Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Mardanus
Abstrak :
Penelitian ini menggambarkan kinerja dokter gigi. Lebih lanjut faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja tersebut adalah tambahan beban tugas, kepuasan terhadap pekerjaan dan frekuensi supervsi. Studi ini merekomendasikan bahwa dinas kesehatan memberikan kontribusi terhadap reformulasi uraian tugas dokter gigi di puskesmas. Studi ini juga lebih menekankan supaya kegiatan supervisi dilakukan secara terus menerus terhadap dokter gigi, sehingga memberikan dukungan terhadap kinerjanya. Dan selanjutnya diberikan kesempatan kepada dokter gigi untuk mengikuti pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan atau memperbaiki pengetahuan dan keterampilan. Selanjutnya disarankan kepada peneliti lain untuk memperbaiki instrumen yang ada dalam penelitian ini apabila melakukan penelitian yang sama. ......Factors Related to Dentist Performance on Dental Care Program at Health Center in Padang and Padang Pariaman Regency Year 2000This study showed that the performance of dentists was considered well performance. Furthermore, factors related to the performance were additional workload, level of working satisfactory, and supervision frequency. This study recommends that district health office showed consider to reformulate job description as dentist in the Puskesmas. This study also strongly suggest that the office establish continuous supervision activities that support to dentists performance, and further open opportunities for the dentists to have further training to improve their knowledge and skill. In addition, this study strongly support other researcher to improve same research instrument used in this study.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4635
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Biantoro Setiawan
Abstrak :
Pembangunan kesehatan yang merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional dijabarkan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dan SKN ini merupakan Pedoman bagi pembangunan di bidang kesehatan. Payaman J. Simanjuntak menyatakan bahwa rendahnya produktivitas masih merupakan masalah ketenaga kerjaan . Di antara sekian banyak faktor produksi, tenaga kerja justru memegang peranan utama dalam setiap usaha yang menghasilkan barang dan jasa karena pada hakekatnya produksi dan teknologi merupakan hasil karya manusia juga. Dari hasil lokakarya Analisis Fungsi Manajemen Kesehatan tingkat Kecamatan di Ciloto , 12 - 15 Februari 1986 tertera bahwa perbandingan waktu produktif dan non produktif untuk dokter gigi adalah 26 : 74 atau _+ 1 : 3. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut di atas, peneliti ingin mengetahui bagaimana penggunaan jam kerja oleh dokter gigi di Puskesmas DKI Jakarta. Tujuan Khusus : - Untuk mendapatkan gambaran hubungan lama kerja dengan penggunaan jam kerja . - Untuk mendapatkan gambaran hubungan pendidikan dan latihan di bidang manajemen dengan penggunaan jam kerja. - Untuk mendapatkan gambaran hubungan jarak tempat tinggal dengan penggunaan jam kerja. - Untuk mendapatkan gambaran hubungan beban kerja dengan penggunaan jam kerja.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Natalia Hardjakusumah
Abstrak :
Kunjungan ke dokter gigi dapat menyebabkan rasa tidak nyaman. Hal ini dapat menjadi sumber rasa cemas atau takut pada semua tingkat usia khususnya pada anak. Salah satu cara untuk menurunkan kecemasan tersebut adalah dengan memberikan video training mengenai perawatan gigi yang merupakan modifikasi manajemen perilaku modeling. Indikator dalam mengukur kecemasan anak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kadar alpha amylase dan kalsium saliva. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan video training 'Berkunjung ke Dokter Gigi' dan tingkat kecemasan anak usia 7 tahun. Desain penelitian ini adalah analitik cross-sectional. Sebanyak 23 anak usia 7 tahun diberikan video training 'Berkunjung ke Dokter Gigi' dan dinilai tingkat kecemasan sebelum dan sesudah video training menggunakan indikator kadar alpha amylase dan kalsium saliva. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan video training 'Berkunjung ke Dokter Gigi' dan penurunan tingkat kecemasan anak usia 7 tahun berdasarkan kadar alpha amylase dan kalsium saliva. (p=0,001). ......A visit to the dentist can cause discomfort. This can be a source of anxiety or fear at all age levels, especially in children. One way to reduce the anxiety in dental care is to provide video training, which is a modification of modeling behavior management. Indicators in measuring anxiety in this study are the level of salivary alpha amylase and salivary calcium. The purpose is to analyze the correlations of video training 'Visit to the Dentist' and level of anxiety in children aged 7 years old. The study design is analytic cross-sectional. A total of 23 children aged 7 years old given video training "Visit to the Dentist" and assessed the level of anxiety before and after watching the video training using indicators of levels of salivary alpha amylase and salivary calcium. The result is that there is a correlations of video training 'Visit to the Dentist' and reduced level of anxiety in children aged 7 years old based on the levels of salivary alpha amylase and salivary calcium (p=0,001).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangerapan, Elizabeth
Abstrak :
ABSTRAK
Restorasi amalgam sampai sekarang masih digunakan oleh dokter gigi. untuk memperbaiki struktur gigi belakang yang rusak atau hilang karena cara kerjanya mudah, kebaikan sifat fisiknya dan harganya relatif murah.

