Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Made Martini Puteri
"Studi tetang pengambilan keputusan hakim memperlihatkan bahwa keputusan hakim dipengaruhi oleh faktor legal, ekstra legal, dan kontekstual.Teori integrated complexity yang dicetuskan oleh Suedfeld dan Tetlock (1992) menjelaskan pentingnya kemampuan kognisi, konseptual atau integrated complexity pada pengambilan keputusan yang panting , yang bersifat segera atau siaga. Integrated Complexity diukur dari dua variabel kognisi yakni variabel d fferensiation dan integration.
Tingginya angka pemidanaan pada anak yang melanggar hukum pidana membuat peneliti berketetapan untuk menjadikan hakim anak sebagai subyek penelitian.Tesis ini berupaya menjelaskan bagaimana integrated complexity dan nilai yang dianut seorang hakim berperan dalam keputusan hakim pada perkara anak yang melanggar hukum pidana. Penelitian dilakukan terhadap delapan (8) hakim anak pada dua Pengadilan Negri (PN) di wilayah Jabotabek .HasiI wawancara kualitatif terhadap hakim diberikan skor dengan integrated complexity scoring system yang disusun oleh Brawn dan Ballard,dkk(1992) . Metode ini disebut sebagai mixed methode oleh Tashakori dan Ted ll ie (1989) atau tepatnya metode kualitatif yang dikuantifikasi. Kemudian, dilakukan perbandingan profit hakim antara kelompok hakim yang sangat direkomendasikan (SDR) dengan hakim yang direkomendasikan (DR).
Penelitian ini membuktikan tesis bahwa hakim dengan integrated complexity yang tinggi mempertimbangkan nilai-nilai universalism khususnya keadilan sosial, sehingga menghasilkan keputusan berupa tindakan mengembalikan anak ke orang tua (AKOT), atau lembaga sosial, Sedangkan tesis kedua bahwa hakim dengan tingkat integrated complexity rendah mengacu pada nilai-nilai security, khususnya aturan hukum yang menciptakan stabilitas di dalam masyarakat atau orderliness, akan menghasilkan keputusan pemidanaan (berupa penempatan Anak di Lembaga Pemasyarakatan atau Hukuman Percobaan) juga dapat dibuktikan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18618
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Priadi
Bandung: Junun Media Arrahmah, 2022
153.83 DED p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sukmo Gunardi
"Tujuan utama penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan dari sikap terhadap manajemen kokpit, hazardous attitudes dan persepsi mengenai risiko terhadap pengambilan keputusan pilot dalam operasi non-normal. Dengan metode non-random, angket model Likert diberikan kepada 537 pilot aktif, kesemuanya pria, baik dari penerbangan militer maupun sipil. Variabel demografis seperti jam terbang total, usia dan organisasi pilot disertakan dalam penelitian. Metode model persamaan struktural SEM digunakan, baik untuk menganalisis model pengukuran maupun struktural; di samping perbandingan rerata seperti uji-t, nalisis varians satu jalur dan korelasi bivariat. Dari hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa model teoretis pengambilan keputusan pilot dalam operasi non-normal dapat dijelaskan melalui sikap terhadap perilaku manajemen kokpit, hazardous attitudes, dan persepsi mengenai risiko. Hasil penelitian ini antara menambahkan pentingnya aspek afektif dalam teori pengambilan keputusan, yang diharapkan berimplikasi praktis untuk memperkaya pelatihan pilot dalam konteks crew resource management."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2011
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Wati Margaretha
"Kepercayaan telah diketahui memiliki dampak pada berbagai hasil organisasi, terutama pada pencapaian organisasi. Namun, kepercayaan berkembang melalui proses interaktif yang membutuhkan mekanisme untuk mengontrol perkembangannya agar dapat menuju ke arah yang diharapkan. Penelitian ini menggunakan Dual Control Mechanisms (DMC) dari Braver (2012) untuk menguji faktor-faktor penentu kepercayaan. Voice behavior (VB) mewakili mekanisme kontrol proaktif dan kepuasan mewakili mekanisme kontrol reaktif yang keduanya mempengaruhi sejauh mana kepercayaan berkembang dengan baik dalam organisasi. Mekanisme-mekanisme ini membutuhkan dukungan organisasi agar dapat berfungsi secara efektif. Penelitian ini meneliti Team-Member Exchange (TMX), Leader-Member Exchange (LMX), dan High-Performance Work System (HPWS) untuk menggambarkan dukungan tersebut.
