Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maylan Wulandari
Abstrak :
Tingginya presentase keluhan kesehatan pada lansia di Indonesia pada tahun 2014 yaitu52,67 . Hal tersebut menunjukkan bahwa keluhan kesehatan di Indonesia masihmerupakan masalah kesehatan masyarakat. Adanya penurunan fungsi berbagai sistemorgan pada lansia dan akibat dari faktor lain memperburuk keluhan kesehatan pada lansia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengankeluhan kesehatan pada lansia di Indonesia tahun 2015. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis lanjut data sekunder Susenas Kor 2015. Desain studi yang digunakan adalahcross sectional dengan jumlah sampel 94.326 lansia. Sampel diambil secara totalsampling. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui lansia yang mengalami keluhankesehatan sebesar 46.202 lansia 49. Faktor yang berhubungan dengan kejadian keluhan kesehatan pada lansia yaitu usia ge; 80 tahun POR=1,17, usia 70-79 tahun POR=1, 18; jenis kelamin perempuan POR=0,82, status perkawinan hidup tanpa pasangan POR=1,08; pendidikan tidak pernah bersekolah/tidak tamat SD POR=1,68, pendidikan rendah POR=1,41, pendidikan sedang POR=1,12; sudah tidak bekerja POR=1,38; daerah tempat tinggal perdesaan POR=1,04 ; merokok POR=0,89 danmemiliki jaminan kesehatan POR=1,24. Status ekonomi tidak berhubungan denganterjadinya keluhan kesehatan pada lansia. Nilai EF tertinggi pada faktor pendidikan tidak pernah sekolah atau tidak tamat SD 38,56 dan berpendidikan rendah 26,78 dan faktor pekerjaan sudah tidak bekerja 14,78. Sedangkan nilai PF tertinggi padafaktor pendidikan tidak pernah sekolah atau tidak tamat SD 59,65 dan berpendidikanrendah 35,02 dan faktor pekerjaan sudah tidak bekerja 14,38.
The high percentage of health complaints in Indonesian elderly in 2014 is 52.67 .This shown that health complaints in Indonesia still be a public health problem.Decreased of multiple organ systems in the elderly and the consequences of other factorsmaked health complaints increased in the Indonesian elderly. The purpose of this studywas to determine the factors associated with health complaints in the Indonesian elderlyviiiUniversitas Indonesiain 2015. This study was analyze the secondary data of Susenas Kor 2015. This study useda cross sectional design with 94,326 sample. Samples were taken in total sampling. The result showed that 46,202 elderly 49 the elderly had health complaints. Factorsassociated with the incidence of health complaints in the elderly are age ge 80 years POR 1.17, age 70 79 years POR 1.18 sex female POR 0.82, life without spouse POR 1.08 education never attended school did not complete primary school POR 1.68, low education POR 1.41, medium education POR 1.12 is not working POR 1.38 rural area POR 1.04 smoking POR 0.89 and have health insurance POR 1.24. Economic status is not related to the occurrence of health complaints inthe elderly. The highest EF were education factor never attended school or did notcomplete elementary school 38.56 and low educated 26.78 and work factor notworking 14.78. While the highest PF were education factor never attended schoolor did not complete primary school 59.65 and low education 35.02 and work factors already not working 14.38.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51388
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahat Farida Berlian
Abstrak :
Indonesia saat ini memasuki peningkatan jumlah populasi lanjut usia, Yogyakarta merupakan wilayah dengan populasi lansia tertinggi secara nasional. Salah satu populasi lansia di Indonesia saat ini adalah mereka para korban Peristiwa 1965. Selama hidupnya mengalami diskriminasi secara sistemik, kembali mengalami diskriminasi sebagai lansia. Di Yogyakarta, kumpulan anak muda bernama Fopperham melakukan terobosan advokasi untuk memberdayakan lansia penyintas 65. Tulisan ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana strategi advokasi yang dilakukan Fopperham untuk memberdayakan lansia penyintas 65. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumen dan wawancara kepada 13 orang yang terdiri dari 4 orang pengurus Fopperham, 5 orang penyintas 65, 3 orang perwakilan lembaga jaringan Fopperham dan 1 orang perwakilan pemerintah kota Yogyakarta. