Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afrizal Nursin
"Peran sumberdaya manusia dalam pembangunan atau proyek konstruksi sangat penting, dibandingkan dengan peran sumberdaya manusia di industri manufaktur. Industri manufaktur lebih mengandalkan kepada mesin-mesin dan robotisasi untuk mengembangkan dan menghasilkan produknya, sedangkan pada industri konstruksi lebih menekankan peran sumberdaya manusia, sehingga kemampuan manusia sebagai tenaga kerjanya harus benar-benar dapat diandalkan agar dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan rencana, yang dalam hal ini menyangkut waktu, mutu, dan biaya.
Melalui metode observasi dan survey penulis ingin mengetahui dan mengukur produktivitas tukang batu yang melaksanakan proyek konstruksi di DKI Jakarta. Tujuannya adalah untuk melihat besar atau tinggi produktivitas tukang batu dan faktor yang mempengaruhi prdduktivitas tersebut. Dengan ini diharapkan suatu peningkatan prdduktivitas tenaga kerja seoptimal mungkin dan industri konstruksi dapat merencanakan pelaksanaan sesuai dengan kemampuan tukang yang ada, khususnya tukang batu.
Setelah diadakan penelitian, dan data-data yang ada diolah dengan metoda pengukuran prdduktivitas, maka dapat beberapa fenomena. Fenomena tersebut antara lain memperlihatkan bahwa produktivitas tukang batu pada pekerjaan pasangan batu kali, batu bata, keramik, plesteran, dan pekerjaan beton rendah sekali, tetapi masih berada dalam range standar yang ada. Produktivitas tukang batu sangat dipengaruhi oleh ketepatan waktu penyiapan bahan, ukuran dan mutu bahan baku dan bahan setengah jadi, lokasi kerja, kemampuan tukang membaca gambar dan membuat mal untuk menyelesaikan pekerjaan, dan keterampilan tukang mengatur pembantu tukang dan menata tempat kerja.
Dengan kenyataan yang ada di proyek tersebut, maka dapat disarankan kepada industri konstruksi tentang perlu diadakan pelatihan khusus tukang batu yang meliputi kemampuan analisa kerja (Job Analysis), keterampilan membaca gambar. kemampuan membuat mal, kecakapan memimpin pekerja. Kontraktor perlu berhati-hati dalam menghitung biaya bangunan jika menggunakan standar yang ada, karena perkiraan produktivitas tukang batu dalam buku tersebut terlalu ideal dan sulit dicapai."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanie Agustine
"[Latar belakang: Perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada pekerja sektor konstruksi di Indonesia masih kurang baik, ditandai dengan masih tingginya angka kematian dan disabilitas akibat kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengapa dan bagaimana fenomena tersebut terjadi dan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan APD pada pekerja konstruksi.
Metode: Studi kualitatif menggunakan Fokus Grup Diskusi (FGD) dan wawancara mendalam dengan pedoman wawancara semi-struktur pada 13 informan pekerja konstruksi, 3 orang mandor, 4 orang manajemen proyek serta 2 orang manajemen perusahaan sebuah perusahaan jasa konstruksi nasional. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fenomenologis.
Hasil: Pekerja konstruksi mengakui bahwa tidak atau tidak selalu memakai APD, khususnya yang rutin harus digunakan. Sikap pekerja yang kurang baik dipengaruhi oleh pengetahuan terbatas, konsep diri rendah (persepsi, intensi dan pengalaman), status pekerja serta tingkat pendidikan yang rendah.
Manajemen proyek hingga manajemen perusahaan berperan dalam penyediaan, inventarisasi APD yang kurang memadai, peraturan yang tidak dijalankan dengan ketat, pelatihan yang tidak diberikan kepada pekerja. Manajemen proyek dan mandor juga bertanggung jawab terhadap pengawasan, namun implementasi di lapangan masih longgar.
Kesimpulan: Perilaku pekerja konstruksi dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) terutama dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang rendah dan status kerja. Kurangnya pengawasan, pelatihan serta regulasi dari manajemen berkontribusi terhadap perilaku penggunaan APD pada pekerja., Backgrounds: Construction workers’ lack of good behavior towards Personal Protective Equipment (PPE) usage, marked by high incidence of mortality and disability caused by occupational accidents in Indonesia. This research aim is to study why and how this phenomenon occured among construction workers and factors infulencing workers’ behavior on PPE usage.
