior (knowledge, attitudes and skills) in Depok City. Method: The implementation of this intervention uses evidence based practice. Sampling was done with total sampling in students in grades V and VII (n = 147). Results: Data analysis illustrates the increase in the average knowledge, attitudes and skills. Statistical analysis using paired t test obtained p value knowledge (0,000), p value attitude (0,000) and p value skill (0,000). Conclusion: SPIKK Intervention Cigarettes can increase knowledge, attitudes and skills in preventing adolescents from smoking. It is recommended that this intervention be applied to early adolescents in order to prevent smoking."
2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Dwi Susanto
"Offer help to quit atau memberikan bantuan untuk berhenti merokok merupakan salah satu komponen MPOWER dari WHO dalam penanggulangan masalah tembakau. Berhenti merokok pada sebagian besar orang sulit dilakukan. Hal ini disebabkan karena faktor adiksi/ketagihan, withdrawal effect, perilaku dan lingkungan. Hanya sekitar 3-5% orang yang berupaya sendiri tanpa bantuan berhasil berhenti merokok. Berbagai modalitas tersedia yang bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan berhenti merokok. Kombinasi konseling dan farmakoterapi di berbagai guideline di luar negeri terbukti meningkatkan keberhasilan berhenti merokok sekitar 35%. Program kegiatan yang telah dilakukan terdiri atas 2 kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai efektivitas kombinasi konseling dan farmakoterapi yaitu varenicline untuk berhenti merokok di RS Persahabatan, Jakarta.
Dua kegiatan penelitian terkait program berhenti merokok dilakukan di klinik berhenti merokok RS Persahabatan. Pertama penelitian mengenai program berhenti merokok terstruktur pada agustus 2009 sampai Februari 2010 yang melibatkan 18 peserta. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan dengan design kuasi eksperimental. Setiap responden menjalani program berhenti merokok terstruktur yang terdiri atas konseling individu, farmakoterapi (varenicline) dan konseling kelompok. Total waktu terapi berhenti merokok yang diperlukan setiap responden adalah 12 minggu. Kegiatan kedua adalah penelitian uji klinis, random, single blind yang dilakukan antara bulan Juli 2012 sampai dengan Desember 2012 yang melibatkan 80 perokok laki-laki. Terapi berhenti merokok dilakukan dalam waktu 12 minggu dan dilanjutkan 4 minggu waktu pengamatan.
Subjek penelitian dibagi kedalam kelompok kombinasi konseling dan farmakoterapi sebanyak 40 orang dan kelompok konseling plus plasebo sebanyak 40 orang. Konseling diberikan setiap minggu dan farmakoterapi yang diberikan adalah varenicline. Pada penelitian pertama, 18 peserta dapat mengikuti terapi berhenti merokok sampai selesai. Sebanyak 8 peserta ( 44,4%) berhenti merokok pada bulan pertama. Sebanyak 6 peserta (33,3%) berhenti merokok pada bulan ke-2 dan sebanyak 4 peserta (22,2%) berhenti merokok pada bulan ke-3. Beberapa Withdrawal effect atau gejala putus nikotin yang ditemukan pada peserta adalah ingin merokok kembali/ketagihan (55,56%), nafsu makan meningkat (50%), mudah marah (38,89%) dan tidak sabar (38,89%). Pada penelitian ke dua setelah pengamatan 4 minggu (minggu 1-4) setelah 12 minggu terapi menunjukkan 55% peserta kelompok kombinasi konseling dan farmakoterapi (varenicUne) dapat berhenti merokok dibandingkan kelompok konseling plus plasebo sebesar 27,5%. Kombinasi konseling dan farmakoterapi meningkatkan keberhasilan program berhenti merokok di RS Persahabatan"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tino Leonardi
"Kesehaian tidak dapat dipungkiri lagi merupakan faktor dasar yang peranannya sangat signifikan dalam mendukung aktivitas manusia untuk mernenuhi kehutuhan hiclupnya. Banyak fakta menunjukkan bahwa menurunnya kualitas kesehatan suatu masyarakat secara tidak langsung juga menyebabkan turunnya kualitas kesejahteraan hidup masyarakat. Salah saiu penyebab turunnya kualitas kesehaian Seseorang adalah gaya hidup yang tidak sehat. Gaya hidup ini menjadi faktor resiko yang memicu timbulnya penyakit degeneratif Penyakit yang akhir-akhir ini telah menjadi ancaman yang tak kalah mengerikan jika dibandingkan penyakit yang disebabkan mikroorganisme. Salah sam falclor resiko yang susah sekali dihilangkan adalah dari merokok. Merokok telah menjadi ancaman lalan karena usia seseorang mulai merokok saat ini semakin dini.
