Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yoanita Huriyati
Abstrak :
Latar Belalrang: Omega-3 sebagai salah satu jenis asam lemak tak jenuh majemuk dapat membentuk ikatan dengan fosfogliserida membangun sekaligus menentukan fluiditasnya. Peningkatan fluiditas membran diduga dapat meningkatkan laju difusi oksigen melewati membran sehingga kecepatan 8kl.lllI\l|8$i laktat akan menurun dan respon kelelahan dapat ditunda Hal ini ditandai dengan meningkatnya daya tahan kontraksi otot rangka selama melakukan kerja fisik. Tujuan: Mengetahui penganrh omega-3 suplementasi omega-3 l400mg/hari selama 8 minggu terhadap daya tahan kontraksi olot rangka selama kerja iisik imensitas sedang durasi panjang pack orang dewasa norhatlet. Metode: Penelitian ini msnggzmakan desain pre-pos! iruervenzion dengn komml diri sendiri pada I0 orang pria dewasa sehat berusia 20~24 tahun. Subyek penelitian diberikan suplemen omega-3 dengn dosis |400 mg/hari selama 8 minggu. Parameter yang diukur adalah kadar laktat darah dan durasi kerja selama melakukan kerja fisik intensitas sedang durasi panjang pada treadmill sebelum dan setelah perlakuan. Hasil: Kadar laktat darah menurun secara bermakna dari minggu 0 ke minggu 8. Penurunan ini terjadi pada saat pre-exercise (p=0.003), pada 10 menit exercise (p=0.00l), dan saat lelah (p=0.003). Didapati pula adanya peningkatan nilai setara durasi kerja fisik secara bermakna (p=0.005) dari 24.44¢l1.74 mmit di minggu 0 menjadi 27.99tl2_4I mmit di minggu 8. Selain im, terdqpar respon penunman deuyut jantung yang bermakna pda saat pre-exercise (p=0.003), pada 10 menit exercise (p=0.0l4), dan saat lelah (p=0.025) disenai perubahan tekanan darah yang tidak: bermakna. Ksimpulan: Penumnan kadar laktat darah 500311 bermakna setelah suplementasi omega-3 dengan dosis 1400 mg/hari selama 8 minggu mencerminkan adanya perbaikan suplai oksigen di sel otot rangka. Peningkatan durasi kerja fisik yang bermakna pada penelitian ini mencerminkan adanya peningkatan daya tahan konrraksi otot rangka yang disebabkan oleh meningkatnya kemampuan se! otot rangka untuk menyediakan energi melalui metabolisme aerobik. Respon penurunan denyut jantung yang bennakna disertai perubahan tekanan darah yang tidak bermakna pada pmditian ini mencerminkan adanya peningkatan daya pompa jantung yang menyebabkan suplai oksigen ke otot rangka menjadi Iebih hails.
Background: Omega-3 as one of polyunsaturated fatty acids (PUFAS), bind to membrane glycerophospholipid and determine its fluidity. The increase of membrane fluidity is thought to improve oxygen diffusion rate through membrane and causing reduction of lactate accumulation rate. Therefore, fatigue response can be delayed This condition characterized by the improvement of skeletal muscle endurance during physical work activity. Objective: Knowing the etrects of 1400 mg/day omega-3 suplem tation in 8 weeks on skeletal muscle endurance, during moderate physical work intensity for non-athlete adults. Method: Pre-post intervention design with self control is applied on this reaserach to 10 healthy males in 20-24 years of age. Omega-3 suplementation is giv to subjects in 1400 mg/day tbr 8 weeks. Parameters being measured are blood lactate level and physical work duration before and after treatment, during moderate physical work intensity on treadmill. Result: Blood lactate level decreases significantly from week-0 to week-8. The decrease is found at pre-exercise (p=0.003), I0 minutes of exercise (p=0.00l), and when subjects report tiredness (p=0.003). There is also a significant increase (p=0.005) on mean value of physical work duration ‘from 24.44a=ll.74 minutes in week-0 into 27.99=tl2.4I minutes in week-8. Moreover, there is a significant decrease in heart rate at pre-exercie (p=0.003), 10 minutes of exercise (p=0_0l4), and when subjects report tiredness (p=0.025)_ This condition is accompanied by urrsigniiicant changes of blood pressure. Conclusion: Significant decrease of blood lactate level atler 8 weeks of I400 mg/day omega-3 suplementation reflecting improvement of oxygen supply into skeletal muscle. Whereas significant increase of physical work duration in this research reflecting improvement of skeletal muscle endurance. This condition results from the improvement of skeletal muscle ability to supply energy through aerobic metabolism. Significant decrease of heart rate which accompanied by unsignilicant changes of blood pressure in this research, reflecting improvement of heart pump capacity and providing a better oxygen supply into skeletal muscle.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T33807
