Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizalwan
"Objektif : Klinik PMS Batu 7 Tanjungbatu Kecamatan Kundur adalah merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan pemerintah yang bertujuan memberikan pelayanan kesehatan khusus untuk tindakan promotiv, preventive, curative, dan rehabilitive, bagi PSK, dan untuk warga yang berada dilokalisasi Batu 7 Tanjungbatu Kecamatan Kundur. Klinik ini diadakan sejak tahun 1999, sampai saat ini implementasinya cendrung rendah yang disebabkan kurang tanggap terhadap permintaan dan keinginan dari masyarakat disana, dan adanya factor-faktor ketidak inginan dan masyarakat disana untuk tidak memanfaatkan fasilitas yang sudah ada tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemanfaatan Klinik PMS Batu 7, serta mengetahui faktor apa yang paling dominant yang berhubungan dengan Pemanfatan Klinik Batu 7 tersebut.
Metoda : Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian " Cross Sectional", dengan pendekatan kuantitatif, yang melibatkan sampel sebanyak 192 PSK penderita yang berada di lokalisasi Batu Batu 7 Tanjungbatu Kecamatan Kundur-Kabupaten Karimun.
Hasil : Dari hasil kajian data menunjukkan terdapat sebanyak (38,5%) responden yang memanfaatkan, dibandingkan (61,5%) yang tidak memanfaatkan klinik PMS Batu 7 Tanjungbatu Kecamatan Kundur. Hasil Uji Chi-square menunjukkan hasil yang bermakna antara beberapa variable independent dengan pemanfaatan klinik PMS Batu 7 antara lain Faktor Internal dengan variabel; pendidikan, sikap responden, dan Faktor eksternal dengan variabel; sikap petugas, kualitas klinik, anjuran, dan hambatan pergi ke klinik. Dari model akhir hasil uji multivariate diketahui variabel yang paling dominan adalah variabel hambatan pergi ke klinik dengan OR (95% CI-DR) sebesar 52,320 (10.601-258228), dengan pengertian PSK penderita PMS akan menyatakan tidak akan memanfaatkan klinik PMS sebesar 52,320 kali lebih besar jika dibandingkan dengan yang menyatakan tidak mendapatkan hambatan.
Kesimpulan: Faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan pemanfaatan klinik PMS Batu 7 adalah faktor eksternal dengan variabel hambatan pergi klinik PMS setelah dikontroi variable kualitas klinik, anjuran pergi ke klinik, pada wanita PSK penderita PMS di lokalisasi Batu 7 Kecamatan Kundur .
Saran : Untuk meningkatkan pemanfaatan klinik PMS Batu 7 Tanjungbatu Kecamatan Kundur Kabupaten Karimun, perlu dilakukan perbaikan kualitas klinik , dan peningkatan penyuluhan pada warga lokalisasi Batu 7, terutama pada Mucikari dan seluruh PSK yang ada di lokalisasi tersebut.
Daftar pustaka : 52 (1974 -- 2001).

Objective: The clinic PMS Batu 7 Tanjung Batu Kecamatan Kundur is the main government health service which purpose to give health service especially for the act promotiv, preventive, curative, and rehabilitiv, for PSK, the common case for the society around Lokalisasi Batu 7 Tanjungbatu Kecamatan Kundur. This clinic set up in 1999, until now the implementation was declining which caused doesn't have respond to the demand and wants from Lokalisasi society, besides with unwanted factor from the society for not using the society.
This research purpose to know the benefit description factors clinic Batu 7 by PSK who suffered PMS and to know the factor which to the use of clinic Batu 7, and also to know what is the dominant factor which connected with the used clinic PMS Batu 7 Tanjungbatu.
Method: This research using a plan research "Cross Sectional" to know the factor which connected to the use of clinic Batu 7 by PSK who suffered PMS at Lokalisasi Batu 7 Tanjung Batu Kundur, with quantitative approach, involving 192 PSK sample who suffered PMS in Lokalisasi Batu 7 Tanjung Batu Kecamatan Kundur - Kabupaten Karimun.
The results: The examine data shows that there are 74 respondent (38,5 %) who use the clinic, compare with the people who not using clinic Batu 7 Tanjungbatu Kecamatan Kundur is 118 (61,5%). The result of CM-Square shows the meaning result between some independent as internal factors variables with other used such as: education (p value = 0,027), respondent attitude (p value = 0,022), and External factors variables with; official attitude(p value=0.002), clinic suggestion (p value = 0,000), barrier to the clinic (p value=0.000).