Penelitian ini melibatkan 202 karyawan dari sebuah perusahaan keuangan di Indonesia. Para karyawan tersebut mengisi kuesioner yang terdiri dari 113 pertanyaan. Berdasarkan analisis terhadap jawaban mereka, penelitian ini menemukan bahwa mekanisme kontrol ganda sebagian besar berhasil mengembangkan kepercayaan ketika rekan kerja, atasan langsung dan sistem kerja mendukung mekanisme tersebut. Atasan langsung khususnya hanya memicu mekanisme kontrol reaktif. Penelitian ini juga menemukan bahwa model yang mewakili DMC menjelaskan 52,7 persen dari dinamika kepercayaan dengan 91,17 persen akurasi prediksi. Temuan ini mengindikasikan 47,3 persen area dinamika kepercayaan yang berpotensi menjadi lahan penelitian di masa depan. Bidang penelitian ini dibahas menggunakan batasan penelitian.

Trust has been known to have an impact on various organizational outcomes, primarily the organization’s achievement. Trust however develops through an interactive process that requires mechanisms to control its development so it can go to the expected direction. This study employs Braver’s (2012) Dual Control Mechanisms (DMC) to examine the determinants of trust. Voice behavior (VB) represents proactive control mechanism and satisfaction represents reactive control mechanism that both affect the extent trust is well developed in the organization. These mechanisms need organizational supports to function effectively. This study examines Team-Member Exchange (TMX), Leader-Member Exchange (LMX), and High-Performance Work System (HPWS) to depict such supports.
This study involves 202 employees of a financial company in Indonesia. These employees filled out a questionnaire consisting of 113 items. Based on the analysis of their responses, this study finds that dual control mechanisms mostly work to develop trust when peers, immediate superiors and work system are supportive to the mechanisms. Immediate superiors in particular only trigger reactive control mechanism. This study also finds that the model representing DMC explains 52.7 percent of trust dynamics with 91.17 percent of predictive accuracy. Such finding indicates 47.3 percent area of trust dynamics is the potential future research ground. This research ground is briefly discussed.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sputtek, Rebekka
"Rebekka Sputtek sheds light upon the question of how the personality and emotional traits of executives influence their decision making and leadership behavior. While recent strategic management research has started to recognize the relevance of an executive's personality traits as antecedents of organizational outcomes, this stream has called for a more fine-grained clarification of the psychological processes underlying executive decision making. In order to contribute to the understanding of these processes, a holistic model integrating the role of an expedient set of personality variables and anger in executive’s decision making comprehensiveness as well as authenticity of transformational leadership is developed."
Wiesbaden: Gabler Verlag, 2012
e20397193
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Raymond Godwin
"Fenomena deliberate ignorance atau ketidakmautahuan—keputusan sadar untuk tidak mengetahui informasi walau mencari atau melihatnya dipersepsikan penting dan mudah—mengindikasikan kompleksitas perilaku informasi. Penelitian ini berupaya menginvestigasi bagaimana persepsi atas tingkat penting dan mudahnya mencari informasi dapat kurang berperan terhadap perilaku informasi. Mengadopsi kerangka Rasionalitas Ekologis, penelitian ini menguji peran moderasi fokus regulasi berbasis emosi-yang-diantisipasi dan isyarat lingkungan terhadap hubungan antara kedua pertimbangan kognitif tersebut dengan ketidakmautahuan pada kaum muda Indonesia. Penelitian ini melibatkan dua Studi Pendahuluan untuk pengembangan vignette kontekstual, diikuti tiga studi eksperimen within-subject berbasis vignette (N total = 412). Dalam eksperimen, partisipan dihadapkan pada vignette yang memanipulasi fokus regulasi dan isyarat lingkungan, kemudian diminta menilai persepsi pentingnya mencari, kemudahan mengakses, dan keputusan terhadap informasi. Analisis data dilakukan menggunakan Generalized Estimating Equations (GEE). Hasil penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa persepsi pentingnya mencari informasi berperan negatif dengan ketidakmautahuan, dan peran ini tidak dimoderasi secara signifikan oleh fokus regulasi maupun isyarat lingkungan. Di sisi lain, peran persepsi kemudahan mengakses terhadap ketidakmautahuan terbukti lebih kompleks: umumnya menunjukkan hubungan negatif, namun dapat meningkatkan probabilitas ketidakmautahuan ketika individu berada dalam kondisi fokus regulasi promosi dan didukung oleh kondisi lingkungan yang memberikan isyarat yang selaras. Dari hasil disimpulkan bahwa ketidakmautahuan dapat dipahami sebagai strategi yang rasional secara ekologis. Temuan ini memberikan implikasi teoretis penting bagi pemahaman rasionalitas dalam pengambilan keputusan terkait informasi dan peran emosi, serta implikasi praktis untuk pengembangan intervensi psikologis dan program literasi digital untuk memanfaatkan ketidakmautahuan guna meningkatkan kesejahteraan kaum muda di era informasi.

