Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Indra Respati
Abstrak :
Kancing press yang digunakan pada baju bayi yang akan di Ekspor harus memiliki standar keamanan tidak copot/lepas apabila diberikan kekuatan tarik tertentu Dengan tujuan menekan/mengurangi jumlah garmen yang rusak karena pengujian selama kurun waktu proses produksi, pengujian awal atas kekuatan tarik yang digabungkan dengan penggunaan peta kontrol pengukuran diberlakukan terhadap lot garmen untuk menjaga kualitas pemasangan kancing pres. Sebelum proses produksi dilakukan perlu diadakan suatu uji awal pemasangan dengan melakukan pengukuran terhadap tinggi pasang kancing yang dikombinasikan dengan uji tarik terhadap kancing tersebut dengan metoda penarikan yang dinamakan ?uji tarik?(pulI test). Kancing uji harus mampu bertahan pada uji tarik ini ( tidak copot) lolos uji. Selanjutnya data-data yang didapat dari hasil pengukuran akan dihitung dengan melakukan Analisa kemampuan dan peta kontrol pengukuran akan dibuat untuk fungsi pengawasan selama proses produksi berlangsung. Selama proses produksi berlangsung data pengukuran tinggi pasang kancing dicatat dan dihitung untulc digunakan memantau Serta melnpertahankan tinggi pasang tetap pada variasi nilai yang telah ditentukan pada proses uji awal. Pada akhir proses produksi penentuan lot diterima atau lot ditolak akan tergantung kepada nilai Capability index yang didapat selama proses produksi dilakukan. Apabila nilai Capability index yang didapat dari data-data pengukuran tinggi pasang selama proses produksi berlangsung lebih besar dari nilai yang didapat pada uji awal maka lot diterima.
2001
S37731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novahana Noor Pradita
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap turnover intention pada pekerja garment di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data yang didapatkan dari tim peneliti payung yang diambil menggunakan metode survey. Sebanyak 2781 pekerja garment yang tersebar pada lima provinsi di Indonesia menjadi sampel dalam penelitian ini. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan metode structural equation model (SEM). Hasil group discussion digunakan untuk mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa psychological empowerment berpengaruh negatif terhadap turnover intention serta tidak adanya hubungan yang signifikan dari workload terhadap turnover intention. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa emotional exhaustion memediasi penuh hubungan workload dengan turnover intention pada pekerja garment. ......This study aims to determine the factors that influence turnover intention on garment workers in Indonesia. This research is a quantitative study using secondary data using survey methods. A total of 2781 garment workers spread across five provinces in Indonesia were used as samples in this study. Hypothesis testing is done using the structural equation model (SEM) method. Data from group discussions were used to provide additional support to the results of the research. The results showed that empowerment negatively related to turnover intention and no significant relationship of workload on turnover intention. In addition, the results of the study also showed that emotional exhaustion fully mediated the linkage between workload and turnover intention in garment workers.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chika Athaya Chairunnisa
Abstrak :
ABSTRAK
Persaingan yang ketat dari industri garmen dunia menyebabkan permintaan tinggi untuk produksi di negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia, yang bisa menyediakan tenaga kerja dengan fleksibel peraturan untuk mengurangi biaya produksi. Biaya fleksibilitas itu menguntungkan perusahaan, tetapi merugikan pekerja. Upah rendah, jam kerja panjang, dan hubungan buruk dengan penyelia beberapa dampak buruk yang dirasakan oleh pekerja terkait kondisi kerja mereka. Miskin kondisi kerja dapat menghasilkan niat turnover yang tinggi di antara pekerja garmen. Sejak 2011, Better Work Indonesia, organisasi kolaboratif antara Internasional Organisasi Buruh (ILO) dan Korporasi Keuangan Internasional (IFC), diluncurkan untuk memecahkan masalah kondisi kerja dan meningkatkan daya saing Indonesia industri garmen, dengan menyediakan program dan pelatihan untuk pabrik garmen di Indonesia. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kondisi kerja dan niat berpindah antar perusahaan garmen yang telah berpartisipasi dalam Better Work Indonesia (BWI) program dan mereka yang belum berpartisipasi dalam program ini BWI). Data penelitian diperoleh dengan melakukan diskusi kelompok fokus pada 93 pekerja garmen di Jawa yang bekerja untuk perusahaan BWI dan Non BWI. Hasil menunjukkan bahwa perusahaan BWI cenderung memiliki kepatuhan yang lebih tinggi terhadap berbagai tenaga kerja peraturan daripada perusahaan Non BWI, tetapi tingkat turnover intention ditemukan tinggi di kedua jenis perusahaan. Hasil analisis lebih lanjut akan dibahas dalam penelitian ini.
