Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pambudi Andhira Pratama
Abstrak :
Latar Belakang: Penggunaan E-cigarette (rokok elektrik) semakin meningkat di kalangan mahasiswa, meskipun informasi tentang bahayanya telah tersebar luas. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengetahuan, sikap, dan kepercayaan terhadap E-cigarette pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI). Tujuan: Mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan keyakinan mahasiswa FKG UI tentang E-cigarette. Metode: Penelitian menggunakan desain potong lintang (cross-sectional), dengan pengambilan sample secara purposive berjumlah 119 responden adalah Mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Pengiriman kuesioner dilakukan secara daring melalui Whatsapp dan Line. Pada awal kuesioner, ditanyakan pertanyaan awal mengenai karakteristik responden. Selanjutnya, responden diberikan 7 pertanyaan mengenai pengetahuan responden terkait E-cigarette, 4 pertanyaan mengenai kepercayaan responden terkait E-cigarette, 6 pertanyaan mengenai sikap responden terkait E-cigarette, dan 3 pertanyaan mengenai tindakan/practice responden yang merokok terkait dengan E-cigarette. Seluruh data yang terkumpul dianalisis bivariat dengan menggunakan tes Mann-whitney. Hasil: Dari 119 responden yang diteliti terdapat mahasiswa yang aktif menggunakan rokok dan e-cigarette berjumlah 17 mahasiswa, hasil tingkat rerata pengetahuan (4.97 p < 0.001) dan rerata sikap (8.28 p=0.003) mahasiswa kedokteran gigi yang tidak merokok lebih tinggi dibandingkan dengan rerata pengetahuan (3.24 p < 0.001) dan rerata sikap (6.88 p= 0.003) mahasiswa yang merupakan perokok aktif, sedangkan untuk tingkat rerata kepercayaan (5.71 p < 0.001) mahasiswa yang tidak merokok bernilai hampir sama dengan mahasiswa yang merupakan perokok aktif (5.76 p < 0.001). Kesimpulan: Mahasiswa FKG UI yang tidak merokok memiliki tingkat pengetahuan, sikap, dan kepercayaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa FKG UI yang menggunakan rokok tembakau dan E-cigarette. ......Background: The use of E-cigarettes is increasing among university students, despite widespread information about its dangers. This study aims to explore the knowledge, attitudes, and beliefs regarding E-cigarettes among students at the Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia (FKG UI). Objective: To determine the levels of knowledge, attitudes, and beliefs of FKG UI students regarding E-cigarettes. Methods: This research utilized a cross-sectional design, with purposive sampling of 119 respondents who are preclinical students at the Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia. The questionnaire was distributed online through Whatsapp and Line. At the beginning of the questionnaire, initial questions about the characteristics of the respondents were asked. Subsequently, respondents were given 7 questions about their knowledge of E-cigarettes, 4 questions about their beliefs related to E-cigarettes, 6 questions about their attitudes toward E-cigarettes, and 3 questions about the actions/practices of respondents who smoke related to E-cigarettes. All collected data were analyzed bivariately using the Mann-Whitney test. Results: Out of 119 respondents, there were 17 active users of both tobacco and E-cigarettes. The average knowledge level (4.97 p < 0.001) and average attitude (8.28 p=0.003) of non-smoking dental students were higher than the average knowledge level (3.24 p < 0.001) and average attitude (6.88 p= 0.003) of students who were active smokers. However, for the average belief level (5.71 p < 0.001), non-smoking students scored almost the same as active smoking students (5.76 p < 0.001). Conclusion: Non-smoking students at FKG UI have higher levels of knowledge, attitudes, and beliefs compared to FKG UI students who use both tobacco and E-cigarettes.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carlamia H. Lusikooy
Abstrak :
ABSTRAK
Penggunaan rokok elektrik di Indonesia dan kekhawatiran terhadap kesehatan masyarakat kian meningkat seiring dengan bertambahnya pengguna rokok elektrik. Upaya pencegahan cukup terbatas karena akses terhadap perangkat rokok elektrik cenderung mudah, dan studi preliminer telah menemukan bahwa rokok elektrik memiliki potensi untuk penggunaan zat psikoaktif lainnya. Dengan demikian, tujuan studi ini adalah melihat jika ada hubungan antara karakteristik demografi dan pola penggunaan rokok elektrik terhadap NAPZA lain dalam sampel Jakarta (n=422) melalui survei elektronik atau online dari Februari hingga Mei 2019. Ditemukan hanya beberapa hubungan signifikan antara demografi responden (jenis kelamin, status kerja, tingkat pendidikan) dan penggunaan rokok elektrik (alasan menggunakan, frekuensi menggunakan) terhadap penggunaan alkohol (p>0.05) namun tidak pada NAPZA lainnya. Pembahasan dilakukan dengan fokus kepada berbagai keterbatasan metode dan literatur dalam studi ini, sehingga terdapat acuan untuk penelitian selanjutnya.
