Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kathine Diah Purnama Ayu
Abstrak :
Literasi Media adalah salah satu prasyarat untuk mengawasi televisi bagi khalayak yang aktif dan dapat diandalkan, sehingga televisi tidak semata-mata dikuasai oleh orientasi terhadap 'rating' yang pada akhirnya mengarah pada 'market driven orientation.' Literasi Media juga merupakan 'pintu masuk' bagi khalayak pemirsa televisi, penyelenggara pendidikan dan pengambil kebijakan publik untuk menjadi filter dari terpaan programa televisi dan menjembatani tidak memadainya perundangan dan peraturan penyiaran. Aspek penting dari literasi media adalah adanya 'critical viewing' atau kemampuan kritis untuk menilai tayangan. Ini penting dimiliki khalayak mengingat televisi sebagai media massa memiliki dua peran, yaitu sebagai tembaga penjunjung idealisme sekaligus institusi bisnis, yang membuat televisi merasa 'sah' jika mendahulukan kepentingan bisnis dan terasa 'mengabaikan' kepentingan khalayak. Demokrasi tak akan ada tanpa warga negara yang babas mendapatkan informasi. Kebebasan mengakses informasi memerlukan masyarakat yang mempunyai multi-literasi dan literasi media yang memadai dan paham akan hak, kewajiban dan kesempatannya dalam berperan serta. Studi ini menggali pemahaman khalayak pemirsa yang berdomisili di Jakarta Selatan tentang hak, kewajiban dan tanggung jawabnya dalam berperan serta untuk menyelenggarakan televisi nasional seperti tercantum dalam pasal 52 Undang - Undang No.32 tahun 2002 tentang Penyiaran, untuk mencapai penyiaran televisi nasional yang bermutu, beretika, berbudaya dan bertanggung jawab. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tehnik pengumpulan data melalui focus group discussion, wawancara mendalam, observasi dan kajian pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan kunci belum paham hak, kewajiban dan tanggung jawab mereka sebagai khalayak pemirsa yang dewasa dan bertanggung jawab, sebagai bagian dari masyarakat madani, dalam memengaruhi kualitas penyelenggaraan penyiaran televisi nasional di Indonesia. Literasi media khalayak pemirsa masih terbatas, bahkan pada kelompok dengan pendidikan lulus universitas dan berstatus kerja sebagai guru atau pendidik sekalipun. Tipisnya kepedulian khalayak pemirsa, sikap apatis terhadap pemerintah yang disertai persoalan yang lebih urgen seperti persoalan kemiskinan dan ekonomi , berpotensi menurunkan kesadaran dan pemahaman akan peran hak, kewajiban dan tanggung jawab khalayak pemirsa, yang pada akhirnya mengurangi kemampuan mereka melakukan kontrol. Hal ini mengancam mutu penyiaran yang berkualitas, beretika dan bertanggung jawab yang pada akhimya merugikan khalayak di bawah umur dan pihak yang berbagai...
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22404
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Potter, W. James
London: Sage, 2005
302.23 POT t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Potter, W. James
California: Sage, 2005
302.23 POT m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Potter, W. James
USA: Sage Publ., 2011
302.23 POT m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Prabowo Sri Hayuningrat
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam persaingan merebut perhatian pemirsa, stasiun televisi selalu berusaha menciptakan inovasi-inovasi baru dalam tayangannya, termasuk reality show. Penayangan reailty show mengundang cukup banyak kontroversi dari masyarakat karena isinya yang mengandung banyak rekayasa. Penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif ini menggunakan definisi Potter mengenai kemampuan message-focused pemirsa dalam melihat media literacy khalayak dewasa dini terhadap tayangan reality show Orang Ketiga. Menggunakan paradigma konstruktivis, kemampuan yang akan dilihat dalam penelitian ini adalah analisis, membandingkan/mengkontraskan, evaluasi, dan abstraksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa khalayak dewasa dini menunjukkan media literacy ketika menyaksikan tayangan tersebut. Faktor-faktor yang membentuk media literacy khalayak antara lain adalah latar belakang keluarga, pekerjaan, pergaulan, serta tingkat pengalaman khalayak dalam mengkonsumsi media massa.
ABSTRACT
The latest innovation created by TV stations to grab audience share is reality television shows. These shows stir lots of controversy on the amount of scripted materials that needed to create them. Using constructivist paradigm and qualitative approach, this descriptive research observes media literacy on early adulthood audience on Orang Ketiga reality show based on Potter?s message- focused media literacy skills: analyze, compare/contrast, evaluate, and making an abstraction. The result shows that early adulthood audience demonstrates sufficient media literacy when watching Orang Ketiga. Factors that build media literacy on the audience were, among others, family background, professional background, social relationship and audience?s experience with mass media.