Method: Qualitative study was conducted ,consisted of focus group discussions and in-depth interviews with semi-structured quidelines involving 13 construction workers, 3 supervisors, 4 project management staffs and 2 company management staffs from a national construction company . Conceptual framework used was phenomenological study.
Results: Construction workers admitted that PPE did not always used at work, particularly those routinely have to be used. Lack of good PPE usage behavior caused by limited knowledge of PPE functions, workers’ low self concept (perception, intention, and experience), low educational level, labor status,. Project management to company management took part in lack of PPE supply, inventory, regulations and training that did not meet the requirements. Project management and supervisors also contributed to supervision, although the implementation still loose.
Conclusion: Construction workers behavior of PPE usage particularly caused by low educational level and labor status. Management’s lack of supervision, training, and regulation contributed to workers’ PPE usage behavior.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hafada Choirunisa
"ABSTRAK
Mobilitas sirkuler terjadi karena adanya perbedaan desa ? kota, penduduk
pedesaan sebagian besar bekerja pada sektor pertanian sedangkan penduduk kota
sebagian besar bekerja pada sektor industri dan jasa. Sebagai kota yang baru
memisahkan diri dari Kabupaten Tangerang, pada saat ini sektor industri dan jasa
juga sedang berkembang pesat di Kota Tangerang Selatan, terbukti dengan
banyaknya pekerjaan konstruksi yang sedang berlangsung. Penelitian ini bertujuan
untuk: 1. Meninjau pola mobilitas sirkuler pekerja bangunan berdasarkan frekuensi
kepulangan migran ke daerah asal juga sebaliknya, 2. Meninjau hubungan antara
antara karakteristik migran, kepemilikan, pendapatan, jarak juga alat transportasi
terhadap frekuensi kepulangan migran ke daerah asal. Dengan menggunakan
sampel acak proporsional pada setiap lokasi pekerjaan konstruksi dan dengan
menggunakan kuesioner serta wawancara mendalam diperoleh hasil sebagai
berikut: 1. Migran yang berstatus sudah menikah dan berusia dewasa awal lebih
sering melakukan putaran ulang mobilitas. Pergerakan migran lebih disebabkan
oleh kuatnya daya tarik daerah tujuan, mobilitas terjadi seiring dengan kemajuan
teknologi. 2. Jarak dan alat transportasi berpengaruh signifikan terhadap putaran
ulang mobilitas pekerja bangunan.

ABSTRACT
Circular mobility occurred due to differences in rural - city, the majority of
rural population work on the agricultural sector while the majority of city
population work in the industrial and service sectors .As a new city that developed
separately from tangerang, at the moment, the industrial and services sectors are
developing rapidly in south tangerang, as many ongoing construction works.This
study attempts to: 1.Reviewing the spatial pattern of circular mobility of
construction workers based on the frequency of circular migration, 2.Reviewing the
relationship between characteristics of migrant, the ownership, income, the
distance as well as transportation modes with circular migration frequency of the
migrants. Using random samplimg and deep interview in every location of
construction, the results showed that: 1. Migratns aged mature early and married
more often do mobility. The movement of migrants more caused by the strenghth of
the appeal of the destination area, the mobility of going along with the advancement
of technology., 2. Distance and transportation mode used possess significant
influences to the circular migration of construction workers."
2016
S62952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Muhammad Ramadhan
"Dalam proyek bangunan tinggi di JABODETABEK terjadinya kecelakaan kerja konstruksi dapat dicegah melalui Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang baik. SMK3 akan berjalan optimal jika dimulai dengan safety plan yang baik. Rencana keselamatan kerja akan lebih akurat jika didasarkan pada Work Breakdown Structure (WBS). Terdapat 10 paket pekerjaan yang diteliti dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perencanaan K3/Safety plan berdasarkan Work Breakdown Structure (WBS) pada proyek gedung bertingkat. Temuan sumber risiko dan atau potensi bahaya sesuai dengan rincian aktivitas WBS pada penelitian ini adalah pekerja tergores/tertusuk besi, Pekerja tertimpa bekisting, pekerja terperosok ke bawah akibat kayu keropos, pekerja tertimpa material material/alat, sling tower crane putus dan material menimpa pekerja/fasilitas, bekisting roboh, pekerja jatuh dari ketinggian, bekisting/skafolding jatuh dan menimpa pekerja/fasilitas, dan material beton pracetak menimpa pekerja/fasilitas. Selain didapatkannya sumber risiko berdasarkan WBS, akan dibahas juga mengenai pembuatan rencana keselamatan IBPRP berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10/2021 berdasarkan standar WBS dengan tujuan untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja, serta mengurangi angka kecelakaan kerja khususnya pada proyek-bangunan bertingkat tinggi di JABODETABEK.