ABSTRACT
The use of electronic cigarettes (e-cigarettes) in Indonesia along with public health concerns continues to rise with increasing reports of electronic cigarette users. Prevention attempts are limited due to easy access of electronic cigarette devices, and a premilinary has found that electronic cigarettes potentiate the use of other psychoactive substances. This study aims to see whether an association exists between demographic characteristics and e-cigarette use patterns toward risk of drug use in a Jakarta sample (n=422) through an electronic or online survey from February to May 2019. The study found only several significant associations between demographic variables (gender, work status, education level) and e-cigarette use pattern (reason and frequency of use) towards risk of alcohol use (p>0.05). A discussion is made based on this study's methodical and literary limitations, to provide guidelines for future studies.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59128
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsan Budiarto
Abstrak :
Indonesia telah mengimplementasikan kebijakan cukai cairan rokok elektronik, namun penelitian tentang rokok elektronik belum banyak dilakukan. Studi ini menguji tentang efek kebijakan cukai terhadap persepsi risiko dan persepsi manfaat rokok elektronik serta faktor yang mempengaruhinya. Data berasal dari studi kohort online dengan sampel pengguna rokok elektronik dewasa di Indonesia. Data diambil sebelum implementasi cukai pada September 2018 (wave 1, n=1322) dan sesudah implementasi cukai pada November-Desember 2018 (wave 2, n=1039). Variabel dependen berupa Persepsi risiko dan Persepsi manfaat. Sedangkan variabel independen utama berupa status vaping, punya teman yang vaping, persepsi keterjangkauan harga, persepsi risiko dan persepsi manfaat sebelum implementasi cukai. Analisis menggunakan regresi linier berganda untuk mengestimasi hubungan antara variabel dependen dan variabel independen utama setelah dikontrol oleh variabel sosiodemografi. Hasil analisis menunjukkan peningkatan persepsi risiko (t=-3.549; p=0.001) dan persepsi manfaat (t=-20.182; p=0,001). Persepsi risiko berhubungan secara positif dengan status vaping (b=0,21, SE=0,07, p=0,003) dan persepsi risiko sebelum implementasi cukai (b=0,45, SE=0,03, p=0,001), serta berhubungan secara negatif dengan persepsi keterjangkauan harga (b=-0,09, SE=0,03, p=0,001) dan persepsi manfaat sebelum implementasi cukai (b=-0,13, SE=0,03, p=0,001). Sedangkan persepsi manfaat berhubungan secara positif dengan persepsi keterjangkauan harga (b=0,05, SE=0,02, p=0,006) dan persepsi manfaat sebelum implementasi cukai (b=0,05, SE=0,02, p=0,011), serta berhubungan secara negatif dengan persepsi risiko sebelum implementasi cukai (b=-0,05, SE=0,02, p=0,039). Kebijakan cukai seharusnya dapat meningkatkan persepsi risiko dan menurunkan persepsi manfaat, namun kondisi tersebut tidak tercapai. Variabel persepsi keterjangkauan harga menjadi faktor yang mempengaruhinya. 
