Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diana Mutiah
Abstrak :
Madrasah dalam khazanah kehidupan manusia Indonesia merupakan fenomena budaya yang telah berusia satu abad lebih (Fajar, 1998). Madrasah telah menjadi salah satu wujud entitas budaya bangsa Indonesia yang telah menjalani proses sosialisasi yang relatif intensif. Indikasinya adalah kenyataan bahwa wujud entitas budaya ini telah diakui dan diterima kehadirannya. Madrasah sebagai sebuah lembaga formal dalam proses belajar mengajar siswa secara formal tak lepas dari berbagai persoalan. Meskipun kurikulum madrasah memiliki penambahan dalam mata pelajaran agama namun di sisi lain dalam kenyataannya penyelenggaraan pendidikan madrasah masih dihadapkan pada sejumlah persoalan yang mengacu pada perbaikan dan peningkatan mutu di berbagai bidang. Sudah menjadi hal yang umum dan diketahui masyarakat bahwa kualitas madrasah masih rendah dibanding dengan sekolah umum. Hal ini terlihat dari perolehan nilai ujian akhir nasional (UAN) dari tahun ke tahun yang memiliki kecenderungan yang sama yaitu nilai UAN yang masih jauh tertinggal dibanding dengan nilai UAN SLTP. Persoalan kualitas Madrasah Tsanawiyah berkaitan dengan peran kepemimpinan kepala sekolah, di mana peran kepemimpinan kepala sekolah sangat penting bagi mutu sekolah yang dipimpinnya. Terbukti dari beberapa penelitian (lihat Supriadi, 1998 ; Cherniss, 1998) yang menyatakan pentingnya peran kepala sekolah dalam memajukan sekolah yang dipimpinnya, bagaimana kepala sekolah memberdayakan guru, staf dan siswa dengan cara memberikan motivasi, membina hubungan dan perhatiannya terhadap mereka merupakan perilaku yang sangat berpengaruh terhadap persepsi mereka dan mempengaruhi motivasi kerja mereka. Adanya perhatian, dorongan, usaha-usaha kepala sekolah dan upaya-upaya yang terns menerus dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu sekolah akan mempengaruhi juga prestasi belajar siswanya. Di sisi lain kepala sekolah seharusnya mampu menyadari posisinya dan perannya sebagai pimpinan yang senantiasa merupakan panutan, mampu memberikan contoh yang baik dengan disiplin diri, rasa tanggung jawab serta memiliki integritas sebagai pemirnpin. Kepala sekolah adalah pimpinan yang berinteraksi dengan banyak orang, dapat menjadi pelaku perubahan (agent of change) sehingga sangatlah penting bagi seorang kepala sekolah untuk memiliki kesadaran diri, kemampuan dalam memotivasi diri dan bawahannya, memiliki kepekaan atau sensivitas dan memiliki pengendalian diri serta mampu membina hubungan yang baik di mana aspek-aspek tersebut merupakan dimensi-dimensi pada kecerdasan emosional. Di sisi lain kepala sekolah seharusnya juga memiliki komitmen yang tinggi. Staw dan Salancik (1991) menjelaskan dua aspek dari komitmen yaitu attitudinal commitment (komitmen sebagai sikap) dan behavioral commitment. Attitudinal commitment adalah situasi saat individu mempertimbangkan sejauh mana nilai dan tujuannya sesuai dengan nilai tujuan organisasi. Sedangan behavioral commitment adalah (komitmen sebagai perilaku) merupakan proses di mana individu terikat dengan kegiatan-kegiatan tertentu karena investasinya di masa lalu akan hilang apabila ia menghentikan kegiatan-kegiatan tersebut. Sedangkan Allan dan Mayer (1990) membagi komitmen menjadi komitmen afektif, komitmen continuance dan komitmen normatif. Kualitas kepernimpinan dalam penelitian ini merupakan kepemimpinan transformasional (Bass, 1998) yaitu kemampuan pimpinan mengubah lingkungan kerja, motivasi kerja dan pola kerja serta nilai-nilai yang dipersepsikan bawahan sehingga mereka lebih mampu mengoptimalkan kinerjanya demi tercapainya tujuan organisasi. Kepemimpin transformasional akan berupaya melakukan transforming of visionary, mentransvormasikan visinya menjadi visi bersama kemudian mewujudkan visi itu menjadi sebuah kenyataan. Proses transformasi terlihat dalam sejumlah perilaku kepemimpinan ialah attribut charisma, idealized influence inspirational motivation, intellectual stimulation dan individualized consideration. Penelitian ini merupakan suatu studi non-eksprimental dan dilakukan terhadap kepala sekolah (kepala Mts negeri dan swasta). Sampel penelitian berjumlah 49 kepala Mts dari berbagai wilayah di DKI Jakarta dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kecerdasan emosional, komitmen