Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sandra Andini
Abstrak :
Kepatuhan minum ART pada perempuan HIV merupakan kunci utama dalam memperpanjang angka harapan hidup. Seorang perempuan HIV dapat menularkan kepasangannya dan calon bayinya bila tidak patuh minum ART. Kepatuhan tersebut dapat dipengaruhi oleh self-efficacy dan depresi. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan self-efficacy dan depresi terhadap kepatuhan minum ART pada perempuan HIV. Desain penelitian yang digunakan adalah crossectional dengan jumlah sampel 120 perempuan HIV, dengan teknik consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Four-Item Morisky Green Levine Medication Adherence Scale, HIV Treatmen Adherence self-efficacy Scale, Center for Epidemiologic Studies Deppresion Scale. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang signifikan antara self-efficacy dan depresi terhadap kepatuhan minum ART pada perempuan HIV dengan p value 0,004 dan 0,001 pada masing-masingnya dengan ? 0,05. Tindakan keperawatan untuk meningkatkan self-efficacy dan screening awal depresi pada penyandang HIV perlu dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan minum ART.
ART adherence to HIV infected women is a key factor in prolonging life expectancy. An HIV woman can transmit her husband and her potential baby if she is not adherence to taking ART. Adherence can be affected by self efficacy and depression. The aim of this study was to look at the relationship of self efficacy and depression to ART adherence to HIV infected women. The research design used was cross sectional with a sample size of 120 HIV women, with technique consecutive sampling. Data collection using the Four Item Morisky Green Levine Medication Adherence Scale questionnaire, HIV Treatment Adherence Self efficacy Scale, Center for Epidemiologic Studies Deppresion Scale. The results showed there was a significant relationship between self efficacy and depression on ART treatment adherence in HIV women with p value 0.004 and 0.001 on each with 0.05. Nursing intrvention to improve self efficacy and early screening of depression in HIV patients need to be done to improve ART adherence.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50626
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pingky Shafiyah Ananda Riko
Abstrak :
Depresi merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang paling sering terjadi. Data menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua dengan total kasus depresi tertinggi di wilayah Asia Tenggara, setelah India. Dimana depresi merupakan beban penyakit mental urutan pertama di Indonesia dalam hampir tiga dekade (1990 – 2017). Terdapat beberapa faktor risiko kejadian depresi, salah satunya adalah aktivitas fisik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara aktivitas fisik dengan depresi yang dikontrol dengan beberapa variabel yang diduga confounding pada penduduk usia 15 – 24 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional menggunakan data IFLS-5. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis uji chi-square dan uji regresi logistik ganda. Hasil analisis menunjukkan proporsi depresi sebesar 29.46% dan berdasarkan model akhir analisis multivariat diketahui jika aktivitas fisik yang kurang 0.58 kali lebih rendah risiko mengalami depresi, serta tidak terdapat variabel confounding yang ikut mempengaruhi hubungan antara aktivitas fisik dengan depresi. ......Depression is one of the most common mental health disorders. Data shows that Indonesia ranks second with the highest total cases of depression in the Southeast Asia region, after India. Where depression is the first burden of mental illness in Indonesia in almost three decades (1990 – 2017). There are several risk factors for depression, one of them is physical activity. The purpose of this study was to analyze the relationship between physical activity and depression which was controlled by several variables that were suspected of being confounded in residents aged 15-24 years in Indonesia. This study uses a quantitative method with a cross-sectional research design using IFLS-5 data. The analysis used in this study is the analysis of the chi-square test and multiple logistic regression. The results of the analysis showed that the proportion of depression was 29.46% and based on the final multivariate analysis model, it was found that physical activity was lacking 0.58 times the risk of experiencing depression was lower, and there were no confounding variables that influenced the relationship between physical activity and depression.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Halim
Abstrak :
Latar belakang Dispepsia fungsional merupakan kumpulan gejala GIT dengan berbagai faktor penyebab. Depresi merupakan salah satu faktor yang berperan panting pada penderita dispepsia fungsional. Depresi sering dijumpai pada penderita dispepsia fungsional dalam menghadapi kehidupannya dan sering terabaikan dalam penatalaksanaannya. Anggota TNI AD merupakan populasi pilihan dan diharapkan mempunyai ketahanan mental dan frsik yang lebih baik. Dalam menghadapi tugas dan kehidupannya, bagaimana peranan depresi pada anggota TNI AD yang menderita dispepsia fungsional Metodologi Sampel didapatkan secara konsekutif sebanyak 95 anggota TNI AD yang menderita dispepsia fungsional di RSPAD Gatot Soebroto, periode Oktober 2005 sampai Juli 2006 dan dilakukan wawancara terstruktur dengan instrumen SLID I untuk diagnosis gangguan depresi berdasarkan DSM IV. Hasil Prevalensi depresi pada anggota TNI AD yang menderita dispepsia fungsional adalah sebesar 54,7 %. Faktor-faktor seperti umur (diatas 40 tahun), pangkat (Perwira), tempat tugas (di Staf, di daerah operasi militer, waktu tugas di daerah operasi militer), tempat tinggal (rumah sendiri) dan pemikahan menunjukkan kecenderungan mengalami depresi. Simpulan Kejadian depresi pada anggota TNI AD yang menderita dispepsia fungsional tidak jauh berbeda dengan populasi umum.
