Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elviza Rahmadona
Abstrak :
Salah satu komorbid yang paling banyak menyertai pasien Covid-19 di Indonesia adalah Hipertensi dengan proporsi kasus 52,1% dan proporsi kematian sebanyak 19,2% dan menjadi komorbid paling tinggi pada pasien Covid-19 di Indonesia. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan hipertensi dengan kematian pasien Covid-19 pada April 2020 – Juli 2021 berdasarkan data rekam medik pasien rawat inap di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Desain studi pada penelitian ini adalah studi kasus kontrol dimana kasus adalah pasien Covid-19 yang meninggal dan kontrol adalah pasien Covid-19 yang tidak meninggal berdasarkan data rekam medik melalui aplikasi SIMRS. Sampel pada penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria inklusi yaitu 93 pasien pada kelompok kasus dan 200 pada kelompok kontrol yang telah dilakukan uji pemeriksaan PCR terlebih dahulu. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik. Dari hasil analisis diperoleh hubungan antara hipertensi dengan kematian Covid-19 namun memiliki risiko protektif dengan OR adjusted = 0,0661 (95% CI = 0,026 – 0,171, p value = <0,0001) setelah dikontrol variabel umur, jenis kelamin, diabetes, PPOK, CVD. Hasil penelitian ini masih memiliki kelemahan berupa misklasifikasi non diferensial dan keterbatasan data yang tersedia pada data rekam medik melalui aplikasi SIMRS .....One of the most comorbidities to Covid-19 patient in Indonesia is hypertension, which is 52,1% in confirmed cases and 19,2% in mortality cases and be ranked first of comorbidities in Covid-19 patient. This tudy aims to determine association hypertension to Covid-19 patient death for April 2020 – July 2021 based on medical record data of inpatient at RSUD Arifin Achmad – Riau Province. This is a case control study, which is cases were the death patient and controls were non-dead patient based on medical record data through SIMRS app. This study analyze 93 cases and 200 controls include in inclusion criteria which has been tested PCR. The data was analyzes use chi-square test and logistic regression. Based on the result, that was found association between hypertension to mortality of covid-19 but have protective risk to patient in adjusted OR = 0,0661 (95% CI = 0,026 – 0,171, p value <0,0001) after controlled by age, sex, diabetes, COPD and CVD. This study result have limitation yet that is misclassification non differential and available data in medical recor patient through SIMRS app
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melisa Resmiati
Abstrak :
ABSTRAK
Hipertensi adalah komorbid utama namun sulit untuk dikelola pada pasien hemodialisis. Peran apoteker untuk meningkatkan hasil klinis pasien hemodialisis hipertensi perlu dievaluasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi pengaruh konseling apoteker dalam menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien hemodialisis hipertensi di unit hemodialisis Rumah Sakit Fatmawati Jakarta pada tahun 2018, dengan mengendalikan beberapa perancu. Penelitian ini menggunakan desain quasi- eksperimental dengan pretest-posttest. Sampel penelitian diambil dengan metode consecutive sampling untuk 30 pasien dalam kelompok intervensi dan 28 pasien dalam kelompok kontrol. Konseling apoteker hanya dilakukan pada kelompok intervensi. Parameter yang digunakan adalah predialisis, intradialisis, dan tekanan darah sistolik dan diastolik postdialisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam pretest dan posttest (p < 0,05) untuk tekanan darah sistolik dan diastolik predialisis pada kelompok konseling. Berdasarkan analisis multivariat dengan metode backward, konseling apoteker ditemukan menjadi faktor yang paling menentukan dalam mengurangi tekanan darah sistolik predialisis (p < 0,05) yang dikontrol oleh pendidikan dan frekuensi hemodialisis. Konseling apoteker juga secara signifikan mengurangi tekanan darah diastolik predialisis (p < 0,05) dikontrol oleh jenis kelamin, tekanan darah intradialisis sistolik (p < 0,05) dikontrol oleh frekuensi hemodialisis, dan tekanan darah diastolik intradialisis (p < 0,05) dikontrol oleh usia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah konseling apoteker adalah faktor yapng paling menentukan dalam menurunkan tekanan darah pra- dan intradialisis pada pasien hemodialisis dengan hipertensi.