organisasi dan kualitas kepemimpinan kepala Mts swasta atau negeri. Pada penelitian lebih lanjut disarankan untuk melakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan profil kepala madrasah yang lain, serta perlu dilakukan uji coba alat ukur. Di samping itu juga disarankan penelitian pada dimensi lain yang lebih khusus misalnya kinerja, motivasi atau kepuasan kezja kepala sekolah sehingga lebih terungkap hal-hal yang belum dapat diungkap pada penelitian ini. Dengan hasil penelitian diatas maka kepada kepala Mts disarankan untuk memiliki paradigma belajar sepanjang hayat yang merupakan paradigma yang pantas untuk dianut, sebab mereka adalah pimpinan dalam suatu komunitas sekolah yang akan sangat mempengaruhi segala tindak tanduk , perilaku serta nilai-nilai, keyakinan. di dalam sekolah. dorongan, pujian dan mungkin hukuman/tekanan kiranya perlu diberlakukan pada setiap aspek kehidupan di sekolah. Dalam proses seleksi kepala sekolah sepantasnya dilakukan secara terbuka dan transparan: hal ini untuk mencegah praktek-praktek korupsi yang memang telah melanda dalam beberapa aspek kehidupan di pemerintahan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T18604
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman Mahmud M.
Abstrak :
Proses meningkatkan kualitas kepemimpinan dan SDM pada hakekatnya adalah suatu proses membangun kualitas masyarakat Indonesia menuju masyarakat yang sejahtera. Kegiatan membangun masyarakat tentu saja tidak akan mampu dikerjakan sendiri oleh pemerintah, diperlukan sektor-sektor lain untuk membatu, seperti sektor bisnis (perusahaan) maupun civil society organization (CSO). Penelitian ini mengangkat kegiatan suatu civil society organization yaitu Lembaga Amil Zakat (LAZ) PPSDMS Nurul fikri. Melalui bidang pendidikan, PPSDMS Nurul Fikri berupaya memberikan kontribusi membangun masyarakat, yaitu program pengembangan kepemimpinan bagi mahasiswa berprestasi melalui dana zakat, infak dan shodaqoh. Bagi PPSDMS, Kualitas SDM sangat berperan sangat panting dalam mensukseskan pembangunan, mengingat krisis kepemimpinan nasional semakin menjadi ancaman serius bagi kelanjutan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ketika perhatian pada bidang kepemimpinan dan pengembangan SDM semakin lemah maka harapan akan Iahirnya kesejahteraan dan kemandirian bangsa semakin sulit. Kenyataan inilah yang membuat PPSDMS hadir dengan cita-cita menciptakan calon pemimpin masa depan. Berbicara mengenai peningkatan kualitas kepemimpinan maka mahasiswa memiliki peran yang cukup strategis, mereka adalah golongan elit terdidik. Posisi mahasiswa sebagai kelompok elit terdidik sangat signifikan sebagai generator of social change dan sebagai agent of change. Meski jumlahnya tidak banyak, tetapi secara kualitatif mampu menjadi lokomotif bagi kesadaran semua pihak untuk mengadakan perubahan. Setelah lima tahun berjalan sejak tahun 2002, peneliti mencoba melakukan deskripsi atas aktivitas dan pelaksanaan program PPSDMS dalam rangka mencapai visi dan misinya. Aktivitas tersebut penting untuk dikaji sebab PPSDMS melakukan terobosan dalam pengelolaan ZIS khususnya melalui bidang pendidikan yang masih didominasi cara-cara tradisional yang kurang tepat guna dan tepat sasaran. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mentodologi kualitatif. Sedangkan strategi penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Peneliti memperoleh data primer rnelalui observasi partisipasi dan wawancara mendalam, sedangkan data sekunder diperoleh melalui kajian pustaka dan literatur. Analisa yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan beberapa konsep dan teori seperti konsep dan teori sosial khususnya teori strukturasi, tindakan sosial, modal sosial dan melalui pendekatan sistem, yaitu dengan melihat pada input, proses, output dan outcome. Dan analisis yang dilakukan, secara umum PPSDMS Nurul Fikri telah melaksanakan program-programnya sesuai dengan apa yang telah direncanakan, mulai dari penghimpunan hingga pendayagunaan dana ZIS. Dari penelitian ini terlihat pertumbuhan dan perkembangan yang signifikan pada PPSDMS sejak awal berdirinya, seperti pengembangan kegiatan, pendanaan, jumlah peserta, jumlah regional, alumni dan jaringan. Meskipun masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, salah satunya adalah strategi penghimpunan