Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hani Irianti Pahlevi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan dan mengevaluasi alat ukur baru untuk Perfeksionisme. Alat ukur baru dikembangkan melalu studi percontohan yang berfokus pada dua aspek perfeksionisme yang adaptif i.e., high standard dan maladaptif i.e., discrepancy perfeksionisme. Hasil akhir dari penelitian ini menjadi 12-item skala perfeksionisme dengan dua sub-skala yaitu high standard dan discrepancy. Alat ukur ini diberikan kepada 167 mahasiswa University of Queensland yang terdaftar dalam kelas Measurement of Psychology PSYC3020 . Perhitungan Alpha Cronbach dan analisis korelasi pada tiga hipotesis validasi dilakukan untuk mengevaluasi reliabilitas dan validitas dari skala ini. Hasil analisa tersebut menunjukan konsistensi internal menyeluruh yang sangat baik dan dua dari tiga hipotesis validasi didukung. Alat ukur ini selanjutnya diadministrasikan pada 30 mahasiswa Indonesia yang menempuh studi University of Queensland sebagai sampel perdana alat ukur ini untuk mendapatkan data mengenai derajat perfeksionisme yang mereka miliki.

The present study is conducted to develop and evaluate a new scale on Perfectionism. The new scale was developed through pilot study which focus on two aspects of perfectionism which is adaptive i.e., high standards and maladaptive i.e., discrepancy perfectionism. A final 12-item Perfectionism Scale with two subscales; high standard and discrepancy, were tested. The scale was administered to a total of 167 University of Queensland students who enrolled in Measurement in Psychology PSYC3020 course. Cronbach rsquo; Alpha calculation and correlation analysis on three validation hypotheses was performed to evaluate the reliability and validation of the scale. An excellent overall internal consistency was reported, and two of the three validation hypotheses were supported. The scale was also administered to a total of 30 Indonesian international students at University of Queensland to further evaluate the current measure. High score of Perfectionism was found amongst them. The present scale can be applied in consultation session to measure one rsquo;s perfectionism scale which might appeared as a contributing information during the case formulation process.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jatu Anggraeni
"Penelitian menenai profil trait pengusaha Multi Level Marketing di Jakarta bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbedaan profil trait self confidence, originality, people oriented, task oriented, risk taking dan future oriented pada pengusaha Multi Level Marketing di Jakarta dengan dikaitkan pada faktor-faktor yang berperan di dalam trait pengusaha yakni jenis kelamin, usia, status marital, pendidikan. Di samping itu diteliti pula bagaimana trait yang menonjol pada pengusaha (atau dikenal dengan sebutan distributor) Multi Level Marketing yang sukses, dan bagaimana tipe pengusaha para distributor Multi Level Marketing di Jakarta berdasarkan trait task oriented.
Penelitian dilakukan atas dasar pentingnya mengetahui trait bagi pengusaha maupun calon pengusaha khususnya distributor Multi Level Marketing, sehingga diharapkan mereka dapat melakukan perubahan-perubahan yang positif-konstruktif dengan memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya untuk meraih sukses.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif berdasarkan teori dan alat yang dibuat oleh Technology Development Center yang berpusat di EAST WEST INSTITUTE, Honolulu Hawaii. Di samping itu penelitian ini juga membahas teori dari Robert Dougal (1986) dan beberapa hasil penelitian yang memiliki relevansi dengan area penelitian ini.