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, advokasi untuk memberdayakan lansia penyintas 65 oleh Fopperham di Kota Yogyakarta dilakukan dengan beberapa strategi yaitu, lobi pengambil keputusan, mengorganisir kelompok-kelompok konstituen dan membangun koalisi. Hasil dari advokasi yang dilakukan Fopperham salah satunya dapat dilihat dengan menguatnya komunitas kelompok korban. ......Indonesia is currently entering an increasing number of elderly population. Yogyakarta is the region with the highest population of elderly people in this nation. One group among the elderly population is a group consisting of elderly 1965 victims and survivors. During their lifetime, they experience systemic discrimination conducted by the state, as they get older, they once again experience discrimination as a group of elderly people. However, in Yogyakarta, a group of young people under the organization Fopperham made a breakthrough in empowerment through organizing advocacy for these elderly 1965 survivors. This paper is intended to find out Fopperham's advocacy to empower these survivors. This research applies qualitative research with a descriptive approach. Data collection was carried out through documentation study and in-depth interviews with 13 people consisting of 4 Fopperham administrators, 5 65 survivors, 3 representatives of the Fopperham network institution and 1 representative of the Yogyakarta city government. The results found out that the Fopperham's advocacy efforts to empower elderly survivors 65 in Yogyakarta City are carried out with various approaches, lobbying decision makers, organizing constituent groups and building coalitions. One of the results of Fopperham's advocacy can be seen in the strengthening of the victim group community.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Mahira
Abstrak :
Tinggal bersama dengan lansia dapat memberikan berbagai tantangan, sehingga sebuah keluarga membutuhkan kemampuan untuk bangkit dan bertahan dari kesulitan atau resiliensi keluarga. Resiliensi keluarga terbentuk melalui sistem kepercayaan yang ada dalam keluarga, di mana individu yang memiliki self-compassion juga memiliki sikap dan pandangan yang dapat meningkatkan sistem kepercayaan dalam keluarga. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara self-compassion dan resiliensi keluarga pada dewasa yang tinggal bersama dengan lansia. Sebanyak 123 anggota keluarga dewasa yang tinggal bersama dengan lansia (M = 37,54, SD = 10,80) berpartisipasi dalam penelitian ini. Metode penelitian korelasional digunakan untuk melihat hubungan antara self-compassion dengan resiliensi keluarga. Alat ukur Self-Compassion Scale Short Form (SCS-SF) digunakan untuk mengukur self-compassion dan alat ukur Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) digunakan untuk mengukur resiliensi keluarga. Berdasarkan uji korelasi yang dilakukan menggunakan teknik analisis statistik Pearson Correlation, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara self-compassion dan resiliensi keluarga pada dewasa yang tinggal bersama dengan lansia (r(123) = 0,404, p < 0,01). Oleh karena itu, semakin tinggi self-compassion yang dimiliki oleh individu, maka semakin kuat pula resiliensi keluarga yang dimilikinya, atau sebaliknya. Dengan demikian, penelitian ini dapat memberikan masukan kepada praktisi di bidang psikologi keluarga dalam pengembangan intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan resiliensi keluarga agar dapat lebih memperhatikan self-compassion dari para anggota keluarga tersebut. ......Living with the elderly gives many challenges that makes the family need the ability to rise and survive from adversity or what is known as family resilience. Family resilience is formed through the belief system that exists in the family, where individuals who have self-compassion also have attitudes and views that can increase the belief system in the family. Therefore, this research is designed to look for a correlation between self-compassion and family resilience on adults living with older adults. 123 adult family members who live with older adults (M = 37,54, SD = 10,80) participated in this research. Correlational research method is used to find the correlation between self-compassion and family Resilience. Self-Compassion Scale Short Form (SCS-SF) is used to measure self-compassion and Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) is used to measure family resilience. According to the correlation test which is conducted using Pearson Correlation, there is a positive and significant correlation between self-compassion and family resilience on adults living with older adults (r(123) = 0,404, p < 0,01). Thus, the higher the level of self-compassion in an individual, the higher the family resilience as well, or vice versa. Therefore, this research can provide a recommendation for practioners in family psychology for developing interventions that aim to increase family resilience so that they can pay more attention to the self-compassion of the family members.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Husna
Abstrak :