2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Billy Sarwono
Jakarta: UI-Press, 2015
PGB 0304
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Tanjung Sari
Abstrak :
[ABSTRAK
Berbagai penelitian mengenai media menunjukkan bahwa media memiliki efek terhadap sikap seseorang. Sehubungan dengan penggunaan media, pemerintah melalui Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) melakukan sosialisasi terkait program peningkatan kesejahteraan masyarakat kurang mampu. Sosialisasi yang bertujuan memperkenalkan program yang dikemas dalam istilah Kartu Sakti Jokowi menggunakan berbagai macam metode salah satunya media massa. Bagaimana pengaruh media exposure dan media literacy terkait berita program pada sikap penerima bantuan menjadi pertanyaan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk melihat pengaruh media exposure dan media literacy terkait berita program terhadap sikap penerima bantuan pada pemerintah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media exposure berpengaruh signifikan terhadap media literacy karena media literacy tidak akan terjadi tanpa adanya terpaan media. Selanjutnya media exposure tidak mempengaruhi sikap penerima bantuan karena masyarakat penerima bantuan sudah memiliki sumber informasi lain dalam memahami isi berita media terkait program. Hal ini diperkuat dengan adanya pengaruh yang signifikan antara media literacy dengan sikap. Artinya, pemahaman terhadap konten media mempengaruhi sikap penerima bantuan. Meskipun berita memilki sentimen negatif, tidak mempengaruhi sikap masyarakat untuk tidak menyukai program bantuan pemerintah. Hal ini terjadi karena berbagai metode sosialisasi yang dilakukan TNP2K menjadi sumber informasi yang menumbuhkan pemahaman masyarakat penerima manfaat.
ABSTRACT
Many research about media indicated that media has effect towards someone’s behavior. In accordance with the media usage, the government through Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) held dissemination related to the prosperity improvement program for poor community. Dissemination which aimed to introduce the program in the package of KartuSaktiJokowi using some methods, which one of them is mass media. How is the influence of media exposure and media literacy related to the program news coverage towards the behavior of aid beneficiaries became a question in this research. This research used quantitative method to see the influence of media exposure and media literacy related to the program news coverageof the aid beneficiaries behavior towards the government. The result of this research has shown that media exposure is significantly influential to media literacy because media literacy will not happened without media exposure. Media exposure has no influence in the aid beneficiaries behavior because the aid beneficiaries have had other information resources in understanding media content related to the program. This is strengthened with the significant influence between media literacy with the behavior. This means that the understanding towards media content influences the beneficiaries behavior. Although there were news with negative sentiment, the community’s behavior was not influenced to dislike the government aid program. This happened because many dissemination methods done by TNP2K became resource of information which grows the understanding of aid beneficiaries, Many research about media indicated that media has effect towards someone’s behavior. In accordance with the media usage, the government through Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) held dissemination related to the prosperity improvement program for poor community. Dissemination which aimed to introduce the program in the package of KartuSaktiJokowi using some methods, which one of them is mass media. How is the influence of media exposure and media literacy related to the program news coverage towards the behavior of aid beneficiaries became a question in this research. This research used quantitative method to see the influence of media exposure and media literacy related to the program news coverageof the aid beneficiaries behavior towards the government. The result of this research has shown that media exposure is significantly influential to media literacy because media literacy will not happened without media exposure. Media exposure has no influence in the aid beneficiaries behavior because the aid beneficiaries have had other information resources in understanding media content related to the program. This is strengthened with the significant influence between media literacy with the behavior. This means that the understanding towards media content influences the beneficiaries behavior. Although there were news with negative sentiment, the community’s behavior was not influenced to dislike the government aid program. This happened because many dissemination methods done by TNP2K became resource of information which grows the understanding of aid beneficiaries]
2015
T43946
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Fitria
Abstrak :
