Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yophie Aprianto
Abstrak :
Government Regulation (PP No. 101/2000) of Republic of Indonesia on Education and Training in Jobs of Civil Servants says that national demands and global challenges regarding realization of a good governance needs human resources competent to their jobs in managing the State and development. Law (UU No. 22/199) on Local Governance and UU No. 2511999 on Financial Balance between Central and Local Government has been the factors causing social, economic, cultural and political changes, which extended to local areas. The both UUs have given a broad authorization to autonomous areas to manage their own human resources. However, in reality, quality of human resources among those autonomous areas has not yet promised an optimal performance in general.

Diktat in Leadership Level IV program has been determined as the object of the research to evaluate. Reason for selecting such a Diktat is because the Diklat represents one of conditions for any officials to get structural job promotions within the environment of Belitung Sub Province Local Government.

The type of the research used in the research is descriptive and evaluative aimed at measuring how effective the Diktat program implementation. Data collection technique of the research is by using a questionnaire completed by respondents to obtain quantitative data from such aspects as requirement analysis, implementer determination, curriculum, participant, instructor, facility and infrastructure, learning process, method, service to participant, material presentation, knowledge competence, attitude and skill, and benefit of the Diktat to the alumni. Besides, the research uses also open-ended questions to get qualitative information in support of the quantitative data.

Data analysis and processing in this research is descriptive purposed to measure the level of Diktat program effectiveness. The results of the research have indicated that. 1. Implementation of Education and Training in Leadership Level IV program has been consistent with expectations. 2. Implementation of Education and Training in Leadership Level IV program has given effects to the competences of officials in forms of knowledge, attitude and skill. 3. Utilization of Diktat alumni believable to hold some jobs has been compatible with their ranks and classes, which means an improvement in their careers after following the Diktat.

The results of the research on Diktat in Leadership Level IV program suggests an improvement in Diktat-related facilities to make the Diklat activities successful, the supporting equipment optimal, and the facilities Committee has prepared not wasteful. This Education and Training in Leadership (Diktatpim) program is intended to shape prospective structural officials. As a result, it is expected that the use of the alumni with respect to fulfilling their tasks in any jab units can be optimal and an integrated job analysis related to the future Diktat requirement realizable.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim Adam
Abstrak :
Fokus tesis ini membahas mengenai kompetensi yang dibutuhkan oleh pemimpin serikat pekerja di Indonesia dan pelatihan yang dibutuhkan dalam membentuk kompetensi tersebut agar tercipta hubungan industrial yang sehat. Tujuan tesis ini adalah untuk mengetahui kompetensi pemimpin serikat pekerja ideal dari sudut pandang tiga unsur kunci, yaitu serikat pekerja, pengusaha, dan pemerintah. Tesis ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara secara mendalam terhadap informan dari ketiga unsur kunci. Kompetensi yang dibutuhkan oleh pemimpin serikat pekerja adalah kapasitas adaptif seperti kemampuan menyesuaikan diri. Kedua kapasitas teknis seperti pengetahuan mengenai dasar organisasi serikat pekerja. Ketiga kapasitas manajemen seperti bagaimana mengelola konflik yang terjadi baik internal atau eksternal. Terakhir kapasitas kepemimpinan seperti integritas. Untuk membentuk kompetensi itu dibutuhkan pelatihan secara formal dan informal. Penulis berharap kompetensi ini dapat dijadikan referensi bagi organisasi serikat pekerja dalam membentuk dan mengembangkan kompetensi pemimpinnya. Unsur pengusaha dan pemerintah diharapkan dapat membantu dengan memberikan pelatihan bersama dengan unsur serikat pekerja.