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Utami
Abstrak :
Seiring dengan meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif, khususnya Penyakit Kardiovaskuler ( PKV) di Indonesia, berkembang pula pemasaran global bermacam - macam suplemen makanan. Hal yang penting diperhatikan konsumen suplemen makanan adalah memahami cara penggunaannya yang benar. Mereka perlu memperoleh petunjuk dari ahli tentang manfaat suplemen, bagaimana pengaturannya dalam makanan sehari - hari, serta perilaku sehat yang menunjang agar manfaat suplemen lebih efektif. Salah satu suplemen yang beredar di Kotamadya Bandung 1998 adalah suplemen dengan komposisi utama omega -3. Berdasarkan pengamatan, pemasaran multi level marketing (MLM) berhasil menjaring konsumen yang leas. Pada pemasaran ini konsumen memperoleh bimbingan dan konsultasi pemahaman penggunaan suplemen, dengan demikian diasumsikan bahwa konsumen memiliki pengetahuan gizi yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi pengaruh pengetahuan gizi terhadap penggunaan suplemen omega - 3, setelah dikontrol oleh faktor -pendapatan, tingkat konsumsi lemak, kebiasaan olahraga dan merokok. Penelitian ini menggunakan rancangan kasus kontrol marching umur dan jenis kelamin, dengan sampel 91 pasang responden. Pengolahan data menggunakan program Epi Info 6 dan Stata 4. Analisis yang dilakukan meliputi analisis univariat, bivariat dan stratifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan gizi baik mempunyai kemungkinan 5,18 kali menggunakan suplemen omega-3 dibandingkan dengan responden dengan pengetahuan gizi kurang. Pengaruh pengetahuan ini menurun menjadi 4,24 kali setelah dikontrol oleh tingkat pendidikan . Demikian pula pengaruh pengetahuan gizi menurun dari 5,18 kali menjadi 4,71 kali setelah dikontrol oleh kebiasaan olahraga . Nampaknya cars pemasararan MLM pads lokasi penelitian, menjadi faktor penentu baiknya pengetahuan gizi responden. Pemasaran dengan MLM sebaiknya melibatkan tenaga ahli dalam operasional sehari ? hari. Hal ini merupakan salah satu perlindungan kepada konsumen, dan meningkatkan efektifitas suplemen omega - 3, serta menghindari kesan bahwa pemasaran ini hanya bersifat bisnis semata. Penyuluhan yang terns - menerus dan berkesinambungan perlu menjadi program utama pada perusahan distributor suplemen omega - 3. Efektifitas manfaat suplemen omega -3 serta studi kualitatif pads penggunaan suplemen omega-3 dapat menjadi lanjutan penelitian yang telah dilakukan. ......Effect of Nutrition Knowledge on Health Food Supplement of Omega-3 in Dislipidemia cases in the Municipality of Bandung Year 1998The Coronary Heart Disease (CHD) as one of the masnifestation of degenerative diseases tends to increase in prevalence year by year. Accordingly, there is also an improved market share of health foods. Considering that the consumers should be able to understand how to use appropriately those health foods, they should obtain accurate and adequate instructions about health foods including their advantages and disadvantages, purposes on daily consumption and healthy behavior toward effective treatment from health and nutrition specialist. One of the health foods, that has already been in the Bandung market in 1998 consisted omega-3. Based on a survey, a multi Ievel marketing ( MLM ) has been able to coup wider consumer. Through this marketing channel consumers obtained effective guidance and counseling to consume and its assumed that they obtained proper nutrition knowledge. This research has a main purpose to obtain effect of nutrition knowledge to use health food omega-3 controlled by several confounding factors such as occupation, education, salary, level of fat consumption, exercise and smoke behavior. It used a case - control design by mathing in age and sex of 91 pair of