Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bodinski, Louis H.
New York: John Wiley & Sons, 1982
615.854 BOD n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bodinski, Louis H.
New York: John Wiley & Sons, 1987
615.854 BOD n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Novia Sari
Abstrak :
ABSTRAK
Gout merupakan salah satu penyakit yang muncul akibat gaya hidup masyarakat perkotaan yang tidak sehat, seperti merokok, mengkonsumsi makanan tinggi purin, kurang olahraga, kurang mengkonsumsi cairan dan istirahat yang tidak cukup. Penanganan gout yang tidak tepat dapat menimbulkan komplikasi sehingga diperlukan perawatan yang tepat untuk mencegah dampak tersebut. Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan keluarga dengan fokus pengaturan diet pada anggota keluarga dengan gout yang dilakukan selama 7 minggu dengan prinsip diet rendah purin yang disesuaikan dengan kebutuhan kalori harian. Pengaturan diet diterapkan setiap hari dengan menyusun menu makanan dan mengevaluasi makanan yang dimakan melalui catatan makan harian selama 4 minggu. Hasil evaluasi menunjukkan intervensi yang dilakukan efektif dalam menurunkan dan menstabilkan kadar asam urat. Intervensi pengaturan diet asam urat disarankan untuk dilakukan pada keluarga lainnya untuk mengontrol dan mencegah dampak dari gout.
ABSTRACT Gout is one of the disease that appearing due to unhealthy lifestyle on urban community, such as smoking, consuming food with high purine, less exercising, less consuming liquids and haven rsquo t rest enough. Improper practice can cause complications so it need proper cares to prevent these impacts. This Final Scientific Nurse Paper aims to provide an illustration of nursing family care with focusing in diet management on the family members with uric acid during 7 weeks with the principle of a diet low purine that adapted to the needs of daily calories. Diet management applied every day with composing food menu and evaluate food is eaten through food diary for 4 weeks. The evaluation results show intervention is effective in lowering and stabilize uric acid levels. Intervention uric acid diet management suggested to be held on other family rsquo s controls and prevent impact of gout.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Resita Nurbayani
Abstrak :
Wasting merupakan kurangnya berat badan terhadap tinggi badan (low weight for height). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian wasting pada anak usia 0-23 bulan di 13 provinsi di Indonesia (Studi Data IFLS-2 Tahun 1997, IFLS-3 Tahun 2000, dan IFLS-5 Tahun 2014). Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel anak yang berusia 0-23 bulan pada tahun 1997 sebanyak 582, tahun 2000 sebanyak 1263, dan tahun 2014 sebanyak 1609. Wasting diperoleh dari pengukuran berat badan dan panjang badan dengan tingkat ketelitian 0,1 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi wasting pada tahun 1997 adalah sebesar 12,20 %, pada tahun 2000 sebesar 11,96 % dan pada tahun 2014 sebesar 10, 13 %. Hasil bivariat menunjukkan bahwa pada tahun 1997 terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian MPASI, status kemiskinan, dan jenis kelamin dengan kejadian wasting,  sedangkan pada tahun 2000 tidak terdapat variabel yang secara signifikan berhubungan dengan kejadian wasting, dan pada tahun 2014 terdapat hubungan yang signifikan antara status kemiskinan dan panjang lahir. Hasil multivariat menunjukkan bahwa status kemiskinan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian wasting pada tahun 1997 dan 2014. Pencegahan wasting sebaiknya dilakukan sebelum masa kehamilan dan berfokus pada masyarakat dengan tingkat kemiskinan yang tinggi.