The phenomenon of deliberate ignorance—a conscious decision not to seek or use information even when seeking or using it is perceived as important and relatively easy—indicates the complexity of information behavior. This research investigates how perceptions of the importance of knowing and ease of accessing information may play a diminished role in information behavior. Adopting Ecological Rationality framework, this study examines the moderating role of anticipated-emotions-based-on-regulatory-focus and environmental cues on the relationship between these two cognitive considerations and deliberate ignorance among Indonesian youth. This research involved two Preliminary Studies for constructing contextual vignette, followed by three within-subject vignette-based experiments (N total = 412). In the experiments, participants were presented with vignettes that manipulated regulatory focus and environmental cues. Then they were asked to assess the perceived importance of knowing, ease of access, and their decision regarding the information. Data analysis was conducted using Generalized Estimating Equations (GEE). The results consistently showed that the perceived importance of knowing information plays a negative role concerning deliberate ignorance, and this role was not moderated by regulatory focus or environmental cues. On the other hand, the role of perceived ease of access concerning deliberate ignorance proved more complex: generally showing a negative relationship, yet it can increase the probability of deliberate ignorance when individuals are in a promotion-focused regulatory state and supported by congruent environmental cues. From the results, it is concluded that deliberate ignorance can be understood as an ecologically rational strategy. These findings offer important theoretical implications for understanding rationality in information-related decision-making and the role of emotion, as well as practical implications for the development of psychological interventions and digital literacy programs to leverage deliberate ignorance to enhance the well-being of youth in the information age."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thali`Ah Nuril Basiithah Lamoha
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dukungan orang tua dalam karier dan kongruensi karier dengan orang tua terhadap career decision-making difficulties mahasiswa tingkat akhir. Penelitian ini menggunakan alat ukur Career-Related Parent Support Scale oleh Turner, Alliman-Brissett, Lapan, Udipi, dan Ergun (2003) dan Adolescent-Parent Career Congruence Scale oleh Sawitri, Creed, dan Zimmer-Gembeck (2013), dan Career Decision-Making Difficulties Questionnaire oleh Gati, Krausz, dan Osipow (1996) yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Penelitian dilakukan kepada 410 mahasiswa tingkat akhir angkatan 2016 dan 2017 menggunakan teknik pengambilan data convenience sampling. Hasil analisis multiple regression menunjukkan bahwa dukungan orang tua dalam karier dan kongruensi karier dengan orang tua secara simultan berperan secara signifikan terhadap career decision-making difficulties mahasiswa tingkat akhir, F(2, 409)= 7,609, p= 0,001 , R2=0,036. Namun, hasil analisis secara parsial hanya menemukan kongruensi karier dengan orang tua yang memiliki peran signifikan secara positif terhadap career decision-making difficulties mahasiswa tingkat akhir, (β = 0,25, t= 3,45, p= 0,001). Berbeda dengan penelitian sebelumnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa peran orang tua belum mampu mengurangi kesulitan dalam pengambilan keputusan karier mahasiswa tingkat akhir. Temuan ini mengindikasikan bahwa terdapat implikasi dan limitasi dari penelitian ini.