ABSTRACT
Hypertension is a major comorbid yet difficult to manage in hemodialysis patients. Pharmacist's role to improve the clinical outcome of hypertensive hemodialysis patients needs to be evaluated. The study objective was to evaluate the effect of pharmacist counseling in lowering systolic and diastolic blood pressure in hypertensive hemodialysis patients in hemodialysis unit of Fatmawati Hospital Jakarta in 2018, by controlling some confounders. The study used a quasi-experimental with pretest- posttest design. The research sample was taken by consecutive sampling method for 30 patients in the intervention group and 28 patients in the control group. Pharmacist counseling was carried out only in the intervention group. The parameter used were predialysis, intradialysis, and postdialysis systolic and diastolic blood pressure. The results showed that there were significant differences in pretest and posttest (p < 0.05) for predialysis systolic and diastolic blood pressure in the counseling group. In multivariate analysis with backward method, pharmacist counseling was found to be the most determinant factor in reducing predialysis systolic blood pressure (p < 0.05) controlled by education and hemodialysis frequency. It also significantly reduced predialysis diastolic blood pressure (p < 0.05) controlled by gender, intradialysis systolic blood pressure (p < 0.05) controlled by hemodialysis frequency, and intradialysis diastolic blood pressure (p < 0.05) controlled by age. The conclusion of the study is pharmacist counseling was the most determinant factor in lowering pre- and intradialysis blood pressure in the hypertensive hemodialysis patient.
2018
T52531
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Widyanti
Abstrak :
Latar belakang: Salah satu risiko pekerjaan nelayan adalah hipertensi. Jam kerja panjang, aktivitas fisik berat dan waktu istirahat yang tidak teratur berpotensi menyebabkan hipertensi pada nelayan. Sumatera barat sebagai salah satu daerah yang terletak di pinggir pantai yang memiliki prevalensi hipertensi tinggi, sebagian masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara lama hari berlayar dengan kejadian hipertensi di Kabupaten Pesisir Selatan di Sumatera Barat. Metode: Desain adalah potong lintang bertujuan untuk melihat hubungan antara faktor pekerjaan dengan kejadian hipertensi. Subyek adalah nelayan yang berlayar di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan. Faktor risiko hipertensi yang diukur adalah usia, status gizi, merokok, riwayat keluarga hipertensi, penghasilan dalam satu bulan terakhir, jumlah tanggungan keluarga, kadar gula darah, kadar kolesterol, lama hari berlayar, masa kerja, jumlah trip per bulan dan jumlah hari per trip. Hasil: Hasil uji statistik menggunakan Chi Square atau Fisher menggunakan nilai probabilitas p. ......Background: Hypertension is one of the occupational risk of the fisherman. Long working hours, heavy physical activity and not enough time to sleep have the potential to cause hypertension in fishermen. West Sumatra as one of the areas located on the coast that has a high prevalence of hypertension, some people livelihood as fishermen. The purpose of this study was to analyze the relationship between long days of sailing with the incidence of hypertension in Pesisir Selatan Regency in West Sumatra. Methods: The sudy design was cross sectional study aims to see the relationship between occupational factors with the incidence of hypertension. The subjects are fishermen who sail in the area of Pesisir Selatan Regency. Hypertension factors which measured were age, Body Mass Index BMI, smoking history, family history of hypertension, income in the last month, number of family dependents, blood sugar, cholesterol, long days of sailing, length of working as fisherman, number of trips per month and number of days per trip. Results: Statistical test results using Chi Square or Fisher with probability value p
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferawaty
Abstrak :
Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular yang paling umum dan paling banyak diderita, terutama oleh lanjut usia (lansia). Beberapa penelitian menunjukkan vitamin D berperan dalam tekanan darah. Pada lansia kadar 25(OH)D menurun karena kurangnya paparan sinar matahari dan asupan makanan yang mengandung vitamin D. Kekurangan vitamin D dapat dicegah, salah satunya dengan suplementasi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain uji acak terkendali tersamar ganda pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 bulan April sampai Juni 2023 dengan tujuan menganalisis pengaruh suplementasi vitamin D terhadap kadar 25(OH)D dan tekanan darah. Kadar 25(OH)D serum diperiksa menggunakan metode Chemiluminescent Immunoassay (CLIA), tekanan darah diperiksa menggunakan sphygmomanometer digital. Suplementasi diberikan 1 kali perhari selama 8 minggu, untuk kelompok kontrol diberikan plasebo sedangkan untuk kelompok perlakuan diberikan vitamin D dengan dosis 2000IU (subjek Insufisiensi) dan 4000IU (subjek defisiensi). 62 subjek penelitian berusia 60-89 tahun (median 67 tahun) ikut serta dalam penelitian ini dan terbagi secara random menjadi 30 subjek kelompok kontrol dan 32 subjek kelompok perlakuan. Peningkatan kadar 25(OH)D pada kelompok kontrol 23 ± 4,87 ng/mL menjadi 27,3 ± 7,34 ng/mL (p=0,000), pada kelompok perlakuan 17,9 ± 4,38 ng/mL menjadi 36,07 ± 9,84 ng/mL (p=0,000). Analisis rerata perubahan menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D meningkatkan kadar 25(OH)D secara bermakna (D = 4,2 ± 2,47 ng/mL pada kelompok kontrol dan D = 18,17 ± 5,46 ng/mL pada kelompok perlakuan; p = 0.000). Penurunan tekanan darah sistolik pada kelompok kontrol 133,9(121 – 159,5) mmHg menjadi 129,3(96 – 159) mmHg (p=0,027), pada kelompok perlakuan 135,3(121 - 180) mmHg menjadi 126(101 - 153) mmgHg (p=0,000). Penurunan tekanan darah diastolik pada kelompok kontrol 89,6(80 - 105) mmHg menjadi 82,4(64 - 103) mmHg (p=0,000), pada kelompok perlakuan 89,2(81,5 – 98,5) mmHg menjadi 80,8 (67 – 90) mmHg (p=0,000). Akan tetapi, analisis rerata perubahan menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D tidak menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik (D = -4,6(-25 - -0,5) mmHg pada kelompok kontrol dan D = -9,2 (-20 - -27) mmHg pada kelompok perlakuan; p = 0.109) dan tekanan darah diastolik secara bermakna (D = -7,2 (-16 - -2) mmHg pada kelompok kontrol dan D = -8,4 (-14,5 - -8,5) mmHg pada kelompok perlakuan; p=0,559). Suplementasi vitamin D dapat meningkatkan kadar 25(OH)D secara bermakna, tetapi tidak menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik secara bermakna pada lansia. ......Hypertension is the most common cardiovascular disease, especially in the elderly. Previous studies have reported that vitamin D play a role in blood pressure. In elderly, serum 25(OH)D levels decrease due to lack of sun exposure and intake of food sources of vitamin D. Vitamin D deficiency can be prevented by supplementation. This is an experimental study with double-blind randomized placebo-controlled trial (RCT) on elderly subjects at the Tresna Werdha Budi Mulia 1 Social Institution from April until June 2023 to analyze the effect of vitamin D supplementation on serum 25(OH)D levels and blood pressure. Serum 25(OH)D levels were examined using Chemiluminescent Immunoassay (CLIA) method, blood pressure was checked using digital sphygmomanometer. Supplementation was given once per day for 8 weeks, control group was given a placebo while treatment group was given vitamin D3 supplementation at dose of 2000IU (insufficiency subjects) and 4000IU (deficiency subjects). A total of 62 research subjects aged 60-89 years (median 67 years) participated in this study and randomized into 30 control group subjects and 32 treatment group subjects. The increase in serum 25(OH)D levels in the control group was 23 ± 4,87 ng/mL to 27,3 ± 7,34 ng/mL (p = 0.000), the treatment group was 17,9 ± 4,38 ng/mL to 36,07 ± 9,84 ng/mL (p = 0.000). Data analysis showed that vitamin D supplementation significantly increased 25(OH)D levels in the treatment group compared to the control group (D = 4,2 ± 2,47 ng/mL for control group and D = 18,17 ± 5,46 ng/mL for treatment group; p = 0.000). The decrease in systolic blood pressure in the control group was 133,9(121 – 159,5) mmHg to 129,3(96 – 159) mmHg (p = 0.027), the treatment group was 135,3(121 - 180) mmHg to 126(101 - 153) mmgHg (p = 0.000). The decrease in diastolic blood pressure in the control group was 89,6(80 - 105) mmHg to 82,4(64 - 103) mmHg (p = 0.000), the treatment group was 89,2(81,5 – 98,5) mmHg to 80,8 (67 – 90) mmHg (p = 0.000). However, data analysis showed that vitamin D supplementation did not cause a significant reduction in systolic blood pressure (D = -4,6(-25 - -0,5) mmHg for control group and D = -9,2 (-20 - -27) mmHg for treatment group; p = 0.109) and diastolic blood pressure in the treatment group compared to the control group (D = -7,2 (-16 - -2) mmHg for control group and D = -8,4(-14,5 - -8,5) mmHg for treatment group; p = 0.559). Vitamin D supplementation significantly increase serum 25(OH)D levels, but not significantly reduce systolic and diastolic blood pressure in the elderly.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Aliyah