Wasting is low weight for height. This study aims to determine the difference factors associated with wasting in children aged 0-23 months in 13 provinces in Indonesia (Study of IFLS-2 in 1997, IFLS-3 in 2000, and IFLS-5 in 2014).The research design was used cross sectional with  total sample of children aged 0-23 months was 582 in 1997, 1263 in 2000, and 1609 in 2014. Wasting was measured using weight scale, length board with  level of accuracy was 0,1 cm. The results showed the decrease in the prevalence of wasting from 12,20%  in 1997, 11,96%  in 2000 and 10,13% in 2014. Bivariate results showed that in 1997 there were a significant relationship between provision of companion breastfeeding food, poverty status, and sex with wasting events, while in 2000 there were no variables that significantly associated with wasting events, and in 2014 poverty status and body length birth were the significant factors. Multivariate results showed the poverty status was the dominant factor associated with wasting in 1997 and 2014. Prevention of wasting should be started prior pregnancy and focused on community with high poverty level.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Darmawati
Abstrak :
Sebagian besar kematian di dunia berhubungan dengan penyakit akibat kelebihan berat badan dan kegemukan. Latihan fisik interval training menjadi alternatif untuk mengatasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan fisik interval training terhadap IMT dengan menggunakan quasi experiment dan desain pre dan post group design 1-vith control group melibatkan 44 sampel perempuan dewasa dengan kelebihan berat badan dan kegemukan. Hasil penelitian menunjukan pengaruh signifikan dan mampu memberikan manfaat penurunan IMT setelah 12x latihan (p value=O,OOO). Hasil penelitian selanjutnya tidak menunjukan perubahan yang bermakna terhadap rasio pingang pinggul IWHR(p value=0,257), namun memberikan perubahan bermakna pada masingmasing komponen nilai lingkar pinggang dan lingkar pinggul. Peran perawat komunitas diperlukan untuk mengimplementasikan latihan fisik interval training sebagai bagian dari program pencegahan penyakit tidak menular.
Most of the deaths in the world is due to diseases associated with overweight and obesity. Interval training exercise could be alternative to solve that problem. The aim of the study was to explain the effect of interval training exercise on BMI. This research used a quasi-experimental design, pre-post with control group involved 44 samples of adult women w·ith overweight and obesity. The results showed that interval training had a significant influence on reduction ofBMI after 12x exercises (p value=O,OOO). The second results show·ed there was no significant change in waist to hip ratio (p value = 0.257), but it gave meaningful changes in each component waist circumference and hip circumference. Community nurses may consider to implement interval training exercise as part of non-communicable disease prevention program.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42419
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathania Himawan
Abstrak :
Obesitas merupakan masalah epidemik di dunia. Obesitas menyebabkan inflamasi kronik derajat rendah dan meningkatkan risiko beberapa penyakit kronis dengan komplikasi seperti aterosklerosis, dan masalah kardiovaskuler. Penanda inflamasi yang dianggap terbaik saat ini adalah high sensitivity C-Reactive Protein hsCRP . HsCRP juga merupakan prediktor terbaik untuk mengetahui risiko penyakit kardiovaskuler. Diperlukan penanganan secara interdisiplin untuk mengatasi masalah obesitas ini. Akupunktur merupakan terapi pelengkap yang paling cepat berkembang dan diakui oleh National Institutes of Health dan WHO. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas terapi kombinasi elektroakupunktur dan intervensi diet terhadap kadar HsCRP dan body fat pada pasien obesitas. Uji klinis acak tersamar tunggal terhadap 36 pasien obesitas yang dialokasikan secara acak menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kombinasi elektroakupunktur dan intervensi diet kelompok perlakuan dan kelompok kombinasi elektroakupunktur sham dan intervensi diet kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kadar hsCRP sebelum dan sesudah perlakuan tetapi belum terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik p= 0.476. Terdapat perbedaan yang bermakna terhadap perbandingan kadar body fat sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok perlakuan p=0.002. Kesimpulan penelitian ini terapi kombinasi elektroakupunktur dan intervensi diet memiliki pengaruh terhadap kadar hsCRP dan body fat pada pasien obesitas.