The focus of this thesis is to disscuss about the competency that should be embraced by union leader in Indonesia and the training that is needed to develop the key competency. The purpose of this thesis is to know key competencies of ideal union leader from the perspectives of three key participants: union, management, and government. This thesis is qualitative method. The data were collected by means of a deep interview. Competencies required by the union leaders are adaptive capacities such as the ability to adjust. Second, technical capacity, such as knowledge about the fundamental of trade union organizations. Third, management capacity such as managing the conflict either internally or externally. The last competency is the leadership capacity such as integrity. Formal and informal training are required to develop these competencies. The researcher suggests that the competency can be the reference for union to shape and develop their leader competency. Both management and government can help to give training collaboration with the union.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danastri Cintantya
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan perubahan dan komitmen afektif terhadap perubahan (studi 1), serta mengetahui efektivitas pemberian intervensi pelatihan kepemimpinan perubahan pada karyawan unit Area PT X (studi 2). Pada studi 1, subjek penelitian adalah 258 karyawan non-manajerial unit Area PT X. Data dianalisis menggunakan uji korelasi dengan SPSS. Hasil analisis data menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara kepemimpinan perubahan dan komitmen afektif terhadap perubahan (r=.295, p<.001). Pada studi 2, subjek penelitian adalah 10 Facility dan Building Manager unit Area PT X. Berdasarkan analisis hasil evaluasi pembelajaran menggunakan Paired Sample T-Test, diketahui bahwa pelatihan yang diberikan cukup efektif dengan kenaikan skor sebesar 37%. ......This study was conducted to determine the relationship between change leadership and affective commitment to change (study 1), and also to determine the effectiveness of change leadership training to Area Manager in PT X (study 2). In study 2, the subject of study were 258 employees of Area unit PT X. Data were analyzed using correlation test with SPSS. The results of data analysis showed a positive and significant relationship between change leadership and affective commitment to change (r = .295, p <.001). In study 2, the research subjects were 10 Facility and Building Managers of the PT X Area unit. Based on the analysis of the results of the learning evaluation using the Paired Sample T-Test, it was found that the training provided was quite effective with an increase in the score of 37%.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Bram Widi Kusuma
Abstrak :
Penelidan ini ingin melihat pengaruh kepemimpinan transformasional dan transaksional yang bersumber pada penelitian dan konsep Bass dan Avolio ( 1994) terhadap employee engagement. Responden adalah 75 karyawan PT Kustodian Sentra! Efek Indonesia (KSEI). Dalam penelitian ini, kepemimpinan berpengaruh pada terciptanya EE di suatu perusabean. Secara signifikan juga didapatl bahwa kepemimpinan transformasional mempunyai pengaruh lebih dibandingkan kepernimpirum transaksional. Kepemimpinan transaksional masih diperlukan da!am beberapa situasi sebagai pelengkap kepemimpinan transformasional sehingga kepemimpinan menjadi utuh dan lebih fleksibel.
This study wanted to see the influence of transformational_ and transactional leadership which used the concept of Bass and Avolio ( 1994) on employee engagement Respondents were 75 employees of PT Indonesian Central Securities Depository (KSEI), In this study, leadership gave significant influence on the creation of BE in the company, It was also found that transformational leadership had more impact than transactional leadership. Transactional leadership was still needed in some situations as a complement to transformational leadership to be more flexible.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T33715
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Antonius Dieben Robinson
Abstrak :