Hasilnya secara umum memperlihatkan 88.89% hipotesa null diterima yaitu, tidak terdapat perbedaan trait pengusaha yang signifikan pada Level Of Significance .05 pada distributor Multi Level Marketing di Jakarta dalam kaitannya dengan aspek jenis kelamin, usia, status marital, pendidikan. Sisanya adalah 11.11% hipotesa null yang ditolak, yaitu terdapat perbedaan trait pengusaha yang signifikan pada Level Of Significance .05 pada distributor Multi Level Marketing di Jakarta dalam kaitannya dengan aspek jenis kelamin, usia, status marital, pendidikan. Tetapi dapat diambil sebuah generalisasi bahwa dalam tiap faktor yang berperan dalam trait pengusaha terdapat urutan trait yang sering ditemui yaitu people oriented, task oriented, hsk taking, future oriented, self confidence, dan yang terakhir adalah originality. Selain itu urutan tipe pengusaha yang dominan pada distributor Multi Level Marketing di Jakarta adalah pragmatist, need achiever dan yang terakhir adalah managerial. Sedangkan urutan trait yang menonjol pada distributor Multi Level Marketing di Jakarta yang sukses adalah people oriented, kemudian task oriented, risk taking, future oriented, self confidence, dan yang terakhir adalah originality.
Saran-saran yang diajukan untuk peningkatan faktor metodologis berupa hal-hal yang perlu dipertimbangkan agar di kemudian hari penelitian yang relevan bisa lebih sempurna. Juga saran mengenai area yang dapat dieskplorasi lebih jauh dari penelitian ini untuk diteliti selanjutnya di masa yang akan datang."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3067
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriella Putri Anandaprasa
"ABSTRAK
Perfeksionisme adalah konsep yang diterima dengan baik dalam literatur psikologis. Namun karena mayoritas peneliti menggunakan pendekatan multidimensional, tidak ada definisi yang seragam untuk perfeksionisme. Juga, beberapa dimensi dari skala-skala perfeksionisme yang sudah ada kerap menunjukkan ketidakstabilan faktorial pada sampel yang berbeda. Untuk mengatasi masalah ini, kami mengembangkan skala Perfeksionisme Singkat BPS hanya terdiri dari dua dimensi: 1 Perfeksionisme Adaptif, dan 2 Perfeksionisme Maladaptif. Lebih jauh lagi, penelitian ini melaporkan reliabilitasnya, dan kekuatan prediktif relatif dari subskalanya untuk harga diri, kegelisahan, neurotisme dan kesadaran. BPS diuji pada 167 siswa di Universitas Queensland. Studi kami menemukan bahwa BPS mampu memprediksi kecemasan, neurotisme dan ketelitian. Namun, harga diri tidak dapat diprediksi oleh BPS. Secara keseluruhan, skala baru ini memiliki tingkat validitas yang layak, reabilitas yang baik. Selain itu, indeks item diskriminasi telah menunjukkan kecukupan skala ini untuk membedakan perfeksionis adaptif dan maladaptif. Dalam hal reabilitas, Brief Perfectionism Scale kami telah ditemukan memiliki konsistensi internal yang baik Cronbach Alpha = 0,81 dan analisis diskriminan untuk item tersebut memuaskan. Terakhir, perbaikan masa depan harus dilakukan mengenai item dengan indeks diskriminasi item rendah, dan validitas konten pada subskala adaptif perfeksionisme.