From the last model result multivariate knowing the dominant is External factor variable with is barrier variable to go to the clinic with OR (95% CI-OR) amount 52,320 (10.601-258.228), with understanding PSK who suffered PMS will tell there is barrier to not using the clinic bigger than 52,320 times if compare with the one saying doesn't get any barrier.
Conclusion: the dominant factor which connected with the used of clinic Bath 7 without any interaction is clinic barrier to clinic variable after controlling with quality variable, suggestion, and PSK education. And the dominant variable after doing result multivariate is barrier to clinic variable after controlling with suggestion variable, quality, and interaction variable between suggestion and barrier to go to the Clinic Batu 7.
Suggestion : To Increase the used of clinic Batu 7 Tanjungbatu Kecamatan Kundur Kabupaten Karimun, need to do some clinic quality reparation, and increasing illumination to Lokalisasi society Bata 7, especially to the procuress and all PSK where in that Lokalisasi.
Library List ; 52 from (1974-2001)
"
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12953
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sita Elanda Lestari
"Skripsi ini membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan memilih kembali layanan poli anak di RS Haji Jakarta Tahun 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan memilih kembali layanan poliklinik anak di RS Haji Jakarta tahun 2010. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan 69 % responden memutuskan untuk memilih kembali layanan poliklinik anak rumah sakit Haji Jakarta. Terdapat hubungan yang signifikan antara produk, tarif, promosi, dokter, proses, layanan pelanggan, dan pesaing dengan keputusan memilih kembali layanan poli anak di RS Haji Jakarta dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel lokasi dengan keputusan memilih kembali layanan Poli Anak di RS Haji Jakarta.

This paper discuss about the factors associated with the reuse decision of children clinics in Jakarta Hajj Hospital year of 2011. The purpose of this research is to find the factors associated with the reuse decision of children clinics in the Jakarta Hajj Hospital. This study is a quantitative research with cross sectional research design. The results showed 69% respondents decide to reuse children clinic in Jakarta Hajj Hospital. There are significant relationship between products, rates, promotions, doctor, process, customer service, and competitor with the reuse decision of children clinics in Jakarta Hajj Hospital and no significant relationship between location with the reuse decision of children clinics in Jakarta Hajj Hospital."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Oetama
"Penelitian ini dilatar belakangi oleh pembangunan Kamar Bedah Rumah Sakit Sumber Waras, yang didalam pelaksanaannya terjadi beberapa kesalahan pemilihan bahan baku dan sistem. Setelah Kamar bedah selesai dibangun dan dipergunakan, terlihat pula kekurangan dalam tata letak beberapa ruang, yang tidak sesuai dengan persyaratan alur kegiatan.
Tujuan penelitian ini adalah, untuk menganalisa sejauh mana kondisi fisik yang ada dari Instalasi Kamar Bedah Rumah Sakit Sumber Waras memenuhi persyaratan standar Disain Fisik dan mengetahui Disain Fisik Instalasi Kamar Bedah yang benar dari persyaratan dan ketentuan guna dapat memberikan pelayanan pembedahan yang tepat.
Jenis penelitian merupakan studi komparatif dengan pendekatan kwalitatif. Data dan informasi didapat melalui kuesioner berikut wawancara, serta pengamatan di lapangan sejak tanggal 1 hingga 31 Maret 2001
Pada penelitian ini diamati faktor-faktor yang mempengaruhi Disain Fisik Kamar Bedah, yaitu :
1. Zoning
2. Bentuk, Karakteristik dan Komposisi
3. Persyaratan dan Hubungan Ruang
4. Alur Proses dan Tata Letak
5. Fungsi I Aktifitas
6. Prasarana
7. Peralatan
Akhir penelitian telah menghasilkan sebuah analisa mengenai kondisi dan usulan mengenai pemecahan masalah rancang bangun Instalasi Kamar Bedah Rumah Sakit Sumber Waras, yang diharapkan dapat berguna bagi perencanaan dan pengembangan selanjutnya Rumah Sakit Sumber Waras.

This study have a background development of surgical department of Sumber Waras Hospital , which in implementation occurred any mistakes materials caws and system. After reconstruction and used, there are lots of inconsistencies in the space design concept.