Perilaku tidak sehat yang dilakukan pada masa remaja mengancam kesempumaan pertumbuhan organ tubuh. Banyak penelitian menunjukkan bahwa seseorang merokok seringkali disebabkan oleh tekanan lingkungan (Saraiino, 1994). Kenyataan tersebut membawa kepada sualu kesimpulan bahwa rernaja harus dibekali dengan pengetahuan dan keterarnpilan yang memadai agar terbentuk sikap dan penlaku yang anti rokok.
Program pendidikan yang disusun untuk tugas akhir ini adalah program pencegahan merokok dengan pendekatan peer education. Pendekatan ini digunakan karena remaja oenderung lebih suka memperoleh inforrnasi dari sebayanya Remaja juga cenderung lebih terbuka kepada sebaya dalam mengungkapkan masalah-masalahnya Materi untuk program disusun berdasarkan peranan faktor psikososial yang ternyata cukup kuat memicu seseorang untuk merokok. Oleh karena itu, selain materi tentang bahaya merokok, materi tentang berkomunikasi secara asertif juga disertakan sebagai salah satu materi utama."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38395
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Muttaqin
"Efektifitas Label peringatan kemasan rokok menjadi isu global dalam mempengaruhi intensi berhenti perokok. Beberapa ahli berpendapat bahwa penggunaan label kemasan visual lebih efektif dari pada penggunaan label peringatan tekstual. Namun, ada beberapa tokoh yang berpendapat bahwa fear-appeal yang digunakan dapat menyebabkan reaksi berani pada remaja. Teori psikologi sosial, menyarankan bahwa sebaiknya pesan peringatan yang menggunakan fear-appeal sebaiknya dipadukan dengan pesan self efficacy.
Masih sedikitnya peneilitian yang membahas tentang perpaduan fear-appeal dan self efficacy dalam label peringatan menyebabkan efektifitas label tersebut masih belum jelas, maka tujuan pertama penelitian adalah untuk memeriksa efek dari perpaduan pesan tersebut. Selanjutnya, mayoritas perokok remaja Indonesia adalah remaja muslim. Melalui pendekatan karakteristik konsumen muslim. penelitian ini menawarkan label non halal pada kemsasan rokok. oleh karena itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memeriksa penggunaan label non halal pada kemasan rokok di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan menggunakan 2 studi. Studi 1 untuk memeriksa perbedaan efektifitas label visual dan tekstual serta perbedaan efektifitas label yang dipadukan dengan pesan self-efficacy. Studi 2 untuk memeriksa perbedaan efektifitas label non halal dengan label visual tekstual saja. Sebanyak 240 partisipan dikutsertakan dalam eksperimen , partisipan terdiri dari mahasiswa universitas Indonesia dalam rentang umur 18-23 tahun. Data yang diperoleh, kemudian diolah dengan metode statistic anova dan Uji T.
Hasil menemukan bahwa, label peringatan visual fear-appeal efektif menciptakan perasaan negative. Hasil penelitian konsisten dengan penelitian sebelumnya bahwa label peringatan visual lebih efektif dibandingkan dengan label peringatan tekstual saja. Hasil juga menyarankan bahwa sebaiknya label peringatan baik visual dan tekstual dipadukan dengan pesan sel-efficacy.