Abstrak :
Kota Bogor merupakan salah satu dari17 kab./kota dengan prevalensi hipertensi lebih tinggi dari prevalensi Jawa Barat yaitu 41,0%, menempati urutan pertama di antara semua penyakit PTM di Kota Bogor. Dari 25 Puskesmas di Kota Bogor, baru 24% yang mencapai target SPM dengan rentang nilai capaian antara 23,7% hingga 126,4%. Malcolm Baldrige National Quality Award merupakan kerangka kerja sistem manajemen mutu organisasi yang mampu mengidentifikasi kekuatan-kekuatan dari semua aspek dalam organisasi terkait kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus pada pelanggan, pengukuran analisis dan manajemen pengetahuan, fokus pada sumber daya manusia, dan fokus pada proses untuk melihat hubungan dengan hasil kinerja program pencegahan dan pengendalian Hipertensi di Puskesmas Kota Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja program pencegahan dan pengendalian hipertensi di Puskesmas Kota berdasarkan kriteria Malcolm Baldrige serta melihat hubungan kriteria Malcolm Baldrige dengan hasil kinerja program pencegahan dan pengendalian hipertensi di Puskesmas Kota Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan desain potong lintang menggunakan instrumen kuesioner Malcolm Baldrige National Quality Award. Populasi penelitian adalah seluruh Puskesmas di Kota Bogor yang berjumlah 25 Puskesmas dengan responden 6 karyawan setiap Puskesmas.Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik chi-square. Hasil kinerja program P2 hipertensi berdasarkan kriteria Malcolm Baldrige didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara statistik dari 6 kriteria Malcolm Baldrige terhadap kinerja program P2 Hipertensi dengan nilai p value <0,05. Hasil analisis juga menunjukkan nilai OR tertinggi adalah variabel fokus pada SDM (OR = 60,0; CI 95%: 4,72-763,01). Untuk meningkatkan program P2 Hipertensi di Puskesmas Kota Bogor diharapkan dapat mengoptimalkan pembinaan Puskesmas melalui Tim Pembina Cluster Binaan secara terpadu menggunakan acuan self-assessment yang telah dibuat oleh Puskesmas dengan pendekatan Malcolm Baldrige. ......Bogor City is one of 17 regencies/cities with a prevalence of hypertension higher than the prevalence of West Java, namely 41.0%, ranks first among all PTM diseases in Bogor City. Of the 25 Puskesmas in Bogor City, only 24% achieved the Minimum Service Standards target with a range of achievement values ​​between 23.7% to 126.4%. Malcolm Baldrige National Quality Award is an organizational quality management system framework that is able to identify the strengths of all aspects of the organization related to leadership, strategic planning, customer focus, measurement analysis and knowledge management, focus on human resources, and focus on processes for see the relationship with the results of the performance of the Hypertension prevention and control program at the Bogor City Health Center. The purpose of this study was to determine the performance of the hypertension prevention and control program at the City Health Center based on the Malcolm Baldrige criteria and to see the relationship between the Malcolm Baldrige criteria and the results of the performance of the hypertension prevention and control program at the Bogor City Health Center. The research method used is a quantitative method with a cross-sectional design using the Malcolm Baldrige National Quality Award questionnaire instrument. The research population was all Public Health Centers in Bogor City, totaling 25 health centers with 6 employees in each Puskesmas. Data analysis used univariate and bivariate analysis with chi-square statistical test. The results of the performance of the P2 hypertension program based on the Malcolm Baldrige criteria found that there was a statistically significant relationship from the 6 Malcolm Baldrige criteria to the performance of the P2 Hypertension program with a p value <0.05. The results of the analysis also showed that the highest OR value was the variable focused on HR (OR = 60.0; 95% CI: 4.72-763.01). To improve the P2 Hypertension program at the City Health Center, it is hoped that it can optimize the development of the Community Health Center through the Integrated Development Cluster Development Team using the self-assessment reference that has been made by the Puskesmas with the Malcolm Baldrige approach.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyo Baskoro
Abstrak :