This study attempts to analyze how far the Physical Condition from Surgical Department of Sumber Waras Hospital fulfils the standard requirement of Physic Design and to know the correct requirement and certainty of the operating room which give the correct operating service.
A qualitative approach of comparison study has been carried out based on field data and information collected through questionnaire and interview during ls` through 31st of March 2003.
The research monitored several factors influencing the surgery installation design. There were seven factors to be observed:
1. Zoning
2. Form, characteristic and composition
3. Regulation and room connection
4. Process and location arrangement
5. Function 1 Activity
6. Infrastructure
7. Equipment
This thesis proposes the evaluated building concept standard in order to developed Surgical Department in Sumber Waras Hospital.
"
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12656
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hud
"Penelitian ini dilatar belakangi tidak terdapatnya standarisasi rumah sakit khusus pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang juga memiliki fungsi lain sebagai sarana pendidikan dokter gigi. Selain itu perencanaan pembangunan RSGM FKG UI selama ini masih bersifat tambal sulam, hal ini dikarenakan bangunan dan sarana yang ada saat ini pada awalnya dibangun tidak spesifik sebagai sebuah rumah sakit gigi dan mulut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa kondisi fisik bangunan dan sarana RSGM FKG UI memenuhi standar Departemen Kesehatan RI dan literatur yang benar dari persyaratan dan ketentuan guna dapat memberikan layanan kesehatan gigi dan mulut serta pendidikan dokter gigi yang tepat.
Jenis penelitian sdalah studi komparatif. Data dan informasi didapat melalui kuesioner, arsip mengenai kondisi fisik hangman dan sarana di RSGM FKG UI serta pengamatan lapangan sejak 15 Mei -- 17 Juni 2003.
Pada penelitian ini diamati faktor - faktor yang mempengaruhi disain kondisi fisik bangunan dan sarana RSGM FKG Ul yaitu :
1. Ruang Layanan Medik
2. Sistem Mekanikal
3. Sistem Elektrikal
4. Pencahayaan
Akhir penelitian telah menghasilkan sebuah analisa mengenai kondisi dan usulan mengenai pemecahan masalah fisik bangunan dan saran RSGM FKG UI, yang diharapkan dapat berguna bagi perencanaan dan pengembangan seianjutnya RSGM FKG UI.

The study of Physical Building and Infrastructure Condition for Dental and Mouth Hospital, Faculty of Dentistry, University of IndonesiaThis study have a background about there is no standardization for Dental and Mouth Hospital. This Hospital have function not for treatment only, but it has another function is for dentist education. In other side, the planning for RSGM FKG UI building well not organized, this situation because building and infrastructures have built not for Dental and Mouth Hospital.
This study make analyzing condition of physical building and infrastructures for RSGM FKG UT, to fulfill standard who decided from Health Ministry of RI and literatures.
This study is Comparative study. Information and data will be found with questioner, archives about physical building and infrastructures RSGM FKG UI condition. This study have observation since May 15 -. June 17 2003.
This study have observed the factors. who had influence to physical building and infrastructure design :
1. Medical Room Services
2. Mechanical System
3. Electrical System
4. Lightning
The result in this study is an analysis and proposition about physical building and infrastructure condition at RSGM FKG UI, which can useful for next planning and improving.
"
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12706
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonard Alkan
"Peningkatan arus globalisasi diantaranya berimplikasi pada perubahan penyakit infeksi ke penyakit degeneratif, dimana selain penyakit koroner dan hipertensi, ternyata diabetes militus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang saat ini semakin bertaimbah jumlahnya. Artinya hal tersebut harus segera diantisipasi dengan pelayanan paripurna dan profesional sehingga penderita tidak hanyut ke dalam komplikasi fatal.
Pada penelitian kali ini disusun pengembangan studi kelayakan klinik diabetik RSPP dengan mempertimbangkan faktor eksternal dan internal. Penyusunan kelayakan pengembangan dilakukan dengan menggunakan analisis trend atau kecenderungan jumlah permintaan (kunjungan), dimana dari analisis tingkat kebutuhan klinik diabetik untuk jumlah pasien diasumsikan meningkat sebesar 0.45% untuk tahun pertama dan 9% untuk tahun ke-II sampai dengan tahun ke-X. Asumi didasarkan pada tingkat inflasi dan suku bunga SBI serta kondisi ekonomi yang relatif stabil.