ABSTRACT
Persaingan yang ketat di industri garmen dunia menyebabkan permintaan tinggi untuk produksidi negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia, yang bisa menyediakan tenaga kerja dengan peraturan yang fleksibel sehingga dapat mengurangi biaya produksi. Tekanan biaya ini menguntungkan perusahaan, tetapi merugikan pekerja. Upah rendah, jam kerja yang panjang dan hubungan dengan majikan yang tidak baik adalah beberapa efek buruk yang dirasakan oleh pekerja terkait dengan kondisi kerja. Kondisi kerja perilaku buruk dapat mengakibatkan tingginya turnover intention di kalangan pekerja garmen. Sejak 2011, Better Work Indonesia, sebuah organisasi kolaborasi antara Internasional Organisasi Buruh (ILO) dan Korporasi Keuangan Internasional (IFC), hadir untuk memecahkan masalah kondisi kerja dan meningkatkan daya saing industri garmen Indonesia, dengan memberikan program dan pelatihan kepada pabrik garmen di Indonesia. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui perbedaannya kondisi kerja dan niat berpindah antar perusahaan garmen yang telah mengikuti Program Better Work Indonesia (BWI) dan mereka yang belum berpartisipasi dalam program (Non BWI). Data penelitian diperoleh dengan melakukan diskusi kelompok fokus dari 93 pekerja garmen di Jawa yang berfungsi untuk perusahaan BWI dan Non BWI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan BWI cenderung memiliki kepatuhan peraturan tenaga kerja yang lebih tinggi daripada perusahaan Non BWI, Namun, tingkat turnover intention ditemukan tinggi di kedua jenis perusahaan. Hasil Analisis lebih lanjut akan dibahas dalam penelitian ini
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tansy Andrainie Chandra
Abstrak :
Industri garmen digambarkan sebagai industri manufaktur padat karya yang rentan dengan permasalahan tenaga kerja. Namun, terlepas dari permasalahan yang ada, industri garmen merupakan bidang usaha pembuatan pakaian jadi yang memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian negara, contohnya negara Indonesia dan Vietnam. Banyaknya kontribusi yang diberikan oleh industri garmen terhadap penciptaan lapangan kerja dan perekonomian kedua negara tersebut, tentulah harus sebanding dengan kondisi kesejahteraan para pekerjanya. Tingkat kesejahteraan yang dimiliki para pekerja tentunya memengaruhi bagaimana keinginan mereka untuk tetap bekerja di perusahaan tersebut, serta memengaruhi tindakan dan ketertarikan mereka untuk mencari pekerjaan baru. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor kesejahteraan finansial yang digambarkan dengan upah, bonus, uang lembur, kepemilikan aset rumah tangga, serta kepemilikan utang terhadap perilaku pencarian kerja (job search), keputusan berpindah pekerjaan ke industri lain (job change of industry), dan keputusan untuk mendirikan usaha sendiri (setting business) dengan membandingkan para pekerja sektor industri garmen di wilayah Indonesia dan Vietnam. Responden dalam penelitian ini berjumlah masing-masing 2100 pekerja untuk kelompok Indonesia maupun Vietnam. Metode pengolahan data yang digunakan adalah Multiple Regression dengan menggunakan SPSS 22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada pekerja garmen Indonesia, upaya pencarian kerja dipengaruhi oleh upah, bonus, dan kepemilikan aset pekerja; keputusan untuk berpindah pekerjaan berbeda industri dipengaruhi oleh upah, bonus, dan kepemilikan aset; dan keputusan untuk mendirikan usaha dipengaruhi oleh bonus, kepemilikan aset, dan utang. Selanjutnya, pada pekerja garmen Vietnam, upaya pencarian kerja dipengaruhi oleh upah dan upah lembur, keputusan untuk berpindah pekerjaan berbeda industri dipengaruhi oleh upah, upah lembur, dan kepemilikan utang; dan keputusan untuk mendirikan usaha dipengaruhi oleh upah, upah lembur, dan kepemilikan utang.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anang Hadi Setiawan
Abstrak :
