Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ilmi Amalia
Abstrak :
ABSTRAK
Masa remaja adalah mesa pemberontakan (Papalia, 2001). Remaja mengalami kondisi emosi yang labil, konflik dengan keluarga, tingkah laku yang menantang bahaya, dan penolakan terhadap nilai-nilai orang dewasa (Papalia, 2001). Pada tahap ini remaja dihadapkan pada usaha mencari jati did. Remaja akan dikonfrontasikan dengan banyak peran baru dan situasi orang dewasa. Kondisi dan tuntutan tersebut terkadang menciptakan konflik-konflik dalam diri remaja. Remaja dapat melewati konflik-konflik tersebut dan mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa yang matang jika remaja mampu mengembangkan dirinya sebagai remaja yang sehat mental.

Individu yang sehat mental dapat didefinisikan sebagai individu yang dapat menyesuaikan diri terhadap dunia dan orang lain dengan kepuasan dan efektivitas maksimal (Menninge dalam Park, 2004). Birren dan Sloane (1980) menambahkan bahwa ada empat komponen individu yang sehat mental, yaitu tidak mengalami gangguan mental, tidak mengalami keterbatasan atau defisit dalam tingkah lake, mengalami kepuasan dalam hidupnya, dan keadaan dirinya scat ini mendekati sosok yang ideal yang dihadapkan. Dui kedua defmisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepuasan hidup adalah salah satu aspek yang menentukan kesehatan mental individu.

Kepuasan hidup, menurut Park (2004), memiliki banyak peran positif dalam perkembangan remaja. Remaja dengan kepuasan hidup tinggi dalam menghadapi peristiwa yang menekan (stressful) memunculkan tingkah laku bermasalah lebih rendah dibandingkan dengan yang memiliki kepuasan hidup yang rendah (Suldo dan Huebner, 2004).

Kepuasan hidup terbukti rnemiliki manfaat bagi perkembangan remaja. Untuk dapat melihat kepuasan hidup pada remaja secara tepat, dibutuhkan sebuah alat ukur kepuasan hidup yang memiliki nilai validitas dan reliabilitas yang baik.

Di Indonesia belum terdapat skala yang mampu memberikan gambaran secara detail mengenai kepuasan hidup pada ranah-ranah kehidupan remaja, misalnya kepuasan di sekolah, keluarga.

Alat ukur ini disusun berdasarkan definisi kepuasan hidup sebagai penilaian secara global terhadap kualitas hidup individu berdasarkan !criteria yang ditetapkan oleh individu itu sendiri dengan cara membandingkan antara kondisi saat ini dan kondisi ideal serta yang diharapkannya. Untuk mendapatkan penilaian mengenai kualitas hidup secara menyeluruh dilakukan penilaian hidup per ranah kehidupan remaja, yang meliputi, diri, keluarga, teman, dan sekolah. Alat ukur ini menggunakan metode skala Likert yang mempunyai enam alternatif jawaban untuk setiap item, yaitu mulai dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala kepuasan pada remaja memiliki Koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,835 dan hal ini menunjukkan bahwa skala kepuasan hidup pada remaja memililki nilai reliabilitas yang cukup baik.

Kekuatan validitas dilihat berdasarkan nilai item-total correlation, maka terdapat dua puluh item yang dipertahankan dalam skala ini. Kedua puluh item tersebut memiliki nilai item-total correlation yang berkisar antara 0,306 dan 0,491. Kedua puluh item ini dikatakan telah menunjukkan konsistensi internal, karena setiap item mengukur konstruk yang sama.

Pada pembuatan skala ini peneliti tidak memasukkan definisi kepuasan hidup sebagai kepuasan hidup yang diperoleh individu bila ia memiliki persepsi yang positif terhadap perbedaan antara kondisi ideal dan kondisi yang sebenarnya. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan skala ini dapat direvisi dengan menambahkan definisi tersebut.