Hasil juga menyarankan khusus untuk perokok remaja muslim, penggunaan label non halal sebagai label peringatan pada kemasan rokok efektif meningkatkan intensi berhenti merokok. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya, dan mnyarankan penggunaan pesan self-efficacy pada label peringatan. Khusus untuk perokok muslim, penelitian ini menyarankan penggunaan label peringatan yang dipadukan dengan label non halal guna meningkatkan intensi berhenti perokok remaja muslim. Penelitian ini tidak membedakan kelompok perokok dan non perokok, selain itu juga gambar yang digunakan hanya satu jenis penyakit.

Effectiveness of warning labels cigarette packs become a global issue in influencing the intention to stop smoking. Some experts argue that the use of visual packaging labels more effective than the use of textual warning labels. However, there are some leaders who argue that fear-appeal that used to cause reactions in young brave. By using the theory of social psychology, Morvan (2011) and cissamaru (2007) suggested that the warning message should use fear-appeal should be combined with a message of self-efficacy.
The small number of fusion research that addresses fear-appeal and self-efficacy in the effectiveness of warning labels cause the label is not clear, then the purpose of the study is the first to examine the effect of the combination of the message. Furthermore, a number of teenage smokers majority of Muslims in Indonesia. Muslim consumer characteristics approach. This research offers a non-halal labels on cigarette packs. Then, the second goal is to want to examine the use of non-halal labels on cigarette packs in Indonesia.
This study uses an experimental method, by using the 2 studies. study 1to examine differences in the effectiveness of visual and textual labels and labeling differences, combined with the effectiveness of self-efficacy messages. Study 2 to examine differences in the effectiveness of non-halal label with visual textual labels alone. Total of 240 participants in the experiment, the participants consisted of Indonesian university students in the age range 18-23 years. Data processed with ANOVA and T -Test statistical methods. Results found that, the visual warning labels fear-appeal effectively create negative feelings.
The results are consistent with previous studies that the visual warning labels more effective than the textual warning labels alone. Results also suggest that a warning label should be both visual and textual messages combined with self-efficacy. Results also suggest special for Muslim youth smokers, the use of non-halal label as warning labels on cigarette packs effective increase intentions to quit smoking.
The results support previous studies, and suggest the use of self-efficacy message on the warning label. Especially for Muslim smokers, this study suggests the use of a warning label, combined with non-halal labels to improve intentions of Muslim youth smokers quit smoking. This study is limited to Indonesian university students, so we need a study involving a sample of the entire population of Indonesia. The study also did not distinguish groups of smokers and non-smokers, but it is also an image that is used only one type of disease, so that the research needs to be done to distinguish these factors.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahsana Nadia
"Saat ini Indonesia berada diperingkat ketiga dengan jumlah perokok aktif terbanyak di dunia sebanyak 61,4 juta setelah China dan India, 64,7 persen berasal dari kalangan pria. Selain itu Indonesia memiliki prevalensi perokok aktif tertinggi sebanyak 36, 1% orang dewasa, dan 67% pria remaja (the global youth tobacco survey 2011). Ditambah lagi dengan belum diratifikasinya kerangka kerja pengendalian tembakau atau lebih dikenal Framework Convention on Tobacco Control (FCTC). Maka remaja masih dapat dengan mudahnya mendapatkan rokok karena belum adanya pengendalian yang legal dari pemerintah. Selain itu pada riset pendahuluan yang telah dilakukan sejumlah 24,3% responden mengaku merokok karena mengikuti pergaulan yang ada disekitarnya. Oleh karen itu, program kampanye Yayasan Jantung Indonesia melalui Keren Tanpa Rokok "Asik bareng" diciptakan dengan tujuan untuk memberikan tindakan pencegahan kepada remaja supaya tidak melakukan kegiatan merokok. Kampanye ini akan diadakan mulai dari bulan Januari 2015 hingga Juni 2015. Budget yang dikeluarkan untuk menjalankan strategi tersebut berjumlah Rp. 155.117.160,-