Pendahuluan : Instrumen yang digunakan untuk menilai pajanan ergonomi telah banyak ditemukan, namun penggunaannya masih terbatas dalam bahasa Inggris sehingga ketika akan digunakan harus diterjemahkan terlebih dahulu ke dalam bahasa Indonesia. Quick Exposure Check (QEC) merupakan salah satu instrumen penilaian pajanan ergonomi yang belum dilakukan uji validitasnya. Untuk mendapatkan hasil validitas yang baik maka dipergunakan responden dengan karakteristik yang sama dengan jenis tugas yang berbeda. Metode : Dengan menggunakan desain penelitian uji validitas data diambil dari 100 pekerja garmen di tiga bagian pekerjaan yaitu spreading, sewing dan quality control. Instrumen QEC bagian lembar pekerja diisi oleh pekerja dan lembar pengamat diisi oleh petugas keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan.Untuk menilai kesesuaian isian antara pekerja dan petugas keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan digunakan standar yang berfungsi sebagai pembanding yang diisi oleh dokter magister kedokteran kerja.Data dianalisis dengan SPSS 20. Hasil: Uji validitas interna pada penelitian ini mendapatkan nilai korelasi Pearson's pada masing-masing item pertanyaan adalah valid yaitu diatas nilai tabel r = 0,1966 untuk N=100 dengan Cronbach's Alpha 0,653. Validitas eksterna dengan metode uji kesesuaian didapatkan nilai Kappa yang bervariasi. Derajat kesesuaian penilaian antara petugas K3 dan standar didapatkan nilai Kappa buruk pada pertanyaan D sebesar 0,455 dan E sebesar 0,433, sedangkan untuk pertanyaan A,B, C, F dan G baik antara 0,906 dan 1,000.Derajat kesesuaian penilaian antara penilaian pekerja dan standar didapatkan nilai Kappa buruk yaitu 0,036 pada pertanyaan H, baik yaitu 0,674 pada pertanyaan N, nilai sangat baik 1,000 pada pertanyaan K dan L serta nilai tak terhitung pada pertanyaan J dan M. Kesimpulan: Pada penelitian ini hasil uji validitas interna QEC adalah valid dan reliable, namun instrumen QEC versi bahasa Indonesia belum dapat digunakan dengan baik karena pada lembar pekerja banyak ketidaksesuaian. Mengingat banyaknya ketidaksesuaian tersebut maka pengisian harus dilakukan oleh petugas K3 dengan pelatihan mempelajari QEC tersebut.Perlunya waktu tertentu untuk pelatihan dalam mempelajari pengisian lembar QEC.
Background: Many instruments to assess ergonomic exposure already exists but still limited in English version, threfore it has to be translated to Indonesian first. Quick Exposure Check (QEC) is one of the ergonomic exposure assessments tools that have not been validated before in Indonesian. For the validity test was used the subjects with same characteristic but with three different tasks in garment company workers. Methods: Validity test study is chosen as research design that involved 100 subjects of garment company workers on three divisions are Spreading, Sewing and Quality Control. The QEC workers assessment filled by workers and observer's assessment is filled by practitioners. To assess interrater reliability among practitioners and workers filled are used Occupational Medicine assessment. Analyse data use the SPSS version 20. Results: Internal validity test in this study was found Pearson's Inter Item Correlation for each item were valid, more than r table value 0.1966 for N=100, with Cronbach's Alpha value is 0.653. External validity we use the interrater reliability test was found Kappa value were varies. Kappa value for question D is 0.455 and E is 0.433. Kappa value for question A, B, C F and G is good between 0.906 to 1.000. Kappa value for question H is 0.036, question N is 0.674, question K and L is 1.000 and question J and M is uncountable. Conclusions: Internal validity QEC in this study is valid and reliable but interrater reliability is not good, therefore this instrument in Indonesian can not used with worker's assessment filled by workers. We can use this instruments if the worker's assessment is filled by practitioners who have been trained about QEC or Indonesian grammar of QEC is enhanced in order to be more easily understood by workers.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiono Sumodihardjo
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Georgina Ariela Warganegara
Abstrak :