Indonesia has implemented an electronic cigarette excise tax policy, but not much research on electronic cigarettes. This study examines the effect of tax policy on risk and benefits perception of electronic cigarettes and the factors that influence it. Data comes from an online cohort study with sample of Indonesian adult electronic cigarette users. Data is taken before implementation of tax in September 2018 (wave 1, n = 1322) and after implementation of tax in November-December 2018 (wave 2, n = 1039). Dependent variables of this research is perceived risk and perceived benefit. Main independent variables are vaping status, social support, perceived affordability of electronic cigarette, perceived risk and perceived benefit before implementation tax. The analysis uses multiple linear regression to estimate the relationship between dependent variables and users characteristics after being controlled by sociodemographic variables. The analysis showed an increase of perceived risk (t=-3.549; p=0.001) and perceived benefit (t=-20.182; p=0,001). Perceived risk was positively associated with vaping status (b=0.21, SE=0.07, p=0.003) and perceived risk before implementation tax (b=0.45, SE=0.03, p=0.001) and was negatively associated with perceived affordability (b=-0.09, SE=0.03, p=0.001) and perceived benefit before implementation tax (b=-0.13, SE=0.03, p=0.001). Perceived benefit was positively associated with perceived affordability (b=0.05, SE=0.02, p=0.006) and perceived benefit before implementation tax (b=0.05, SE=0.02, p=0.011) and was negatively associated with percdeived risk before implementation tax (b=-0.05, SE=0.02, p=0.039). Tax policies should be able to increase risk perceptions and reduce perceived benefits, but this condition is not achieved. Variable perceived affordability of price is a factor that affects it. 
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T54979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Ridwan
Abstrak :
Pengguna rokok elektronik tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat umum, namun juga terjadi di kalangan mahasiswa, yang seharusnya menjadi contoh dalam berperilaku hidup sehat, keadaan ini mendorong mahasiswa dalam kondisi disonansi. Disonansi kognitif adalah diskrepansi atau kesenjangan yang terjadi antara dua elemen kognitif yang tidak konsisten, menciptakan ketidaknyamanan psikologis. Tujuan penelitian ini ialah untuk menggambarkan disonansi kognitif pada mahassiswa yang menggunakan rokok elektronik di Universitas Cendekia Abditama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan dengan metode pnemenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dilaksanakan pada bulan Juni 2023 pada 20 informan meliputi 16 mahasiswa perokok elektronik, 2 orang staff dosen dan 2 orang teman sebaya. Hasil penelitian menunjukan disonansi kognitif pada mahasiswa keperawatan lebih tinggi dari mahasiswa teknik ditinjau dari sumber elemen penyebab disonansi meliputi, inkonsistensi logika, nilai budaya, pendapat umum, dan pengalaman masa lalu, sedangkan gambaran cara mengatasi disonansi didapatkan dengan mengubah elemen tingkah laku, mengubah elemen kognitif lingkungan dan menambah elemen kognitif baru. ......The use of electronic cigarettes does not only occur among the general public, but also among university students, who should be an example of healthy living behavior, this situation encourages students to be in a state of dissonance. Cognitive dissonance is a discrepancy or gap that occurs between two inconsistent cognitive elements, creating psychological discomfort. The aim of this research is to describe cognitive dissonance in students who use electronic cigarettes at Cendekia Abditama University. This study uses a qualitative approach, with the pnemenology method. Data collection was carried out by in-depth interviews carried out in June 2023 with 20 informants including 16 students who use electronic cigarettes, 2 lecturer staff and 2 peers. The results showed that cognitive dissonance in nursing students was higher than engineering students in terms of the source of the elements causing the dissonance including, logical inconsistency, cultural values, public opinion, and past experiences, while an overview of how to overcome dissonance was obtained by changing behavioral elements, changing cognitive elements. environment and add new cognitive elements.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Inayati
Abstrak :