Indonesia akan mengalami penuaan penduduk dengan proyeksi peningkatan populasi lanjut usia (lansia) sebesar 15.8% pada tahun 2035. Peningkatan populasi lansia dapat mempengaruhi peningkatan kejadian penyakit degeneratif, termasuk sarkopenia yang ditandai dengan hilangnya massa dan kekuatan otot secara progresif. Lansia obesitas dapat mengalami sarkopenia di mana kondisi ini disebut obesitas sarkopenia dengan morbiditas dan mortalitas lebih tinggi dibandingkan hanya obesitas atau sarkopenia. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kadar kolesterol total dengan kondisi obesitas sarkopenia pada pasien lansia. Penelitian ini merupakan studi potong lintang dilakukan pada populasi pasien lansia dengan sarkopenia. Penilaian obesitas sarkopenia pada subjek dilakukan berdasarkan kuesioner SARC-F dan BIA untuk komponen sarkopenia, IMT untuk komponen obesitas, dan kadar kolesterol total dari uji laboratorium melalui data rekam medis RSCM dari bulan Januari – Agustus 2022. Hasil: Terdapat 157 subjek penelitian dengan prevalensi yang mengalami obesitas sarkopenia sebanyak 94 orang (59.87%). Pada analisis bivariat, didapatkan hasil bahwa kadar kolesterol total memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan obesitas sarkopenia (p= 0.376). Rerata kadar kolesterol total pada kelompok sarkopenia tanpa obesitas adalah 177.65 ± 38.75 dan pada kelompok obesitas sarkopenia adalah 176.21 ± 46.73. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar kolesterol total dengan kondisi obesitas sarkopenia pada pasien lansia. ......Indonesia will experience an aging population, with a projected increase in the elderly population by 15.8% in 2035. An increase in the elderly population can affect the incidence of degenerative diseases, including sarcopenia, characterized by progressive muscle mass and strength loss. The elderly with obesity can experience sarcopenia. This condition is called obesity sarcopenia, with higher morbidity and mortality than only obesity or sarcopenia. This study aims to determine the relationship between total cholesterol levels and obesity sarcopenia in elderly patients. Method: This research is a cross-sectional study of elderly patients with sarcopenia. Sarcopenic obesity assessment was performed on subjects based on the SARC-F and BIA questionnaires for sarcopenic components, BMI for obesity components, and total cholesterol levels from laboratory tests through RSCM medical record data from January - August 2022. Result: There was 157 subjects in total, with a sarcopenic obesity prevalence of 94 people (59.87%). The bivariate analysis showed that total cholesterol levels had no significant relationship with sarcopenic obesity (p = 0.376). The mean total cholesterol level in the sarcopenia group without obesity was 177.65 ± 38.75 and in the sarcopenia obesity group was 176.21 ± 46.73. Conclusion: There is no significant relationship between total cholesterol levels and sarcopenic obesity in elderly patients.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellgi Safirda
Abstrak :
Perubahan demografis memberikan tantangan sosial, ekonomi, dan politik. Kebutuhan akan dukungan keluarga dan kemandirian sangat diperlukan bagi lansia. Sebagian besar lansia tinggal bersama dengan keluarga sehingga diharapkan keluarga mampu memberikan dukungan optimal sekaligus mendorong kemampuan lansia untuk tetap mandiri di rumah. Tujuan studi literatur ini untuk mengekplorasi dukungan keluarga dan kemandirian lansia. Studi literatur ini dapat diselesaikan berdasarkan pencarian artikel menggunakan 5 database yaitu Proquest, Science Direct, Scopus, dan EBSOhost. Metode penyaringan data menggunakan PRISMA checlist untuk menyaring data yang di dapatkan berdasarkan kata kunci, PICOS digunakan sebagai penyaring data berdasarkan karakteristik studi penelitian, dan penggunaan JBI Critical Appraisal Tool untuk menganalisis kualitas tiap artikel yang telah di seleksi hingga akhirnya mendapatkan 16 artikel yang digunakan sebagai bahan penyusunan studi litetarur ini. Hasil studi literatur menjelaskan mengenai dukungan keluarga bagi lansia dan menjelaskan mengenai kemandirian lansia yang tinggal bersama dengan keluarga. Dengan demikian, diharapkan pemerintah, keluarga, dan tenaga kesehatan mampu bekerjasama untuk memberikan dukungan keluarga dan meningkatkan kemandirian lansia yang ada di lingkungan masyarakat