Background Functional dyspepsia is a syndrome of GIT symptoms with multifactor etiologies. Depression is one of the important factors that influence on functional dyspepsia patient Depression is often found on functional Dyspepsia patient in facing their life event and is often ignored in the treatment. The Indonesian army forces were selected population and are expected to have better mental and physical endurance. In facing the military duty and life event, how is the relation of depression in the army patient with functional dyspepsia. Method 95 Samples were obtained consecutively from the army patient with functional dyspepsia in RSPAD Gatot Soebroto between October 2005 and July 2006 by using structured interview with SCID-1 instrument for the diagnosis of depression disorders according to DSM IV Result The prevalence of depression of Indonesian army with functional dyspepsia was 54.7%. Factor such as age (above 40 years), official rank, staff assignment, military operation and point of military operation time, living in own residence and the marriage are shown to have depression tendency. Conclusion The prevalence of depression of Indonesian army with functional dyspepsia was found to be almost equally comparable with general population.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18183
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Nirmala Sari
Abstrak :
Penelitian ini menyoroti fenomena Depresi Pasca Melahirkan (DPM) yang lebih dikenal sebagai kelainan kejiwaan yang terjadi pada perempuan di masa nifas. Akan tetapi dibalik anggapan tersebut, justru tersimpan realitas bahwa reaksi depresi ini dapat muncul karena terjadi ketimpangan antara ekspektasi sosial atas peran simbolis perempuan sebagai ibu dengan realitas yang harus perempuan hadapi dalam kesehariannya. Berangkat dari perspektif inilah penelitian ini mengangkat bagaimana ketimpangan tersebut begitu halus ditanamkan dalam kesadaran dan memproduksi praktik kekerasan simbolik yang memanifestasi kasus DPM. Manifestasi ini hampir tidak pernah tertangkap dalam kesadaran karena masyarakat pada umumnya lebih melihat gejala DPM sebagai ketidaksiapan seorang perempuan menyandang peran ibu. Penelitian ini kemudian dilakukan dengan menggunakan paradigma critical constructionism, pendekatan kualitatif dan strategi fenomenologi deskriptif. Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi. Informan ditentukan dengan menggunakan teknik snowball sampling pada penyintas DPM yang tergabung dalam komunitas Mother Hope Indonesia. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa praktik kekerasan simbolik telah terjadi sejak kecil, jauh sebelum perempuan memasuki fase melahirkan. Pengalaman perempuan di masa lalu menyiratkan persetujuan menjadi korban kekerasan simbolik di arena berikutnya. Perempuan menjadi lebih rentan mengalami kekerasan simbolik pada pengalaman pertamanya menjadi seorang Ibu karena pembentukan kapitalnya sebagai Ibu masih minim. Kapital simbolik perempuan sebagai Ibu direbut oleh para aktor sosial lainnya yang lebih dulu memiliki pengalaman menjadi ibu dan membuat perempuan kesulitan memenuhi standar ekspektasi sosial. Hal ini kemudian semakin melanggengkan kesadaran palsu bahwa ketika perempuan tidak mampu memenuhi ekspektasi sosial terkait peran istri dan peran ibu maka perempuan menjadi biang atas kegagalan yang terjadi. Rasa frustasi karena kekerasan simbolik yang diberlakukan tersebut kemudian menormalisasi bentuk kekerasan lainnya. ......This research highlights the Postpartum Depression (PPD) phenomenon, better known as psychiatric disorders that occur in women in the postpartum period. Depression reaction can arise because there is an inequality between social expectations of the womens symbolic role as mothers and the reality that women must face in their daily lives. This study then focused on how those inequalities were rooted subtly in consciousness and produced symbolic violence practices that manifested the PPD case. The manifestation is rarely caught in consciousness because the community, in general, sees the PPD symptoms as the lack of a woman to have their mothers role. This research then carried out by using the critical constructionism paradigm, qualitative approach and descriptive phenomenology