Dampak dari efek media teiah menjadi perdebatan scjak dahulu. Dibutuhkan suatu sikap kritis dari individu untuk menyadari bahwa fjdak semua pesan media bermanfaat buat mereka. W. James Potter (2005) menyatakan bahwa anak-anak diperlakuktm sebagai audience khusis karena beresiko tinggi untuk terkena dampak negatif dari efek pesan media karena mereka berada pada posisi terendah dalam perkembangan kognitili emosi dan moral- serta karena mereka kekurangan pengalaman nyata untuk memproses pesan media dengan baik. Tesis ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan media use dan media exposure terhadap tingkat Media Literacy, serta untuk mengetahui variabel mana yang paling mempengaruhi tingkat media literacy. Penelitian dilakukan pada siswa-siswi Sekolah Dasar di Kota Malang kecamatan Lowokwam yang dipilih mclalui teknik probability sampling, yaitu proparsional random sampling. Data yang di dapat dari selumh responden tersebut Kemudian diproses dengan menggunakan teknik statistik multivariate, yaitu analisis muItioIeregresi.Hasii pengujian statistik kemudian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara variabel Media Use terhadap variabel tingkat Media Literacy. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pengaruh langsung yang signifikan hanya terdapat pada hubungan antara variabel Media Exposure terhadap variabel Tingkat Media Literacy. ......The impact of media effects to children has been the subject of much debate since time immemorial. It is critical for viewers to be aware that the messages they receive from media sources may not necessarily been entirely important. James W. Potter (2005) assert that children have been treated as a special audience for being at higher risk for negative effects of media messages because they are at lower levels of development-cognitively, emotionally, and morally--and because they lack the degree of real-world experience necessary to process media messages well. This research prompt one to test if media use and media exposure does actually correlate with level of media literacy, and guides this research’s leading question of which variable affect more in explaining level of media literacy. Research has been conduct thrugh elementary students in 4"‘ and 5"‘ grade in Malang, Lowokwaru. Through quantitative survey study, a conelation between media use and media exposure is significantly supported. Multiple regression method shows that media exposure is the most determining factors to explain level of children media literacy.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33892
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Gaol, Las Asimi
Abstrak :
Fenomena hoax marak terjadi di Indonesia, sebelum dan sesudah pemilu. Di era post-truth saat ini, kebenaran informasi seperti berita cenderung lebih dinilai berdasarkan emosi dan keyakinan seseorang, sejalan dengan penjelasan konsep motivated reasoning. Namun, penyebaran berita bohong juga bisa dijelaskan dengan firehose of falsehood, yakni teknik pengungkapan berita bohong dalam skala besar sehingga mereka percaya itu benar. Mekanisme yang menjelaskannya adalah konsep ilusi kebenaran berdasarkan kelancaran pemrosesan informasi. Penjelasan ini telah dibuktikan oleh penelitian di AS dan penelitian ini ingin mereplikasi penelitian eksperimental secara konseptual menggunakan 2 (Type: true vs lie, dalam) x 2 (Paparan: sekali vs dua kali, dalam) x 2 (Peringatan: tanpa peringatan vs Dengan peringatan, antara) desain campuran. Selain itu, moderasi gaya kognitif pada efek eksposur pada akurasi yang dirasakan juga diselidiki. Pengumpulan data menggunakan LimeSurvey dan dilakukan secara tatap muka. Pesertanya adalah 174 mahasiswa UI pengguna WhatsApp berusia 18-24 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh terhadap jenis berita, namun tidak menunjukkan pengaruh keterpaparan dan peringatan terhadap ketepatan yang dirasakan sehingga tidak mereplikasi temuan penelitian sebelumnya. Diduga, literasi media yang baik dilihat dari pengaruh utama jenisnya mempengaruhi hasil ini. Interaksi antara variabel dan moderasi masih belum dapat disimpulkan karena jumlah sampel yang tidak mencukupi. ...... The hoax phenomenon is rife in Indonesia, before and after the election. In the current post-truth era, the truth of information such as news tends to be more assessed based on one's emotions and beliefs, in line with the explanation of the concept of motivated reasoning. However, the spread of fake news can also be explained by firehose of falsehood, a technique for disclosing fake news on a large scale so that they believe it is true. The mechanism that explains it is the illusion of truth concept based on the smooth processing of information. This explanation has been proven by research in the US and this study wants to replicate experimental research conceptually using 2 (Type: true vs lie, in) x 2 (Exposure: once vs twice, in) x 2 (Warning: no warning vs with warning) , between) mixed designs. In addition, cognitive style moderation on the effects of exposure on perceived accuracy was also investigated. Data collection using LimeSurvey and carried out face to face. The participants were 174 UI students using WhatsApp aged 18-24 years. The results of this study indicate an influence on the type of news, but do not show the effect of exposure and warning on perceived accuracy so that they do not replicate the findings of previous studies. It is suspected that good media literacy in terms of the main influence of its type influences this result. The interaction between variables and moderation is still inconclusive due to insufficient sample size.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>