Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 210 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ravi Ardiantara Ramadan
"Di era digitalisasi, konsumsi konten berbasis audio seperti musik, podcast, dan bentuk konten audio lainnya mengalami perubahan yang drastis. Hal ini disebabkan oleh kehadiran Music-streaming Platforms (MSP) dimana pengguna dapat mengkonsumsi berbagai bentuk konten audio dalam database yang dimiliki MSP dengan biaya berlangganan yang rata setiap bulan. Dari berbagai banyak MSP di pasar, Spotify merupakan salah satu pemimpin pasar. Banyak penelitian yang sudah meneliti MSP namun sedikit yang membahas perilaku konsumen Generasi Z. Laporan musik global dari IFPI (International Federation of Phonographic Industry) mengatakan bahwa Generasi Z mendominasi demografi pengguna MSP berbayar dengan generasi Z mencapai 54%. Oleh karena itu, penting bagi pemasar untuk mengetahui perilaku demografi tersebut. Penelitian menggunakan Partial Least Squares-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) untuk mengetahui apakah User-Brand Involvement penting dalam membangun Brand Trust, Brand Engagement, dan Positive Word-of-Mouth yang meningkatkan Brand Loyalty dalam konteks MSP. Temuan menunjukkan bahwa User-Brand Involvement mempengaruhi Brand Engagement dan Brand Trust yang alhasil juga membangun Brand Loyalty pengguna dalam aplikasi Spotify. Hal ini menandakan bahwa, keterlibatan pengguna dalam user experience menggunakan aplikasi Spotify membuat mereka percaya dan membangun hubungan emosional yang baik dengan aplikasi alhasil membuat mereka semakin setia dengan aplikasi Spotify.

In the era of digitalization, the consumption of audio-based content such as music, podcasts, and other forms of audio content is undergoing drastic changes. This is due to the presence of Music-streaming Platforms (MSPs) where users can consume various forms of audio content in the databases that MSP owns at a flat monthly subscription fee. Of the many MSPs on the market, Spotify is one of the market leaders. Many studies have already investigated MSPs, but few have dealt with Generation Z consumer behavior. A global music report from the International Federation of Phonographic Industry (IFPI) says that Generation X dominates the demographic of paid MSP users with generation Z reaching 54%. Therefore, it is important for marketers to be aware of such demographic behaviour. The study used Partial Least Squares-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) to determine whether User-Brand Involvement was important in building Brand Trust, Brand Engagement, and Positive Word-of-Mouth that boosted Brand Loyalty in the context of MSP. This indicates that, the involvement of users in the user experience using the Spotify app makes them trust and build a good emotional relationship with the app resulting in them becoming more loyal to the spotify app.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugianto Yasir
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan memahami pengaruh ekuitas merek dalam pembentukan nilai pelanggan, dan efek nilai pelanggan terhadap intensi membeli dari konsumen, dalam kategori produk telpon selular. Penelitian ini mengacu pada sebagian model konseptual penelitian Baldauf et. al. (2003), dengan menggunakan dimensi brand awareness, brand perceived quality, brand loyalty, customer value, dan purchase intention.
Dalam penelitian ini, akhirnya kami melakukan pengujian atas model alternatif, karena pada pengujian analisis faktor adanya pengembangan konstruk customer value, menjadi dua konstruk - customer value-nonmonetary dan customer value-monetary. Alat ukur reliable dan valid untuk mengukur objek penelitian.
Hasil pengujian dengan menggunakan regresi berganda memperlihatkan, bahwa dimensi brand loyalty punya kontribusi pengaruh yang signifikan dan merupakan dimensi ekuitas merek yang terpenting terhadap pembentukan nilai pelanggan - baik aspek nonmoneter maupun aspek moneter. Ditemukan pula fakta bahwa dimensi perceived quality punya kontribusi pengaruh yang signifikan hanya dalam pembentukan nilai pelanggan pada aspek nonmoneter. Sementara itu, dimensi brand awareness sama sekali tidak punya kontribusi pengaruh yang signifikan dalam pembentukan nilai pelanggan. Namun bila dilihat dari uji korelasi, maka untuk sementara kami berpendapat bahwa dimensi brand awareness merupakan interverning factor antara perceived quality dan purchase intention. Dugaan ini tentunya perlu diperiksa dengan melakukan pengujian lebih lanjut. Hasil pengujian terakhir memperlihatkan, customer value -- baik aspek nonmoneter maupun aspek moneter - punya kontribusi pengaruh yang signifikan terhadap purchase intention, dengan aspek nonmoneter sebagai variabel yang terpenting. Hasil uji F dan pendeteksian adanya kolinearitas (multikolinearitas) terhadap model-model persamaan yang terbentuk, memperlihatkan bahwa ketiga model layak digunakan bagi keperluan prediksi.