strategy. The research data collection method was carried out by in-depth interviews and observations. The informants were determined using snowball sampling techniques on PPD survivors, the members of the Mother Hope Indonesia community. This research produces findings that the practice of symbolic violence has occurred since childhood, long before women enter the postpartum period. Womens experiences in the past imply agreement to be a victim of symbolic violence in the next arena. Women become more vulnerable to experience symbolic violence during their first motherhood experience because their lack of capital to become a mother. The womens symbolic capital as mothers has also been taken away by other social actors who already have the experience of being mothers. It was hard for women to gain the same capital. When women are unable to meet social expectations related to the mother's role, it perpetuates misrecognition that the woman becomes the source of failure. Those false awareness triggers frustration because the symbolic violence practices normalize the other forms of violence.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barzam Fathan
Abstrak :
Jumlah penderita masalah depresi telah menunjukkan peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Depresi dianggap sebagai suatu kondisi di mana seseorang akan mengalami kecenderungan kehilangan energi dan minat karena perasaan sedih yang mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman agresi pada klien yang mengalami depresi. Desain penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi yang dilaksanakan di wilayah Jakarta dan Depok. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 11 orang. Hasil penelitian menghasilkan empat macam tema yaitu frustasi sebagai penyebab utama agresi, represi dalam upaya mengatasi frustasi, luapan perilaku impulsif akibat represi dan penyelesaian agresi melalui self-efficacy. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perawat perlu meningkatkan kepekaan dan ketrampilannya dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah depresi. ...... The number of people with depression problems has shown an increase in recent years. Depression is considered as a condition in which a person will experience a tendency to lose energy and interest due to deep feelings of sadness. This study aims to explore experiences of aggression in clients with depression. The design of this study used a qualitative method with a phenomenological study approach which was carried out in the Jakarta and Depok areas. The number of participants in this study was 11 people. The results of the study resulted in four kinds of themes, namely frustration as the main cause of aggression, repression in an effort to overcome frustration, an overflow of impulsive behavior due to repression and resolving aggression through self-efficacy. The recommendation of this study is that nurses need to increase their sensitivity and skills in providing nursing care to clients with depression problems.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiffany Nurachmania
Abstrak :
Depresi postpartum merupakan kondisi gangguan kecemasan yang terjadi pada 25% hingga 80% ibu sehingga mampu melumpuhkan kemampuan ibu dalam merawat anak pasca melahirkan tetapi, salah satu kasus yang paling umum terjadi pada ibu melahirkan ini sebenarnya dapat dicegah. Masalah gangguan kejiwaan ini terjadi setelah 4 minggu postpartum dan ditandai dengan gejala kondisi mood atau perasaan sedih yang diikuti dengan kehilangan minat terhadap aktivitas, insomnia, penurunan berat badan, retardasi psikomotor, kehilangan tenaga, perasaan bersalah yang mendalam hingga pikiran tentang kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran kejadian depresi postpartum pada ibu dalam forum ibu dan anak di Jakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian deksriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Kota DKI Jakarta dengan memanfaatkan forum ibu dan anak online yang berisi ibu dengan keingintahuan dan pengalaman terkait depresi postpartum yang dialaminya. Responden dalam penelitian ini sebanyak 73 ibu dengan kriteria masa pasca persalinan 4 minggu (1 bulan) hingga 12 bulan. Hasil analisis menunjukan kasus depresi postpartum sebesar 