Demographic changes present social, economic and political challenges. The need for family support and independence is very necessary for the elderly. Most of the elderly live with their families, so it is hoped that the family will be able to provide optimal support and at the same time encourage the ability of the elderly to remain independent at home. The purpose of this literature study is to explore family support and independence of the elderly. This literature study can be completed based on searching articles using 5 databases, Proquest, Science Direct, Scopus, and EBSOhost. The data filtering method uses the PRISMA checklist to filter the data obtained based on keywords, PICOS is used as a data filter based on the characteristics of research studies, and uses the JBI Critical Appraisal Tool to analyze the quality of each article that has been selected to finally get 16 articles used as material preparation of this litetarur study. The results of the literature study explain family support for the elderly and explain the independence of the elderly who live with the family. Thus, it is hoped that the government, families and health workers are able to work together to provide family support and increase the independence of the elderly in the community
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wikan Ardiningrum
Abstrak :
Problem perawatan lansia dengan demensia dan kebutuhan dukungan yang tidak terpenuhi dapat menimbulkan beban bagi caregiver keluarga lansia dengan demensia. Tujuan penelitian untuk mengetahui kebutuhan dan mengembangkan modul dukungan bagi caregiver keluarga lansia dengan demensia di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Metode penelitian menggunakan desain cross-sectional dan metode Delphi 2 putaran. Problem perawatan yang berkorelasi bermakna dengan beban caregiver, antara lain: komunikasi dan konflik dengan pasien; tidak ada waktu untuk diri sendiri; isolasi sosial-konflik dengan keluarga; beban akibat problem perilaku pasien; penyakit fisik atau psikis pada caregiver; dan merasa burn-out. Kebutuhan dukungan yang tidak terpenuhi >50% antara lain: konseling dan psikoterapi; kelompok kerabat dipandu profesional; psikoedukasi kelompok; tersedianya informasi tercetak; nasihat menyesuaikan rumah dengan kebutuhan pasien; informasi layanan; pelatihan keperawatan sederhana; terapi keluarga; kelompok swabantu; psikoedukasi individu; dan pelatihan individu oleh perawat. Hasil Delphi putaran II didapatkan konsensus para ahli terhadap 50 butir isi modul psikoedukasi kelompok yang disusun dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa psikoedukasi kelompok merupakan salah satu kebutuhan caregiver keluarga lansia dengan demensia di Kabupaten Sleman yang belum terpenuhi. Modul psikoedukasi kelompok yang disusun dalam penelitian ini dapat direkomendasikan sebagai salah satu bentuk dukungan bagi caregiver keluarga lansia dengan demensia di Yogyakarta. ......The caring problems of elderly with dementia and unmet support needs can create burden for the family caregivers of the elderly with dementia. The aims of the study was to determine the needs and develop a support module for family caregivers of elderly with dementia in Sleman Regency, Yogyakarta. The research method used a cross-sectional design and the 2-rounds Delphi method. The caring problems correlated with the caregiver burden were: communication and conflict with the patient; not enough time for oneself; the isolation of social-conflict within the family; burden due to patient behavior problems; physical and mental illness of the caregiver; and feeling burned-out. Support needs that are not met >50% include were: counselling and psychotherapy; relatives group guided by a professional; group psychoeducation; printed information; advice to adapt the house according to the patient needs; service information; simple nursing training; family therapy; self-help group; individual psychoeducation; and individual training by a nurse. The results of Delphi round II obtained the consensus of the experts on the 50 points of the contents of the group psychoeducation module compiled in this study. Based on the results of the study, it was concluded that group psychoeducation is one of the unmet needs for caregivers for elderly families with dementia in Sleman Regency. The group psychoeducation module compiled in this study can be recommended as a form of support for family caregivers of elderly with dementia in Yogyakarta
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Rachmawati
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penduduk lansia bermigrasi, dan bagaiman peran status migrasi dalam menentukan perubahan kebahagiaan lansia. Penelitian menggunakan data IFLS 2007 dan 2014, dengan sampel lansia yang berusia 60 tahun ke atas pada IFLS 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial demografi status bekerja, status tinggal bersama pasangan atau anak, dan kepemilikan rumah menentukan keputusan lansia untuk bermigrasi. Faktor lain seperti status sehat memberikan hasil yang tidak signifikan. Status migrasi sebagai variabel utama tidak menunjukkan hasil yang tidak signifikan dalam menentukan perubahan kebahagiaan. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya proses transisi melalui migrasi tidak semata-mata dapat menentukan perubahan kebahagiaan lansia.