Hasil penelitian berimplikasi pada pentingnya pengukuran ekuitas merek pada salah satu aspek asset tak berwujud. Strategi penyediaan nilai yang lebih mengarah pada aspek nonmoneter, barangkali akan lebih efektif dalam pencapaian tujuan yang diharapkan perusahaan, namun dengan tidak mengabaikan faktor-faktor lainnya.. Peningkatan hubungan melalui upaya-upaya pemasaran relasional, menjadi pertimbangan yang panting dalam membangun loyalitas yang kokoh. Penggabungan data cross-sectional dengan data longitudinal, akan semakin memperkaya pendalaman pengukuran kinerja merek. Setiap orang dalam organisasi perlu "berpikir seperti merek", dan memiliki pemaharnan pribadi yang mendalam tentang merek mereka, agar merek menjadi merek sejati, yang akan memberikan nilai atau ekuitas merek positif bagi konsumen dan pada peningkatan kinerja perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20087
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Helmi Godrat Ichtiat
"Penelitian ini memfokuskan pada kajian tentang gaga hidup, brand positioning dan tingkat konsumsi media di kalangan remaja SMA di wilayah Ibukota DKI Jakarta. Dalam studi ini peneliti berusaha memotret profil gaya hidup remaja yang menjadi salah satu segmen dari produk Simpati Telkomsel. Hal ini semata-mata ditujukan untuk melakukan segmentasi dari target market yang ada. Seperti diketahui segmentasi merupakan salah satu strategi yang jitu dalam membidik pasar yang ingin dituju. Dan hasil segmentasi ini selanjutnya akan diperoleh upaya tentang bagaimana menentukan target konsumen dari suatu produk, sehingga dari sini perusahaan dapat menancapkan posisi produk atau brang di benak konsumen.
Selanjutnya di sisi lain studi ini juga berusaha memberikan uraian dengan komprehensi untuk pelihat posisi Simpati telkomsel di banding beberapa brand dari produk sejenis. Dari studi ini dimaksudkan agar peneliti dapat memberikan deskripsi tentang sejauh mana hasil yang diperoleh dari seluruh program promosi yang dibuat oleh Telkomsel yang dimaksudkan untuk meningkatkan brand eqiuty Simpati Telkomsel.
Setelah mengetahui posisi brand simpati telkomsel, peneliti mencoba untuk mengaiktannya dengan hasil segmentasi konsumen remaja produk Simpati Telkomsel. Di sisi Lain peneliti juga ingin memberikan deskripsi tentang pola konsumsi media di kalangan remaja SMA. Evaluasi dari program promosi dapat diberikan dari hasil studi ini. Pertama kita memberikan penjelasan tentang posisi brand lalu memberikan uraian tentang segmen yang potensial untuk dijadikan target market. Selanjutnya setelah diketahui media mana yang acap dikonsumsi konsumen remaja, maka dapat diberikan rekomendasi praktis tentang bagaimana menyususn program promosi untuk meningkatkan posisi brand Simpati telkomsel agar dapat meraih pangsa pasar lebih luas lagi.
Metodologi Penelitian yang digunakan dalam studi ini mengacu pada pendekatan kuantitatif, dimana sejumlah data primer dikumpulkan dengan menggunakan teknik survey. Terdapat 1368 responden penelitian ini yang tersebar di lima wilayah lbukota DKI Jakarta. Responden ditentukan dari tiga tingkatan sekolah, yang dibagi ke dalam peringkat berdasarkan hasil Ujian Akhir Nasional. Studi ini juga menggunakan teknik sampling probabilistik, dimana setiap anggota sampel dapat mewakili populasi penelitian ini. Dalam studi ini juga menggunakan teknik analisis univariat dan multivariat. Dalam analisis univariat menggunakan statistik deskriptif berupa distribusi frekuensi dan sejumlah ukuran penyebaran dan pemusatan seperti mean, median dan persentil. Untuk analisis multivariat menggunakan analisis cluster dan analisis multidimensional scaling.