Construction work accidents in high-rise building projects in JABODETABEK may be avoided with a solid Occupational Health and Safety Management System (SMK3). SMK3 will perform best if it begins with a solid safety strategy. The work safety plan will be more accurate if it is based on the Work Breakdown Structure (WBS). This research looks at ten different job bundles. The purpose of this research is to create an OHS/Safety strategy for a multi-story construction project based on the Work Breakdown Structure (WBS). Workers who are scratched/pierced by iron, workers who are hit by formwork, workers who fall down due to porous wood, workers who are hit by materials/tools, tower crane slings are broken, and materials hit workers/facilities, formwork collapses, workers fall from a height, formwork/scabbing. In addition to obtaining risk sources based on the WBS, it will also discuss the preparation of an IBPRP safety plan based on the Regulation of the Minister of Public Works No. 10/2021 based on the WBS standard with the goal of improving occupational safety and health and reducing the number of work accidents, particularly in JABODETABEK's high-rise buildings. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suntana Sukma Djatnika
"Berdasarkan prioritas pembangunan nasional ke depan, Pemerintah bersama sektor swasta akan membangun proyek-proyek konstruksi infrastruktur jalan berskala besar. Globalisasi membuat pasar konstruksi lokal terbuka bagi perusahaan dan tenaga kerja asing. Sektor konstruksi di Indonesia sekarang ini masih menghadapi banyak masalah, antara lain kinerja daya saing tenaga kerja pekerjaan jalan. Secara umum kinerja daya saing dan kompetensi tenaga kerja pekerjaan jalan masih rendah jika dibandingkan dengan tenaga kerja asing. Kinerja tenaga kerja ini meliputi efektifitas, efisiensi, kualitas hasil kerja, ketepatan waktu, produktifitas dan keselamatan kerja. Apabila tidak dilakukan upaya peningkatan kinerja daya saing tersebut, di waktu mendatang pasar konstruksi dan tenaga kerja pekerjaan jalan berskala internasional di dalam negeri dapat didominasi oleh pihak asing.
Tujuan penelitian adalah meningkatkan kinerja daya saing tenaga kerja pekerjaan jalan dengan cara mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi rendahnya kinerja daya saing, mengidentifikasi faktor penyebab dan dampak rendahnya kinerja daya saing dan melakukan analisis untuk merekomendasikan bagaimana meningkatkan kinerja daya saing tenaga kerja konstruksi pekerjaan jalan. Penelitian ini dibatasi pada proyek jalan berskala besar.
Jika peningkatan semua faktor kinerja dilakukan secara maksimal, berdasarkan hasil perhitungan simulasi teoritis tentang optimalisasi output pekerjaan jalan dapat diperoleh kisaran biaya langsung tenaga kerja bobot biaya tenaga kerja berada pada batas 6,52% - 11% dari total biaya langsung, bobot biaya material pada batas 44,60 % sampai 62,70 %, bobot biaya peralatan pada batas 19,58 % sampai 21,18 %, bobot biaya sub kontraktor pada batas 16,63 % sampai 30,48 %, dan bobot biaya overhead lapangan pada batas 4,50 % sampai 5,78%.
Peningkatan kinerja daya saing tenaga kerja pekerjaan jalan akan memberikan manfaat pencapaian efisiensi kerja, pelaksanaan pekerjaan yang lebih efektif, produktifitas lebih tinggi, waktu kerja sesuai dengan jadwal waktu pelaksanaan, mutu pekerjaan sesuai perencanaan dan tercapainya keselamatan kerja. Peningkatan kinerja daya saing ini akan membuat tenaga kerja pekerjaan jalan lebih siap dalam menghadapi globalisasi.