Untuk mendapatkan tingkat reliabilitas yang cukup baik maka perlu dilakukan uji reliabilitas dengan teknik yang lain, yaitu tes-retest dan alternate form. Kekuatan validitas juga perlu ditambahkan dengan menggunakan metode construct-related validity dengan menggunakan teknik analisis faktor, validitas konvergen, dan validitas diskriminan. Skala ini juga dapat diuji dengan menggunakan metode criterion-related validity , misalnya mengkorelasikan skor dengan penilaian guru atau orang tua.
2007
T 17868
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlyta Hafiyah
Abstrak :
Tiap orang memiliki pertanyaan tentang makna hidupnya. Ia menilai dan mengevaluasi apakah hidupnya telah bermakna atau tidak. Pertanyaan demikian muncul saat seseorang memasuki periode dewasa. Dalam psikologi, perhatian terhadap hidup bermakna atau makna hidup terarah pada teori Victor Frank] dan Abraham Maslow. Muncul beberapa tes yang dikembangkan berdasarkan masing-masing dari teori dua tokoh tersebut, seperti Purpose in Life test yang dikembangkan berdasarkan teori Frank] dan Personal Orientation Inventory yang dikembangkan berdasarkan teori Maslow. Namun, muncul beberapa kritik terhadap kedua alat tes itu, sehingga dikembangkan alternatif pengukuran baru bernama Life Regard Index (LRI). Alat ini dikembangkan oieh Battista & Almond (1973) berdasarkan studi literatur penggunaan istilah meaningful life dan analisis metaperspektif terhadap teori Frank] dan Maslow. Meaningful life atau hidup bermakna didefinisikan secara operasional sebagai positive life regard yang berarti: keyakinan individu bahwa is memenuhi sebuah kerangka hidup atau tujuan hidup yang memberikannya pemahaman yang bemilai akan hidupnya (Battista & Almond, 1973). LRI kemudian disusun atas dua subskala: framework dan fulllment. Setiap subskala terdiri dari 14 item dan berupa 5 -point scale. Debats dalam serangkaian studinya (1990, 1993, 1995) kemudian meneliti aspek psikometris dari LRI dan mengadaptasi LRI di Belanda. Penelitian ini mengikuti studi Debats untuk mengadaptasi LRI ke dalam konteks masyarakat Indonesia. Hasil uji psikometris memberikan data yang memuaskan. LRI teruji valid dan reliabel. Selain itu ditemukan juga adanya perbedaan pandangan akan hidup bermakna antara fase-fase dalam periode dewasa muda.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17893
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Suryati
Abstrak :
Kualitas Hidup lanjut usia di panti sosial tresna werdha dapat meningkatkan kemandirian lansia dalam melakukan kegiatan sehari-hari, lanjut usia yang sehat memerlukan dukungan sosial dari lingkungan yang ada disekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan kualitas hidup lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Jakarta Selatan. Desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lanjut usia yang ada di panti dengan jumlah 148 orang. Alat ukur yang digunakan WHOQOL Data dianalisis menggunakan Chi Square. Hasil menunjukkan adanya hubungan dukungan sosial emosional dengan kualitas hidup lanjut usia (p value < 0,05). Variabel dukungan sosial yang paling berhubungan dalam kualitas hidup lanjut usia adalah dukungan sosial emosional. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber untuk menentukan kualitas hidup di Panti. ......Quality of life Eldery in nursing home can improve independence of elder activity daily living, A healthy Elder need social support from environment around. This study aim to know correlation between social support and Quality of live in Budi Mulia 4 Nursing Home, South Jakarta. Design of study is cross sectional. Population in this study is all of elder which life in nursing home, 148 people. Measure of this study is using WHOQOL. Analysis by using chi square. Results of this study showing there is correlation between emotional social support and quality life of elder (p value < 0,05). Social support is one of most correlate with quality life of elder. This study tend to know quality life of elder in nursing home.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T42758
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chatarina Setya Widyastuti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola hidup pasien setelah operasi CABG. Penelitian diskriptif analitik ini dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan di RSJPDHK, Jakarta. menggunakan kuesioner yang sudah valid dan reliable. Sampel penelitian ini adalah 61 pasien yang dipilih dengan teknik conveniance sampling. Data dianalisa dengan uji chisquare. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, durasi setelah operasi, pengetahuan, sikap dan dukungan dengan pola hidup pasien setelah operasi CABG dan ada hubungan (p value 0,005) antara sumber daya dengan pola hidup pasien setelah operasi CABG. Perawat sebaiknya memperhatikan sumber daya yang dimiliki pasien saat memberikan intervensi keperawatan. ......These research objectives were to determine the factors that influence a lifestyle of patients after CABG surgery. This analytical descriptive study with cross sectional approach was performed in RSJPDHK, Jakarta, using a questionnaire that was valid and reliable. The sample of this study was 61 patients who were selected by conveniance sampling technique. Data were analyzed with chi-square test. The results showed, no association between age, gender, education, occupation, duration after surgery, knowledge, attitudes and support with the lifestyle of patients after CABG surgery and there was association (p value 0.005) between resource with a lifestyle of patients after CABG surgery . Nurses should consider patient?s resources when providing nursing interventions.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chatarina Setya Widyastuti
Abstrak :
Bedah pintas koroner atau coronary artery bypass graft (CABG) adalah tindakan pembedahan untuk mengatasi dampak sumbatan arteri koroner pada klien dengan gangguan sindroma koroner akut. Dampak dari pembedahan ini menuntut klien untuk dapat menyesuaikan pola hidupnya agar gangguan berulang dapat dihindari. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pola hidup pasien setelah operasi CABG. Penelitian dengan metode deskriptif analitik ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sebuah kuesioner yang sudah valid dan reliabel telah digunakan untuk mengumpulkan data. Sampel penelitian ini adalah 61 pasien yang dipilih dengan teknik convenience sampling. Data dianalisis dengan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara sumber daya yang dimiliki pasien dengan pola hidup pasien setelah operasi CABG (p= 0,005; α= 0,05). Berdasarkan temuan ini direkomendasikan agar perawat sebaiknya memperhatikan sumber daya yang dimiliki pasien seperti keuangan, keterjangkauan fasilitas kesehatan, waktu, kekuatan fisik, dan informasi saat memberikan pendidikan kesehatan terkait pola hidup yang harus dijalankan pasien.