dana. Strategi penghimpunan dana perlu ditingkatkan untuk perbaikan program di masa yang akan datang sehingga SDM yang dikembangkan dapat meningkat baik kualitas maupun kuantitasnya. Pada penelitian ini peneliti juga memberikan model-model dan strategi pengembangan PPSDMS sebagai lembaga Amil Zakat yang merupakan Organisasi Masyarakat Sipil sehingga organisasi ini lebih berkembang dan semakin mudah untuk mewujudkan visi dan misinya.Terlepas dari keunggulan maupun kelemahan, sebagai sebuah organisasi civil society PPSDMS telah memiliki modal sosial yang cukup dan telah menunjukkan peran aktifnya dalarn mengembangkan SDM, khususnya mahasiswa. PPSDMS Nurul Fikri juga terus mendorong peserta dan para alumni program agar senantiasa berkontribusi bagi masyarakat luas sehingga program ini memberikan kebermanfaatan yang berkesinambungan.
Process of increasing human resources quality is actually a process of developing quality of Indonesian Society into prosperous society. The activity of developing society shall not only be burdened to government alone, It needs other sectors help, like business sector (companies) and civil society organization (CSO). This research designates a civil society organization activity named Lembaga Amil Zakat (LAZ) PPSDMS Nurul Fikri. Through educational field, PPSDMS Nurul Fikri gives contribution in developing society , by managing Zakat, Infaq and Shodagoh for its leadership program of outstanding students. In the eye of PPSDMS, human resource quality plays an important role in successing the development due to national leadership crisis, which become a serious threat to the society, nation and state continuance. When the attention to leadership and human resource developing were lacking, so the hopes to bring prosperity and nation self-reliant barely made. This reality what made PPSDMS comes with the idea of creating future leader. Talk about increasing leadership quality, students have strategic role, as educated elites. Their positions as educated elites are significant as generator of social change and as agent of change. Although lack in numbers, but their qualities have the ability to lead as locomotive of people conscious to make changes. After five years running the program since 2002, the writer tries to descript PPSDMS's activities and programs to reach its mission and vision. The activities are important to study because PPSDMS has made a break through in managing Zakat, Infaq, and Shodagoh (ZIS) especially for educational purposes, which now still dominated with inappropriate and ineffective traditional ways. Metodology used in this study is qualitative methodology. The research strategy is case study. The writer gained primary data through participative observation and deep interviews, while secondary data gained from literatures, library and books study. The Analysis made is using several concepts and theories such as social concept and theory especially structuration theory, social action, social modal and system approach, i.s. by figuring input, process, output, and outcomes. From the analysis made, generally PPSDMS Nurul Fikri has run the programs as their planed, start form gaining until using ZIS funds. This research has shown the significant growth and development of PPSDMS since its birth, like the developments of its activities, funding, number of participants (students), number of regional, alumni and links. Although several things need to be increased, one of them is gaining fund strategy. Gaining fund strategy needs to be increased for the betterment of the program in future, so the human resources could increase both their quality and quantity. In this research the writer also handling models and PPSDMS developing strategy as Zakat Amil Institution which also as Civil Social Organization so this organization may develop and easily accomplish its mission and visions. Out of its strength and weakness, as Civil Society Organization PPSDMS has had enough social modal and has shown its active role in developing human resource, especially student. PPSDMS Nurul Fikri also pushes its students and alumni always to give contribution to the society so this program will bring continuous beneficiaries.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T 19041
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Mr.