Dari hasil studi ini diperoleh sejumlah temuan sebagai berikut: Pertama, terdapat empat karakteristik konsumen remaja SMA berdasarkan gaya hidup, yaitu demander, anti demander, escapist dan pro-social. Kedua, karaktreristik konsumen remaja berdasarkan konsumsi media, diperoleh empat karakteristik, yaitu print media reader, electronic media watcher, observer dan anti observer. Kedua, dari hasil segmentasi kemudian riset ini mencoba untuk melihat posisi brand Simpati Telkomsel, yang hasilnya menunjukkan bahwa konsumen remaja cenderung menempatkan smpati Telkomsel sebagai kartu sim yang mereka gunakan. Di sisi lain terdapat kompetitor utama, yaitu Indosat Im3 dan Pro-XL yang juga menjadi andalan konsumen remaja sebagai kartu sim utama.

This research investigates lifestyle, brand positioning and media consumption of high school student in Jakarta. The researcher was tried to draw a profile of high school student as one of Simpati Telkomsel's target market. The objection of this study in to describe a segmentation from a strategy of targeting the market. The result of segmentation is to support on how the PT. Telkom as a state own company can pinpoint the brand position of Simpati Telkomsel.
In the other hand this study is try to give an comprehendsive explanation to see the position of Simpati telkomsel comparing to the competitors. In this case we that we can find the brand equity of Simpati Telkomsel. Then, after we find the position of the brand, this studi is intend to see the correlation between the result of segmentation and the brand position of Smpati Telkomsel.
The research explore the usage of quantitative research methodology. Population of this research is Highschool student in Jakarta. There are 1366 respondent who gave their opinion by filling a structured questionaire. Founded from the Departemen Pendidikan nasional's website; theta are three level of school in Jakarta, consist of low, middle and upper level, based on the score of EBTANAS 2004_ Cluster analysis and-multidimensional scaling are relevant tools to analyze the collected data of this surveys.
The finding shows that there are four characteristics of the respondent, consist of the demander, anti demander, escapist and pro-social. Then, the characteristics of respondent based on the media consumption is consist of the print media reader, electronic media watcher, observer and anti observer. This research is also give the portrait of the brand position of Simpati in the mind of highschool student as a consumers. It shows that the respondent tend to use Simpati Teikomsei. But it founded that there are two relevant competitors from another provider: Indosat Im3 from PT. Indosat and Pro-XL from PT. Excelcomindo."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T21647
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal
"Perilaku mengkonsumsi kopi instant menjadi menarik untuk diamati dimana konsumen yang benar-benar setia terhadap suatu merek akan memiliki penilaian tersendiri atas merek tersebut. Penilaian tersebut dapat berupa kesetiaan sikap ataupun pembelian sebagai representasi kesetiaan merek konsumen. Hal ini tentu dapat dimanfaatkan oleh produsen untuk melihat seberapa jauh kinerja (performance) merek yang dikelolanya. Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa merek dengan pangsa pasar yang besar bukan hal yang mutlak mempunyai kinerja merek yang baik pula. Ini disebabkan karena adanya atribut lain yang juga turut menentukan baik buruknya kinerja merek seperti misalnya positive word of mouth, harga relatif, dan sebagainya.
Penelitian ini mencoba untuk melihat dampak hubungan dari kepercayaan merek dan afeksi merek terhadap kinerja merek yang dimediasi oleh kesetiaan sikap dan kesetiaan pembelian. Pada penelitian ini penulis mengambil 4 merek kopi instant yang paling populer di kalangan mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga FISIP UI seteiah melakukan penelitian pendahulan secara tidak terstruktur dengan jumlah responden sebanyak 216.
Tujuan penelitian ini metiputi:
1. Untuk mengetahui dampak kepercayaan merek terhadap kesetiaan merek (sikap dan pembelian).
2. Untuk mengetahui dampak afeksi merek terhadap kesetiaan merek (sikap dan Pembelian).
3. Untuk mengetahui dampak dari kesetiaan merek terhadap kinerja merek.
4. Untuk megetahui secara keseluruhan damp[ak hubungan dari kepercayaan merek dan afeksi merek terhadap kinerja merek.
Sebelum melakukan pengujian penulis pertama-tama melakukan penelitian terhadap indikator-indikator mana saja yang dapat digunakan sebagai ukuran untuk masing-masing variabel yang akan diteliti.
