Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Rengganis Lenggogeni Biran
Abstrak :
Masa remaja adalah suatu masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa ini banyak terjadi perubahan pada beberapa aspek yang saling berhubungan, baik dalam aspek fisik, kognitif, maupun psikososial (Papalia, Olds & Feldman, 2001). Masa ini merupakan masa yang tergolong kritis dimana individu harus rnulai serius memikirkan masa depannya, termasuk didalamnya masalah karir. Merencanakan dan memilih karir yang sesuai dengan diri adalah suatu hal yang penting, karena karir seseorang akan menentukan berbagai segi kehidupannya (Sukadji, 2000). Pada remaja, perencanaan dan pemilihan karir adalah saatnya mengarahkan diri kepada Suatu tahap baru dalam kehidupan, melihat posisi mereka dalam kehidupan dan menentukan arah yang akan dituju. Suatu bidang pekerjaan biasanya didukung oleh program pendidikan tertentu. Hal ini dimulai dari penentuan jurusan atau program pendidikan (Bahasa, IPS maupun IPA) di sekolah lanjutan (SMU) kemudian diikuti dengan penetapan fakultas maupun jurusan bidang di perguruan tinggi (Sukadji, 2000). Pada kenyataannya masih banyak remaja yang bingung akan arah karirnya, hal ini terkadang membuat mereka terjebak dalam arus yang penting kuliah atau yang penting jadi sarjana. Fenomena ini pun tampak di berbagai daerah di Indonesia. Melakukan perencanaan dan pemilihan karir memang bukan suatu hal yang mudah, karena hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah: kemampuan, bakat, minat, pengetahuan vokasional, kepribadian, self-efficacy, keluarga, teman sebaya, sekolah. gender serta kemewahan dan gengsi. Mengingat pentingnya perencanaan karir yang tepat sangatlah dibutuhkan olah seorang remaja dan melihat kenyataan yang ada di kalangan remaja saat ini, peneliti merasa perlu diadakan semacam pelatihan yang djadakan bagi para remaja, khususnya para siswa sekolah menengah umum. Melalui pelatihan diharapkan para siswa SMU ini dapat mengembangkan perencanaan karir yang tepat sehingga dapat memberikan kepuasaan pada dirinya yang berdampak pada kualitas pekerjaan yang baik. Untuk membuat rancamgan suatu program pelatihan perlu didahului dengan analisa kebutuhan. Analisa ini berguna untuk menentukan kebutuhan pelatihan dan jenis pelatihan yang dibutuhkan untuk mengatasi perbedaan yang tampak antara apa yang seharusnya dilakukan/terjadi dengan kenyataan yang muncul (Kroehnert, 1995). Hasil analisa kebutuhan untuk pelatihan ini dilakukan kepada 72 orang siswa dari berbagai SMU melalui teknik kuesioner dan 7 orang siswa juga dari berbagai SMU melalui teknik wawancara. Hasil yang diperoleh adalah kcbutuhan terbesar yang terkait dengan perencanaan karir adalah perlunya peningkatan self-efficacy. Hal ini disebabkan masih banyaknya siswa yang ragu dapat meraih pendidikan dan pekeljaan yang mereka inginkan. Ketidakyakinan ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: pemahaman diri yang belum cukup, keinginan yang masih berubah-ubah dan takut menghadapi kegagalan yang dapat menyebabkan kekecewaan yang mendalam. Hal-hal ini selanjutnya membuat mereka tidak berani untuk membayangkan dirinya di masa depan, sehingga mereka lebih memilih untuk menjalani aktivitas sehari-harinya saja tanpa ada tujuan yang jelas. Dengan melihat kondisi tersebut, maka perlu disusun suatu program pelatihan perencanaan karir yang dapat membantu meningkatkan self-efficacy para siswa. Pokok bahasan dalam modul pelatihan ini, adalahz (1) Mimpi dan Cita-cita, (2) Pengenalan Diri: kecerdasan/bakat, kepribadian dan minat, (3) Kesuksesan dan (4) Goal Setting. Melalui serangkaian pelatihan ini diharapkan para siswa dapat memperoleh bekal pengetahuan dan keterampilan untuk merencanakan karir yang terbaik baginya.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18570
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartini Nara
Abstrak :