Latar belakang: Berdasarkan Riskesdas 2013, salah satu daerah dengan prevalensi hipertensi tertinggi di Indonesia adalah Kepulauan Natuna, sehingga faktor yang berkaitan dengan hipertensi dan hypertension mediated organ damage (HMOD) pada populasi tersebut menarik untuk diinvestigasi. Proses aterosklerosis adalah salah satu HMOD yang dapat dideteksi secara dini dengan pemeriksaan ketebalan intima media karotis (KIMK). Patofisiologi aterosklerosis pada hipertensi dilaporkan mellibatkan beragam jalur molekular, yang diawali oleh disfungsi endotel, dan diduga melibatkan regulasi MikroRNA (miRNA) pada pembuluh darah. miRNA 214 merupakan non-koding RNA yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular terutama aterosklerosis. Peran MikroRNA 214 dalam proses aterosklerosis yang terjadi pada hipertensi belum diketahui dengan pasti. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan ekspresi miRNA 214 dengan ketebalan intima media karotis pada populasi hipertensi di kepulauan Natuna Metode : Penelitian ini menggunakan studi potong lintang dengan data sekunder hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang penderita hipertensi di Kabupaten natuna pada Juli 2019, serta data primer berupa kadar mikroRNA 214 dari sampel darah beku yang tersimpan di laboratorium, Rumah Sakit Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSPJDHK) pada bulan Juli 2022. KIMK diukur dengan ultrasonografi arteri karotis. Hasil : Terdapat 47 subjek yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Tidak terdapat perbedaan ekspresi miRNA 214 pada KIMK ≥0,9 mm dengan ekspresi miRNA 214 pada KIMK <0.9 mm pada subjek penelitian [(1,4 ± 0,8) vs. (1,4 ± 0,9), p 0,921]. Analisis multivariat menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara ekspresi miRNA 214 dengan KIMK pada subjek hipertensi di kepulauan Natuna. ......Background: Data from Indonesian Basic Health Survey 2013 revealed Natuna Islands as one of area with highest prevalence of hypertension in Indonesia. Hypertension remain major health problem through the presence of hypertension mediated organ damage (HMOD), including atherosclerosis. Carotid ultrasound examination is one of simple method for early detection of atherosclerosis, with carotid intima media thickness (CIMT) reported to represent subclinical atherosclerosis. Pathophysiology of atherosclerosis in hypertension derived from multiple molecular pathways, including endothelial dysfunction and the involvement of MikroRNA (miRNA). miRNA 214 is associated with cardiovascular disease. However, the role of miRNA 214 in atherosclerosis remains unclear. Objective : To investigate the association between miRNA 214 plasma expression with carotid intima media thickness (CIMT) in hypertension subject. Method: This is a cross sectional study using secondary data from hypertension subject in Natuna Island, and measurement of miRNA 214 expression from plasma stored in molecular laboratory of National Cardiovascular Center Harapan Kita Hospital. CIMT data were obtained with carotid ultrasonography Results: Forty seven subject included in this study. We observed no significant difference in miRNA 214 plasma expression in subject with CIMT ≥0,9 mm as compared to CIMT <0.9 mm [(1,4 ± 0,8) vs. (1,4 ± 0,9), p 0,921]. Further multivariate analysis revealed no significant association between miRNA 214 plasma expression with carotid intima media thickness (CIMT) in hypertension subject.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Hamarno
Abstrak :
Relaksasi otot progresif merupakan salah satu terapi non farmakologis untuk merilekkan otot dan menurunkan kecemasan sehingga menyebabkan tekanan darah menurun pada hipertensi primer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh latihan relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan darah klien hipertensi primer di Kota Malang. Penelitian ini menggunakan desain quasiexperiment dengan tehnik pengambilan sampel consecutive sampling. Besar sampel adalah 40 responden, dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan mendapat latihan relaksasi otot progresif selama 15 menit setiap latihan, sehari dua kali latihan dan dilakukan selama 6 hari. Kedua kelompok dilakukan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah latihan hari ke II, IV dan ke VI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah latihan relaksasi otot progresif ada penurunan tekanan darah sistolik sebesar 16,65 mmHg dan tekanan darah diastolik mengalami penurunan sebesar 3,8 mmHg. Kesimpulan penelitian ini adalah latihan relaksasi otot progresif secara bermakna dapat menurunkan tekanan darah sistolik hipertensi primer (p value = 0,0075 ; α = 0,05), sedangkan pada tekanan darah diastolik, latihan relaksasi otot progresif ini tidak menurunkan tekanan darah secara bermakna (p value = 0,058; α = 0,05). ......Progressive muscle