Obesity is an epidemic problem in the world. Obesity causes low grade chronic inflammation and increases the risk of some chronic diseases with complications such as atherosclerosis, and cardiovascular problems. The best current inflammatory marker is the high sensitivity of C Reactive Protein hsCRP . HsCRP is also the best predictor of risk of cardiovascular disease. Interdisciplinary treatment is needed to overcome this obesity problem. Acupuncture is the most rapidly growing complementary therapy and is recognized by the National Institutes of Health and WHO. This study aims to determine the effectiveness of electroacupuncture combination therapy and dietary intervention on HsCRP and body fat levels in obese patients. Single blinded randomized clinical trials of 36 obese patients were randomly assigned to 2 groups, electroacupuncture combined with dietary intervention group treatment group and sham electroacupuncture combined with dietary intervention group control group. The results showed decrease of hsCRP levels before and after treatment but there was no statistically significant difference p 0.476 . There was a significant difference to the body fat content before and after treatment in the treatment group p 0.002. The conclusions of this study combined electroacupuncture and dietary intervention therapy have an influence on levels of hsCRP and body fat in obese patients.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Jannah
Abstrak :
Prevalensi hipertensi terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena gayahidup masyarakat yang semakin tidak sehat. Salah satu gaya hidup tidak sehat yangberpengaruh terhadap hipertensi yaitu faktor perilaku makan. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku makan penderitahipertensi. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kolonodale KabupatenMorowali Utara, menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak140 orang penderita hipertensi yang melakukan kontrol dan pengobatan ke Puskesmasdan Posbindu. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner yangsudah di uji validitas dan reliabilitasnya serta dianalisis menggunakan uji chi-squaredan regresi logistik ganda dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan62,9 responden berperilaku makan kurang baik. Hasil analisis membuktikan faktordukungan keluarga p= 0,016, OR: 3,349, 95 CI: 1,257-8,922 dan dukungan temansebaya/peer group p= 0,019, OR: 2,577, 95 CI: 1,166-5,696 berhubungan denganperilaku makan penderita hipertensi setelah dikontrol oleh dukungan petugas kesehatan.Dukungan keluarga merupakan faktor yang paling dominan berhubungan denganperilaku makan penderita hipertensi, responden yang cukup mendapat dukungankeluarga berpeluang untuk berperilaku makan baik 3,349 kali dibanding yang kurangmendapat dukungan keluarga setelah dikontrol oleh dukungan teman sebaya dandukungan petugas kesehatan. Untuk itu instansi terkait perlu merekomendasikanDASHI sebagai pola makan bagi penderita hipertensi serta memberikan edukasi terkaitdiet tersebut kepada keluarga, teman dan mengingatkan pasien untuk berperilaku makanyang baik sesuai rekomendasi DASHI, disamping perlu ada kelompok teman sebayaantara sesama penderita hipertensi agar bisa saling berbagi informasi dan mengingatkanterkait berbagai hal yang berhubungan dengan hipertensi. ......The prevalence of hypertension increase every year. It was caused by unhealthy lifestylesuch as eating behavior that can affect the hypertension. The objective of this study wasto identify factors related to eating behavior among patient with hypertension. Thisstudy was conducted in Kolonodale rsquo s Health Center North Morowali Regency by usingcross sectional design with total sample 140 people with hypertension who control andtreatment to Health Center and Posbindu. Data were collected through interview usingquestionnaire that had been tested for validity and reliability then analyzed with chisquaretest and multivariate logistic regression by using SPSS. The result showed that62,9 respondents have poor eating behavior. The result of analysis found that familysupport p 0,016, OR 3,349, 95 CI 1,257 8,922 and peer group support p 0,019,OR 2,577, 95 CI 1,166 5,696 was associated with eating behavior among patientswith hypertension after controlled by health care support. Family support was the mostdominant factor associated with eating behavior among patients with hypertension,respondents who had enough family support likely to have good eating behavior 3,349times than less family support after controlled by peer group support and health caresupport. Therefore, the relevant agencies should recommend DASHI as a diet for patientwith hypertension as well as diet education to family, friends and remind patients to eatwell according to DASHI recommendations. In addition, there should be peer groupbetween patient with hypertension in order to share information and remind them thingsrelated to hypertension.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50283