Secara spesifik, studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi mengenai daya pemimpin dengan unjuk kerja bawahan. Tujuan tersebut didasarkan oleh detinisi daya pemimpin dari Rahim (1989), yakni seorang pemimpin yang juga adalah manajer dalam menjalankan tugas-tugasnya berusaha mempengaruhi para bawahan untuk bersedia melakukan semua aktivitas kerja demi tujuan organisasi perusahaan. Dengan demikian keberhasilan seorang pemimpin dapat diukur berdasarkan kesediaan para bawahan untuk meiaksanakan tugas- tugas yang diberikan atasannya secara benar dan kesediaan ini biasanya ditandai oieh adanya suatu keterikatan yang kuat dari para bawahan, yang tampak meialui unjuk kerja bawahan. Dengan kata Iain kesediaan para bawahan tersebut dapat dilihat dari sejauh mana kontribusi unjuk kerja bawahan bagi kepentingan diri dan organisasi. Penelitian ini akan melihat hubungan antara variabel bebas (1), yaitu daya pemimpin menurut konsep French & Raven (1959) yang terdiri dari daya paksaan, daya keabsahan, daya imbalan, daya keahlian clan daya acuan dengan variabel terikat unjuk kerja yang terbagi dalam 3 aspek, yaitu; aspek sifat, aspek perilaku dan aspek manajeriai. Demikian juga dalam studi ini akan dilihat hubungan antara variabel bebas (2), yaitu usia, masa kerja dan tingkat pendidikan dengan variabel terikatunjuk kerja bawahan. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adaiah metode non- eksperimen, dimana variabel yang akan diukur sudah melekat dalam diri para responden. Proses penelitian melibatkan responden (atasan dan bawahan) yang berasal dari 3 bidang kerja, yaitu bidang percetakan, bidang perdagangan dan industri serta bidang sumber daya manusia. Selanjutnya, kuesioner penelitian dibedakan atas data pribadi responders, kuesioner daya pemimpin yang diisi oleh manajer level bawah (para bawahan menilai daya pemimpin atasannya) dan kuesioner unjuk kerja yang diisi oleh manajer level madya (atasan menilai unjuk kerja para bawahannya). Hasil kajian menunjukkan bahwa antara kelima variabel daya pemimpin dengan ketiga aspek unjuk kerja bawahan tidak memiliki hubungan yang signifikan pada level of significant (l.o.s) S 0,05. Namun apabila dilihat pembedaan berdasarkan bidang kerja terdapat variasi hubungan antara kelima variabel daya pemimpin dengan ketiga aspek unjuk kerja bawahan secara satu-persatu. Pada bidang percetakan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara daya paksaan dengan aspek sifat unjuk kerja bawahan; antara daya keahlian dengan aspk sifat dan aspek manajerial unjuk kerja bawahan serta dengan unjuk kerja bawahan secara keseluruhan. Pada bidang perdagangan-industri tidak menunjukkan adanya hubungan yang signilikan. Sementara pada bidang sumber daya manusia diperoleh hasil, yaitu ada hubungan negatif yang signitikan antara daya imbalan dengan aspek sifat unjuk kerja bawahan dan ada hubungan yang signifikan antara daya acuan dengan aspek perilaku unjuk kerja bawahan. Selain itu diperoleh hasil ada hubungan signifikan antara tingkat pendidikan dengan aspek sifat dan aspek manajerial unjuk kerja bawahan serta dengan ketiga aspek unjuk kga secara keseluruhan. Sedangkan antara variabel usia dan masa kerja tidak ada hubungan yang signitikan dengan ketiga aspek unjuk keda bawahan. Dalam analisis tambahan diperoleh hasil bahwa ada perbedaan signilikan pada l.o.s S 0,05 mengenai daya keabsahan, daya keahlian dan daya acuan antara bidang percetakan dengan bidang perdagangan- industri dan bidang sumber daya manusia. Sedangkan terhadap daya paksaan dan daya imbalan, tidak ada perbedaan signinkan antara ketiga bidang kena. Ada perbedaan signitikan antara bidang perdagangan- industri dengan bidang percetakan dan bidang sumher daya manusia terhadap unjuk kerja dilihat dari aspek sifat, aspek perilaku dan aspek manajerial. Tidak ada perbedaan yang signinkan mengenai persepsi bawahan terhadap kelima variabel daya pemimpin berdasarkan usia, masa kerja dan tingkat pendidikan. Demikian juga tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai ketiga aspek unjuk kerja bawahan berdasarkan usia dan masa kerja; Serta tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai aspek sifat dan aspek manajerial uniuk kerja bawahan berdasarkan tingkat pendidikan, kecuali mengenai aspek perilaku unjuk kerja bawahan berdasarkan tingkat pendidikan terdapat perbedaan yang signitikan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T37915
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uly Gusniarti
Abstrak :
Latihan Kepemimpinan Islam Tingkat Dasar (LKID) merupakan sebuah program yang wajib diikuti oleh mahasiswa baru di Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia Jogjakarta Sebagai program yang sudah berjalan selama enam tahun, program ini perlu untuk dievaluasi karena selama ini belum pernah ada yang melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan hasil program LKID. Evaluasi terhadap program LKID ini dilakukan dengan melihat efektivitas perencanaan dan pelaksanaan program LKID pada tahun akademik 2003/2004 serta mencoba untuk menggunakan empat tahap evaluasi model Kirkpatrick yaitu evaluasi terhadap reaksi peserta, evaluasi terhadap hasil pembelajaran, evaluasi terhadap perilaku, dan evaluasi terhadap hasil pelatihan. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode pengambilan data berupa wawancara terhadap pengelola dan peserta program LKID tahun akademik 2003/2004, daftar isian, serta dokumentasi dilakukan analisis terhadap efektivitas program LKID ini. Secara umum program LKID yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi UII belum dapat dikatakan sebagai program pelatihan yang efel-:tif Langkah awal yang harus dilakukan untuk membuat suatu program pelatihan yang efektif belum pemah dilal