Pendahuluan: Rokok konvensional masih banyak digunakan di Indonesia, sedangkan prevalensi pengguna rokok elektronik juga terus meningkat. Rokok elektronik dianggap lebih aman dibandingkan dengan rokok konvensional. Tidak terdapat pembakaran dalam rokok elektronik, sehingga tidak ada CO yang dikeluarkan. Metode: Metode penelitian yang digunakan ialah studi potong lintang komparatif pada responden berusia 18 – 24 tahun, berdomisili di Jakarta dan Depok pada bulan Februari hingga September 2019. Sampel dipilih menggunakan teknik consecutive sampling yaitu 40 perokok konvensional dan 40 perokok elektronik. Kadar CO diukur dengan piCO+Smokerlyzer®. Uji analisis data yang digunakan ialah uji Mann Whitney untuk membandingkan kadar CO pada perokok konvensional dan elektronik. Hasil: Mayoritas responden adalah laki-laki berusia 20 tahun. Seluruh responden perokok konvensional adalah mahasiswa Universitas Indonesia sedangkan mayoritas responden perokok elektronik berasal dari Jakarta Pusat (22,5%). Rerata kadar CO ekspirasi pada perokok konvensional adalah 17,34 (SB 10,22) ppm sedangkan pada perokok elektrik adalah 6,92 (SB 3,92) ppm. Kedua hasil tersebut menunjukkan hasil yang berbeda bermakna (p<0,001). Diskusi: Kadar CO ekspirasi perokok elektronik lebih rendah secara signifikan dibandingkan perokok konvensional karena dalam rokok elektronik tidak terjadi pembakaran seperti dalam rokok konvensional sehingga tidak menghasilkan CO. ......Introduction: Conventional cigarette is widely used in Indonesia. Meanwhile, the prevalence of electronic cigarette (e-Cigarette) users keeps increasing. E-Cigarette is considered safer than conventional cigarette by common people. Because there is no combustion process, e-Cigarette does not produce carbon monoxide (CO). Method: This is a comparative study with cross-sectional design on subjects aged 18 to 24 years old resided in Jakarta and Depok on February until September 2019. Subjects are chosen using consecutive sampling method on 40 conventional cigarette smokers and 40 e-Cigarette smokers. Level of expired CO is measured using piCO+ Smokerlyzer®. We use Mann Whitney test to compare expired CO levels between conventional cigarette smokers and e-Cigarette smokers. Results: The majority of subjects are male aged 20 years old. All of the conventional cigarette users are the undergraduate students of University of Indonesia, while the majority of e-Cigarette users are from Central Jakarta (22,5%). The average of expired CO level on conventional cigarette users is 17,34 (SD 10,22) ppm and on e-Cigarette users is 6,92 (SD 3,92) ppm. There is a significant difference between those two groups (p<0,001). Discussion: Level of expired CO on e-Cigarette smokers is significantly lower than conventional smokers because unlike conventional cigarette, there is no combustion in e-Cigarette and therefore no CO is produced.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Candra Sintong Togarma
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai upaya ekstensifikasi objek pengenaan cukai pada rokok elektrik. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan termasuk dalam penelitian cross sectional dengan teknik pengumpulan data berupa studi literatur dan wawancara. Data tersebut dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif. Penelitian ini menganalisis kesesuaian rokok sebagai objek cukai berdasarkan teori Cnossen yang melihat kesesuaian barang kena cukai melalui tiga dimensi yaitu: selectivity in coverage, discrimination in intent dan quantitative measurement, juga permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul dari penerapannya. Penelitian ini telah mengumpulkan data dari lembaga-lembaga pemerintahan terkait seperti Kementrian Perdagangan dan Direktorat Jendral Pajak dan Cukai juga akademisi dan konsumen dari rokok elektronik. Hasil dari penelitian disimpulkan bahwa rokok elektrik sesuai sebagai obyek cukai dalam rangka perluasan objek cukai (ekstensifikasi). Permasalahan yang dihadapai dalam pengenaan cukai terhadap rokok elektrik adalah beragamnya jumlah nikotin di dalam rokok elektrik sehingga menimbulkan kesulitan dalam menentukan tarif cukai untuk rokok elektrik. ......This research discuss about The Effort of Excise Imposition Object Extension on Electronic Cigarette. The research used quantitative approach and included in cross sectional research with data collection method which consists of literature study and in depth interview. This study analyzed the feasibility of electronic cigarettes as excise object based on Cnossen theory that saw the suitability of the goods subject to excise through three dimensions: selectivity in coverage, discrimination in intent and quantitative measurement, also the problems that may occur from the implementation. This research collects data from related government institutions such as trading ministry and general directorate of taxation and customs also academician and consumer of electronic cigarette. Results of the research led to the conclusion that the electric cigarette is appropriate as an excise object in object excise expansion (extension). The problems faced in the imposition of excise to electronic cigarette is the amount of the nicotine in electronic cigarette can be customized so it is difficult to determine the excise rate to electronic cigarette.