Abstrak :
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara kepaduan tim dan collective efficacy pada atlet futsal mahasiswa. Selain itu, penelitian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar dimensi kepaduan tim memberikan sumbangan pada collective efficacy. Pengukuran kepaduan tim menggunakan alat ukur Group Enviromental Questionnaire (Carron dkk., 1985) yang telah diadaptasi dan pengukuran collective efficacy dengan menggunakan alat ukur Collective Efficacy Questionaire for Sports (Short, Feltz, & Sullivan, 2005). Partisipan pada penelitian ini berjumlah 71 mahasiswa atlet futsal. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara kepaduan tim dengan collective efficacy (r=0.590; p=0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Artinya semakin tinggi skor kepaduan tim seseorang, maka semakin tinggi skor collective efficacy orang tersebut. Sementara itu, dimensi kepaduan tim yang paling besar sumbangannya pada collective efficacy adalah Group Integration-Task (B=0.430; p=0.000, signifikan pada L.o.S 0.05) dan kemudian dimensi Individual Attraction to the Social-Task (B=0.340; p=0.014, signifikan pada L.o.S 0.05). ......The purpose of this study is to find the correlation between team cohesion and collective efficacy in futsal collegiate athletes in university. In addition, this study also aimed to determine how much each dimension of team cohesion contributes to collective efficacy. Team cohesion was measured using a modification instrument named Environmental Group Questionnaire (Carron et al., 1985) and collective efficacy was measured using Collective Efficacy Questionnaire for Sports (Short, Feltz, & Sullivan, 2005) which also has been adapted. Participants in this research are 71 collegiate athletes in university. The results show that there is a significant positive correlation between team cohesiveness and collective efficacy (r = 0590, p = 0.000, significant at the L.o.S 0.01). This means the higher score team cohesiveness, the higher score the person collective efficacy. Furthermore, the biggest contributions dimensions of team cohesion toward collective efficacy are Group Integration-Task (B=0.430; p=0.000, significant at the L.o.S 0.05) dimension and then Individual Attraction to the Social-Task (B=0.340; p=0.014, significant at the L.o.S 0.05) dimension.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46860
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekki Primanda Ramadhan
Abstrak :
Komitmen karyawan terhadap perubahan yang sedang terjadi merupakan hal yang penting bagi kesuksesan perubahan suatu organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan change leadership terhadap komitmen perubahan yang dimiliki oleh. Komitmen perubahan diukur dengan Commitment to Change Inventory (CCI), gaya kepemimpinan transformasional diukur dengan Multifactor Leadership Questionnaire (MLQ) 5x, dan change leadership diukur dengan alat ukur Change Leadership. Responden penelitian dalam penelitian ini sejumlah 275 karyawan tetap yang sedang bekerja di perusahaan yang mengalami perubahan. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan adanya pengaruh yang signifikan dari gaya kepemimpinan transformasional dan change leadership terhadap komitmen pada organisasi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa change leadership memiliki kontribusi yang lebih besar terhadap komitmen perubahan. ......Employees commitment to changes is an important aspect for the success of change in organization. This study examined influences of transformational leadership and change leadership on employee’s commitment to change. Commitment to change measured with Commitment to Change Inventory (CCI), transformational leadership measured with Multi Leadership Questionnaire (MLQ) 5x, and change leadership measured with Change Leadership Measurement. Participants of this study are 275 permanent employees who works for the company that having a changes. This study found the positive relationship between transformational leadership and change leadership to commitment to change. The result also shows that change leadership have a stronger influence to commitment to change.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52421
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tina Wisni Wardani
Abstrak :
ABSTRAK Skripsi ini membahas tentang persepsi karyawan terhadap penggunaan humor atasan dan pengaruhnya terhadap hubungan atasan dan bawahan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksplanatif. Penelitian dilakukan pada PT Bakrie Telecom Tbk dengan jumlah sampel 90 orang. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana dan korelasi pearson Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif yang tinggi dari penggunaan humor positif atasan terhadap hubungan atasan-bawahan. Sedangkan penggunaan humor negatif berpengaruh cukup kuat secara negatif terhadap hubungan atasan-bawahan.
ABSTRACT This study focuses on employee perceptions on leader humor and its impact on leader-member exchange (LMX). This research used quantitative method with explanative design. Respondent of this study is 90 PT Bakrie Telecom Tbk employees. For analysis technique this study using simple linear regression and Pearson correlation. The results showed a high positive effect of the use of positive humor by leader to leader-member exchange (LMX). While the use of negative humor by leader is quite strong negative impact negatively on leader-member exchange (LMX).