Pada penelitian ini pengolahan data menggunakan metode Structural Equation Modeling dengan menggunakan bantuan program LISREL 8,30 dan memilih Maximum likelihood sebagai metode estimasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa afeksi merek lebih memiliki kontribusi yang berarti bagi kesetiaan merek (sikap dan pembelian) dan sebaliknya kepercayaan merek menjadi tidak berarti. Hasil lainnya diperoleh bahwa kesetiaan sikap lebih memiliki kontribusi yang berarti dibanding kesetiaan pembelian dalam hubungannya dengan kinerja merek. Ini tentunya berbeda dengan dengan basil penelitian Chaudhuri dan Hobrook (2001) yang menyatakan bahwa kepercayaan merek berhubungan positif terhadap kesetiaan pembelian dan kesetiaan sikap.
Dari penelitian ini juga diperoleh bahwa nilai utilitarian dan hedonik tidak banyak berarti untuk membentuk kepercayan merek dan afeksi merek. Hal ini juga disebabkan adanya variabel lain yang memiliki kontribusi yang iebih dominan dalam membentuk kepercayaan merek dan afeksi merek seperti kualitas, ketersediaan, dan keunikan. Penelitian ini tentunya bukan hal yang mutlak karena pengukuran dilakukan untuk 1 kategori produk saja dengan 4 merek (Nescafe, ABC, Kapal Api, dan Torabika), sehingga hal ini hanya dapat menjelaskan 4 merek dari kategori produk kopi instant."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T20019
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dora Pristina
"Saat ini, modal utama dari perusahaan atau bisnis adalah merek. Selama beberapa dekade, perusahaan dinilai berdasarkan aset, modal, peralatan yang dimiliki, margin yang didapat, dll. Namun sebenarnya real value yang dimiliki perusahaan adalah terdapat di luar perusahaan itu sendiri, yakni dalam pikiran calon-calon pelanggan potensial mereka (Kapferer, 1992). Hal ini disebabkan persaingan saat ini sebenarnya tidak lagi tentang produk apa yang dihasilkan perusahaan, melainkan apa yang perusahaan tambahkan pada output tersebut dalam hal kemasan, pelayanan, advertising, nilai ekonomis dan aspek-aspek lain yang dinilai oleh pelanggan (Levitt, 1960). Dari sisi perusahaan, secara fundamental, merek bertujuan sebagai alat identilikasi dalam hal memudahkan penanganan produk, sebagai sinyal kualitas produk untuk kepuasan konsumen dan modal perusahaan agar unggul dalam persaingan. Oleh karena itu merek yang kuat tidak hanya bermanfaat bagi produk tapi juga bagi korporat. Dengan demikian perusahaan harus mampu mengelola merek dengan baik sebab merek yang kuat merupakan benteng dan salah satu kekuatan menghadapi serangan pesaing.
Mengingat pentingnya manfaat yang dapat diberikan oleh sebuah merek maka kesetiaan merek dari pelanggan merupakan modal utama yang harus dimiliki pemasar dan dikelola dengan baik agar unggul dalam persaingan. Oleh karena sulit dipastikan faktor apa yang paling signifikan mengukur kesetiaan merek, seringkali pemasar memprediksi kesetiaan merek dari faktor kepuasan keseluruhan yang dirasakan pelanggan. Namun pada kenyataannya banyak ditemukan kasus dimana secara keseluruhan pelanggan menyatakan puas namun ternyata ia berpndah (switching) ke merek lain. Lain halnya bila kesetiaan merek diprediksi oleh diskonfirmasi atas ekspektasi pelanggan. Dari hasil penelitian ini, ditemukan bahwa diskonfirmasi negatif ekspektasi lebih akurat menilai kesetiaan merek pelanggan dengan pembelian kembali (repeat purchase) sebagai representasinya.