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S61870
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aribah Daffa Aji Putri
Abstrak :
Berdasarkan Global Adult Tobacco Survey (GATS), prevalensi perokok elektronik di Indonesia meningkat hingga 10 kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun. Hasil Riskesdas tahun 2018 juga menujukkan bahwa remaja adalah kelompok umur tertinggi pada angka perokok elektronik. Beberapa studi di berbagai negara menunjukkan masih rendahnya pengetahuan orang tua dari remaja terhadap rokok elektronik. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan praktik orang tua dari remaja terhadap rokok elektronik di Kelurahan Beji Timur. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan studi cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified random sampling yang diikuti sebanyak 145 responden dengan mengisi kuesioner tertulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua dari remaja di Kelurahan Beji Timur memiliki pengetahuan tentang rokok elektronik dalam kategori cukup (39,3%), sikap yang negatif terhadap penggunaan rokok elektronik (58,6%), dan praktik pencegahan rokok elektronik yang baik (51,7%). Berdasarkan hasil penelitian, maka diperlukan peningkatan program promosi kesehatan yang berfokus terhadap rokok elektronik, khususnya dengan sasaran remaja dan orang tua sebagai upaya pencegahan perilaku merokok elektronik di Kelurahan Beji Timur. ......Based on the Global Adult Tobacco Survey (GATS), the prevalence of electronic cigarette smokers in Indonesia has increased up to 10 times in a span of 10 years. The results of the Riskesdas 2018 also showed that adolescents are the highest age group in terms of electronic cigarette use. Several studies in various countries have indicated the low level of knowledge among parents of adolescents regarding electronic cigarettes. Therefore, this research was conducted to understand the knowledge, attitudes, and practices of parents of adolescents towards electronic cigarettes in the Beji Timur Subdistrict. This study used a quantitative method with a cross-sectional design. The sampling was done using stratified random sampling technique, with a total of 145 respondents filling out written questionnaires. The results of the study showed that parents of adolescent in Beji Timur subdistrict’s knowledge about electronic cigarettes categorized as average (39,3%), negative attitudes towards electronic cigarette use (58,6%), and good practices in preventing electronic cigarette use (51.7%). Based on the research findings, there is a need for an improvement in health promotion programs that specifically focus on electronic cigarettes, particularly targeting adolescents and parents, as an effort to prevent electronic smoking behavior in the Beji Timur Subdistrict.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Anindyo Asmoro
Abstrak :
Penelitian bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana fenomena gaya hidup penggunaan rokok elektrik di kalangan generasi z. Berbagai studi terdahulu dengan pembahasan yang sama melihat bahwa rokok elektrik merupakan suatu gaya hidup baru bagi generasi z, yang penggunannya didasari oleh berbagai faktor seperti anggapan lebih sehat dibanding rokok konvensional, faktor harga, faktor variasi rasa, maupun faktor lingkungan sosial. Kemudian, rokok elektrik dianggap sebagai suatu tren gaya hidup kekinian yang dimaknai sebagai alat simbolis sebagai identitas diri dari sebuah status sosial. Akan tetapi, studi terdahulu tidak membahas bagaimana inovasi dari rokok elektrik menjadi daya tarik yang memicu budaya konsumen, selain itu belum banyak studi yang membahas eksistensi perempuan dalam fenomena ini. Peneliti melihat bahwa fenomena penggunaan rokok elektrik saat ini juga turut terjadi di kalangan perempuan. Oleh karena itu, peneliti berargumen bahwa rokok elektrik merupakan suatu inovasi yang memiliki daya tarik tersendiri bagi perempuan generasi z, dimana inovasi tersebut menjadi pemicu adanya budaya konsumen sehingga terdapat pemaknaan simbolis dari penggunaan rokok elektrik tersebut. Dengan menggunakan teori budaya konsumen milik Featherstone sebagai pisau analisis, penelitian ini menemukan bahwa inovasi pada produk rokok elektrik saat ini justru semakin mengarah pada kalangan perempuan sehingga terdapat kesan feminisasi produk. Selain itu, penggunaan rokok elektrik di kalangan generasi z perempuan juga merupakan perilaku dalam mengonsumsi tanda atau simbol yang kemudian dapat berperan pada status sosial. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif melalui wawancara mendalam dengan subjek penelitian individu (perempuan generasi z) yang tergolong sebagai pengguna rokok elektrik yang sebelumnya merokok konvensional maupun hanya pengguna rokok elektrik. Pengambilan subjek penelitian akan dilakukan di lokasi fasilitas umum seperti Café, Restoran, dan tempat umum lainnya. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling dan Snowball Sampling. ......This study aims to find out how the lifestyle phenomenon of e-cigarette use among generation z. Various previous studies with the same discussion saw that e-cigarettes are a new lifestyle for generation z, whose use is based on various factors such as assumptions of being healthier than conventional cigarettes, price factors, taste variation factors, and social environmental factors. Electronic cigarettes are also considered as a contemporary lifestyle trend which is interpreted as a symbolic tool as self-identity of a social status. However, previous studies have not discussed on how the innovation of e-cigarettes has become an attraction that triggers consumer culture, other than that there have not been many studies that discuss the existence of women in this phenomenon. Researchers see that the phenomenon of e-cigarette use currently also occurs among women. Therefore, researchers argue that electronic cigarettes are an innovation that has its own appeal to generation z women, where the innovation triggers the existence of consumer culture so that there is a symbolic meaning of the use of electronic cigarettes. Using Featherstone's consumer culture theory as an analytical tool, this study found that innovation in e-cigarette products today is increasingly directed at women so that there is an impression of product feminization. In addition, the use of e-cigarettes among generation z women is also a behavior in consuming signs or symbols that can then play a role in social status. This study was conducted with a descriptive qualitative approach through in-depth interviews with individual research subjects (generation z women) who were classified as e-cigarette users who had previously smoked conventional or only e-cigarette users. The collection of research subjects will be carried out at the location of public facilities such as cafes, restaurants, and other public places. The sampling methods in this study are Purposive Sampling and Snowball Sampling. 
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Ravelyta Wibowo
Abstrak :
Menurut lembaga survei Wealth Health Organization (WHO), Indonesia menduduki peringkat ketiga di dunia sebagai jumlah perokok terbanyak. Untuk mengurangi eksternalitas negatif yang timbul dari penggunaan rokok elektrik, pemerintah mengeluarkan kebijakan cukai rokok elektrik pada tahun 2018. Peningkatan konsumsi rokok elektrik di Indonesia membuat pemerintah melakukan penyesuaian kebijakan berupa kenaikan cukai rokok elektrik pada tahun 2023 dan 2024. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan cukai rokok elektrik di Indonesia dengan negara Filipina dan Malaysia, dan evaluasi dari kebijakan kenaikan cukai rokok elektrik di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan post positivis. Metode penelitian dari penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa negara Filipina memiliki kebijakan cukai rokok elektrik berdasarkan kandungan nikotin, sementara di Indonesia berdasarkan jenis. Negara Malaysia memiliki tarif tetap atas liquid, sementara di Indonesia tarif spesifik berdasarkan jenis. Negara Filipina dan Malaysia masing-masing memiliki tarif cukai atas liquid yang lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia. Terdapat empat pilar kebijakan cukai rokok elektrik di Indonesia, yaitu pengendalian konsumsi, penerimaan negara, keberlangsungan tenaga kerja, dan pengendalian rokok elektrik ilegal. Kebijakan kenaikan cukai rokok elektrik menurut evaluasi kebijakan Dunn, sudah memenuhi kriteria efisiensi dan