ABSTRACT
This research aimed to know what factors determining elderly movements, and its consequence on elderly happiness. As a longitudinal analysis, this research explores two Indonesian Family Life Surveys IFLS 2007 and 2014 data. The unit of analysis is a household member aged 60 years from IFLS 2007. The result show that the elders tend to be stayers than movers at their residents. Socio demographic factors such as working status, presence of living spouse or children, and tenure house are significantly determine the decision to move or to stay. Other factors such as health status have less significant impact. migration status as a main variable does not show a significant impact on happiness of the elder. It means that a new environment is not solely determine the change of elderly happiness.
2017
T48812
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Jayanti
Abstrak :
Struktur penduduk dunia baik di Indonesia maupun dunia telah bergeser menjadi berstruktur penduduk tua. Dikatakan sebagai struktur penduduk tua, jika populasi lansia di suatu negara lebih dari tujuh persen. Pada tahun 2018 terdapat 9,27 persen (sekitar 24,49 juta) lansia di Indonesia. Beralihnya struktur ini dikarenakan meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH). Jumlah lansia di perkotaan lebih banyak diandingkan di perdesaan. DKI Jakarta merupakan ibukota negara dan pusat pemeritahan. Hal ini menjadikan Jakarta sebagai perkotaan untuk memberikan contoh pelayanan kesehatan dan sosial yang baik bagi penduduknya termasuk lansia. Terdapat sejumlah 1225 lansia bertempat tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) dan komunitas masyarakat. Tingginya jumlah lansia menjadi perhatian baik pemerintah dan masyarakat untuk memperhatikan masalah lansia. Pada institusi sosial ini, lansia, sebagai kelompok yang rentan mengalami perubahan baik secara fisik, psikologis, sosial dan lingkungan memungkinkan lansia untuk sulit beradaptasi dengan lingkungannya sehingga hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas hidup lansia menurut domain kualitas hidup World Health Organization Quality of Life-Bref (WHOQOL-Bref). Penelitian dilakukan dengan desain campuran, yakni penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penyebaran kuesioner, wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen dilakukan pada 80 responden lansia masingmasing 40 responden di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 1 Cipayung dan Sasana Tresna Werdha (STW) Karya Bhakti RIA Pembangunan Cibubur. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan obat, aktifitas fisik dan domain psikologis memiliki pengaruh terhadap kualitas hidup lansia dengan p value 0,04; 0,03 dan 0,034. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan kualitas hidup dan kepuasan akan kesehatan dan domain kualitas hidup antara responden PSTW dan STW. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan terkait peningkatan interaksi sosial, perbaikan kondisi lingkungan dengan pelaksanaan program dan pelatihan petugas. Diharapkan penelitian lebih lanjut terkait intervensi yang dapat meningkatkan kualitas hidup lansia di institusi sosial panti werdha. ......The population structure in both global and Indonesia has shifted to an ageing population. The country is called by ageing population if the elderly population is more than seven percent. In 2018, there were 9.27 percent (around 24.49 million) of the elderly in Indonesia. This changing structure is due to the increasing of life expectancy. The elderly population in urban areas is more than rural areas. DKI Jakarta is the country`s capital and government center. This makes Jakarta as an urban city to provide good health and social services for its population, including the elderly. There are a number of 1225 elderly in elderly institution (PSTW) and the community. The high number of elderly peoples is a concern of both the government and the public to pay attention to the problem of the elderly. In this social institution, the elderly, as a group that is susceptible to change both physically, psicologically, socially and environmentally, allows the elderly to be difficult to adapt to their environment so that this can affect their quality of life. This study aims to describe the quality of life of the elderly according to the quality of life domain of the World Health Organization Quality of Life-Bref (WHOQOL-Bref). The study was conducted with a mixed design, quantitative and qualitative research. Distribution of questionnaires, in-depth interviews, observations, and document studies were carried out on 80 elderly respondents, each of 40 respondents at the Tresna