respondents. Data were analysed through Epi-Info 6 and Stata 4. It is conducted through univariate, bivariate and stratification analyse. Finding showed respondents who have better nutrition knowledge have 5.18 times to use omega-3 supplement compare to the low one. This effect decreased to 4.24 times after controlled by education. Furthermore, when association controlled by exercise behavior, the use of omega-3 decrease from 5.18 times to 4.71 times. As a result, sems that multi level marketing could be also a factor influencing respondents to have better nutrition knowledge. Finally, MLM encourages people to include health and nutrition specialist in daily operational. It has also purposes of directly providing assistance and protecting consumers, increasing effective omega-3 consumption and avoiding an image profit oriented. Sustainable nutrition education, also could be a priority program in the company distributoring omega-3. Studies in efficaly of omega-3 supplement in individual and exploring the rationale on using the supplement might be done in the future.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T9575
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zairida Rafidah Noor
Abstrak :
Asam lemak omega-3 merupakan komponen penting pada pembentukan sel saraf, retina dan membran sel. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa asam lemak omega-3 berkaitan dengan pertumbuhan janin. Ibu hamil dengan asupan asam lemak omega-3 yang tidak tercukupi memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). Di Indonesia, angka BBLR masih tergolong tinggi. Oleh karena itu, kecukupan asam lemak omega-3 sangat penting untuk diperhatikan pada ibu hamil sejak awal kandungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecukupan asam lemak omega-3 ibu hamil di Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang. Subjek penelitian merupakan ibu hamil sehat dengan usia gestasi hingga 20 minggu. Kecukupan dinilai melalui pendataan asupan asam lemak omega-3, omega-6 beserta rasionya dan pemeriksaan kadar asam lemak omega-3 membran eritrosit. Data penelitian kemudian dianalisis dengan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan asam lemak omega-3 total subjek penelitian masih kurang akibat rendahnya rerata asupan ALA subjek, meskipun rerata asupan EPA dan DHAnya telah terpenuhi. Asupan asam lemak omega-6 total subjek telah terpenuhi, begitu pula dengan asupan LAnya, tetapi asupan AA subjek masih belum terpenuhi. Rasio asupan asam lemak omega-6/omega-3 sebagian besar subjek masih kurang baik. Dari uji korelasi ditemukan adanya korelasi positif bermakna antara asupan EPA dengan kadar DHA (r=0,34) dan kadar EPA+DHA (r=0,38), asupan DHA dengan kadar DHA (r=0,31), asupan EPA+DHA dengan kadar DHA (r=0,34) dan kadar EPA+DHA (r=0,35). Rasio asupan asam lemak omega-6/omega-3 ditemukan memiliki korelasi negatif bermakna dengan kadar EPA (r= ?0,34). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa asam lemak omega-3 ibu hamil belum tercukupi sehingga diperlukan edukasi dan screening kecukupan asupan asam lemak omega-3 bagi ibu hamil sejak awal kandungan.
Omega-3 fatty acids are important components of neural, retinal and cell membranes. Latest findings show that omega-3 fatty acids play a role in fetal growth. Pregnant women with low intakes of omega-3 fatty acids were found to have higher risk of low birth weight (LBW). In Indonesia, LBW prevalence is still high. Thus omega-3 fatty acids sufficiency is of great importance starting early in pregnancy. The aim of this study is to determine omega-3 fatty acids status of pregnant women in Indonesia. The design of the study is cross-sectional. Subjects are healthy pregnant women with gestational age up to 20 weeks pregnancy. Omega-3 fatty acids status obtained from interview on intakes of omega-3 fatty acids and level of omega-3 fatty acids in erythrocyte membrane. The data?s then analyzed using Spearman correlation test. The study results show that total omega-3 fatty acids intakes are insufficient, due to low ALA intake, even though EPA and DHA intakes are sufficient. Intakes of total omega-6 fatty acids and LA are sufficient but AA intake is very low. The ratio of