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tikky Suwantikno Sutjiaputra
Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh terpuruknya kondisi pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan kreativitas. Padahal kreativitas merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia saat ini dan masa yang akan datang. Melalui kajian teoritis diperoleh pemahaman bahwa guru dengan perannya sebagai pemimpin mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan kreativitas siswa. Gaya kepemimpinan (Telling, Selling, Participating Delegating) dan kreativitas guru di dalam kelas diperkirakan merupakan dua faktor di antara faktor Lainnya yang mempengaruhi kreativitas siswa. Oleh karena 'itu penelitian ini bermaksud menjawab permasalahan bagaimanakah pengaruh dan pola hubungan variabel gaya kepemimpinan (Telling, Selling, Participating Delegating) dan kreativitas guru terhadap kreativitas siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah 133 siswa kelas 5 SD pada sekolah BPK PENABUR Tasikmalaya, Serang, Jatibarang dan Indramayu dimana sekolah-sekolah tersebut masih menggunakan sistem guru kelas, dengan rincian 57 siswa dari dua kelas di Tasikmalaya, 37 siswa dari dua kelas di Serang, 23 siswa dari satu kelas di Jatibarang dan 16 siswa dari satu kelas di Indramayu. Untuk mengukur gaya kepemimpinan guru (Telling, Selling, Particgnczting, Delegating) dan kreativitas guru di dalam kelas digunakan instrumen yang disusun sendiri oleh penulis, yang sebelum digunakan telah dilakukan uji coba terlebih dahulu terdapat 38 siswa kelas 5 SD BPK PENABUR Bogor. Alat ukur gaya kepemimpinan (Telling, Selling, Participating, Delegating) dan kreativitas guru di dalam kelas tersebut merupakan alat ukur sekunder berupa skala penilaian subyektif dari siswa (persepsi siswa). Sedangkan untuk mengukur kreativitas siswa digunakan Tes Kreativitas Figural dari Torrance yang telah diadaptasi dan dibakukan untuk murid-murid di Indonesia oleh Utami Munandar. Dari hasil analisis dengan menggunakan Pearson Product Moment diperoleh informasi bahwa korelasi antara setiap dimensi gaya kepemimpinan (Telling, Selling, Participating, Delegating) dengan kreativitas siswa tidak ada yang sesuai dengan pemahaman teoritis bahwa gaya kepemimpinan Telling dan Delegating berhubungan secara signifikan dan negatif sedangkan gaya kepemimpinan Selling dan Participating berhubungan secara signifikan dan positif Namun dari hasil analisis tersebut ditemukan korelasi yang signifikan antara setiap gaya kepemimpinan (Telling, Selling, Participating, Delegating) dengan kreativitas guru di dalam kelas yang sesuai dengan kajian teoritis, dimana gaya kepemimpinan Telling berkorelasi negatif dan signifikan dengan kreativitas guru, r = - 0,233 (p=0,0l2), sedangkan gaya kepemimpinan Selling dan Participating berkorelasi positif dan signifikan dengan kreativitas guru, korelasi gaya kepemimpinan Selling dengan kreativitas guru sebesar r = 0,652 (p=0,000) dan korelasi antara gaya kepemimpinan Participating dengan kreativitas guru sebesar r = 0,226 (p=0,006). Disamping itu diperoleh informasi bahwa pengaruh setiap dimensi gaya kepemimpinan (Telling, Selling, Participating, Delegating), dan kreativitas guru terhadap kreativitas siswa sangatlah kecil, karena berdasarkan analisis regresi hanya diperoleh skor R square sebesar 0.093 yang artinya variabel-variabel prediktor tersebut hanya memberikan sumbangan pengaruh sebesar 9,3 %, sedangkan yang 90,7 % merupakan sumbangan pengaruh dari variabel lain. Penelitian ini juga memberikan temuan, bahwa kreativitas siswa SD di kota Jatibarang (M= 21,6957) dan Indramayu (M= 21,5625) lebih rendah dibandingkan kreativitas siswa SD di kota Tasikmalaya (M= 26,842l) dan.n Serang (M=25,9730). Perbedaan kreativitas antar sekolah dinilai sangat signifikan melalui analisis statistik ANOVA karena diperoleh skor F= 12,404 (p=0,000). Perbedaan tersebut diduga disebabkan karena adanya perbedaan kondisi psikologis pribadi siswa, lingkungan sekolah, masyarakat dan budaya di setiap sekolah Temuan lainnya adalah bahwa terjadi perbedaan persepsi siswa di setiap sekolah (kota) terhadap gaya kepemimpinan Telling (F=4,216, p=0,007), Participating (F=3,966, p=0,0l0) dan Delegating (F=3,465, p=0,0l8). Sedangkan terhadap gaya kepemimpinan Selling tidak terdapat perbedaan yang signifikan (F=l,967, p=0,122). Perbedaan persepsi siswa di setiap sekolah (kita) juga tidak terjadi terhadap kreativitas guru (F=0,32l, p=0,810). Berdasarkan hasil-hasil penelitian, kesimpulan dan diskusi dapat diajukan saran-saran yang berkaitan dengan : 1. Sampel penelitian, diharapkan sampel penelitian diusahakan diwakili oleh kelompok sekolah yang Lebih banyak agar dapat diperoleh sampel yang lebih bersifat heterogen 2. Alat ukur, alat ukur dalam penelitian ini merupakan alat ukur yang disusun sendiri oleh penulis dan bam pertama kali digunakan, kiranya perlu dikembangkan lebih lanjut dengan perbaikan aspek bahasa dan penambahan item yang lebih banyak, agar diperoleh data yang lebih terperinci. 