Werdha Social Institution (PSTW) Budi Mulia 1 Cipayung and Sasana Tresna Werdha (STW) Karya Bhakti RIA Pembangunan Cibubur. The results showed that drug use, physical activity and psychological domain has an influence on the elderly quality of life with p value 0,04; 0,03 and 0,034. The results showed no difference in quality of life score and satisfaction with health score and quality of life domains between PSTW and STW respondents. This research is expected to be an input related to increasing social interaction, improving environmental conditions with the implementation of programs and training of officers. It is expected that further research related to interventions that can improve the quality of life of the elderly in social institutions of nursing homes.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Finda Rahmawati
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepemilikan nonlabor income dan pengaruhnya terhadap status bekerja lansia di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data Survei Penduduk Antar Sensus SUPAS tahun 2015 dengan sampel penduduk usia 60 tahun ke atas yang dianalisis dengan metode regresi logistik biner. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, pendidikan, daerah tempat tinggal, status perkawinan, kelompok umur, keluhan kesehatan dan indeks kekayaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat memiliki nonlabor income penduduk lansia memiliki kecenderungan yang lebih rendah untuk bekerja dibandingkan dengan penduduk lansia yang tidak memiliki nonlabor income. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk lansia yang memiliki nonlabor income memiliki pilihan untuk bekerja atau tidak, atau dengan kata lain, bekerja bagi lansia yang memiliki nonlabor income bukanlah sebuah paksaan. Memiliki nonlabor income memberikan kemampuan finansial kepada lansia untuk membiayai konsumsinya sehingga lansia dapat memilih untuk tetap bekerja sebagai bentuk dari active aging di bidang ekonomi, atau dapat menikmati leisure.
This study aims to understand nonlabor income ownership and its effect on elderly work status in Indonesia. This study uses the Intercensal Population Survey SUPAS data in 2015 with a sample of people aged 60 years and over who are analyzed using the binary logistic regression method. The control variables used in this study include the relationship with the head of household, gender, education, residence area, marital status, age group, health status and wealth index. The results show that when having nonlabor income, the elderlies have a lower tendency to work compared with the elderlies who do not have nonlabor income. This suggests that elderlies with nonlabor income have the option of working or not, or in other words, working for the elderlies who have nonlabor income is not a compulsion. Having nonlabor income provides the financial ability to finance their consumption so that the elderlies can choose to keep working as a form of active aging in the economic field, or that they can enjoy leisure.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51457
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tateki Yoga Tursilarini
Abstrak :
ABSTRAK
Transisi demografi, dari tingkat kelahiran tinggi menjadi rendah merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari. Gejala tersebut juga terjadi di Indonesia, angka kemiskinan di Indonesia yang tinggi, menyebabkan lansia terlantar dan rawan terlantar cukup tinggi. Permasalahan ketelantaran menjadi prioritas dalam pembangunan kesejahteraan sosial melalui program ASLUT (asistensi lanjut usia terlantar). Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kondisi penerima manfaat, implementasi program, dan pendampingan lanjut usia terlantar. Sumber data adalah lansia penerima manfaat, anggota keluarga, pendamping, aparat desa, aparat pos, dinas sosial. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan FGD, data analisis secara deskriptif kualitatif. Program ASLUT dirasakan kemanfaatan bagi lansia terlantar, meskipun bantuan sosial belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan hidup. Intervensi pendamping belum semua terlibat langsung atau beraktivitas dalam membantu lansia menjalani kehidupan sehari-hari. Intervensi sosial baru sebatas mendampingi dalam menerima bantuan dan memberi penyuluhan penggunaan bantuan. DIrekomendasikan, kementerian sosial memberi bantuan sosial sesuai dengan kondisi lansia, untuk meningkatkan kinerja pendamping agar mendapatkan bimbingan teknik lanjut, sehingga kinerja lebih optimal.
Yogyakarta : Kementerian Sosial Republik Indonesia, 2016
360 MIPKS 40:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library