Penelitian ini merupakan sebuah usaha untuk menunjukkan adanya proses ko-evolusi di antara perusahaan-perusahaan dalam industri tekstil dan pakaian di Indonesia, dengan pemerintah sebagai perwakilan dari lembaga lokal. Hasil dari riset menunjukkan bahwa seiringnya waktu, perubahan dalam lembaga lokal telah terjadi dalam industri yang di jelaskan oleh beberapa faktor regulasi dan juga kondisi perekonomian negara yang turut berkontribusi dalam kecepatan proses ko-evolusi tersebut. Sebuah fokus dari beberapa kasus seperti: penerapan kebijakan; krisis moneter di Indonesia, dan perkembangan teknologi telah disediakan sebagai pendukung argumen. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa proses ko-evolusi melalui adaptasi bersama diantara pelaku dapat mempercepat dan telah berkontribusi dalam perkembangan ekonomi negara secara keseluruhan. ......This research is an exploratory attempt to show the co-evolutionary relationship between Indonesian firms in the textile and garment industry, and the local government as a representative of local institutions. The result shows that institutional changes occurred within the industry were driven by several regulated factors and the country's economic condition affected the speed of co-evolution. A focus on cases such as: various policy implementations, Indonesian monetary crisis, and technological development are provided for further support. This research shows that co-evolutionary process by mutual adaptation between the actors enables faster and overall economic growth of the country in general.
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S59724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmi Damaryanti
Abstrak :
Tujuan penelitian yaitu memberikan bukti empiris mengenai faktor kondisi kerja, dan faktor karakteristik organisasi yang mempengaruhi kinerja dengan peran mediasi dukungan organisasi, pemberdayaan dan kepuasan kerja pada industri garmen di Indonesia dan Vietnam. Perilaku organisasi dan lingkungan merupakan fenomena dengan aspek yang multidimensi dalam menentukan kesuksesan perusahaan. Dukungan organisasi, pemberdayaan, dan kepuasan kerja merupakan jembatan antara faktor kondisi kerja dan faktor karakteristik organisasi dan pekerjaan dengan kinerja. Hasil menunjukkan dukungan organisasi dan kepuasan kerja memediasi kondisi kerja dengan kinerja pada data gabungan, Indonesia dan Vietnam. Begitu pula, mediasi pemberdayaan dan kepuasan kerja terhadap karakteristik organisasi dan pekerjaan dengan kinerja ditemukan pada data gabungan, Indonesia dan Vietnam. ......The research objective is to provide empirical evidence regarding factors of work conditions, and factors of organizational characteristics that affect performance with the mediating role of organizational support, empowerment and job satisfaction in the garment industry in Indonesia and Vietnam. Organizational behavior and the environment are phenomena with multidimensional aspects in determining company success. Organizational support, empowerment, and job satisfaction are bridges between work condition factors and organizational and work characteristics factors and performance. The results show organizational support and job satisfaction mediate working conditions with performance on combined data, Indonesia and Vietnam. Likewise, empowerment mediation and job satisfaction with organizational and work characteristics with performance are found in the combined data, Indonesia and Vietnam.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusran Ilyas
Abstrak :
ABSTRAK
Pada tahun 1985-2012, permasalahan-permasalahan banyak terjadi di perusahaan-perusahaan garmen di Cipadu. Permasalahan tersebut berakar dari dalam perusahaan seperti strategi manajerial yang belum matang, instabilitas di pos-pos pekerjaan, dan perilaku buruk karyawan. Semua faktor-faktor tersebut saling berhubungan karena timbul dari suatu sebab yaitu pemilik perusahaan yang memakai logika lsquo;rasa-rasa rsquo; dalam mengelola perusahaan. Walaupun permasalahan tersebut melilit dalam tubuh perusahaan, tetapi justru perkembangan terjadi di perusahaan-perusahaan garmen di Cipadu dari tahun ke tahun. Perusahaan-perusahaan tersebut ldquo;berkembang biak rdquo;, bergenerasi dari tubuhnya sendiri, dan melahirkan perusahaan-perusahaan kecil. Tentu ini menjadi pertanyaan, kenapa pada saat banyak permasalahan terjadi perkembangan di Cipadu? Masyarakat Cipadu tidak sama dengan kawasan industri lainnya karena ikatan sosialnya lebih kuat dan tingkat kekeluargaannya juga tinggi. Nilai-nilai tersebut meresap dalam diri masyarakat dan rasa tersebut menjelma ke dalam aktifitas-aktifitas ekonomi. Akhirnya, hasil kombinasi rasa nilai sosial tinggi dan kegiatan ekonomi tersebut memproduksi bentuk hubungan yang baru. Hubungan ini mengakibatkan tingginya tingkat resistensi perusahaan-perusahaan konveksi sehingga perusahaan tersebut tidak goyah dalam badai perdagangan.