relaxation is one of non-pharmacological therapies to relaxing muscles and reduce anxiety so make lowering blood pressure in clients with primary hypertension. The purpose of this study was to identify the effects of progressive muscle relaxation exercises to decrease blood pressure for clients with primary hypertension in Malang. This study used a quasi-experimental design with a consecutive sampling. Sample size was 40 respondents, divided into two groups: treatment and control groups. The treatment group received progressive muscle relaxation exercises for 15 minutes each time, twice a day and conducted for six days. The blood pressure measurements was obtained for both groups before and after on day II, IV and VI. The results showed that a decrease of systolic blood pressure is 16.65 mmHg and diastolic blood pressure is 3.8 mmHg occur after exercise. The conclusion a progressive muscle relaxation exercise can significantly reduce systolic blood pressure (p value = 0.0075; α = 0.05), on the other hand, there is no reduced blood pressure significantly (p value = 0.058, α = 0.05) in diastolic blood pressure.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T41460
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Mufita
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Ikur Koto kota Padang tahun 2019. Tujuan yang ingin didapatkan adalah mengetahui gambaran dan hubungan antara variabel dependen (hipertensi) dengan variabel independen (usia, riwayat keluarga, jenis kelamin, obesitas, merokok, pola makan, dan aktivitas fisik). Sampel pada penelitian ini sebanyak 558 orang yang merupakan peserta skrining Posbindu PTM Puskesmas Ikur Koto tahun 2019. Penelitian ini menggunakan analisis bivariat dengan uji chi-square, dimana didapatkan hasil bahwa variabel-variabel yang berhubungan dengan kejadian hipertensi diantaranya adalah variabel usia, variabel riwayat keluarga, variabel jenis kelamin, dan variabel obesitas. Saran yang dapat diberikan terkait kasus ini diantaranya agar instansi kesehatan setempat dapat meningkatkan kualitas skrining Posbindu PTM dengan sistem pencatatan dan pelaporan yang lebih baik dan terintegrasi sehingga hasilnya dapat didiseminasi dengan baik. Selain itu, petugas kesehatan dapat lebih menggencarkan promosi kesehatan agar faktor risiko penyakit hipertensi dapat dicegah dan dideteksi lebih dini, sehingga angka kejadian hipertensi dapat turun dan tidak menimbulkan komplikasi yang fatal. ......This study examines within factors that are associated with the incidence of hypertension cases at Puskesmas Ikur Koto in year 2019. The objective to be obtained are to discover the idea and relationship between the dependent variable (hypertension) and the independent variable (age, family history, gender, obesity, smoking, diet patterns, and physical activity). The sample taken in this study was 558 people who were screening participants at the Posbindu PTM Puskesmas Ikur Koto in 2019. This study uses bivariate analysis with the chi-square test, where the results show that the variables associated to the occurence of hypertension cases including age variables, family history variables, gender variable, and obesity variable. Suggestions that can be offered regarding this case are that the local health agencies should improve the quality of Integrated Assistance Post for Posbindu PTM screening with a better and integrated recording and reporting system in order to generate results that can go through a proper dissemination. Furthermore, health workers can intensify health promotions so that the risk factors for hypertension cases can be prevented and detected early with there result that the occurence of hypertension will be pressed and not cause any fatal complications
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soraya Risanda
Abstrak :
Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama kematian dini di seluruh dunia. Data WHO menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia tidak menyadari bahwa mereka memiliki hipertensi dan 1 dari 5 orang dengan hipertensi yang tidak terkontrol. Pada tahun 2025 sekitar 29% orang dewasa diseluruh dunia memiliki hipertensi dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya. Asia Tenggara berada di posisi ketiga tertinggi dengan prevalensi 25% terhadap total penduduk. Di Asia Tenggara, beberapa negara sudah melaksanakan skrining hipertensi pada usia produktif, namun penelitian yang dilakukan masih sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan skrining dalam penemuan jumlah kasus Hipertensi pada usia produktif (15-59 Tahun) di Asia Tenggara. Penelitian ini merupakan studi