Pemilihan kesetiaan pelanggan terhadap merek MPV sebagai objek penelitian dilatarbelakangi adanya suatu fenomeria dimana tidak dapat dipastikannya apakah memang faktor merek yang menjadi jawaban terjadinya gap sales volume yang cukup jauh antara merek MPV yang satu dengan MPV merek lainnya, seperti Toyota Kijang yang sales volumenya jauh diatas MPV merek-merek lainnya. Terlalu terburu-buru jika menyimpulkan dari Fenomena tersebut dikarenakan kebesaran nama brand parent Kijang yakni Toyota yang menyebabkan Kijang menjadi jawara dikelasnya. Sebab, andai memang demikian, tentu menjadi pertanyaan, mengapa persaingan di kelas sedan cenderung sempurna, yakni meski sama-sama banyak pesaing seperti di kelas MPV, namun tidak terjadi perbedaan penjualan yang terlalu tajam antara sedan Toyota dengan sedan dengan brand parents lainnya seperti sedan Mitsubishi atau sedan Daihatsu misalnya, Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran ekspektasi dan kepuasan keseluruhan dari konsumen atas 4 merek MPV yang berukuran medium (mid) size yang mencatat penjualan terbanyak dibandingkan penjualan MPV dad kelas lainnya yakni Toyota Kijang, Isuzu Panther, Mitsubishi Kuda dan Daihatsu Taruna. Pengukuran pengaruh diskonfirmasi ekspektasi pada kepuasan keseluruhan dilakukan dengan multiple regression. Sedangkan untuk mengetahui diskonfirmasi atas atribut apa yang paling signifkan berpengaruh pada kesetiaan merek dilakukan dengan factor analysis yang dilanjutkan dengan logistic regression. Selanjutnya bagaimana perbandingan antara pengaruh diskonfirmasi ekspektasi dan pengaruh kepuasan keseluruhan terhadap kesetiaan merek dilakukan dengan analisis logistic regression.
Memprediksi kesetiaan merek dengan diskonfirmasi atas ekspektasi khususnya diskonfirmasi negatif diharapkan lebih dapat dijadikan pegangan bagi sebagaimana pembuktian yang dihasilkan penelitian ini. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan dalam penyusunan rancangan atribut merek MPV mereka agar sesuai sesuai dengan ekspektasi dan kebutuhan pelanggan. Selanjutnya terpenuhinya ekspektasi pelanggan kiranya dapat meningkatkan kesetiaan pelanggan terhadap merek dan menjadi modal utama perusahaan agar unggul dalam persaingan."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T19330
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Razmayani Zain
"Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat awareness nasabah terhadap merek PermataBank Syariah, pengaruh faktor product quality dan service quality terhadap tingkat brand awareness nasabah terhadap merek Permata Bank Syariah dan hubungan faktor demografi terhadap tingkat brand awareness. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan kuesioner dengan teknik analisa deskriptif statistik dan analisa regresi linier berganda, terhadap 100 responden nasabah PermataBank Syariah di DKI Jakarta.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat awareness nasabah terhadap merek PermataBank Syariah berada pada posisi brand recall. Variabel independen product quality dan service quality memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand awareness pada level 0.05. Pengaruh yang diberikan oleh masing-masing variabel tersebut adalah positif dimana setiap peningkatan variabel product quality dan service quality akan meningkatkan brand awareness.

The objective of this research is to measure brand awareness, the correlation between product & service quality to brand awareness, and demographic factors to brand awareness. The result of the research was based on questioner with the analyst technique of descriptive statistics and multiple linear regression, collected from 100 respondents of PermataBank Syariah 's customers in DKI Jakarta.
Based on the research, PermataBank Syariah has a brand recall from its customer. All independent factors, both product quality and service quality gives significant influence to its brand awareness, in 0.05 level. The increasing of all factors shall influence the value of brand awareness."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20678
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Sang Maharta
"Pada era globalisasi sekarang ini, olahraga telah menjadi sebuah komoditi yang dikomersialkan. Banyak kompetisi olahraga yang populer di dunia, seperti basket, baseball, American football, dan sepakbola. Akan tetapi dari semua olahraga tersebut sepakbola merupakan olahraga yang paling populer dan mendunia. Salah satu klub sepakbola yang ada adalah Liverpool. Mencermati kondisi ini maka sikap komunitas konsumen atau dalam topik ini bisa kita sebut juga dengan penggemar menjadi sangat penting karena juga menjadi salah satu basis penopang industri olahraga sepakbola. Keberadaan penggemar bukan sekelompok orang yang bersikap pasif, tapi sebenarnya aktif. Terlebih apabila dikaitkan dengan branding sebuah klub sepakbola. Penggemar memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan peranan branding bagi sebuah klub sepakbola. Sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk untuk mengukur brand awareness, brand association, brand loyalty dan perceived quality penggemar dalam konteks Brand Equity Liverpool Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu penelitian kuesioner dan penelitian kepustakaan. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik non probability dengan pendekatan purposive. Ukuran sampel yang akan diambil sejumlah 175 orang responden anggota Big Reds. Kuesioner pada penelitian ini menggunakan skala likert dan interval. Dari hasil penelitian nantinya dapat disimpulkan bahwa para penggemar berada pada tingkat top of mind dan brand recall untuk dimensi brand awereness. Penggemar juga berada pada level committed buyer untuk tingkat loyalitas. Sedangkan untuk kesan kualitas, para penggemar sudah memandang merek Liverpool dengan baik. Dimensi yang kurang adalah dimensi brand association. Sehingga saran dari penelitian ini adalah perlu dipikirkan, dirancang, dan diimplementasikan program-program yang dapat menanamkan kesan merek yang lebik baik lagi.