omega-6/omega-3 fatty acids intake is found to be higher than expected. Spearman correlation test shows significant positive correlations between intake of EPA and DHA level (r=0.34), intake of EPA and EPA+DHA level (r=0.38), intake of DHA and its level (r=0.31), intake of EPA+DHA and DHA level (r=0.35), intake of EPA+DHA and its level (r=0.34). Ratio of omega-6/omega-3 fatty acids intake is found to be significantly correlated with EPA level (r=?0.34). In conclusion, omega-3 fatty acids intake of pregnant women in Indonesia is still insufficient. Therefore, education to increase omega-3 fatty acids intake during pregnancy and screening of omega-3 fatty acids intake need to be perform early in pregnancy.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoanita Hijriyati
Abstrak :
Latar Belakang: Omega-3 sebagai salah satu jenis asam lemak takjenuh dapat membentuk: ikatan fosfogliserida membran sekaligus menentukan fluiditasnya. Peningkatan fluiditas membran diduga dapat meningkatkan laju difusi oksigen melewati membran sehingga kecepatan akumulasi lak1at akan menurun dan respon kelelahan dapat ditunda. Hal ini ditandai dengan meningkatnya daya tahan konstraksi otot rangka selama melakukan kerja fisik. Tujuan: Mengetahui pengaruh omega-3 suplementasi omega-3 1400mg/hari selama 8 minggu terhadap daya tahan konstraksi otot rangka selama kerja fisik intensitas sedang durasi panjang. Metode: Penelitian ini menggunakan desain pre-post intervention kontrol diri sendiri pada 10 omng pria dewasa sehat berusia 20-24 tahun. Subyek penelitian diberikan suplemen omega-3 dosis 1400 mg/hari selama 8 minggu. Parameter yang diukur adalah kadar laklat datrah dan durasi kerja selama melakukan kerja fisik intensitas sedang durasi panjang pada treadmil sebelum dan setelah perlakuan. Hasil: Kadar laklat darah menurun secara bermakna dari minggu 0 keminggu 8. Penurunan ini terjadi pada saat pre-exercise (p=003), pada 10 menit exercise (p=OOI),. dan saat lelah (p=003). Didapati pula adanya peningkatan nilai rerata durasi kerja fisik secara bermakna (p=0.005) dari 24.44=11.74 menit di minggu 0 menjadi 27.99±12.41 menit di minggu 8. Selain itu, terdapat respon penurunan danyut jantung yang bermakna pada saat exercise (p=003), pada 10 menit exercise (p=0.014). dan saat lelah (p=025) disertai perubaban tekanan darah yang tidalk bermakna. Kesimpulan: Penurunan kadar laktat darah secara bermakna setelah suplementasi omega-3 dengan dosis 1400 mg/hari selama 8 minggu mencerminkan perbaikan suplai oksigen di sel otot rangka. Peningkatan durasi kerja fisik yang bermakna pada penelitian ini mencerminkan peningkatan daya tahan konstraksi otot rangka yang disebabkan oleh meningkatnya kemampuan sel otot rangka untuk menyediakan energi melalui metabolisme aerobik. ......Background: Omega-3 as one of polyunsaturated fatty acids (PUFAs), bind to membrane glycerophospholipid and determine its fluidity. The increase of membrane fluidity is thought to improve oxygen diffusion rate through membrane and causing reduction of lactate accumulation This condition characterized by the improvement of skeletal muscle endurance during moderate activity. Objective: Knowing the effects of 1400 mg/day omega-3 suplementation in 8 weeks on skeletal muscle endurance, during moderate physical work intensity fur non-athlete adults. Method: Pre-post intervention design with self control is applied on this reaserach to 10 healthy males in 20-24 years of age. Omega-3 suplementation is given to subjects in 1400 mg/day fur 8 weeks. Parameters being measured are blood lactate level and physical work duration before,and after treatment. during moderate physical work intensity on treadmill. Result: Blood lactate level significantly from week to week-3. The decrease is found a1 pre-exercise (p=Q.003), Hl minutes of exercise (p=Q.OOl), and when subjects report tiredness (p=Q.003). Then is also a significant increase (p=0.005) on mean value of physical work duration from 24. l1.74 week into 27.99±12.41 minutes in week-8. Moreover, then is a significant decrease in heart rate at pre-exercise (p9).003), 10 minutes of exercise (p=0.O14), and when subjects report tiredness (p=OJl25). This condition is accompanied by