Patients Resources Affecting their Life Style after Coronary Artery Bypass Graft Surgery. Coronary artery bypass graft (CABG) is a surgical intervention to solve the impact of coronary artery occlusion in patients with the acute coronary syndrome. The impact of the surgery demands clients to adjust their life style in order to prevent the recurrent attack. The objectives of the research were to determine the factors that influence the lifestyle of patients after CABG surgery. This analytical descriptive study employed a cross sectional approach. A valid and reliable questionnaire was used to collect data. The sample of this study was 61 patients who were selected with a convenience sampling technique. Data were analyzed with Chi-square test. The results showed that there is a significant relationship between patient resources with the lifestyle of patients after CABG surgery CABG (p= 0.005; α= 0.05). A recommendation is directed to nurses who are in a better position to always consider patient?s resources such as finance, affordability of health facilities, time, physical strength and information when providing health education about the patient lifestyle.
Akedemi Keperawatan Panti Rapih ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
610 JKI 16:3 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[Kanker merupakan masalah serius di Indonesia, khususnya kanker kolorektal. Salah satu pengobatan kanker kolorektal adalah pembuatan stoma. Stoma merupakan masalah serius yang mempengaruhi kualitas hidup pada pasien kanker. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kualitas hidup pasien stoma di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Desain penelitian ini adalah diskriptif kategorik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan tehnik total sampling sebanyak 37 pasien dengan stoma permanen. Instrumen yang digunakan adalah Quality of Life Questionnaire Patient with an ostomy yang sudah dimodifikasi. Penelitian ini menggambarkan kualitas hidup pasien stoma permanen dengan empat dimensi yaitu fisik, psikologis, sosial dan spiritual . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien dengan stoma permanen memiliki kualitas hidup yang baik., Cancer is a serious problem in Indonesia, particularly colorectal cancer. The most common of therapy colorectal cancer is stoma creation. Stoma is a serious problem that affects the quality of life in cancer patients. This study aims to an overview the quality of life in stoma patients at Dharmais Cancer Hospital. The study was conducted using a descriptive categorical. This study using total sample technique of 37 patients with a permanent stoma. The instrument used is the Quality of Life Questionnaire Patient with an ostomy that has been modified. This study was an overview quality of life permanent stoma patient with four dimension are physical, pschychological, social and spiritual. The result shown quality of life patient with permanent stoma is good.]
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S58252
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rossy Candrawati
Abstrak :
[ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara makna hidup dan kecemasan kematian pada orang dengan kanker. Pengukuran makna hidup pada orang dengan kanker dilakukan dengan menggunakan Meaning in Life Scale (MiLS) yang dikembangkan oleh Jim et al. (2006). Di samping itu, pengukuran kecemasan kematian menggunakan Death Anxiety Scale (DAS) yang dikembangkan oleh Templer (1970). Secara keseluruhan, terdapat 54 orang orang dengan kanker (20 ? 65 tahun) dengan jenis penyakit kanker yang berbeda yang diikutsertakan sebagai partisipan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara makna hidup (M= 12.58, SD = 2.06) dan kecemasan kematian (M = 46.65, SD = 9.24) pada orang dengan kanker dengan r = -0.268, p=0.05, signifikan pada L.o.S 0.05.
ABSTRACT , This research was conducted to examine the correlation between meaning in life and death anxiety among cancer survivors. Meaning in life in person with cancer was measured by using Meaning in Life Scale (MiLS), developed by Jim et al. (2006). Beside, death anxiety was measure by using the Death Anxiety Scale (DAS) developed by Templer (1970). Overall, there are 54 person with cancer (20 – 65 years) with different types of cancer that include in this research. The results showed a significant negative correlation between meaning in life (M = 12.58, SD = 2.06) and death anxiety (M = 46.65, SD = 9.24) in person with cancer with r = -0.268, p = 0.05 , significant at L.o.S 0.05.]
2015
S58930
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Indah Dwijayanti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sikap terhadap waktu pada remaja dapat memprediksi kepuasan hidup mereka pada wilayah Jakarta dan sekitarnya. Partisipan yang dilibatkan adalah siswa SMA di Jakarta dan sekitarnya dengan usia rata-rata 17 tahun sejumlah 96 orang. Instrumen yang digunakan adalah Adolescent Time Inventory ndash; Time Attitude ATI-TA karya Mello dan Worrell 2016 untuk mengukur sikap terhadap waktu dan Satisfaction With Life Scale SWLS karya Diener 1985 untuk mengukur kepuasan hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap terhadap waktu memiliki hubungan yang kuat terhadap kepuasan hidup Signifikan pada N= 96.
This study aims to determine whether the time attitude of adolescents can predict the satisfaction of their lives in the area of Jakarta and surrounding areas. Participants who involved are high school students in Jakarta and surrounding areas with an average age of 17 years of 96 people. The instrument used is Adolescent Time Inventory Time Attitude ATI TA by Mello and Worrell 2016 to measure time attitude and Diener 39s Satisfaction With Life Scale SWLS to measure life satisfaction. The results show that time attitude have a strong relationship to life satisfaction Significant at N 96.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library