Masalah yang sering terjadi pada restorasi amalgam adalah terjadinya kanes sekunder akibat kebocoran mikro maupun akibat pecahnya bagian tepi restorasi. Salah satu usaha untuk mengatasi masalah tersebut adalah menggunakan bahan bonding resin adhesif untuk mengikat amalgam dan jaringan gigi secara kimiawi dan mekanik. Tehnik ini disebut sebagai restorasi bonded amalgam.

Telah dilakukan penelitian secara in vitro mengenai perbedaan kekuatan ikat resin adhesif pada restorasi amalgam tembaga rendah dan restorasi bonded amalgan tinggi. Penelitian ini dilakukan secara laboratorik buah gigi premolar/molar permanen manusia. Bahan yang digunakan adalah resin adhesif Panavia-Ex, amalgam tembaga rendah dan amalgam tembaga tínggi yang mempunyai type partikel yang sama, yakni ?lathe-cut?. Kekuatan ikat ?shear? dan kekuatan ikat kompresi diuji dengan alat ui Instron dan ciihitung dalam MPa.

Dari hasil uji kekuatan ikat shear dan kekuatan ikat kompresi ternyata kekuatan ikat restorasi bonded amalgam tembaga rendah lebih besar daripada amalgam tembaga tinggi. Dengan pengkajian secara statistik menggunakan ANOVA TWO WAYS, memberikan perbedaari yang bermakna. Ini menunjukkan bahwa resin acihesif lebih kuat terikat pada amalgam tembaga rendah danipada amalgam tembaga tinggi dan penggunaan resin adhesif dapat rnenambah kekuatan tepi restorasi amalgam.
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifai Hasbi
Abstrak :
Latar Belakang : Pilihan karir merupakan salah satu keputusan terpenting dalam hidup, karena memiliki dampak sepanjang hidup seorang individu. Memahami motivasi pemilihan karir pada mahasiswa kedokteran gigi memberi manfaat dalam ranah pendidikan dan kebijakan kedokteran gigi. Belum terdapat studi yang mampu memberikan gambaran motivasi pemilihan karir mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia Metode : Penelitian ini merupakan studi corss sectional menggunakan teknik two stage cluster sampling dengan perhitungan proportional size. Mahasiswa preklinik kedokteran gigi dari 16 perguruan tinggi di Indonesia berpartisipasi dalam penelitian ini. Motivasi pemilihan karir mahasiswa dibagi ke dalam 5 domain utama yaitu ekonomi, profesional, pekerjaan, sosial, dan personal, diukur melalui self-administered questionnaire dengan 5 poin skala likert. Perbedaan motivasi pemilihan karir mahasiswa berdasarkan sosiodemografi dan karakteristik mahasiswa juga dianalisis melalui mann-whitney dan kruskal wallis test pada perangkat lunak IBM SPSS Statistik. Hasil Penelitian : Jumlah responden penelitian ini mencapai 639 mahasiswa (547 orang perempuan dan 92 orang laki-laki, dengan response rate 153%. Domain alasan pekerjaan adalah domain alasan yang paling memotivasi pemilihan karir mahasiswa. Motivasi pemilihan karir terbesar mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia adalah keinginan untuk membantu/melayani masyarakat (90,6%), keinginan untuk mengobati orang lain dan memperbaiki penampilan mereka (89,7%), serta dorongan independensi pekerjaan (82,6%). Terdapat perbedaan signifikan (p-value <0,05), antara pendidikan dan pekerjaan ibu serta domisili pada domain alasan sosial, perbedaan signifikan (p-value <0,05), antara pekerjaan ibu pada domain alasan ekonomi, serta perbedaan signifikan antara tahun angkatan dan domisili pada domain alasan pekerjaan. Jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan ayah tidak menunjukkan perbedaan bermakna secara statistik pada seluruh domain motivasi. Kesimpulan : Mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia paling besar termotivasi oleh alasan pekerjaan, meliputi keinginan membantu/melayani masyarakat dalam pemilihan karir. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik antara jenis kelamin dalam motivasi pemilihan karir, namun pekerjaan dan pendidikan ibu, tahun angkatan dan domisili memiliki perbedaan bermakna secara statistik. ......Background: Career choice is one of the most important decisions in life, because it has a path throughout an individual's life. Understanding the choice of career motivation in dental students provides benefits in the realm of dental education and policy. There are no studies that are able to provide an overview of the motivations for choosing a career for dental students in Indonesia. Objective : This study aims to determine the motivation of dental students in Indonesia in choosing the dental profession. Methods: This research is a cross-sectional study using a two-stage cluster sampling technique with proportional size calculations. Preclinical dental students from 16 universities in Indonesia participated in this study. Career motivation is divided into 5 main domains, namely economic, professional, vocational, social, and personal, measured through a self-administered questionnaire with a 5-point Likert scale. Differences in student career motivation were also analyzed through the Mann-Whitney and Kruskal Wallis tests on the IBM SPSS Statistics software based on sociodemographics and student characteristics Results: The number of respondents to this study reached 639 people (547 women and 92 men, with a response rate of 153%. Vocational reasons is the most motivates student career