This study aims to examine the role of career-related parent support and career congruence with parents on career decision-making difficulties among final year students. This study uses the Career-Related Parent Support Scale by Turner, Alliman-Brissett, Lapan, Udipi, and Ergun (2003) and the Adolescent-Parent Career Congruence Scale by Sawitri, Creed, and Zimmer-Gembeck (2013), and Career Decision -Making Difficulties Questionnaire by Gati, Krausz, and Osipow (1996) which has been adapted in Indonesian. The study was conducted to 410 final year students of 2016 and 2017 using convenience sampling techniques. The results of multiple regression analysis showed that career-related parent support and career congruence with parents simultaneously played a significant role in career decision-making difficulties for final year students, F(2, 409)= 7,609, p= 0,001 , R2=0,036. However, the results of the partial analysis only found career congruence with parents who had a positive significant role on career decision-making difficulties for final year students (β = 0,25, t= 3,45, p= 0,001). Incontrast to previous studies, the results showed that the roles of parents are unable to reduce career decision-making difficulties of final year students. These findings may indicate the limitations of this study."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ieda Savitri
"Pengembangan bahan bakar nabati merupakan salah satu upaya Pemerintah Indonesia untuk mencapai kemandirian energi, peningkatan kesejahteraan wilayah rural, dan pengurangan emisi GRK. Saat ini, Pemerintah Indonesia berfokus pada peningkatan konsumsi domestik bahan bakar nabati sehingga pemahaman terkait keinginan masyarakat untuk menggunakan bahan bakar nabati menjadi penting. Jakarta dipilih sebagai fokus penelitian karena karakteristiknya sebagai wilayah metropolitan dengan cakupan pembangunan infrastruktur terluas dan tingkat mobilitas masyarakat yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji keinginan masyarakat dalam menggunakan bahan bakar nabati dengan dasar Theory of Planned Behavior dengan penambahan konstruk kebijakan yaitu perceived policy effectiveness. Survei dilakukan terhadap 483 pemilik kendaraan pribadi di Jakarta dan analisis data dilakukan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa konstruk perceived behavioral control dan attitude memiliki pengaruh positif pada intention atau keinginan untuk menggunakan bahan bakar nabati. Subjective norm dan perceived policy effectiveness tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intention atau keinginan untuk menggunakan. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan adanya indikasi kesenjangan informasi antara Pemerintah Indonesia dan masyarakat sehingga dibutuhkan pendidikan lingkungan kepada masyarakat, yang disertai dengan komunikasi yang jelas dan lebih efektif.

Biofuel development is an effort from Government of Indonesia (GoI) to achieve energy independence, increase the welfare of rural livelihood, and reducing GHG emissions. Currently, GoI focus on increasing the domestic consumption of biofuel hence it become increasingly important to understand public intention to use biofuel. Jakarta has been chosen as the focus on this study considering its characteristic as metropolitan area with the most extensive infrastructure and high mobility. The objective of this study is to examine public intention to use biofuel using extended theory of planned behavior with addition of perceived policy effectiveness indicator. A survey has been conducted for 483 private vehicle owners in Jakarta and the Structural Equation Modelling (SEM) were applied to analyze the collected data. The key findings of this study indicate that perceived behavioral control and attitude have positive influence on behavioral intention to use biofuel. Subjective norm and perceived policy effectiveness however have no significant influence on usage intention. As an addition, the result indicates that there’s a gap of information between the GoI and public hence beside providing an environmental education to public, a clear and more effective communication is needed to improve the behavioral intention."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cuba, Lee J.
"In this book, which is based on a five-year study following over 200 students at seven colleges, the authors argue that becoming liberally educated is a complex and messy process involving making decisions and learning from them. Colleges create spaces (both physical and metaphysical) in which students must make decisions, often in the face of ambiguous situations. Some of these decisions--like declaring a major--are formal and happen infrequently. Others--like deciding to talk to a professor after class or balancing academic and extracurricular commitments--are informal and occur almost every day. Because most of these decisions have no right or wrong answers, the choices students make, and what they learn from these choices, shape their college experiences. Students can see their decision-making as opportunities to change and reflect, a process by which they learn about themselves and acquire practice for making decisions as adults after college. But they can also see decision-making as an obstacle course for which the best approach is to minimize risk, reduce uncertainty, and finish quickly. In "figuring things out," either seeing decisions as opportunities or obstacles, college students find themselves caught up in a process of self-creation and re-creation. This simple observation about the college experience has neither been fully appreciated nor systematically explored. Yet the implications of casting student experiences as a series of choices that offer opportunities for re-creation have consequences for students and colleges alike. Students don't just start college and then finish it. They start and re-start college many times"
Cambridge: Massachusetts Harvard University Press, 2016
378.1 CUB p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library