unsignificant changes of blood pressure. Conclusion: Significant decrease of blood lactate level after 8 weeks of 1400 mg/day omega-3 suplementation reflecting improvement of oxygen supplu into skeletal muscle. Whereas significant increase of physical work duration in this research reflecting improvement of skeletal muscle endurance. This condition results from the improvement of skeletal muscle ability to supply energy through aerobic metabolism. Significant decrease of heart rate which accompanied by unsignificant changes of blood pressure in this research, reflecting improvement of heart pump capacity and providing a better oxygen supply into skeletal muscle.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T31971
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Trisnawati
Abstrak :
Asam lemak omega-3 merupakan asam lemak essensial bagi tubuh manusia. Mikroalga merupakan salah satu sumber asam lemak omega-3 yang sangat prospektif untuk dikembangkan, karena kualitas yang lebih tinggi dibanding sumber asam lemak omega-3 lainnya. Pemanfaatan langsung asam lemak omega-3 dari mikroalga memerlukan biaya produksi lebih tinggi. Sehingga penelitian terkini banyak diarahkan pada studi genetika terhadap enzim yang berperan penting dalam biosintesis asam lemak omega-3, salah satunya adalah enzim omega-3 desaturase. Penelitian ini akan difokuskan pada isolasi dan kloning gen yang mengkode enzim omega-3 desaturase dari mikroalga Nannochloropsis sp. Gradient Polymerase Chain Reaction ( PCR ) berhasil mengamplifikasi gen omega-3 desaturase dengan panjang 489bp. Gen disisipkan pada plasmid T-vector pMD20 dan dikloning pada sel kompeten bakteri Escherichia coli DH5α. Konfirmasi produk kloning melalui colony PCR dan dari hasil konfirmasi berat molekul yang dianalisa menggunakan metode agarose electrophoresis menunjukkan terdapat 6 koloni yang positif mengandung gen omega-3 desaturase. Konfirmasi dengan DNA sequencing masih perlu dilakukan di masa yang akan datang. ......Omega-3 fatty acids are essential fatty acids for the human body. Microalgae is one source of omega-3 fatty acids which is highly prospective for development, because it has higher quality than the other sources of omega-3 fatty acids. Direct utilization of omega-3 fatty acids from microalgae requires higher production cost. Therefore, many of the recently studies focus on genetic study for the enzymes which play important role in biosynthesis of omega-3 fatty acids, one of them is omega-3 desaturase enzyme. This research will be focused on the isolation and cloning of gene encoding omega-3 desaturase enzyme from microalgae Nannochloropsis sp. Gradient Polymerase Chain Reaction (PCR) successfully amplified 489bp of omega-3 desaturase gene. The gene was inserted into T-Vector pMD20 plasmid and cloned to Escherichia coli DH5α competent cell. Confirmation cloning product using colony PCR and from molecular weight analyzing by agarose electrophoresis method showed that there are 6 colonies positively content omega-3 desaturase gene. Confirmation by DNA sequencing still needs to be done in the future.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43332
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Widya Rahardja
Abstrak :
Tujuan penelitian cross sectional ini adalah untuk mengetahui hubungan asupan asam lemak omega-3 dengan kadar hs-CRP pada pasien Psoriasis vulgaris. Penelitian dilakukan di Yayasan Peduli Psoriasis Indonesia, mulai November 2014 sampai April 2015. Sejumlah 52 pasien yang memenuhi kriteria penelitian dipilih menjadi subjek penelitian. Subjek diwawancara, menjalani pemeriksaan antropometri dan kadar hs-CRP. Data asupan asam lemak omega-3, EPA dan DHA diperoleh dengan metode food frequency questionnaire, dan food recall 3 x 24 jam. Nilai rerata usia subjek adalah 41,9 ± 9,21 tahun. Jumlah subjek laki-laki 57,7% dan wanita, 42,3%. Sebanyak 38,5% subjek status gizinya normal dan 61,5% berat badan lebih. Asupan energi cukup terdapat pada 82,7% subjek, sedangkan 17,3% subjek asupan energinya kurang. Subjek dengan asupan asam lemak omega-3 cukup ada 65,4%, sedangkan 34,6% subjek asupannya kurang. Sebanyak 86,5% subjek asupan EPA dan DHAnya cukup dan 13,5% kurang. Hasil