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Febriyanti
Abstrak :
Obesitas menjadi masalah besar dewasa ini terkait dengan lebih dari 3 juta kematian terjadi akibat komplikasinya. Diet seimbang dengan restriksi kalori, sebagai manajemen obesitas, perlu mempertimbangkan produksi makanan sustainable terkait isu perubahan lingkungan, ketahanan pangan, dan keanekaragaman hayati. Aplikasi seluler berpeluang menjadi strategi baru untuk meningkatkan efektivitas dan keberhasilan manajemen obesitas. Penelitian ini bertujuan menilai efek dari diet seimbang dan sustainable berbasis aplikasi dibandingkan dengan diet seimbang berbasis aplikasi terhadap resistensi insulin. Uji klinis acak tersamar ganda dilakukan terhadap 56 wanita obesitas usia 19 ndash;59 tahun dengan indeks massa tubuh ge;25 kg/m2 yang bekerja atau belajar atau tinggal di Jakarta Pusat dan/atau Kota Depok. Subjek dibagi secara randomisasi berstrata berdasarkan kelompok usia 0.05] dan perubahan asupan lemak [ -5.8 23.9 vs -6.4 22 , p >0.05] antar kelompok. Meskipun ada pengurangan nilai HOMA-IR pada kelompok intervensi, perbedaan rerata perubahan HOMA-IR antar kelompok tidak berbeda bermakna setelah dilakukan penyesuaian dengan Indeks Massa Tubuh [ -0.87 1.27 vs -0.29 1.21 , p >0.05]. Kesimpulan : Intervensi diet seimbang dan sustainable berbasis aplikasi selama 8 minggu tidak mengurangi nilai HOMA-IR dibandingkan dengan diet seimbang berbasis aplikasi. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat dilakukan dengan periode yang lebih lama atau lebih banyak subjek dalam menerapkan diet yang seimbang dan sustainable. ...... Obesity is a major problem today related to more than 3 million deaths because of its complications. A balanced diet with caloric restriction, is known as obesity management, requires a novel ways of producing nutritious foods in a sustainable manner because of the issues of environment changes, food security, and biodiversity. Mobile application is a new strategy to improve the effectiveness and success of obesity management. We examine the effect of a balanced and sustainable dietary mobile application compared to a balance diet application on the change of insulin resistance as a common attribute for obesity and type 2 diabetes. A double blind randomized clinical trial was conducted involving 56 obese women aged 19 59 years with body mass index ge 25 kg m2 working or studying or residing in Central Jakarta and or Depok City. Subjects were selected randomly and stratified based on age group 0,05 and fat intake changes 5.8 23.9 vs 6.4 22 , p 0,05 were observed between groups. Although there was a significant reduction of HOMA IR within intervention group, the difference in the mean reduction of HOMA IR after intervention 0.87 1.27 vs 0.29 1.21 , p 0.05 between group was not significantly different after adjusted by Body Mass Index.Conclusion An 8 week of balanced and sustainable dietary application intervention did not reduce elevated HOMA IR level compared with a balanced diet application. Further research is expected to be performed with longer periode or more subject in applying a balanced and sustainable diet.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrika Wediasari
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Diabetes mellitus merupakan penyakit yang menjadi ancaman global. Penelitian dan pengembangan herbal dilakukan untuk menemukan obat antidiabetes yang memberikan manfaat tambahan pada terapi diabetes. Kombinasi ekstrak Andrographis paniculata (Burm. F.) Wall ex Nees (APE) dan Caesalpinia sappan Linn. (CSE) dilakukan untuk mendapatkan khasiat antihiperglikemia yang lebih baik. Penelitian bertujuan mengevaluasi keamanan dan efek antidiabetes APCSE pada tikus diabetes yang diinduksi dengan STZ. Metode Penelitian: Empat puluh lima tikus Sprague-Dawley jantan (160-200 g) dibagi menjadi sembilan kelompok, kelompok NC diberi pakan diet normal, kelompok lainnya diet yang mengandung 20% lemak dan diinduksi dua kali dengan dosis STZ 35 mg/kg BB. Tikus diabetes diberikan ekstrak kombinasi APCSE100 dan 200 mg/kg BB selama 2 minggu dibandingkan dengan pemberian ekstrak tunggal APE dan CSE. Hasil dan Diskusi: Penelitian menunjukkan uji toksisitas akut oral kombinasi ekstrak APCSE aman praktis tidak toksik. Pemberian APCSE 200 mg/dL berbeda secara bermakna terhadap GDS pada kelompok DM (18.65 ± 13.16, p<0.05) menunjukkan bahwa pemberian APCSE cenderung tidak menambah perburukan diabetes pada tikus yang diinduksi STZ. Sedangkan profil lipid kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL menunjukkan level yang tidak jauh berbeda dengan kelompok kontrol normal. Kesimpulan: Kombinasi ekstrak APCSE100 dan 200 mg/kg BB tidak akan memperburuk diabetes.