Hasil penelitian Post-Kommer dan Perrone (dalam Isaacson, 1996), diketahui bahwa 30 % dari siswa berbakat di sekolah menengah yang menjadi responden penelitian merasa tidak siap dalam membuat keputusan mengenai karir mereka. Menurut Santrock (2003), orang tua dan teman sebaya memiliki pengaruh yang sangat kuat pada pemilihan karir remaja. Suasana yang ada dalam keluarga banyak mempengaruhi perkembangan kepribadian anak, intelektual, konsep diri, dan selanjutnya juga mempengaruhi proses pemilihan karir. Suasana dalam keluarga terkait erat dengan pola asuh yang digunakan orang tua dalam membesarkan anaknya sehari-hari apakah otoriter (Authoritarian), permisif (Permissive) atau otoritatif (Authoritative) (Baumrind dalam Santrock, 2003). Hal lain yang diduga mempengaruhi pemilihan karir adalah persepsi jender. Perempuan sering distereotipkan kurang kompeten dibandingkan laki-laki, penyatuan stereotip jender ke dalam konsep diri anak memicu anak perempuan ke arah rasa kurang percaya diri dibandingkan dengan anak laki-laki dalam kemampuan intelektual umum mereka. Kurangnya rasa percaya diri dapat menyebabkan anak perempuan memiliki harapan yang rendah untuk berhasil pada kegiatan akademis dan pekerjaan (Santrock, 2002). Penelitian ini untuk menjawab permasalahan yang timbul dengan menguji 8 hipotesis. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara pola asuh (otoriter, otoritatif, permisif) dan persepsi jender secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama terhadap pemilihan karir pada siswa akselerasi. Selain itu juga untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi jender antara siswa perempuan dan laki-laki.. Sampel penelitian adalah siswa kelas 2 program akselerasi dari 4 sekolah di Jakarta sebanyak 47 siswa. Analisa data yang digunakan adalah korelasi Pearsons Product Moment, Multiple Regression dengan metode step wise dan t-test. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara pola asuh otoriter dan pola asuh permisif dengan pemilihan karir tetapi ada hubungan yang signifikan antara pola asuh otoritatif dengan pemilihan karir. Ditemukan juga ada hubungan yang signifikan antara persepsi jender dengan pemilihan kanr. Sedangkan secara bersama-sama, pola asuh otoriter, otoritatif, permisif dan persepsi jender memberikan sumbangan yang bermakna terhadap pemilihan karir namun hanya pola asuh otoritatif yang memberikan sumbangan sedangkan dua pola asuh yang lain tidak. Temuan yang cukup menarik adalah tidak adanya perbedaan persepsi jender antara siswa perempuan dan laki-laki, hal ini mengindikasikan adanya pergeseran cara pandang kaum muda terhadap peran jender tradisonal. Saran kepada orang tua agar lebih mengutamakan penggunaan pola asuh otoritatif daripada dua pola asuh yang lain. Berusaha menjadi sahabat dan mendengarkan keinginan anak adalah salah satu cara untuk membantu mengarahkan mereka dalam pemilihan karir. Disarankan kepada guru bimbingan konseling agar lebih proaktif membantu anak akselerasi, mengeksplorasi berbagai informasi karir baik melalui penjelasan langsung maupun melalui media cetak dan elektronik.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Herwanto
Abstrak :
Konseling karier merupakan serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan karier yaitu pemberian bantuan secara tatap muka kepada individu ataukelompok dalam hubungan profesional yang dilakukan oleh konselor (bersertifikat dan memiliki asosiasi) kepada konseli agar dapat menyesuaikan diri, memperbaiki tingkahlaku, membantu pencapaian tujuan, penentuan diri dan mengembangkan potensinya kejalur karier yang realistis. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran bimbingan dan konseling karier Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Badan Kepegawaian Negara Pusat Jakarta dan bagaimana memberdayakan peran Bimbingan dan Konseling Karier dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling karier Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Badan Kepegawaian Negara Pusat Jakarta. Pendekatan penelitian ini adalah post-positivis karena berawal dengan menguji teori konseling karier, dengan menggunakan metode pengumpulan data kualitatif yaitu dengan wawancara mendalam (data primer) dan juga studi literatur (data sekunder) serta strategi triangulasi digunakan untuk validitas dan keabsahan data. Hasil analisis bahwa Unit konseling karier BKN melakukan praktek konseling psikologis dan membantu kepada Pegawai yang mengalami masalah