67,1% dan tidak depresi sebesar 32,9% dengan karakteristik usia risiko rendah, pendidikan tinggi, status paritas primpara, berlokasi tempat tinggal khususnya di Jakarta Timur, berstatus ekonomi tinggi, bekerja sebelum melahirkan dan setelah melahirkan, tidak memiliki jaminan kesehatan, tingkat dukungan sosial rendah, menjalani 2 kali kehamilan, memiliki status kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak direncanakan, riwayat kunjungan Antenatal Care (K1-K4) lengkap, tidak pernah mengikuti kelas ibu hamil, mengalami komplikasi kehamilan, metode melahirkan caesar atau dengan bantuan alat, status anak terakhir adalah anak ketiga, berat badan bayi lahir rendah <2500gr, tidak melakukan Insiasi Menyusui Dini (IMD) dan metode pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara tidak langsung. ......Postpartum depression is a condition of anxiety disorder affect 25% to 80% of women that can paralyze the mother's ability to care for children after birth however, one of the most common causes of the motherhood issues period can be prevented. These psychiatric disorders in women occur after 4 weeks postpartum is characterized by symptoms of mood conditions or feelings of sadness followed by loss of interest in daily activities, insomnia, weight loss, psychomotor retardation, loss of energy, deep feelings of guilt to thoughts of death. This study aims to identify the picture of postpartum depression in mothers in the mother and child forum in Jakarta. The study design used was cross-sectional with univariate analysis. This research was conducted in the city of DKI Jakarta by utilizing an online mother and child forum that contained mothers with curiosity and experiences related to postpartum depression. A total of 73 mothers with criteria for a post-natal period of 4 weeks (1 month) to 12 months were included in this study. The results of the analysis showed that postpartum depression cases are 67,1% and 32,9% was found negative postpartum depression, it occured in mothers of low-risk age, high education, primipara parity status, location of residence especially in East Jakarta, high economic status, work before giving birth and after childbirth, no health insurance, low social support level, underwent two pregnancies, had an unwanted or unplanned pregnancy status, a history of antenatal care visits, never attended classes for pregnant women, had pregnancy complications, caesarean delivery method or with the help of a tool, status of the last child is the third child, low birth weight <2500gr, does not carry out early initiation of breastfeeding and indirect breastfeeding method.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renisa Aru Ariadno
Abstrak :
Dermatitis seboroik merupakan masalah kulit kronis yang ditandai gejala berupa eritema, skuama, dan papul pada kulit yang memiliki banyak kelenjar sebasea. Dermatitis seboroik ringan sering disebut ketombe. Sampai saat ini, belum ada penelitian yang menjelaskan faktor pencetus keparahan dermatitis seboroik, salah satunya depresi. Depresi adalah gangguan mood kronis yang ditandai dengan menurunnya pola hidup dan ritme biologis seseorang yang muncul akibat stress psikologis kronis. Keduanya diperkirakan memiliki korelasi meski sampai saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan hasil bermakna. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari korelasi antara depresi dengan keparahan dermatitis seboroik. Penelitian ini dilakukan secara cross sectional di Departemen Ilmu Kulit dan Kelamin Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta pada 2017. Keparahan dermatitis seboroik diukur dengan Seborrheic Dermatitis Area and Severity Index SDASI , sementara depresi diukur dengan kuesioner Beck Depression Inventory II BDI-II. Subjek penelitian sebanyak 82 pasien dermatitis seboroik. Uji normalitas data ditemukan tidak normal. Nilai median depresi sebesar 5 0-38 dan nilai median keparahan dermatitis seboroik sebesar 2,25 0,25-21. Hasil uji korelasi dengan Spearman menunjukkan hasil tidak signifikan dan tidak ada korelasi antara depresi dengan keparahan dermatitis seboroik P=0,249 dan r=-0,129. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ditemukan adanya korelasi antara depresi dengan keparahan dermatitis seboroik.