ABSTRACT
In 1985 2012, many problems occurred in garment companies in Cipadu. These problems are rooted in companies such as immature managerial strategies, instability in employment posts, and bad behavior of employees. All factors are interconnected because it arises from the company owners who use the logic 39 feelings 39 in managing the company. Although the problems are wrapped in the companies but the development occurred in there from year to year. The companies bred , generated from their own bodies, and produced the small companies. Of course this is a question, why did occured development in companies when there had many problems Cipadu society is not the same as other industrial areas because the community has strong social and high family ties. These values are pervasive in society and the taste is transformed into economic activities. Finally, the result of a combination of high sense of social value and economic activity produced a new form of relationship. This relationship resulted in the high level of resistance of convection companies so the company is strong in the storm trade.
2018
T50477
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valencia Laurentius
Abstrak :
Pemberian insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terutang tidak dipungut Fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) lebih digunakan oleh industri garmen dibanding dengan industri serat benang dan kain sebagai penyedia bahan baku dalam industri tekstil. Pemberian insentif menghambat berkembangnya industri serat benang dan kain, serta mendistorsi penggunaan bahan baku lokal karena fasilitas hanya untuk bahan baku impor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan PPN Fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor pada industri garmen. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian fasilitas PPN terutang tidak dipungut merupakan penerapan fungsi pemerintahan yang diungkapkan oleh Musgrave berupa fungsi stabilisasi. Komitmen dan pengetahuan penerapan baik perpajakan dan administrasi sangat penting dalam penerapan fasilitas PPN KITE. Komitmen dari pemerintah dan Kementerian terkait saling bersinergi untuk mengoptimalkan penerapan fasilitas secara efisien. Pemberian fasilitas untuk impor bahan baku yang diolah tujuan ekspor dianggap tidak netral karena mendistorsi pilihan untuk menggunakan bahan baku lokal. Bila diberikan fasilitas PPN terutang tidak dipungut untuk bahan baku lokal yang diolah tujuan ekspor dari segi pengawasan akan sulit dan restitusi harus dilakukan bukan hanya di industri garmen saja tetapi juga industri serat benang dan industri kain. ...... The Incentive of uncollected Value Added Tax (VAT) Facility for Ease of Import Purpose of Exports (KITE) is more used by the garment industry than The Yarn and Fabric Fiber Industry as a provider of raw materials in the textile industry. In addition, the provision of incentives inhibits the development of the yarn and fabric fiber industry and distorts the use of local raw materials because the facilities are only for imported raw materials. The aim of this research is to analyse the application of VAT Facility for Ease of Import Purpose of Exports in the garment industry. The research approach used in this research is a qualitative approach and descriptive research type. Data collection techniques that are used in this research are literature studies and interviews. The result of this research show that the provision of uncollected VAT facilities is the application of the Government function revealed by Musgrave, that is the stabilization function. Commitment and knowledge of both taxation and administration is very important in the application of the VAT Facility for Ease of Import Purpose of Exports. Government and related ministry commitments are mutually synergistic to optimize the implementation of facilities efficiently. Providing facilities for importing raw materials to be processed for export purposes is considered not neutral because it distorts the choice to use local raw materials. If incentive of uncollected VAT facility is also given for local raw materials to be processed for export purposes, there will be difficulties in order to supervise the implementation. Besides, the restitution must be applied not only in the Garment Industry but also in the Yarn Fiber Industry and the Fabric Industry.
Depok: Fakultas Ilmu Administarsi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>