gangguan kejiwaan dan tidak terfokus pada layanan konseling karier sehingga perlu diluruskan persepsi dan batasan konseling karier itu sendiri dengan membangun struktur, arah dan tujuan konseling karier yang jelas kemudian memberdayakan peran Sumber Daya Manusia dalam memaksimalkan unit layanan konseling karier untuk mengatasi hambatan karier pegawai dan dapat memberikan manfaat bagi organisasi. ......Career counseling is a series of activities the most basic of career guidance that is providing assistance in person to individuals or groups in a professional relationship conducted by counselor to the counselee in order to adapt, improve behavior, help meet the goals, self-determination and potential to develop realistic career path. The purpose of this study is to analyze the role of guidance and career counseling for Civil Servants and how to empower the role of Career Guidance and Counseling in providing career guidance and counseling services for Civil Servants in the National Civil Service Agency (NCSA). This research approach is post-positivist because it starts with career counseling theory testing, using the method of data collection in-depth qualitative interviews and literature as well as the strategy of triangulation is used for validity and validity of the data. The results of the analysis unit career counseling in the NCSA practice psychological counseling and help to Employees who experience problems psychiatric disorders and not focused on service career counseling so that needs to be clarified perceptions and limitations of career counseling itself by building the structure, direction and purpose career counseling clear then empower the role of Human Resources in maximizing unit career counseling services to overcome barriers to employee career and can provide benefits to the organization.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45650
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Segy Hanantoko
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai Pelaksanaan Program Pembinaan Kemandirian Bimbingan kerja di Lembaga Pemasyarakatan kelas III Cikarang. Penelitian Ini menggunakan pendekatan Post-positivis, dengan teknik pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam untuk kebutuhan analisis sehingga membutuhkan pandangan dari para narasumber yang berkaitan dengan kebijakan pelaksana pembinaan kemandirian, melalui pertanyaan terbuka seputar masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan menggambarkan pelaksanaan bimbingan kerja pada pembinaan kemandirian pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Cikarang, mengingat bahwa masih banyaknya pengulangan kejahatan terhadap narapidana yang sudah bebas, untuk itu Lembaga Pemasyarakatan mengeluarkan program bimbingan kerja pada Pembinaan Kemandirian. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa masih adanya masalah dalam pembinaan kemandirian di dalam Lembaga Pemasyarakatan Cikarang yaitu, kurangnya kualitas Sumberdaya, masih kurangnya peran pemerintah dalam mendukung program Bimbingan kerja guna memberdayakan wargabinaan, Kurangnya pemasaran dalam mengenalkan produk Lapas, sehingga harus menjadi perhatian agar nantinya program Bimbingan kerja di Lembaga Pemasyarakatan bisa lebih dioptimalkan lagi. ...... This research program for small-scale farmers and talk about independence of guidance to labor in a penal institution class III cikarang. Post-positivis was used in the study, to technique the collection of qualitative data through interviews to the needs of analysis that calls for the views of of the implementing guidance on the policy of independence, open through questioning the looking for any trouble. This research discuss challenges guidance pembandengan independence in a correctional institution class III cikarang, as much repetition to convict who been free, for that a correctional institution give assistance programs work on guidance independence. This research get a problem still existed for developing independence in a correctional institution in cikarang namely, resources insufficient quality, there is a lack of role of government in support the program to empower recidivist guidance, a lack of marketing in introduce lapas products, so that should be paid attention to the program guidance to labor in a penal institution can be more optimized again.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apriliani Fatmawati