Based on the coming national development plan priority, Government and private sector will develop many large scale road constructions infrastructure projects. Globalization will make the domestic market opens to foreign construction companies and workers. Construction sector in Indonesia is still facing many problems; one of them is the construction worker competitive performance. In general the road worker competitive performance and competency are lower compare to foreign workers. The determinant factors of the worker competitive performance are effectiveness, efficiency, quality, timeliness, productivity and safety. Without any improvement of this situation in the coming future, the local construction market and the role of construction workers may be dominated by foreigners.
The objective of this research is to increase the road construction worker competitive performance, consist of the identification of the influencing factors, the identification the cause and impact of low competitive performance and analyzing the recommendation of improving the road worker competitive performance. This research was limited to large scale road construction project.
If all road construction worker competitive performance factors are being maximally improved, by theoretical simulation computation of the optimal road work output, the road construction worker direct cost range is between 6,52% to 11% from the direct cost, the material cost range is between 44,60 % to 62,70 %, the equipment cost range is between 19,58 % to 21,18 %, the sub contractor cost range is between 16,63 % to 30,48 %, and the project overhead cost range is between 4,50 % to 5,78 %.
The benefit of the road construction worker competitive performances improvement are working efficiency achievement, more effective works, higher productivity, timeliness according to the work time schedule, obtaining quality of works and work safety. This performance improvement will make the road construction worker more ready to face the global competition."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
D925
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maretha Piselia
"Manfaat paling signifikan dari BIM 4D adalah visualisasi pekerjaan konstruksi yang lebih baik, komunikasi yang lebih baik antara tim proyek dan meningkatkan kinerja waktu dan biaya proyek. BIM 4D memungkinkan pemangku kepentingan untuk memvisualisasikan kegiatan konstruksi selama siklus proyek EPC dan mengidentifikasi potensi konflik spasial dan konflik jadwal. Meskipun penelitian yang berkaitan dengan BIM 4D telah membuktikan manfaat pemodelan 4D dalam proyek konstruksi, manfaat ini masih dipertanyakan untuk proyek EPC, apakah dapat mengkompensasi biaya awal dan upaya untuk membuat model 4D. Strategi implementasi di seluruh siklus proyek EPC juga menjadi hal yang perlu diperhatikan agar implementasi BIM 4D dapat dilakukan dengan tepat. Melalui studi literatur dan wawancara terstruktur, penelitian ini mengidentifikasi kebutuhan sumber daya yang terdiri dari perangkat lunak, subkontraktor tambahan untuk melakukan survei 3D dan manhour yang dibutuhkan untuk melakukan implementasi. Selain itu strategi implementasi BIM 4D harus disesuaikan antara kesiapan model 3D dan jadwal proyek baik pada tahap inisiasi, prakonstruksi maupun Konstruksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manfaat BIM 4D dinilai paling tinggi dalam meningkatkan kinerja produktivitas Konstruksi dan manajemen jadwal proyek EPC.