ABSTRACT
Perfectionism is a well received concept in psychological literature. Yet due to the multidimensional approach, there was no uniform definition for perfectionism. Also, some of perfectionism scales indicated factorial instability across different samples. To overcome these problems, we developed the Brief Perfectionism scale BPS would only consists of two dimensions 1 Adaptive, and 2 Maladaptive Perfectionism. Furthermore This study reported its reliability, and the relative predictive power of its subscales to self esteem, anxiety, neuroticism and conscientiousness. The BPS was tested on 167 students of University of Queensland. The study found out that the BPS was able to predict anxiety, neuroticism and conscientiousness. However, self esteem could not be predicted by BPS. Overall, this new scale has a decent degree of validity, a good reliability. In addition, the item discrimination indices have shown this scale rsquo s adequacy to differentiate adaptive and maladaptive perfectionists. In regards to the reliability, our Brief Perfectionism Scale has found to have excellent internal consistency Cronbach Alpha .81 and the discriminant analyses for the items were satisfactory. Lastly, future improvements should be made regarding the items with low item discrimination indices, and the content validity on the adaptive perfectionism subscale. "
2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harbunangin, Bimandari
"Walaupun terdapat beberapa skala yang telah di kembangkan untuk mengukur perfeksionisme, tidak ada skala yang hanya murni mengukur sifat perfeksionisme.Sebagai contoh, salah satu sub-skala dalam Skala Revisi Hampir Sempurna APS-R , yaitu lsquo;Urutan rsquo;, memiliki tidak hanya aspek perfeksionisme namun juga aspek obsesif kompulsif. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengembangkan skala baru yang mengukur perfeksionism. Skala ini memiliki dua dimensi: 1 Standar Tinggi, dan 2 Ketidaksesuaian. Skala baru ini diadapsi dari skala APS-R. Dalam proses adaptasi skala APS-R, kami menghapuskan sub-skala lsquo;Urutan rsquo; dari skala APS-R. Jumlah dari 109 mahasiswa yang terdaftar dalam kelas PSYC3020 di Universitas Queensland telah direkrut sebagai perserta. Hipotesa kami adalah 1 sub-skala Standar Tinggi akan berkorelasi positif dengan Ketelitian, 2 sub-skala Ketidaksesuaiaan akan berkorelasi positif dengan Neurotisme. Untuk memvalidasi skala baru ini, korelasi Pearson rsquo;s analysis digunakan. Skala validasi termasuk; Skala Revisi Hampir Sempurna APS-R , Neurotisme, Kecemasan, dan Skala Kekhawatiran Penn State. Kemudian, untuk mengukur reabilitas, kami menggunakan item diskriminasi untuk mengukur kualitas item individu. Seluruh hasil menunjukkan konsistensi dengan hipotesa. Skala Perfeksionisme memiliki konsistensi internal yang baik Cronbach rsquo; ? = .80 dan analisa diskriminasi memuaskan menunujukan korelasi antara item-item dengan skala validasi. Maka, hasil dari skala baru ini menunjukan reabilitas dan validasi dalam mengukur sifat perfeksionisme.

Although several scales have been developed to measure perfectionism, none of the scale has measured perfectionism per se. For instance, Revised Almost Perfect Scale APS R has sub scale of lsquo Order 39 , which also measure obsessive compulsive traits. Therefore, this present study is aimed to develop a new scale of perfectionism. The Perfectionism Scale PS consists of two dimensions 1 High Standards, and 2 Discrepancy. The items in PS were adapted from APS R. In adapting APS R into PS, the lsquo Order rsquo sub scale was excluded. A total of 109 students who enrolled in PSCY3020 in University of Queensland were recruited as participants. To validate the scale, we conducted concurrent validity analysis by correlating PS with Neuroticism, and Conscientiousness. Furthermore, to also evaluate the PS rsquo s reliability, item discrimination indices were calculated. We hypothesised that PS would be 1 positively correlated with Conscientiousness, 2 positively correlated with Neuroticism. The reliability analysis indicated that Perfectionism Scale has excellent internal consistency Cronbach Alpha .80 and the discriminant analyses for the items were satisfactory. The correlation analysis also showed that there is a positive correlation between PS and the validating scales. Thus, this result suggests that PS is reliable and valid for measuring perfectionism trait.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Qisthi Fathiya Robbani
"Mahasiswa program sarjana kerap dituntut untuk bisa selalu meraih hasil terbaik selama masa perkuliahan. Hal ini dapat berdampak pada kesejahteraan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran perfeksionisme dalam kesejahteraan optimal (flourishing) pada mahasiswa program sarjana di Indonesia. Dengan pendekatan kuantitatif non-eksperimental, data dikumpulkan dari 153 mahasiswa sarjana di Indonesia dengan rentang usia 18–24 tahun melalui kuesioner yang diberikan secara daring. Perfeksionisme diukur dengan Indonesian Multidimensional Perfectionism Scale dan kesejahteraan optimal diukur dengan The PERMA-Profiler. Hasil penelitian menggunakan analisis regresi berganda metode enter menunjukkan bahwa ketiga dimensi perfeksionisme ditemukan berperan secara simultan dalam memprediksi kesejahteraan optimal. Jika dilihat peran dari setiap dimensi, ditemukan bahwa dimensi self-oriented perfectionism berperan positif signifikan dan socially prescribed perfectionism berperan negatif signifikan dalam memprediksi kesejahteraan optimal, sedangkan dimensi other-oriented perfectionism ditemukan tidak berperan signifikan dalam memprediksi kesejahteraan optimal. Hasil penelitian ini menekankan adanya dua sisi dari dimensi perfeksionisme yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan kesejahteraan optimal pada mahasiswa sarjana di Indonesia.