Seborrheic dermatitis is a chronic skin disease with specific manifestation such as erythematous, squamous, and papules on sebaceous glands rich skin. Mild seborrheic dermatitis usually recognized as dandruff. There were no previous studies that explained causal factors that affect seborrheic dermatitis severity, including depression. Depression is one of psychiatry disorders that affects mood chronically, changed lifestyle, and disturbed biological rythme which caused by chronic psychology stress. There were no studies that explained their correlation, despise the fact that there is relationship between emotional stress and dermatology disorders especially in neuroendocrine system that affects skin tissue homeostatic. This was a cross sectional research that applied in dermatology and venereology clinic dr. Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta in 2017 to find correlation between depression and seborrheic dermatitis severity. Seborrheic dermatitis severity measured by Seborrheic Dermatitis Area and Severity Index SDASI , and depression measured by Beck Depression Inventory II BDI II. The subjects were 82 seborrheic dermatitis patients. Median number for depression was 5 0 38 and median number for seborrheic dermatitis was 2.25 0.25 21. Correlation trials with spearman showed no statistically significant between depression and seborrheic dermatitis severity P 0.249 and r 0.129. Conclusion, this research showed there was no correlation between depression and seborrheic dermatitis severity.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Anissa
Abstrak :
Latar Belakang: Komorbiditas depresi pada PPOK dapat memengaruhi kepatuhan pengobatan, hospitalisasi dan kualitas hidup. Salah satu target tatalaksana PPOK adalah meningkatkan kualitas hidup penderitanya. Pasien PPOK dengan gangguan depresi memiliki kualitas hidup yang buruk dibandingkan pasien PPOK tanpa gangguan depresi. Untuk itu perlu diketahui perbedaan rerata skor kualitas hidup pasien PPOK dengan gangguan depresi dan pasien PPOK tanpa gangguan depresi. Metode: Penelitian potong lintang deskriptif-analitik pada 40 pasien PPOK dengan gangguan depresi dan 40 pasien PPOK tanpa gangguan depresi di klinik Asma/PPOK RSUP Persahabatan menggunakan Mini-International Neuropsychiatric Interview International Classification Of Diseases (MINI ICD 10) dan instrumen World Health Organization Quality Of Life (WHOQOL)-BREF. Hasil: Terdapat perbedaan median skor kualitas hidup pada pasien PPOK dengan gangguan depresi dan pasien PPOK tanpa gangguan depresi berdasarkan domain kesehatan fisik (p = 0,005), domain relasi sosial (p < 0,001) dan domain lingkungan (p = 0,005). Tidak terdapat perbedaan median skor kualitas hidup berdasarkan domain kesehatan psikologis ( p = 0,421) namun rerata skor domain kesehatan psikologis pasien dengan PPOK lebih rendah dibanding pasien tanpa gangguan depresi. Simpulan: Pasien PPOK dengan gangguan depresi cenderung memiliki rerata skor kualitas hidup yang lebih rendah pada domain kesehatan fisik, kesehatan psikologis, relasi sosial, dan lingkungan dibandingkan pasien PPOK tanpa gangguan depresi.
Background: Comorbid depression in COPD affects patient’s medical adherence, hospitalization and quality of life. One of the COPD management is improving the patient’s quality of life. COPD patients who have depression disorder have lower quality of life scores compared to COPD patients who do not have depression disorder. We investigated the difference quality of life scores in COPD patients who have depression disorder and COPD patients who do not have depression disorder. Methods: The study was cross-sectional descriptive-analytic in 40 COPD patients who have depression disorder and 40 COPD patients who do not have a depression disorder in the Asthma and COPD Clinic RSUP Persahabatan using the Mini-International Neuropsychiatric Interview International Classification Of Diseases (MINI ICD 10) and World Health Organization Quality Of Life (WHOQOL)-BREF. Results: There is a score difference between COPD patients who have depression disorder and COPD patients who do not have depression disorder based on physical health domain (p = 0.005), social relationship domain (p < 0.001) and environment domain (p = 0.005). There is no score difference between COPD patients who have depression disorder and COPD patients based on psychological domain (p = 0,421). COPD patients who have depression disorder have lower mean score compared to COPD patients who do not have depression based on psychological domain. Conclusion: COPD patients who have depression disorder tend to score lower quality of life in the domains of physical health, psychological health, social relationships, and environment than COPD patients who do not have depression disorder.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melvia Linda
Abstrak :
ABSTRAK
Perubahan berat badan pada ibu postpartum dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi ibu postpartum yaitu dapat memicu menetapnya kelebihan berat badan pada ibu setelah melahirkan sehingga menyebabkan terjadinya obesitas, selanjutnya dapat memicu timbulnya penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan penurunan berat badan ibu postpartum. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan disain cross sectional. Peneliti menggunakan data sekunder dari penelitian Intervensi Peningkatan ASI dan MPASI dalam Rangka Penerapan Program 1000 Hari Pertama Kehidupan. Penelitian primer dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Cipayung Tahun 2017. Jumlah sampel penelitian ini adalah 151 ibu menyusui. Variabel dependen adalah penurunan berat badan ibu postpartum. Variabel independennya adalah karakteristik ibu umur, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan , asupan ibu asupan energi, asupan protein, asupan lemak, dan asupan karbohidrat , IMD, ASI eksklusif, paritas, riwayat persalinan, dan pengetahuan ibu postpartum. Rata-rata umur ibu adalah 29,85 tahun 95 CI: 28,89-30,80 tahun . Sebagian besar pendidikan ibu adalah tamat SMA, tidak bekerja, multipara, riwayat persalinan normal, memiliki pengetahuan tinggi, tidak melakukan IMD, dan sebagian besar memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Rata-rata asupan energi ibu adalah 2296,04 kkal/ hari 1392,72-3595,46 kkal , protein 74,13 gram/ hari 41,68-128,28 gram , lemak 79,41 gram/ hari 40,45-169,49 gram , dan karbohidrat 318,27 gram/ hari 198,83-499,71 gram . Rata-rata penurunan berat badan ibu pada 6 bulan postpartum sebesar 2,3 kg. Terdapat hubungan yang signifikan antara IMD dengan penurunan berat badan ibu postpartum p = 0,046 , ASI eksklusif dengan penurunan berat badan ibu postpartum p = 0,028 , dan pengetahuan p = 0,002 . Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif merupakan faktor dominan penurunan berat badan ibu postpartum. Pengetahuan ibu tentang ASI harus ditingkatkan agar ibu berhasil memberikan ASI eksklusif sehingga ibu lebih mudah mengalami penurunan berat badan postpartum.