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didiet Mardhiansyah Fitrah
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas program pelatihan kepemimpinan LMX untuk meningkatkan keefektifan tim pada pelaut di PT. X. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian applied research dengan jumlah partisipan penelitian sebanyak 56 pelaut di PT. X. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah adaptasi alat ukur five functional team 5FT Lencioni, 2005 dengan nilai koefisien alpha ? sebesar 0.838 dan alat ukur leader-member exchange multidimentionality measurement LMX-MDM Liden Maslyn, 1998 dengan nilai koefisien alpha ? sebesar 0.794. Peneliti menggunakan uji korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel tersebut dan uji paired sample t-test untuk melihat perbedaan signifikansi dari skor pre test dan post test materi intervensi yang diberikan. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara leader-member exchange dengan keefektifan tim r = 0.57, p < 0.05, signifikan . Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya leader-member exchange para pelaut maka keefektifan tim mereka akan semakin tinggi. Selain itu juga terdapat perbedaan skor pre test dan post test materi intervensi yang signifikan t = -3.87, p < 0.05, signifikan sebelum dan sesudah intervensi pelatihan kepemimpinan LMX. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa pelatihan kepemimpinan LMX dapat meningkatkan pemahaman para pelaut terhadap materi intervensi. ......The study was conducted to see the effectiveness of LMX leadership training programs to enhance team effectiveness of seafarer in PT. X. This study used applied research studies with 56 seafarers as the participants. The research that was used five functional team measurement 5FT Lencioni, 2005 with coefficient alpha score 0.838 and leader member exchange multidimentional measurement LMX MDM Liden Maslyn, 1998 with coefficient alpha score 0.794. The Pearson correlation technique was used to determine the relationship between two variables and the paired sample t test was used to see the significance differences from pre and post test scores of the given intervention materials. The results showed a significant and positive relationship between leader member exchange and team effectiveness r 0.57, p 0.05, significant. It showed that with increasing leader member exchange so seafarers team effectiveness will be increase. In addition, there were significant differences from pre and post test scores t 3.87, p 0.05, significant of interventions material before and after the intervention of LMX leadership training. The analysis results showed that LMX leadership training can enhance the understanding of the seafarers of the intervention materials.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46849
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimandri Yosafat
Abstrak :
PT P, merupakan perusahaan startup dalam bidang teknologi. Saat ini perusahaan tersebut sedang mengalami permasalahan yaitu tinggi nya persentase turnover setiap bulannya, terutama di divisi Teknologi dan Customer Service. Secara umum, Turnover pada karyawan dapat disebabkan oleh faktor individual dan faktor di luar karyawan. Salah satu faktor di luar karyawan yang mempengaruhi turnover adalah Kepemimpinan Hamstra et al., 2011 . Berdasarkan survei Organizational Blockage Inventory dan structured interview terhadap karyawan PT P, peneliti mengidentifikasi adanya kaitan antara gaya kepemimpinan transformasional pada supervisor dengan intensi turnover karyawan di divisi Teknologi dan Customer Service di PT P. Kepemimpinan supervisor diukur dengan menggunakan kuesioner Multifactor Leadership Questionnaire MLQ dan Turnover Intention Scale digunakan untuk mengukur intensi turnover para karyawan pada divisi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan hubungan negatif yang signifikan antara kepemimpinan transformasional pada supervisor dengan intensi turnover bawahan yang artinya semakin supervisor menerapkan gaya kepemimpinan transformasional, maka intensi turnover pada karyawan pada divisi Teknologi dan Customer Service akan semakin rendah, dan semakin supervisor tidak menerapkan gaya kepemimpinan transformasional, maka intensi turnover pada karyawan pada divisi Teknologi dan Customer Service akan semakin tinggi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti kemudian merancang program intervensi berupa pelatihan kepemimpinan transformasional pada supervisor di divisi Teknologi dan Customer Service, dengan tujuan memperbaiki gaya kepemimpinan mereka yang kelak berdampak menurunkan intensi turnover karyawan di divisi tersebut.