The most significant benefits of 4D BIM are better visualization of construction work, better communication between project teams and improving project time and cost performance. 4D BIM allows stakeholders to visualize construction activities during project duration and identify potential spatial conflicts and schedule conflicts. Although researches related to 4D BIM has proven the benefits of 4D modeling in construction projects, these benefits are still questionable for EPC projects, whether it can compensate the initial costs and efforts to create the 4D model. Implementation strategies throughout the EPC project lifecycle also need to be considered so that the implementation of BIM 4D can be carried out appropriately. Through literature studies and structured interviews, this research identifies the need for resources consisting of software, additional subcontractors to conduct 3D surveys and manhour needed to carry out the implementation. In addition, the BIM 4D implementation strategy must be adjusted between the readiness of the 3D model and the project schedule at the initiation, pre-construction and construction stages. The research results showed that the benefits of BIM 4D were rated the highest in improving Construction productivity performance and EPC project schedule management."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfatun Mahmudah
"Sebagian besar pekerjaan konstruksi dilakukan oleh kontraktor yang dipilih melalui sistema lelang, terutama dengan sistema harga terenda. Dengan pertimbangan harga terendah sebagai pemenang lelang pada proyek pemerintah sehingga membuat peserta lelang tidak merencanakan biaya K3 dengan baik. Hal tersebut tentu berpengaruh terhadap penerapan SMK3 di dalam proyekPenelitian ini fokus pada analisa hubungan lokasi bangunan, ketinggian bangunan dan work breakdown structure terhadap biaya K3 umum dan khusus serta meninjau lebih jauh faktor-faktor dalam variabel-variabel tersebut yang menjadi pengaruh dominan terhadap biaya K3 umum dan khusus. Tujuan Penelitian ini menganalisa faktor di dalam masing-masing variabel yang berpengaruh dominan terhadap biaya K3 umum dan khusus serta menganalisa hubungan antar variabel lokasi, ketinggian bangunan dan wbs terhadap model biaya K3 pada proyek konstruksi rusunawa dengan menggunakan Structural Equation Model-Partial Least Square (SEM-PLS). Hasil penelitian menunjukkan 8 hubungan signifikan dan 1 hubungan tidak signfikan antara variabel lokasi proyek, ketinggian bangunan, WBS dan biaya umum K3 sert biaya khsuus K3 dengan 6 hubungan signifikan terhadap biaya K3 umum dan khusus.

Most of the construction work is carried out by contractors selected through an auction system, especially with a fixed price system. With the consideration of the lowest price as the winner of the auction on a government project, it makes the bidders not plan their OHS costs well. This certainly affects the application of OHS in the project. This research focuses on analyzing the relationship of building locations, building heights and work breakdown structures to general and special OHS costs and further reviewing the factors in these variables that become the dominant influence on general OHS costs. and specifically. The purpose of this study is to analyze the factors in each variable that have a dominant influence on general and specific OHS costs and to analyze the relationship between location variables, building height and wbs to the OHS cost model in low-cost housing construction projects using Structural Equation Model-Partial Least Square (SEM)-PLS). The results showed 8 significant relationships and 1 insignificant relationship between project location, building height, WBS and OHS general costs and OHS special costs with 6 significant relationships to general and specific OHS costs."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Okifitriana
"Perkerjaan konstruksi merupakan salah satu jenis pekerjaan yang masuk dalam Indikator Kinerja Utama dalam Rencana Strategis UI, untuk menunjang sarana dan prasarana pembelajaran dan riset. Namun dalam prakteknya, pelaksanaan pekerjaan konstruksi di UI tidak selalu berhasil sesuai dengan yang direncanakan/diharapkan. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan SMM Proses Pengadaan Jasa Konstruksi. Penelitian menggunakan data primer dan sekunder berupa arsip dan kuesioner. Metode penelitian menggunakan Analisa Risiko Kualitatif untuk menentukan risiko tertinggi, kemudian berdasarkan respon risiko dilakukan Analisis Tindakan Pengembangan SMM. Hasil penelitian didapatkan 6 Proses Bisnis, 36 Kegiatan, dengan 66 Sasaran Mutu Proses Pengadaan Jasa Konstruksi di Universitas Indoesia. Terdapat 11 risiko tertinggi, sehingga dilakukan 23 tindakan pengembangan SMM.