kualitatif menggunakan metode Literature review dengan basis data Google Scholar, PubMed, dan PMC. Pendekatan yang digunakan yaitu Input Process Output (IPO) agar penelitian lebih terarah. Hasil pencarian yang memenuhi kriteria inklusi hanya Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skrining efektif dalam menyaring pasien hipertensi yang tidak terdiagnosis dan tidak terkontrol yaitu studi di Vietnam 28,7% penduduk usia produktif terdiagnosis hipertensi dan 37,7%  dari mereka tidak terkontrol, di Thailand 40% penduduk usia produktif tidak menyadari bahwa mereka hipertensi dan 50,8% dari mereka tidak terkontrol, serta di Malaysia 32,4% penduduk usia produktif terdiagnosis hipertensi dan 40,5% dari mereka tidak terkontrol. Peneliti menyimpulkan bahwa skrining terbukti efektif dalam menemukan kasus secara dini dan menentukan penanganan serta diagnosis lebih lanjut. ......Hypertension is one of the worldwide leading causes of premature death. The WHO data shows about 1.13 billion people on hypertension in the world, that means 1 of 3 people in the world is unaware that they have hypertension and 1 of 5 people with uncontrolled hypertension. In 2025, about 29% of adults worldwide are having hypertension and are estimated that each year 10.44 million people died from hypertension and its complications. Southeast Asia is in the third highest position with a prevalence of 25% of the total population. In Southeast Asia, several countries have already carried out hypertension screening at their productive age, otherwise the conducted reasearch amount are limited. The objective of this research is to analyze the implementation of screening for the hypertension cases discovery in the productive age (15-59 years) in Southeast Asia. This research is a qualitative study using the Literature review method with Google Scholar, PubMed, and PMC databases. The study approach used in this research is Input Process Output (IPO) to produce more directed research. The countries which met the inclusion criteria were only Vietnam, Thailand and Malaysia. The research shown that screening was effective to detect any undiagnosed and uncontrolled hypertension patient. The study in Vietnam shown that 28.7% of the productive aged inhabitants had hypertension and 37.7% of them were uncontrolled, in Thailand 40% of the productive aged inhabitants were unaware that they were having hypertension and 50,8% of them were uncontrolled; and in Malaysian 32,4% of the productive aged inhabitants were having hypertension and 40,5% of them were uncontrolled. The researchers concluded that screening proved effective in finding cases early in order to determine any further treatment and diagnosis.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filzahanti Nuha Ramadhani
Abstrak :
Hipertensi adalah salah satu masalah kesehatan besar di dunia. Hipertensi merupakan salah satu penyebab kerusakan vaskular retina yang disebut Hypertensive retinopathy (HR). HR dapat memunculkan komplikasi yang beragam seperti oklusi pada pembuluh darah retina, rusaknya saraf optik, dan kebutaan. Penelitian ini membahas bagaimana Hypertensive Retinopathy dapat dideteksi melalui citra fundus. Dalam penelitian ini, digunakan metode ekstraksi fitur Local Binary Pattern (LBP) dan metode klasifikasi Support Vector Machine (SVM) dalam mendeteksi HR. Hasil simulasi mununjukkan akurasi Support Vector Machine dalam mengklasifikasi hypertensive retinopathy dan retina normal dengan membandingkan beberapa parameter pada metode LBP, diperoleh nilai akurasi, precision, dan recall tertinggi yaitu 87,5%, 80%, dan 100% secara berturut. Hal ini terjadi pada komposisi data 90% training dan 10% testing untuk parameter LBP dengan radius R=3 dan jumlah tetangga P=24. ......Hypertension is one of the biggest health problems in the world. Hypertension is one of the causes of retinal vascular damage which is called hypertensive retinopathy (HR). HR can lead to various complications such as optic nerve damage, retinal vein occlusion, and blindness. This research studies how hypertensive retinopathy can be detected using fundus image. Extraction feature method, Local Binary Pattern (LBP) and classification method, Support Vector Machine (SVM) are used in this research to detect HR. The results show the accuracy of Support Vector Machine in classifying hypertensive retinopathy and normal retina by comparing parameter in LBP. The experiment achieved the best accuracy of 87,5%. The best accuracy is achieved using 90% training data and 10% testing data with radius R=3 and number of neighbors P=24 in LBP.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>