Perhitungan dilakukan dengan pendekatan sistem input, proses dan output. Inputnya adalah kebijakan pemerintah dan sumber dana, prosesnya yakni kebutuhan pelayanan kesehatan, permintaan dan tingkat pendapatan masyarakat Jakarta Selatan dan Outputnya adalah menghitung kelayakan investasi dengan NPV, IRR dan PbP.
Dari hasil perhitungan analisis kelayayakan investasi diperoleh nilai NPV sebesar 1.259.746.218, IR.R sebesar 53.90%, dan PayBack Period 2,5. Nilai NPV yang lebih besar dari 0 dan IRR yang lebih besar dari suku bunga SBI (15.49%) menunjukkan bahwa pengembangan klinik dabetik dapat diterima atau dilanjutkan; sedangkan nilai PbP sebesar 2.5 menunjukkan bahwa modal dapat dikembalikan dalam jangka waktu dua tahun 5 bulan.
Karena pengembangan klinik Diabetik dinyatakan layak, maka saran yang perlu dipertimbangkan antara lain: (1) perbaikan pada sistem informasi Keuangan dan Rekam Medis, (2) membuat rencana induk (Master Plan) dan rencana bisnis (Business Plan), (3) memperhatikan pengertian layak dari aspek social dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan (4) Perlunya diperhatikan aspek design fisik, yaitu dengan merubah design lokasi SIDL sebelumnya yang disesuaikan dengan rencana jangka panjang.

The stream of globalization impacts to transform the diseases from infection disease to degenerative ones. Beside coroner and hypertension disease, diabetic mellitus (DM) is one of degenerative diseases, which seems to be more prevalent. It show that such case immediately should be anticipated by professional and complete service to avoid the patient leading to fatal complication.
The feasibility study for diabetic clinic at RSPP was conducted with regard to the external and internal factors. This study used trend analysis of demand frequency (patient visit) with assumption that the increase of number of patient in the -diabetic clinic was 0.45% in the first year and 9% in the second year up to the tenth year. That assumption was based on a stable inflation and interest rate as well as economy condition.
The analysis was done using system approach (input, process, and output). The input included government policy and fund resource, while the process included the need and demand of health care, and level of community income in South Jakarta area. The output was done by calculating the feasibility of investment such as NPV, IRR and PbP.
The study resulted that the feasibility of investment values as follows: NPV=Rp 1,259,746,218; IRR=53.9%; Payback Period-2.5. NPV showed higher than 0 and IRR vas higher than Indonesian interest rate (15A9%) meant that diabetic clinic development could be accepted or followed up. As PbP was 2.5, it showed that the capital could be paid back in the term of 2 years and 5 months.
Due to the diabetic clinic development was stated feasible, it is recommended to improve the accounting information system and medical records, to build master plan and business plan, and to understand the meaning of feasible in social aspect in order to increase community prosperous, and also to notice the physical design by changing SIDL location that appropriates with long term planning.
"
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12989
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rahayu Paramita Asiani
"ABSTRAK
Latar belakang dan Tujuan
Anti biotika ampisilin telah lama digunakan oleh para dokter gigi untuk terapi penyakit infeksi gigi khususnya abses dentoalveolar. Salah satu kelemahan ampisilin adalah mudah dirusak oleh enzim betalaktamase yang dikeluarkan oleh kuman sehingga kehilangan daya anti bakterinya. Upaya umtuk mempertahankan aktivitas ampisilin adalah dengan memberikan terapi kombinasi ampisilin + sulbaktam sebagai inlubitornya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana efektivitas preparat arltibio kombinasi sulbaktam+ampisilin terhadap kesembuhan abses dentoalveolar.
Metoda Penelitian
Jenis disain penelitian adalah Studi Experimental secara Randomised Clinical Trial dengan besar sampel 23 orang untuk kelompok intervensi (penderita yang mendapat Sulbaktaim-ampisilin) dan 23 orang untuk kelompok kontrol (penderita yang mendapat ampisdin). Analisa data dilakukan secara univariat, bivariat dengan menggunakan perangkat lunak Epi Info 6.02
Hasil
Hasil penelitian secara invitro memperlihatkan bahwa semua kuman yang ditemukan masih sensitif ( 97.8%) terhadap kombinasi sulbaktam-ampisdin kecuali A Farmacatus yang masih rash-ten (2.2%) terhadap obat tersebut. Hasil penektan secara invivo memperlihatkan bahwa efektivitas obat aulbaktam-ampislin terhadap kesembuhan abses sebanyak 19 orang (82.6%) dengan x = 19.6 ; p < 0.05 dan R = 6.11, berarti dengan pengobatan kombinasi sulbaktam+ampislin memberikan kesembuhan 6 kali lebih besar dari pada obat ampisilin.