keadilan. Namun, belum memenuhi kriteria evaluasi efektifitas, kecukupan, responsivitas, dan ketepatan. ......According to the Wealth Health Organization (WHO) survey institute, Indonesia is ranked third in the world with the highest number of smokers. To reduce negative externalities arising from the use of e-cigarettes, the government issued an e-cigarette excise policy in 2018. The increasing consumption of e-cigarettes in Indonesia prompted the government to make policy adjustments in the form of an increase in excise duty. on electronic cigarettes in 2023 and 2024. This research was conducted to determine the comparison of excise taxes. e-cigarettes in Indonesia with the Philippines and Malaysia, as well as an evaluation of the policy to increase excise duty on e-cigarettes in Indonesia. This research was conducted using a post positivist approach. The research method used in this research is a qualitative method. The results of this research show that the Philippines has an excise policy on e-cigarettes based on the nicotine content, while in Indonesia it is based on the type. Malaysia has a fixed tariff for liquids, while in Indonesia the tariff is specific based on the type. The Philippines and Malaysia each have higher liquid excise rates than Indonesia. There are four pillars of e-cigarette excise policy in Indonesia, namely controlling consumption, state revenue, workforce sustainability, and controlling illegal e-cigarettes. According to Dunn's policy evaluation, the policy to increase excise tax on e-cigarettes meets the criteria of efficiency and fairness. However, it does not meet the evaluation criteria of effectiveness, adequacy, responsiveness and accuracy.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhio Pratama Putra
Abstrak :

Latar Belakang: Penggunaan Rokok Elektrik masih kontroversial, mengingat produk ini masih tergolong baru untuk masyarakat Indonesia. Di Indonesia sendiri merokok seakan menjadi suatu “budaya” yang diturunkan lintas generasi. Belum diketahui apakah memang benar adanya hubungan antara anggota keluarga yang merokok dengan tingkat adiksi seorang pengguna rokok elektrik. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tingkat adiksi pengguna rokok elektrik dengan riwayat merokok dalam keluarga. Metode: Dengan desain penelitian cross-sectional, peneliti mengumpulkan sampel sebanyak 206 subjek yang dipilih dengan random sampling. Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil: Dari analisis hasil hitung uji Chi Square menunjukkan adanya asosiasi yang signifikan secara statistik antara tingkat adiksi rokok elektrik dengan riwayat merokok dalam keluarga, dengan nilai p = 0,013 dan Cramer’s V= 0,226 yang menunjukan adanya asosiasi moderat. Diskusi: Tingkat adiksi pengguna rokok elektrik dengan riwayat merokok dalam keluarga memiliki hubungan yang signifikan secara statistik dan memiliki tingkat asosiasi yang moderat. Pengguna rokok elektrik dengan riwayat merokok dalam keluarga akan cenderung memiliki tingkat adiksi yang lebih tinggi. Sebaliknya, pengguna rokok elektrik tanpa riwayat merokok dalam keluarga akan cenderung memiliki tingkat adiksi yang lebih rendah.


Background: The use of electric cigarettes is still controversial, considering this product is still relatively new to Indonesian people. In Indonesia, smoking seems to be a "culture" passed down across generations. Relationship between family members who smoke with the addiction level of an electric cigarette user is still not yet known. Objective: This study aims to determine the relationship between addiction level of electronic cigarettes user with a family history of smoking. Methods: With cross-sectional study design, researchers collected samples of 206 subjects that are selected by random sampling. The collected data will then be analyzed using the Chi-Square test. Results:  Results from the analysis of Chi Square test show an association that statistically significant between addiction level of electronic cigarettes user with a family history of smoking, with p = 0.013 and Cramer's V = 0.226 which indicates a moderate association. Discussion: Addiction level of electronic cigarettes user with a family history of smoking has a statistically significant relationship and has a moderate level of association. Electronic cigarettes users with a family history of smoking will tend to have higher levels of addiction. Conversely, electronic cigarettes users without a family history of smoking will tend to have lower levels of addiction.

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>