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai Hubungan Antara Bimbingan Sosial dengan Pelanggaran Peraturan Remaja (Studi Deskriptif Penerima Manfaat Angkatan II/74 PSBR Bambu Apus) dengan metode analisis deskriptif dan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menjelaskan bagaimana hubungan komponen-komponen bimbingan sosial dengan kenakalan remaja yang tercermin pada perilaku pelanggaran peraturan penerima manfaat angkatan II/74 tersebut. Penelitian ini memaparkan seberapa baik tingkat bimbingan sosial, serta apa saja pelanggaran peraturan yang dilakukan oleh penerima manfaat angkatan II/74 di PSBR berdasarkan isian kuesioner. Berdasarkan hal ini, perlu adanya penyusunan rencana yang efektif dari pihak panti untuk meningkatkan pemberian bimbingan sosial agar mampu mencegah atau mengurangi pelanggaran peraturan penerima manfaat. ...... This thesis discusses about The Association of Social Guidance with Rules Violation (Descriptive Studies of Beneficiaries of II/74 in PSBR Bambu Apus East Jakarta) with descriptive analysis methods and a quantitative approach. This study describes the relationship between components of social guidance and juvenile delinquency which is reflected in the rules violation behavior of the beneficiaries. This study describes how well the social guidance was given, and also what kind of rules violation that beneficiaries of II/74 in PSBR Bambu Apus did, based on questionnaires. Based on this, PSBR Bambu Apus needs some effective planning to improve the delivery of social guidance in order to prevent or reduce beneficiary rule violations.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lowen, Walter
New york: Greystone Press, 1958
371.425 LOW y
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pitt, Gavin A.
Englewood Cliffs, N.J. : Prentice-Hall, 1959
658.312 PIT t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mochtar Kusumaatmadja
Bandung: Binacipta, 1986
340.598 MOC p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Melissa Angelia
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara adaptabilitas karir dan prestasi akademik pada mahasiswa. Pengukuran adaptabilitas karir menggunakan modifikasi dari Career Issues Survey milik Creed, Fallon dan Hood (2008). Untuk pengukuran prestasi akademik menggunakan indeks prestasi yang diraih oleh partisipan. Partisipan berjumlah 158 mahasiswa yang memiliki usia remaja, 18-19 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara adaptabilitas karir dengan prestasi akademik pada mahasiswa (r = 0.177; p = 0.026, signifikan pada L.o.S 0.05). Artinya, semakin tinggi adaptabilitas karir yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi prestasi akademik yang ia miliki. Berdasarkan hasil tersebut, seseorang perlu diintervensi dalam hal adaptabilitas karir agar ia memiliki kemantapan dalam tugas vokasional sehingga kesadaran akan pentingnya memiliki prestasi akademik akan tertanam sejak dini. ......This research was conducted to find the correlation between career adaptability and academic achievement among students. Career adaptability was measured using a modification of Career Issues Survey from Creed, Fallon and Hood (2008). For academic achivement was measured using grade point average (GPA) index reached by the participants. The participants of this research are 158 students who have adolescent ages around 18-19 years old. The main results of this research show that career adaptability positively correlated significantly with academic achievement (r = 0.177; p = 0.026, significant at L.o.S 0.05). That is, the higher career adaptability of one?s own, the higher having academic achievement. Based on these results, someone needs to intervened in the career adaptability, so they will have a readiness in vocational tasks, so that they will understand the importance of having an academic achievement.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>