Currently, Indonesia is ranked third in the number of active smokers in the world as much as 61.4 million after China and India, 64.7 percent came from among men. In addition, Indonesia has the highest prevalence of active smokers were 36, 1% of adults, and 67% of male adolescents (the global youth tobacco survey 2011). Coupled with yet ratified framework for tobacco control or better known as Framework Convention on Tobacco Control (FCTC). So teens can still easily get cigarettes because of the absence of legal control of the government. In addition to the preliminary research that has been done a number of 24.3% of respondents admitted to smoking by following the association that is around. Therefore, the campaign Yayaasan Jantung Indonesia through Keren Tanpa Rokok "Asik Bareng" was created with the aim to provide preventive measures to teens that do not perform activities permitted. The campaign will be held from January 2015 to June 2015. Budget issued to execute the strategy amounted to Rp. 155.117.160, -
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Havizoh
"Meningkatnya prevalensi merokok di kalangan remaja merupakan masalah serius. Rokok mengandung banyak bahan kimia berbahaya dan terkait dengan penyakit kronis, merusak emosional dan perilaku. Upaya yang saat ini dilakukan meliputi menyampaikan peringatan bahaya rokok dengan memuat gambar-gambar dengan media sederhana yang dinilai kurang menarik dan tidak relevan dengan usia remaja. Edukasi berbasis video game merupakan salah satu upaya mencegah inisiasi merokok pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh edukasi berbasis video game terhadap pengatahuan dan persepsi merokok remaja. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen jenis pre test dan post test dengan grup kontrol. Pemilihan dilakukan dengan Multistages random sampling. Jumlah responden pada kelompok perlakuan sebanyak 39 orang, sedangkan pada kelompok kontrol 30 orang. Analisis data menggunakan paired t test dan independent t test. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh signifikan antara pemberian edukasi berbasis video game terhadap pengetahuan (p value <0,001) dan persepsi (p value <0,001) merokok remaja. Penelitian merekomendasikan penerapan edukasi berbasis video game sebagai salah satu upaya pendekatan yang inovatif.

The increasing prevalence of smoking among adolescents is a serious problem. Cigarettes contain many harmful chemicals and are associated with chronic illness, emotional damage and behavior. Current efforts include conveying warnings about the dangers of smoking by loading pictures with simple media that are considered less attractive and are not relevant to adolescents. Video game-based education is one of the efforts to prevent the initiation of tobacco consumption in adolescents. This study aims to look at the effect of video game-based education on the knowledge and perception of teenage smoking. This study uses a quasi-experimental design of the type of pre-test and post-test with a control group. The selection is done by multistages random sampling. The number of respondents in the treatment group was 39 people, while in the control group 30 people. Data analysis used paired t test and independent t test. The results showed there was a significant influence between the provision of video game-based education on knowledge (p value <0.001) and perception (p value <0.001) of teenage smoking. The study recommends the application of video game-based education as an innovative approach."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indy Larasati Wardhana
"Terdapat 35,5% mahasiswa di Indonesia perokok aktif. Padahal, mahasiswa harusnya memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Tingkat pengetahuan merupakan aspek penting yang dinilai mampu memengaruhi kebiasaan merokok. Penelitian ini bertujuan untuk melihathubungan tingkat pengetahuan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) terhadap bahaya rokok dan kebiasaan merokok. Metode penelitian ini adalah studi potong lintang yang dilaksanakan di UIpada bulan Agustus2018 hingga Maret2019.Peneliti menggunakan kuesioner sebagai instrumen untuk disebarkan kepada 94 responden yang dipilih menggunakan teknik pengambilan acak.Uji yang dilakukan untuk menganalisis data adalah uji univariat untuk melihat distribusi perokok dan uji fisher untuk menilai hubungan variabel. Hasil analisis statistik menunjukkan9 responden (9,6%) merupakan perokok aktif. Dari 9 perokok aktif, mayoritas berjenis kelamin laki-laki(88,9%), berasal dari fakultas hukum (44,4%) menggunakan rokok putih(66,7%), usia awal merokok17 tahun(33,3%), mengonsumsi 5-10 batang rokok sehari (55,5%), hanyamenggunakan rokok konvensional(89%), dan derajat adiksi terhadap nikotinnya cenderung ringan. Mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan mengenai bahaya rokok yang tinggi, baik responden yang merokok(77%)maupun tidakmerokok (68%). Seluruhresponden mendapat informasi mengenai merokok dari media cetak dan elektronik (100%). Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kebiasaan merokokmaupun derajat adiksi nikotin. Penelitian ini menunjukkan penggunaan rokok pada mahasiswa UIsudah tidak terlalu banyak. Namun, tingkat pengetahuan yang tinggi tidak membuat mahasiswa tidak merokok. Hal ini disebabkan oleh perokok cenderung menyepelekan bahaya dari merokok terhadap diri sendiri atau sekitarnya. Derajat adiksi nikotin pada mahasiswa UI cenderung ringan. Hal ini menunjukkan bahwa alasan mahasiswa UI merokok bukan disebabkan oleh kecanduan.

There are 35.5% of students in Indonesia who are active smokers. In fact, students should have a high level of education. The level of knowledge is an important aspect that is considered capable of influencing smoking habits. This study aims to examine the relationship between the level of knowledge of students at the University of Indonesia (UI) on the dangers of smoking and smoking habits. This research method is a cross-sectional study conducted at UI from August 2018 to March 2019. The researcher used a questionnaire as an instrument to be distributed to 94 respondents who were selected using a random sampling technique. assess variable relationships. The results of statistical analysis showed 9 respondents (9.6%) were active smokers. Of the 9 active smokers, the majority were male (88.9%), came from law school (44.4%) used white cigarettes (66.7%), the initial age of smoking was 17 years (33.3%). 5-10 cigarettes a day (55.5%), only using conventional cigarettes (89%), and the degree of addiction to nicotine tends to be mild. The majority of respondents have a high level of knowledge about the dangers of smoking, both respondents who smoke (77%) and non-smokers (68%). All respondents received information about smoking from print and electronic media (100%). No significant relationship was found between the level of knowledge with smoking habits and the degree of nicotine addiction. This study shows that the use of cigarettes in UI students is not too much. However, a high level of knowledge does not prevent students from smoking. This is because smokers tend to underestimate the dangers of smoking to themselves or those around them. The degree of nicotine addiction in UI students tends to be mild. This shows that the reason why UI students smoke is not caused by addiction."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhara Gittanty Noor
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah perokok aktif melakukan information avoidance untuk melindungi intuitive preference yakni tetap merokok dan apakah informasi gambar secara signifikan dapat mencegah keputusan untuk merokok dibandingkan informasi tulisan pada perokok aktif. Penelitian ini memprediksi bahwa keinginan untuk terus merokok membuat perokok melakukan information avoidance dan informasi bahaya merokok dalam bentuk gambar lebih efektif dalam mencegah keputusan untuk merokok. Partisipan penelitian merupakan perokok aktif laki-laki yang berdomisili di Jakarta dan Bogor dengan usia minimal 18 tahun (N=71). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perokok yang tidak melakukan information avoidance justru membuat keputusan untuk merokok serta bentuk informasi dapat memprediksi keputusan terkait perilaku merokok dimana kelompok yang diberikan informasi gambar 0,32 kali lebih mungkin membuat keputusan untuk merokok. Penjelasan yang diajukan berdasarkan hasil penelitian ialah keinginan untuk merokok pada perokok aktif sangat kuat sehingga tidak perlu untuk dilindungi. Sementara, PHW dapat menyebabkan overexposure sehingga gambar tidak lagi efektif mencegah seseorang untuk merokok. Hal ini mengimplikasikan bahwa informasi bahaya merokok pada kemasan rokok belum efektif dalam menurunkan angka perokok sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait cara penyampaian informasi bahaya merokok yang efektif untuk mencegah perilaku merokok.