3. Variabel penelitian, mengingat variabel prediktor, yaitu gaya kepemimpinan (Telling, Selling, Participating dan Delegating) dan kreativitas guru hanya memberikan sumbangan pengaruh sebesar 9,3% terhadap variabel kriterium, yaitu kreativitas siswa, sedangkan 90,7% merupakan sumbangan pengaruh dari variabel lainnya, maka perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam tentang kreativitas siswa dengan melibatkan variabel-variabel lain secara terpadu, baik yang bersifat inrelelctzf maupun non-inrelektiff 4. Dalam kaitan peningkatan mutu pendidikan, khususnya pendidikan kreativitas di BPK PENABUR maka pengurus BPK PENABUR membentuk dan menugasi suatu tim guna meneliti lebih lanjut masalah ini dan perlu dirancang suatu evaluasi internal atau cause root analysis di setiap sekolah.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Romdana
Abstrak :
Kajian ini merupakan kajian praktik terbaik kepemimpinan sekolah di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) periode 2009-2012 yang terindikasi mampu menghasilkan transformasi. Soft systems methodology (SSM) digunakan sebagai metoda dalam kajian ini karena SIKL dipandang sebagai human activity systems. Di sisi lain, kepemimpinan Kepala SIKL periode 2009-2012 diapresiasi dan diakui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur memiliki peran yang besar terhadap transformasi yang terjadi di SIKL, dan kepemimpinan Kepala SIKL periode 2009-2012 tersebut mendapatkan perhatian dari University of Malaya dan Chulalongkorn University. Sehingga kajian ini akan menggunakan cognitive mapping (CM) untuk memperkaya SSM. Hasil kajian menyimpulkan empat (4) praktik terbaik kepemimpinan sekolah di SIKL periode 2009-2012 yang menjadi pelajaran, yaitu: 1) SIKL menggunakan konsep ?baik dulu pintar kemudian? untuk menentukan arah pengelolaan sekolah; 2) Konsep ?baik dulu pintar kemudian? diupayakan terwujud melalui strategi penyediaan contoh yang patut dan nyata bagi peserta didik oleh Kepala SIKL periode 2009-2012; 3) Komite SIKL periode 2010-2012 terlibat secara maksimal dalam menunjang pengelolaan SIKL; 4) Kepala SIKL periode 2009-2012 menggunakan cara informal dalam melakukan supervisi kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan memanfaatkan peserta didik SIKL sebagai user.
This is a best practice leadership study of Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) period of 2009-2012, which indicated able to do successful transformation. Soft systems methodology (SSM) is used as a method of this study, because SIKL is considered as human activity systems. On the other hand, principal leadership of SIKL period of 2009-2012 was appreciated and recognized by the Embassy of the Republic Indonesia in Malaysia because of taken a significant role to the transformation process of SIKL, and also recognized by University of Malaya Malaysia dan Chulalongkorn University Thailand. Thus, this study will use cognitive mapping (CM) for enhancing SSM. This study concludes four (4) best practices leadership of Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL), they are: 1) SIKL period of 2009-2012 applied concept of ?good before smart? for directing school activities; 2) The concept of ?good before smart? was realized by strategy to providing appropriate and real model for students by SIKL?s principal period of 2009-2012; 3) SIKL?s committee period of 2010-2012 got involved in significant means for supporting successful of SIKL; 4) Informal way was used by SIKL?s principle period of 2009-2012 for supervising teaching process which utilizing students as user.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35101
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Borich, Gary D.
Washingto, D.C.: Falmer Press, 1995
371.102 BOR b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Adams, Anthony
London: Falmer Press, 1995
371.102 ADA c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wheeler, Daniel W.
San Fransisco: Jossey-Bass, 2012
378.111 WHE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>