kadar hs-CRP serum yaitu 9,6% subjek kadarnya >10 mg/L, 57,7% subjek kadarnya 1-10 mg/L dan 32,7% subjek kadarnya <1 mg/L. Hasil uji korelasi rank Spearman antara asupan asam lemak omega-3 dengan kadar hs-CRP memperlihatkan korelasi negatif lemah bermakna (r = - 0,394 dan p = 0,004). Korelasi asupan EPA dan DHA dengan kadar hs-CRP adalah negatif sedang bermakna (r = - 0,499 dan p = 0,000). Asupan asam lemak omega-3 terutama dalam bentuk EPA dan DHA dapat menurunkan kadar hs-CRP pada pasien Psoriasis. ......The aim of this cross sectional study is to find out the relationship between dietary intake of omega-3 fatty acids and hs-CRP level in patient with Psoriasis vulgaris. This study was conducted from November 2014 to April 2015, at Yayasan Peduli Psoriasis Indonesia. As all the criterias were succeeded, 52 patients were recruited. Data were collected by interview, anthropometric's measurement, and laboratory examination. Dietary intake data of omega-3 fatty acids, EPA and DHA were determined by using food frequencies questionnaire, and food recall 3 x 24 hours method. Mean value of subjects' age was 41.9 ± 9.21 years. The subjects consisted of 57.7% men and of 42.3% women. Nutritional status of 38.5% subjects was normal and of 61.5% was overweight. An adequate amount of energy intake was found in 82.7% subjects whereas 17.3% was inadequate. Dietary intake of omega- 3 fatty acids was adequate in 65.4% subjects whereas in 34.6% was inadequate. Dietary intake of EPA and DHA in 86.5% subjects was adequate, while in 13.5% subjects, inadequate. The result of hs-CRP >10 mg/L was found in 9.6% subjects, 1-10 mg/L in 57.7% and <1 mg/L in 32.7% subjects. Rank Spearman correlation test of dietary intake of omega-3 fatty acids and hs-CRP level showed weak negative significant result (r = - 0.394 and p = 0.004). The result of EPA and DHA with hs-CRP level was fair negative significant (r = - 0.499 and p = 0.000). Thus, it can be concluded that dietary omega-3 fatty acids in the form of EPA and DHA might lessen hs-CRP level in Psoriasis patient.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Charissa
Abstrak :
Latar belakang: Obesitas pada anak dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai masalah kesehatan. Rekomendasi kebutuhan anak yang digunakan saat ini adalah berdasarkan pedoman gizi seimbang Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Konseling dan optimasi diet menggunakan linear programming (LP) merupakan salah satu cara yang baik untuk pengaturan kebutuhan anak karena dapat memperhitungkan ketersediaan makanan lokal dan kebutuhan nutrisi anak. Omega-3 memiliki banyak manfaat salah satunya sebagai antiinflamasi, akan tetapi strukturnya membuatnya rentan terhadap terjadinya peroksidasi. Vitamin e merupakan antioksidan penting dalam menangkal oksidasi asam lemak. Objektif : Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh konseling optimasi asam lemak omega-3 dibandingkan dengan konseling standar sesuai rekomendasi DepkesRI terhadap kadar vitamin E serum pada anak prone obes. Metode : merupakan penelitian uji klinis dengan intervensi berupa edukasi nutrisi diet optimasi omega-3 pada anak usia 12-24bulan di kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, Indonesia. Kelompok intervensi (n=14) dibandingkan dengan kontrol (n=18). Edukasi nutrisi dengan bantuan flipchart dan menu optimasi disusun dengan LP, diberikan sekali seminggu dengan durasi 10 minggu. Hasil : Mayoritas asupan omega-3 dan vitamin E anak masih cukup, meskipun peranan susu pertumbuhan cukup tinggi. Terdapat peningkatan asupan omega-3 dan vitamin E serta penurunan konsumsi susu formula dengan pemberian LP, meskipun tidak berbeda bermakna. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna dalam perubahan asupan nutrisi dan kadar vitamin E serum sebelum dan sesudah intervensi antar kedua kelompok (p = 0,52). Tidak terdapat perubahan perilaku pemberian makan antar dua kelompok (p>0,05), akan tetapi perilaku pemberian makan sebelum dan sesudah intervensi memiliki perbedaan yang bermakna. Kesimpulan : Konseling diet optimasi omega-3 dapat memenuhi dan mempertahankan kebutuhan anak, akan tetapi tidak berbeda bermakna dibandingkan konseling standar.