ABSTRACT
AbstractMaternal postpartum body weight change can cause health problems for maternal postpartum that can trigger the resumption of excess weight in the mother after giving birth, causing obesity, then can lead to degenerative diseases. This study aims to determine the determinants of postpartum maternal weight loss. This research is a quantitative research with cross sectional design. This study uses secondary data from research on breastfeeding intervention and complementary foods of breast milk in the implementation of first 1000 days of life program. The primary research was conducted in Puskesmas Cipayung Puskesmas on 2017. The sample size was 151 breastfeeding mothers. Dependent variable is maternal postpartum weight loss. The independent variables are maternal characteristics age, education level, and employment , maternal intake energy intake, protein intake, fat intake, and carbohydrate intake , early breastfeeding initiation, exclusive breastfeeding, parity, delivery, and maternal postpartum knowledge. Mean age of the mothers was 29.85 years 95 CI 28.89 30.80 years . Majority of the mother had senior high school, not employment, multiparous, vaginal delivery, high knowledge, not doing early breastfeeding initiation, and exclusive breastfeeding practice. Mean maternal energy intake was 2296.04 kcal day 1392,72 3595,46 kcal , protein 74,13 gram day 41,68 128,28 gram , fat 79,41 gram day 40.45 169.49 grams , and carbohydrates 318.27 grams day 198.83 499.71 grams . Mean maternal weight loss in 6 months postpartum of 2.3 kg. There was a significant relationship between early breastfeeding initiation p 0,046 , exclusive breastfeeding p 0.028 maternal knowledge p 0.002 with postpartum weight loss. Maternal knowledge of exclusive breastfeeding is the dominant factor in postpartum weight loss. Maternal knowledge about breastfeeding should be improved so that mothers succeed in giving exclusive breastfeeding so that mothers are more likely to experience postpartum weight loss.
2018
T51362
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Anindita
Abstrak :
Kualitas ikatan dan adaptasi psikososial postpartum memiliki peranan penting dalam hubungan antara ibu dengan bayi. Perencanaan kehamilan memengaruhi ibu beradaptasi setelah kelahiran dan kualitas ikatan antara ibu dan bayi. Di Indonesia, banyak wanita usia subur tidak merencanakan kehamilannya. Hal ini terbukti dari wanita di Indonesia yang tidak konsisten menjalankan program KB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran adaptasi psikososial postpartum dan kualitas ikatan antara ibu dan bayi berdasarkan perencanaan kehamilan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sampel penelitian ada ibu nifas berusia 3-6 minggu. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas adaptasi negatif terjadi pada ibu tanpa perencanaan kehamilan. Namun, baik ibu dengan perencanaan kehamilan dan tanpa perencanaan kehamilan pada penelitian ini memiliki kualitas ikatan yang baik dengan bayinya.
The quality of bonding and postpartum psychosocial adaptation have an important role in the relationship between mother and baby. Planning for pregnancy affects the mothers adaptation after birth and the quality of the bond between mother and baby. In Indonesia, many women in reproductive age do not plan their pregnancies. In fact, some women in Indonesia inconsistent in running family planning programs. This study aims to describe the postpartum psychosocial adaptation and the quality of the bond between mother and baby based on pregnancy planning. This research is a descriptive research. The study sample included postpartum mothers aged 3-6 weeks. The results showed that most negative adaptations occur in mothers without planning for pregnancy. However, both mothers with planning for pregnancy and without planning for pregnancy in this study had good bond quality with their babies.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>