Construction work was one of Key Performance Indicators (KPI) that stated in Universitas Indonesia (UI) Strategic Plan, to support learning and research facilities and infrastructure. However, in the practice, the construction work implementation in UI was not always in line with the plan/expectation. This research aims to develop the Quality
Management System (QMS) for the Construction Services Procurement Process to Improve the Quality of Contractor Performance in Universitas Indonesia. The study uses primary and secondary data consisting of archives and questionnaires. The research method uses Qualitative Risk Analysis to determine the highest risk, then based on the risk response the QMS Development Action Analysis is performed. The results of the study were obtained 6 Business Processes, 36 Activities, with 66 Quality Objectives of the Construction Services Procurement Process at the Universitas Indonesia. There are 11 highest risks, so there are 23 SMM development actions taken.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ling, Ching
Peking: Foreign Language Press, 1964
895.135 LIN b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Afrijhon
"Penanganan bencana alam dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah termasuk dalam Pengadaan dalam Rangka Penanganan Keadaan Darurat yang dapat menggunakan jenis kontrak biaya plus imbalan dengan nilai kontrak merupakan perhitungan dari biaya aktual ditambah imbalan dengan presentase tetap atas biaya aktual atau imbalan dengan jumlah tetap. Sampai saat ini standar kontrak biaya plus imbalan belum tersedia, meskipun untuk kontrak kerja konstruksi yang dibiayai dengan keuangan negara harus menggunakan dokumen terstandar. Penelitian ini akan mengembangkan Standar Kontrak Biaya Plus Imbalan Untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Pemerintah Dalam Rangka Penanganan Keadaan Darurat. Diawali dengan identifikasi kondisi eksisting pengadaan pekerjaan konstruksi dalam rangka penanganan keadaan darurat akibat bencana alam melalui survei kuesioner, analisa arsip terhadap standar/model kontrak terkait kontrak biaya plus imbalan yang berlaku di berbagai negara, menentukan klausul-klausul persyaratan kontrak untuk kontrak biaya plus imbalan, selanjutnya disusun menjadi standar kontrak biaya plus imbalan untuk pengadaan pekerjaan konstruksi pemerintah dalam rangka penanganan keadaan darurat setelah melalui validasi dari para pihak yang memiliki kewenangan dalam pengaturan kebijakan kontrak konstruksi. Dari 20 responden Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Kementerian PUPR yang telah dan/atau sedang menangani pekerjaan penanganan keadaan darurat akibat dari bencana alam belum ada yang menggunakan jenis kontrak biaya plus imbalan, sebagian besar menggunakan kontrak harga satuan dan sisanya menggunakan kontrak gabungan lumsum dan harga satuan, dengan permasalahan terkait kewajaran harga satuan tersebut. Terdapat beberapa institusi penerbit standar/model kontrak internasional yang menerbitkan standar kontrak terkait biaya plus imbalan yaitu American Institute Architect (AIA), ConsensusDoc Contract Document, Engineers Joint Contract Documents Committee (EJCDC), Canadian Construction Documents Committee (CCDC), New Engineering Contract (NEC), dan Joint Contract Tribunal (JCT). Perbedaan yang mendasar antara isi klausul kontrak biaya plus imbalan dengan jenis kontrak lainnya yaitu istilah-istilah dan definisi, imbalan, kelengkapan dokumen kontrak, tugas pengawas pekerjaan, program kegiatan, harga kontrak, perubahan harga kontrak, biaya aktual, pembukuan dan pencatatan keuangan, dan pembayaran.

The handling of natural disasters in Government Procurement is included in Procurement in the Context of Handling Emergencies which can use the type of cost plus contract with the value of the contract being a calculation of actual costs plus a fee based on a fixed percentage of the actual costs or a fee based on a fixed amount. Until now, the standard cost plus fee contract is not yet available, although for construction work contracts financed with state finances must use standardized documents. This research will develop a Standard Cost Plus Fee Contract for Procurement of Government Construction Works in the Context of Handling Emergencies. Starting with the identification of the existing conditions of procurement of construction work in the context of handling emergencies due to natural disasters through questionnaire surveys, literature study of contract standards/models related to cost plus fee contracts that apply in various countries, determining the clauses of contract requirements for cost plus fee contracts, then compiled into a cost plus fee contract standard for the procurement of government construction work in the context of handling emergencies after going through validation from parties who have the authority in regulating construction contract policies. Of the 20 respondents of Commitment-Making Officer (PPK) at the Ministry of Public Works and Housing (PUPR) who have and/or are handling of emergency conditions due to natural disasters, none have used the type of cost plus fee contract, most of them use unit price contracts and the rest use combination lump sum and unit price contracts, with problems related to the reasonableness of the unit price. There are several institutions that publish international contract standards/models that publish contract standards related to cost plus fee, namely the American Institute Architect (AIA), ConsensusDoc Contract Document, Engineers Joint Contract Documents Committee (EJCDC), Canadian Construction Documents Committee (CCDC), New Engineering Contract (NEC), and Joint Contract Tribunal (JCT). The basic differences between the content of cost plus fees contract clauses and other types of contracts are terms and definitions, fees, completeness of contract documents, duties of work supervisors, activity programs, contract prices, changes in contract prices, actual costs, bookkeeping and financial records, and payment."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>