Kesimpulan
Penggunaan obat sulbaktam-ampisilin merupakan kombinasi yang efektif untuk mengatasi abses dentoalveolar, dengan tingkat efektivitasnya secara umum adalah pengembalian ampisilin kekedudukan semula setelah selama ini terus menurun karena resistensi yang disebabkan oleh meningkatnya kemampuan kuman untuk menghasilkan enzim betalaktamase, selain hari kesembuhannya dapat diperpendek."
Lengkap +
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taty Zubaidah Cornain
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan secara klinis dan radiografis setelah perawatan saluran akar satu kali kunjungan dengan formokresol pada molar sulung dengan karies mencapai pulpa non. vital. Subjek penelitian adalah molar sulung bawah pada anak usia 6-7 tahun. Dilakukan perawatan saluran akar satu kali kunjungan dengan formokresol lima menit dan pengisian saluran akar dengan zink oksid engenol pasta, kemudian dilakukan evaluasi secara klinis setelah satu minggu, satu bulan, dan tiga bulan serta secara radiografis setelah tiga bulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya perubahan bermakna secara klinis pada gingiva setelah satu bulan yang ditandai dengan hilangnya tanda-tanda keradangan (X2= 18.00; p < 0,01), dan secara radiografis setelah tiga bulan perawatan saluran akar satu kali kunjungan dengan formokresol pada molar sulung bawah dengan karies mencapai pulpa non vital (X2 = 21,65; p < 0,01). Sedangkan hasil pemeriksaan klinis lainnya tidak terdapat kegoyangan gigi dan saat palpasi, tekanan serta perkusi hasilnya adalah negatif baik setelah satu minggu, satu bulan dan tiga bulan perawatan."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1997
T1235
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
S. Dwiyanti
"Rasa takut dan cemas terhadap berbagai jenis perawatan gigi banyak ditemukan pada anak usia remaja awal. Adanya rasa takut dan cemas ini akan mempengaruhi usaha program perawatan gigi yang optimal. Rasa takut dan cemas dipengaruhi oleh asumsi pribadi yang disebabkan adanya ketidaktahuan akan kesehatan gigi dan perawatan yang dilakukan. Selain itu rasa takut dan cemas dipengaruhi pula oleh tumbuh kembang anak serta faktor pelayanan yang didapat saat pertama kali berobat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran yang jelas tentang perawatan kedokteran gigi jenis apa yang paling menakutkan terutama pada anak usia remaja awal. Disamping itu pula apakah ada perbedaan rasa takut dan cemas sebelum, pada saat, dan setelah perawatan.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terlihat bahwa jenis perawatan kedokteran gigi yang paling menakutkan adalah penyuntikan, pencabutan, dan pengeboran. Hasil uji analisis menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna sebelum, pada saat, dan setelah perawatan pada jenis perawatan penyuntikan. Sedangkan pada jenis pencabutan dan pengeboran didapat perbedaan tidak bermakna sebelum dan pada saat perawatan. Akan tetapi pada saat dan setelah dilakukan pencabutan dan pengeboran didapat hasil berbeda bermakna.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa rasa takut dan cemas pada anak usia remaja awal ditemukan tinggi terutama pada perawatan penyuntikan kemudian diikuti oleh pencabutan dan pengeburan. Dengan ditemukan adanya rasa takut dan cemas terhadap jenis perawatan tersebut maka perlu kiranya lebih memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasa takut dan cemas terutama untuk mendapatkan usaha program kesehatan gigi yang optimal."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1997
T1496
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Ali
"Penelitian di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita dilakukan dengan tujuan untuk melihat gambaran umum tingkat kesehatan gigi dan mulut (kebersihan mulut, kesehatan gingiva, dan karies gigi) anak yang berkunjung di Klinik Khusus Tumbuh Kembang Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita dan untuk mengetahui status kesehatan gigi dan mulut (kebersihan mulut, kesehatan gingiva, dan karies gigi) antara anak sindroma Down dan anak non sindroma Down yang berkunjung ke Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita. Selain itu juga diharapkan dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menyusun program perawatan gigi dan mulut anak sindroma Down di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita, Subyek penelitian dilakukan pada 34 anak sindroma Down dan 39 anak yang tidak mengalami kelainan genetika dengan usia 21-76 bulan. Penelitian merupakan kasus kelola berdasarkan data rekam medik, pengamatan serta wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks gingivitis untuk kelompok anak sindroma Down 0,60 dan anak non sindroma Down 0,51, ada perbedaan yang tidak bermakna. Anak sindroma Down mengalami karies dengan def-t rata-rata 4,65 dan anak non sindroma Down def-t rata-rata 4,28."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1997