ABSTRACT
Background: Diabetes mellitus is a disease that poses a global threat. Research and development of herbs aims to discover antidiabetic drugs to provide additional benefits in diabetes therapy. A combination of Andrographis paniculata (Burm. F.) Wall ex Nees (APE) and Caesalpinia sappan Linn. (CSE) extracts were develop to discover better antihyperglycemic properties. This study aims to evaluate the safety and antidiabetic effects of APCSE diabetic rats. Methods: Forty-five male Sprague-Dawley rats (160-200 g) divided into nine groups, NC group fed with a normal diet, and the other groups with diet containing 20% fat and induced with STZ 35 mg/kg BW. Diabetic mice were given the extract combination of APCSE two weeks and compared with a single extract of APE and CSE. Results and Discussion: Study shows the combination of APCSE extract was safe and practically non-toxic. The Random Blood Glucose (RBG) level in the APCSE 200 mg/dL was significantly different from the DM group with (18.65 ± 13.16, p <0.05), indicating that APCSE administration will not deteriorate the diabetes condition. Cholesterol lipid profiles, triglycerides, HDL, and LDL showed levels similar results from the normal control group. Conclusion: The combination of APCSE100 extract and 200 mg/kg BW ameliorates the diabetes condition.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monique Carolina Widjaja
Abstrak :
Penelitian ini merupakan uji klitis paralel, membandingkan kelompok yang mendapat terapi gizi adekuat pascabedah (P) denga:n kelompok yang mendapatkan diet standnr RSUPNCM (K),Sebanyak 17 pasien pascabedah dige.stif yang dirawat di rua:og perawatan bedah kelas III RSUPNCM yang memenuhi kriteria dibagi dalam dua kelompok secara randomisasi blok. Data yang dlambil dari catatan medik pada awal perlal."UM meiiputi usijenis keiamin, lama operasi. jenis opemsi skor ASA, dan jumlah perdaran. Data asupan energi dan protein dengan food recorcL pemeriksaan antropometri (BB. PB dan IMT), dan laboratorium (kadar GDS dau MDA plasma) dilekukan padn awal dan akbir perlakuan. Anal isis data menggunakan uji t tidak berpasangan dan uji Mann Whitney dengan batas kemaknaan 5%. Sebanyak 9 orang kelompok P dan 8 orang kelompok K dengan rata rata usia 38,82±10,89 tahun mengil"Uti penelitian secara lengkap. Jenis opcrasi terbanyak yang dijalani subyek adalah reseksi-anastomosk Lama operasi :subyek perlakuan tergolong lama dan subyek kontrol tergolong singkat. Jumlah perdar.ahan tergolong sedikit. Data awal tidak menunjukkan pcrbedaan bermakna (p> 0,05). Setclah -enam hari perlakuan, didapatkan persentase asupan energi dan protein diba:ndingkan kebutuhan total termasuk kategori adekuat pada kelompok perlakuan dan tidak adekuat pada kelompok kontrol, dan perbedaan ini berm.akna (p<0,05). Pada kedua kelompok didapatkan peningkatan kadar ODS plasma yang lebih tinggi pada kelompok kontrol, namun secara statistik tidak bermakna (p> 0,05). Pada kelompok perlakuan terdapat pcnurunan kadar MDA plasma sedangkan pada kelompok kontrol terdapat peningkatan MDA plasma, meskipun secara statistik tidak berrnakna (p>0,05). Pada kedua kelompok didapatkan peningkatankadar GDS plasma yang lebih tinggi pada kelompok kontrol, namun secara ststistik tidak bermakna serta didapatkan penurunan MDA plasma pada kelompok perlakuan penelitian ini memperlihatkan terapi gizi dapat memperbaikistres metabolik dan oksidatif dibandingkan tanpa terapi gizi.
The study was a parallel randomized clinical trial which compared the treatment group received postoperative adequate nutrition therapy (P) and tbe control group received hospital standard diet {K). Seventeen subjects postoperative digestive surgery admitted to Surgery Ward of Dr. Cipto Manguukusumo Hospital woeful filled the study criteria, were divided into two groups using block randomization. Data collection taken from medical record at the beginning of intervention were age, gender, duration of surgery, type of surgery, ASA score, and the amount of blood loss during surgery. Data of energy, and protein intake using food record, anthropometric (body weight, body Jength, and body mass index); and laboratory findings (plasma glucose and malondialdehyde levels) were done before and after intervention. For statistical analysis, unpaired t-test and Mann W1Iitney were used. The level of significance was 5%. Nine subjects in the treatment group and eight subjects in the control group whose mean of age is 38.82±10.89 years old completed the study. The most type of surgery was resection-anatomists. The duration of surgery "'as categorized as longtime in P and shortish inK groups. The amount of blood loss during surgery was little for both groups. The characteristic of the two groups were closely matched at base line (p> 0.05). After six days intervention. the percentage of energy and protein intake in treatment group were adequate in appropriate to the requirement, and these were statistically significant compared to control group (p<0.05). There were increase of plasma glucose levels in both groups which was higher in control group, however the increase wns not statisticaHy significant (p>0"05). Plasma levels of MDA were decrease in treatment group while in control group were increase eventhough the changes between the two groups were not ststitical significant (p>0.05). There were increase of plasma glucose level which was higher in the control group, although has not statistically significant, and there were decrose of plasma MDA levels in treatment group. This study revealed that nutrition therapy can improve metabolic and oxidative stress better than those without nutrition therapy.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T29137
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>