choices. The biggest career choice motivation for dental students in Indonesia are the desire to help/serve the community (90.6%), the desire to heal others and improve their appearance (89.7%), and encourage work independence (82.6%). There are significant differences (p-value <0,05), between mother’s education and occupation and domicile in the domain of social reasons, a significant difference (p-value <0,05), between mother's occupation in the domain of economic reasons, and a significant difference (p-value <0,05) between years of study and domicile in the domain of work reasons. Gender, father’s occupation and education did not show significant differences in all motivational domains. Conclusion: Dental Student in Indonesia is mostly motivated by vocational reasons, includes the desire to help/serve the community in work motivation. No significant difference between the sexes in the motivation for choosing a career, however, there were significant differences between mother’s occupation and education, years of study and domicile in work motivation.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1987
R 617.6 UNI l
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1991
R 617.6 UNI k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1986
R 617.6 UNI b
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Managerial skill is one of the most important skills for a dentist who is working in a dental health center. A dentist will face difficulties if she/he does not have the managerial skill because beside the medical techniques, there are lots of duties which relate to planning, performance and program evaluation. The skill to plan a dental health program will require understanding of epidemiology and many other influencing factors. Time limitation in rendering the dental medication effort has become an impediment for other activities, particularly in the managing the public dental health effort, in order to create a health paradigm in the year of 2010. The ideas regarding a family dentist to provide the dental services as close as possible to the society, and also to overcome the unfavourable distribution of dentistry graduates, need to be will planned and implemented.
Journal of Dentistry Indonesia, 2004
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Anwar Musadad
Abstrak :
Prevalensi karies gigi yang ditunjukkan dengan decayed, missing dan filled teeth (DMF-T) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, termasuk di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran faktor individu, rumahtangga dan kabupaten/kota terhadap kejadian karies gigi guna menyusun model pengendalian karies gigi di Kepulauan Bangka Belitung (provinsi dengan riwayat karies gigi tertinggi). Desain penelitian ini campuran (hybrid) antara ecological study dan cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner, pemeriksaan kesehatan gigi, pengambilan sampel air dan wawancara mendalam. Analisis data menggunakan regresi logistik multilevel (dengan mixed-effect model). Hasil penelitian menunjukkan faktorfaktor pada tingkat individu (frekuensi menggosok gigi, kebersihan gigi dan mulut dan kebiasaan makan makanan asam/bercuka), tingkat rumahtangga (jenis sumber dan keasaman air) dan tingkat kabupaten/kota (ketersediaan perawat gigi dan dokter gigi, angka gizi buruk dan besar anggaran kesehatan per kapita) berpengaruh terhadap prevalensi karies gigi berat pada penduduk dewasa, dimana secara keseluruhan dapat menjelaskan variasi risiko karies gigi sebesar 73,6%. Model pengendalian karies gigi yang sesuai dengan kondisi Kepulauan Bangka Belitung adalah menggabungkan pengendalian faktor pada tingkat individu, rumahtangga dan kabupaten/kota. ......Dental caries prevalence, indicated by decayed, missing and filled teeth (DMF-T), remains a global public health problem, including Indonesia. The objective of this research was to address the role of individual factors, households, and regency/municipality in explaining dental caries incidence, in order to formulate a model to control dental caries in Kepulauan Bangka Belitung—the province with the highest dental caries prevalence in Indonesia. This research was designed as a combination (hybrid) of cross-sectional and ecological studies. Quantitative and qualitative data were collected through interview, dental health examination by dentists, water sampling, and in-depth interviews. A multilevel logistic regression (mixed-effect) model was fitted to the data. The results show that the explanatory variables at individual (frequency of teeth brushing, dental and mouth hygiene, and acidic food consumption), household (main water source and acidity), and regency/municipality (availability of dentist and dental nurse, malnutrition, and per capita health budget) levels influenced the prevalence of severe dental caries among adults; they all explained 73.6% of the variation in risk of dental caries. The appropriate disease control model, given the local conditions of Kepulauan Bangka Belitung Province, is one that integrates control of risk factors at individual, household, and regency/municipality levels.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>