Undergraduate students are often required to always achieve the best results during their studies. This can have an impact on their well-being. This study aims to examine the role of perfectionism in flourishing in undergraduate students in Indonesia. Using a non-experimental quantitative approach, data were collected from 153 undergraduate students in Indonesia aged 18–24 years through an online questionnaire. Perfectionism was measured using the Indonesian Multidimensional Perfectionism Scale and flourishing was measured using the The PERMA-Profiler. The results of the study using multiple regression analysis using the enter method showed that the three dimensions of perfectionism were found to simultaneously predict flourishing. In examining the role of each dimension, self-oriented perfectionism had a significant positive role and socially prescribed perfectionism had a significant negative role in predicting flourishing. Meanwhile, other-oriented perfectionism was found to have no significant role in predicting flourishing. These findings emphasize the two-sided nature of the perfectionism dimensions which can then be utilized accordingly to maximize flourishing in undergraduate students in Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qisthi Fathiya Robbani
"Mahasiswa program sarjana kerap dituntut untuk bisa selalu meraih hasil terbaik selama masa perkuliahan. Hal ini dapat berdampak pada kesejahteraan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran perfeksionisme dalam kesejahteraan optimal (flourishing) pada mahasiswa program sarjana di Indonesia. Dengan pendekatan kuantitatif non-eksperimental, data dikumpulkan dari 153 mahasiswa sarjana di Indonesia dengan rentang usia 18–24 tahun melalui kuesioner yang diberikan secara daring. Perfeksionisme diukur dengan Indonesian Multidimensional Perfectionism Scale dan kesejahteraan optimal diukur dengan The PERMA-Profiler. Hasil penelitian menggunakan analisis regresi berganda metode enter menunjukkan bahwa ketiga dimensi perfeksionisme ditemukan berperan secara simultan dalam memprediksi kesejahteraan optimal. Jika dilihat peran dari setiap dimensi, ditemukan bahwa dimensi self-oriented perfectionism berperan positif signifikan dan socially prescribed perfectionism berperan negatif signifikan dalam memprediksi kesejahteraan optimal, sedangkan dimensi other-oriented perfectionism ditemukan tidak berperan signifikan dalam memprediksi kesejahteraan optimal. Hasil penelitian ini menekankan adanya dua sisi dari dimensi perfeksionisme yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan kesejahteraan optimal pada mahasiswa sarjana di Indonesia.

Undergraduate students are often required to always achieve the best results during their studies. This can have an impact on their well-being. This study aims to examine the role of perfectionism in flourishing in undergraduate students in Indonesia. Using a non-experimental quantitative approach, data were collected from 153 undergraduate students in Indonesia aged 18–24 years through an online questionnaire. Perfectionism was measured using the Indonesian Multidimensional Perfectionism Scale and flourishing was measured using the The PERMA-Profiler. The results of the study using multiple regression analysis using the enter method showed that the three dimensions of perfectionism were found to simultaneously predict flourishing. In examining the role of each dimension, self-oriented perfectionism had a significant positive role and socially prescribed perfectionism had a significant negative role in predicting flourishing. Meanwhile, other-oriented perfectionism was found to have no significant role in predicting flourishing. These findings emphasize the two-sided nature of the perfectionism dimensions which can then be utilized accordingly to maximize flourishing in undergraduate students in Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library