Background: Children obesity is associated with the increased risk of various health problems. Recommendations for children which are used today are based on balanced nutrition guidelines Indonesian Ministry of Health. Counseling and diet optimization using linear programming (LP) is a good way of managing a child's dietary needs due to its ability to calculate the availability of local food and the nutritional needs of each child. Omega-3 has many benefits, for example as anti-inflammatory and antiobesity, however its structure makes it vulnerable to peroxidation. Vitamin E is an important antioxidant in counteracting the oxidation of fatty acids. Objective: This study aimed to evaluate the effect of dietary counseling on omega-3 fatty acids optimization towards the vitamin E serum level compared to standard counseling based on recommendations of Indonesian Ministry of Health on children who are prone to obese. Design: A clinical trial which involves a series of nutrition education sessions targeted to optimize omega-3 diet on children aged 12-24 months in the Pulogadung district, East Jakarta, Indonesia. The intervention group (n = 14) is compared to controls (n = 18). A set of optimized menu, prepared using the LP, was administered and flipcharts were used as demonstration tools during the weekly session, within the period of 10 weeks. Results: The majority of children show sufficient level of omega-3 and vitamin E intake despite the relatively high contribution of formula milk. There is an increased of omega-3 and vitamin E intakes, in addition to slight decrease in formula milk consumption as the result of the LP program. There were no significant differences in the change of nutrient intakes and the level of vitamin E in blood serum between the two groups, both before and after the intervention (p = 0.52). There is no change in child feeding behavior between the two groups (p> 0.05), whereas the behavior before and after the intervention had a significant difference. Conclusion: Optimized omega-3 diet counseling could maintain and fulfill children?s needs of nutrient, but there is no significant difference if compared to standard counseling.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fattrias Handayani Jayaatmaja
Abstrak :
Kadar TNF-α didapatkan jauh lebih tinggi pada penderita MDR-TB dibandingkan dengan penderita TB sensitif obat, TNF-α dinyatakan sebagai salah satu sitokin proinflamasi yang dapat menekan selera makan. Asam lemak omega-3 diketahui memiliki efek antiinflamasi, namun efek terhadap selera makan masih menunjukkan hasil beragam, penelitian mengenai asupan asam lemak omega- 3/omega-6 yang dapat mendukung selera makan pada penderita MDR-TB belum pernah dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara rasio asupan asam lemak omega-3/omega-6 dengan selera makan yang dimediasi oleh TNF-α pada pasien MDR-TB paru. Penelitian potong lintang ini dilakukan kepada 46 subyek laki-laki dan perempuan dewasa penderita MDR-TB yang sedang menjalani terapi fase intensif. Data dikumpulkan melalui kuesioner, food recall 1x24 jam, pengukuran antropometri dan pengambilan darah vena. Analisis korelasi menggunakan uji pearson dan spearman. Rasio asupan asam lemak omega- 3/omega-6 yang didapatkan adalah 0,11±0,05, nilai tengah TNF-α 7,49(1,66- 447,62) pg/ml dan rerata selera makan 58,72±26,7. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara rasio asupan asam lemak omega- 3/omega-6 dan TNF-α (r=0,16; p=0,91), terdapat hubungan positif antara TNF-α dengan selera makan (r=0,31; p=0,04), serta tidak terdapat hubungan antara rasio asupan asam lemak omega-3/omega-6 dengan selera makan (r=-0,1; p=0,54) pada penderita MDR-TB paru.
TNF-α levels were found to be much higher in MDR-TB patients compared to drugsensitive TB patients, TNF-α is stated as one of the pro-inflammatory cytokines that can suppress appetite. Omega-3 fatty acid are known to have anti-inflammatory effects, but the effects towards appetite are still conflicting, research on the intake of omega-3 / omega-6 fatty acid which can support appetite in patients with MDRTB has never been done. This study was conducted to determine the relationship between ratio of omega-3 / omega-6 fatty acid intake and appetite mediated by TNF-α in pulmonary MDR-TB. This cross-sectional study was conducted on 46 adult male and female subjects with MDR-TB who were undergoing intensive phase therapy. Data were collected through questionnaires, 1x24 hours food recall, anthropometric measurements and venous blood collection. Correlation analysis used pearson and spearman test. The ratio of omega-3 / omega-6 fatty acid intake is 0.11±0.05, median value of TNF-α 7.49(1.66-447.62) pg/ml and average of appetite 58.72±26.7. In conclusion, there is no relationship between the ratio of omega-3 / omega-6 fatty acid intake and TNF-α (r=0,16; p=0,91), there is correlation between TNF-α and appetite (r=0.31; p=0.04), and there is no relationship between the ratio of omega-3 / omega-6 fatty acid intake with appetite (r=-0,1; p=0,54) in patients with pulmonary MDR-TB.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erfira