PT P is a startup technology company. Currently, the company has a high rate of turnover every month, especially in Technology and Customer Service division. In general, turnover can be caused by individual factor and external factor. One of the external factor is leadership Hamstra et al., 2011 . Based on Organizational Blockage Inventory survey and structured interview to PT P employees, researcher identified a correlation between transformational leadership style on supervisor with turnover intention employee in Technology and Customer Service division. Supervisor rsquo s transformational leadership style is measured by Multifactor Leadership Questionnaire MLQ , and staff rsquo s turnover intention is measured by Turnover Intention Scale. The result of this study indicated a significant negative correlation between supervisor rsquo s transformational leadership style and staff rsquo s turnover intention, which means if the supervisor do not apply transformational leadership style staff rsquo s turnover intention will be increased, and if the supervisor apply transformational leadership style staff rsquo s turnover intention will be decreased. Based on this result, researcher create a transformational leadership training intervention program for supervisor to fix their leadership style in order to reduce staff rsquo s turnover intention in Technology and Customer Service division.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T47429
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilik Puji Rahayu
Abstrak :
Tantangan bangsa Indonesia di masa depan membutuhkan hadirnya konsorsium kepemimpinan nasional dalam 3 (tiga) kelompok yaitu kelompok pemimpin politik, pemimpin masyarakat, dan pemimpin ekonomi. Kepemimpinan pemuda sebagai solusi dengan OKP sebagai iron stock mensyaratkan sistem pengembangan kepemimpinan yang komprehensif pada OKP. Sistem pengembangan kepemimpinan tersebut dilakukan untuk memenuhi kompetensi kepemimpinan pemuda. Kepemimpinan pemuda adalah konsorsium kepemimpinan yang memiliki karakteristik dan sifat yang idealis, dinamis, kreatif, proaktif dan responsif terhadap perubahan dalam kelompok kepemimpinan politik, kepemimpinan masyarakat, dan kepemimpinan ekonomi. Proses pengembangan kepemimpinan pemuda dilaksanakan dengan berbagai jalur pendidikan, pelatihan dan pengembangan baik formal, informal maupun aktivitas di lapangan. Model pengembangan yang utama dalam proses pengembangan kepemimpinan tersebut adalah melalui pelatihan yang didesain secara khusus. Model pengembangan tersebut mengacu pada model pelatihan kepemimpinan pemuda. Berdasarkan studi dokumen dan wawancara, dirumuskan kompetensi kepemimpinan pemuda yang dikelompokkan dalam 3 (tiga) dimensi yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setiap dimensi mengandung unit kurikuler yang dikembangkan untuk mencapai kompetensi kepemimpinan pemuda. Dirumuskan pula 10 materi dalam pelatihan yaitu ideologi, kepemimpinan, manajemen, organisasi, komunikasi, resolusi konflik, wawasan kebangsaan dan nasionalisme, wawasan internasional, dan kewirausahaan. Proses pelatihan kepemimpinan pemuda di gambarkan dalam model pelatihan kepemimpinan pemuda yang dilaksanakan dalam 3 (tahapan) yaitu tahap "kesadaran", tahap "interaksi", dan tahap "integrasi". Analisis terhadap 3 (tiga) OKP yaitu HMI, GMNI, dan GMKI menunjukkan bahwa secara umum sistem perkaderan di OKP masih menitikberatkan proses perkaderan yang menghasilkan kepemimpinan di bidang politik dan kemasyarakatan. Pengembangan kepemimpinan pemuda pada kelompok kepemimpinan ekonomi belum optimal.