This study aims to demonstrate whether active smokers choose to avoid information to protect their intuitive preference to keep smokinh and whether visual information can significantly prevent smoking decision compared to text information on active smokers. This study predicts that the desire to continue smoking makes smokers choose to avoid information and visual information about negative impact of smoking can be more effective in preventing the decision to smoke. Study participants were male active smokers in Jakarta and Bogor with a minimum age of 18 years N = 71. The results of this study indicate that smokers who do not choose to avoid information actually make a decision to smoke and the form of information can predict smoking-related decisions where the group that were given visual information were 0.32 times more likely to make a decision to smoke. The explanation that was formed based on those results are the desire to smoke in active smokers is so strong that it does not need to be protected. Moreover, PHW may causes overexposure so that visual information is no longer effective in preventing someone from smoking. This implies that informations about danger of smoking on cigarette packs have not been effective in reducing the number of smokers. Further research needed to be done regarding how to effectively deliver information about danger of smoking."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muh. Amin S.
"Rokok merupakan faktor resiko utama dari penyakit jantung, kanker, penyakit paru kronis, kanker mulut dan tenggorokan. Perilaku merokok bahkan dapat kita jumpai pada kelompok umur yang lebih muda, yakni pelajar sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh peringatan kesehatan bergambar pada kemasan rokok terhadap intensi berhenti merokok Siswa SMA laki-laki dengan menggunakan studi cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan pada siswa SMA di Makassar yang dihitung berdasarkan rumus uji hipotesis beda proporsi yaitu 96 responden dari SMU, 64 responden dari SMK, 11 responden dari MA. Tingkat efektivitas pengaruh kesehatan bergambar pada kemasan rokok terhadap intensi berhenti merokok Siswa SMA laki-laki diukur dengan menggunakan kuesioner. Seluruh gambar memiliki hubungan yang signifikan dengan intensi berhenti merokok responden, yaitu gambar 1 dengan nilai p = 0,001, gambar 2 dengan nilai p = 0,001, gambar 3 dengan nilai p = 0,002, gambar 4 dengan nilai p = 0,001 dan gambar 5 dengan nilai p = 0,004. Dari keseluruhan variabel independen yang diduga paling kuat mempengaruhi intensi berhenti merokok pada responden adalah Gambar 4 dengan p value < 0,05. Dengan nilai OR sebesar 2,7 yang artinya Gambar 4 memberikan peluang 2,7 kali menyebabkan tingginya intensi berhenti merokok siswa.

Smoking is the main risk factor of heart disease, cancer, chronic lung disease, cancer of the mouth and throat. Smoking behavior can even be encountered in the younger age groups, the students of the school. This study was purposed to analyze the impact pictorial health warnings on cigarette packs toward the intentions to quit smoking of male high school students by using the cross sectional study. Sampling is done on high school students in Makassar, which is calculated based on the formula of hypothesis test different proportions of high school at 96 respondents, 64 respondents from SMK, 11 respondents from MA. The effectiveness of pictorial health effect on cigarette packs to the intention to quit smoking male high school students were measured using a questionnaire. The whole picture has a significant relationship with the intention of quitting the respondents, namely figure 1 with a value of p = 0.001, Figure 2 with p = 0.001, figure 3 with p = 0.002, Figure 4 with p = 0.001 and figure 5 with p = 0.004. The total of independent variables that suspect the most strongly influence on respondents' intention to quit smoking is Figure 4 with p value <0.05. With OR of 2.7, which means Figure 4 provides 2.7 times the chance of causing high intention to quit smoking students.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geneva: UICC, 1980
362.296 GUI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>