Abstrak :
Tujuan: Mengetahui pengaruh suplementasi 4 g Omega-3 sehari selama 6 minggu terhadap hasil elektrofisiologi retina penderita non proliferative diabetic retinopathy (NPDR) ringan dan sedang. Desain: Uji klinik eksperimental secara acak dan tersamar ganda. Metode: Empat belas penderita NPDR ringan dan sedang mendapatkan suplementasi 4 g Omega-3 sehari (kelompok perlakuan) selama 6 minggu dan empat belas penderita NPDR ringan dan sedang lainnya mendapatkan plasebo (kelompok kontrol). Pemeriksaan Scotopic ERG dan kadar Omega-3 darah dilakukan pra dan pasca-suplementasi. Hasil: Rerata amplitudo gelombang-a scotopic ERG kelompok kontrol dan kelompok perlakuan berturut-turut adalah 143,32 + 62,5 uV dan 195,57 + 53,3 uV, amplitudo gelombang-b sebesar 200,32+78,6 uV dan 233,06 + 53,4 uV, waktu implisit gelombang-a kelompok kontrol dan kelompok perlakuan adalah 20,16 + 1,9 msec dan 19,36+2,8 msec, sedangkan untuk gelombang-b adalah 40,91 5,5 msec dan 40,01 3,9 msec. Kadar Omega-3 darah kelompok kontrol dan kelompok perlakuan berturut turut adalah 974 ng/mg dan 1430,12 ng/mg. Terdapat perbedaan bermakna pada amplitudo gelombang-a (p<0,05) antara kedua kelompok penelitian. Kesimpulan: Pengaruh suplementasi 4 g Omega-3 sehari selama 6 minggu tidak terbukti secara statistik dalam meningkatkan amplitudo gelombang-b dan memendekkan waktu implisit gelombang-b penderita NPDR, tetapi terbukti bermakna secara statistik dalam meningkatkan amplitudo gelombang-a.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T57255
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dudung Angkasa
Abstrak :
Asupan asam lemak omega-3 penting selama kehamilan dan mempengaruhi luaran lahir. Sedikit data yang terbit di Indonesia mengenai asupan lemak omega-3 pada ibu hamil (bumil) dan hubungannya terhadap ukuran lahir bayi. Desain potong lintang terhadap bumil yang terdaftar ANC (antenatal care) dengan usia kehamilan >32 minggu di semua puskesmas kecamatan di Jakarta timur. Kuesioner terstruktur, semi-quantitative food frequency questionnaire (SQFFQ), shorr board, and HemoCue digunakan untuk menilai faktor ibu dan asupan omega-3 serta mengukur antropometri dan kadar hemoglobin. Pita SECA, timbang bayi dan data rekam medik digunakan untuk mengukur lingkar lengan atas ibu, berat bayi dan mencatat panjang bayi. Analisis multivariate digunakan untuk menilai hubungan asupan omega-3 terhadap ukuran lahir setelah faktor pengganggu dikendalikan. Bumil dengan asupan lemak kurang dari 54.27 mg/hr akan 2.1 (95% CI: 1.16-4.03) kali beresiko memiliki anak dengan lingkar kepala (LIKA) sub normal. Bumil dengan asupan α-linolenat kurang dari 0.82 gr/hr akan memiliki bayi dengan berat lahir 95 (95%CI:9.3-180) gram lebih rendah. Tidak ada asupan asam lemak essensial yang berhubungan dengan panjang badan. Lemak berhubungan dengan LIKA sedangkan ALA berhubungan dengan berat lahir.
Dietary intake of omega-3 fatty acids (FAs) is important during pregnancy and influence birth outcome. Limited published study in Indonesia related to dietary omega-3 FAs intake among pregnant women and its association with infant birth size. A cross-sectional study was designed among registered antenatal care and >32 weeks of gestational age pregnant women in all sub-district public health centers in East Jakarta. Structured interview, semi-quantitative food frequency questionnaire (SQFFQ), shorrboard, and HemoCue were used to assess maternal factors, usual intake of omega-3 FAs, measure anthropometric and hemoglobin level data respectively. Mid-upper arm circumference (MUAC) SECA tape, pediatric weighing scale and medical record were used to assess infant head circumference, birth weight and length, respectively. Multivariate analysis was used to find adjusted association between omega-3 FAs intake and birth size. Pregnant women with fat intake below 54.27 mg/d would have 2.1 (95% CI: 1.16-4.03) times higher risk to have sub normal head circumference while pregnant women with alpa-linolenic acid (ALA) intake below 0.82 gram/d would have 95 (95%CI: 9.3-180) gram lower birth weight in adjusted data. None of omega-3 fatty acids was associated with birth length. Fat and ALA had association with head circumference and birth weight, respectively.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>