The future challenge of Indonesia needs the concepts of national leadership divided into three groups; they are the politic leaders, society leaders, and economic leaders. Youth Leadership, as a solution, by using The Youth Leadership Organization as the iron stock requires the development of comprehensive leadership system in The Youth Leadership Organization. Those development leadership systems are realizable for filling the youth leadership competence. The youth leadership is a leadership consortium, which has characteristics and idealistic quality, dynamic, creative, proactive, and responsive of the changing in a politic leadership group, society leadership group, and economic leadership group. The process of development youth leadership is enforceable by using many education paths, trainings, and informal as well as formal development activities in the field. The main development model uses the specific designed training in the process of the leadership development. The model tends to the youth leadership-training model. Based on the documents research and interviews, the competence of youth leadership consists of three dimensions; they are cognitive, affective, and psychomotoric. Every dimension contains curricular units that developed to gain the youth leadership competency. It also explains ten subjects in the training; those are ideology, leadership, management, organization, communication, conflict resolution, nationality concept and nationalism, international concept and entrepreneurship. The model of leadership training illustrates the youth leadership inauguration, it is enforceable through three steps: "awareness", "interaction", and "integration". The analysis of three Youth Leadership Organization such as HMI, GMNI, and GMKI generally shows the system of cadre in Youth Leadership Organization still focuses on its process which is producing leadership in politics and society. The development of youngster leadership in the economic leadership group has not been optimum yet.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T 304.34 / 2009 (28)
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Diana Dewi
Abstrak :
Program revitalisasi gerokan Pramuka yang telah digulirkan sejak 2006, belum mampu memberikan perubahan yang signifikan dalam gerakan Pramuka itu sendiri pada kenyataannya di lapangan. Hal ini dapat dilihat dari masih kurangnya minat para pemuda dan pellljar di Indonesia untuk aktif dalam kegiatan kepramukaan, walaupun secara tertulis jumlab anggota Pramuka adalah 16.374.299 orang. Fokus penelitian ini adalah posisi gerakan Pramuka di dalam benak stakeholders, dan strategi untuk mereposisi gerakan Pramuka sebagai wadah pengembangan kepemimpioan pemuda. Berdasarka penelitian melalui pendekatan kualitatif dengan menggunakan teori Kriteria Positioning dan Alasan Reposisi oleh Hermawan Kertajaya (2004), diperoleh kesimpulan bahwa stakeholders memposisikan Gerakan Pramuka hanya sebagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ataupun di perguruan tinggi dan mereka meni!ai tidak ada kepentiogan bagi mereka untuk berpartisipasi aktif didalamnya. Gerakan Pramuka perlu melakukan reposisi dengau strategi PNU3P (!. Pasar. Perluas target pasar sarnpai pra siaga, fokus pasar Penegak dan Pandega pada basis pembioaan di masyarakat, 2. Nilai. Tarnbabkau nilai-nilai modernisme, 3. Unggul. Tunjukkan keunggulan dengan membuat tagline, 4. Unik. Tunjukkan keunikan, 5. Ubah. Lakukan perubahan pada atribut dan buat positioning statement yang menarik6. Promosi. Lakukan promosi melalui keJja sama dengan berbagai pihak). ......The scout revitalization program which has been done since 2006in realityhas not yet given a significant change for the scout movement itself. This fact can be seen from the declining of interest of the youth and students in Indonesia to actively take a part in the scout activities; yet, it is claimed that there are 16. 374.299 members of Indonesia scout The focus of this research is the position of scout in stakeholders' perspective, and the strategy to reposition the scout movement as a media of youth leadership development Based on the research conducted in qualitative approach by using Positioning Criteria and Reposition Reasons Theory by Hem1awan Kertajaya (2004). It is concluded that the stakeholders position scout movement only as an extracurricular activity at school or university, and they think that there is no importance for them to be actively involved in it The scout movement needs to do a reposition by applying PNU3P strategy (I. Pasar- Market; Enlarge the market target up to pre- 'siaga'' focus on "penegak" and "pandega" in educational base within society; 2. Nilai -Value; add the modernism ·values; 3. Unggul- Strong, show the streng by making a tagline; 4. Unik - Unique, demonstrate the uniqueness; 5. Ubah - Change, make changes on the attributes and create an interesting positioning statement; 6. Promosi - Promotion. do promotion through cooperation with other stakeholders).
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33500
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>