T627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hastuti
"RSIA Budi Kemuliaan merupakan salah satu rumah sakit tertua dan tetap eksis di kota Jakarta.Tinggi rendahnya kunjungan/utilisasi poliklinik merupakan interaksi antara pemberi pelayanan dan pengguna pelayanan (pasien). Peningkatan jumlah kunjungan yang berbeda di setiap poliklinik dan belum tercapainya target peningkatan jumlah kunjungan 10% setiap tahunnya menjadi latar belakang penelitiaan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik responden RSIABK dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi poliklinik di RSIABK.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian sebanyak 270 responden yang mewakili poliklinik lantai II, lantai III pagi dan lantai III sore.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan menengah ke atas (SLTA - ≥ tamat S1) sebesar 83,7%, sebagian besar responden adalah bekerja (69,3%) dengan penghasilan keluarga kurang dari Rp.3 juta (51,5%), memiliki tingkat pengetahuan yang kurang baik (67,4%), sebanyak 76,3% biaya pengobatan ditanggung sendiri (out of pocket), memiliki rata-rata waktu tempuh dari tempat tinggal ke rumah sakit 37,01 menit. Terdapat perbedaan karakteristik responden yang memilih poliklinik lantai II,lantai III pagi dan lantai III sore. Faktor yang langsung mempengaruhi utilisasi poliklinik lantai II vs poliklinik lantai III sore adalah kualitas alur pelayanan, pengetahuan, jarak tempuh, tarif dan asal biaya pengobatan. Sedangkan faktor yang langsung mempengaruhi utilisasi poliklinik lantai II vs poliklinik lantai III pagi adalah kualitas fisik RS, keterampilan bidan/perawat,asal biaya pengobatan dan pendapatan. Citra poliklinik RSIABK umumnya cukup baik dengan skor rata-rata 7,7.

Budi Kemuliaan Maternal and Child Hospital is one of the oldest hospitals and still exists in Jakarta. The frequency of polyclinic utilization represents the interaction between service providers and service users (patients). The difference of visit amount development for each polyclinic and the 10% target of visit amount development that has not been achieved become the background of this research. The purpose of this study is to understand the picture of respondents characteristic and to understand of the factors associated with utilization polyclinic of Budi Kemuliaan Maternal and Child Hospital.
The type of this research is quantitative research. The writer applies analytical descriptive study by using cross-sectional approach. There are 270 respondents as the sample of the research representing polyclinic 2nd floor, 3rd floor in the morning and afternoon the 3rd floor.
The results showed that the majority of respondents upper middle level of education (≥ high school graduation-S1) of 83.7%, the majority of respondents were working (69.3%) with family income of less than Rp.3 million (51.5%), has a poor level of knowledge (67.4%), as much as 76.3% of medical costs are afforded privately (outof- pocket), and has an average travel time from residence to hospital 37.01 minutes. There are several differences in respondent characteristics between polyclinics 2nd floor, 3rd floor in the morning and the 3rd floor in the afternoon. Factors that directly affect of polyclinic's utilization 2nd floor vs polyclinic 3rd floor in the afternoon are the quality of service, knowledge, mileage, rates and home treatment costs. While the factors that directly affect of the polyclinic's utilization 2nd floor vs polyclinic 3rd floor in the morning are the physical quality of hospital, midwives or nurses' skills, and sources of medical expenses and revenues. Polyclinic RSIABK image is generally quite good with an average score of 7.7.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30048
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>