In the current globalization era, sport has become a commercialized commodity. There are several well-known sport competitions such as basketball, baseball, american football, and soccer (football). Among those popular sports, football is inevitably the most popular and world known. With so many football clubs in the world, Liverpool in particular, is one of the most widely-known with thousand fans across the continents. It can?t be denied that consumer community behavior or in the case of this research, could also be called as ?fans? has become increasingly important as it?s grown to be one of the main pillar of football industry. Instead of passive existence, the existence of the fans is indeed an active reality of the industry. Related to the branding of football club, fans have strong relationship with the branding role of football club. Thus, the objective of this research is to determine the influence of Liverpool FC brand equity toward fans behavior and to determine the brand equity dimension which has the most dominant influence on fans behavior. This research utilizes quantity approach with descriptive method. Data collection consists of two parts, which are survey research and desk research. Furthermore, this research uses non probability sampling technique with purposive approach. Sample size amounted to 175 respondent of Big Reds member. Based on this research, Liverpool management should perform a better brand management such as building a new sport stadium which is better and bigger than the current Anfield stadium. Currently Anfield stadium has only achieved 4 stars from UEFA, still left behind by Old Trafford Stadium which belong to Manchester United Football Club. Hopefully with improved stadium Liverpool could build greater brand association and brand awareness toward its own fans and other football fans thus maintain its magic aura."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24605
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Indah Lestari
"Di tengah masifnya perkembangan teknologi saat ini menuntut perusahaan untuk berinovasi dalam meningkatkan kegiatan pemasaran secara digital, salah satunya Aplikasi Digital Korlantas. Untuk menyebarkan informasinya, Digital Korlantas menggunakan salah satu media sosial, yaitu Twitter. Twitter merupakan salah satu media sosial yang seringkali digunakan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat sekaligus sebagai sarana pemasaran kehumasan untuk menciptakan brand awareness. Penulisan ini berfokus pada kegiatan cyber PR melalui produksi dan pengelolaan konten dalam penciptaan brand awareness pada Twitter Aplikasi Digital Korlantas. Metode pengambilan data dalam penulisan ini adalah dengan menghimpun data primer dan sekunder melalui media sosial, media pemberitaan, dan situs web resmi. Melalui produksi dan pengelolaan konten yang dilakukan pada media sosial Twitter periode Juni hingga September 2022, Digital Korlantas berhasil menciptakan brand awareness terkait aplikasi kepada publik yang ditunjukkan melalui adanya aktivitas eWOM, peningkatan keterlibatan audiens dalam media sosial (social media engagement), dan brand mention.

In the midst of massive technological developments today, it requires companies to innovate in increasing digital marketing activities, one of which is Digital Korlantas Application. To disseminate information, Korlantas Digital uses one of the social media, Twitter. Twitter is one of the social media that is often used to convey information to the public as well as a means of public relations marketing to create brand awareness. This writing focuses on cyber PR activities through the production and management of content in creating brand awareness on the Twitter Korlantas Digital Application. The data collection method in this paper is to collect primary and secondary data through social media, news media, and official websites. Through the production and management of content carried out on Twitter social media from June to September 2022, Korlantas Digital succeeded in creating brand awareness related to applications to the public which was demonstrated through eWOM activities, increased audience engagement on social media (social media engagement), and brand mentions. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Iven Ganesja
"ada tahun 2018 Indonesia Digital Education and E-Learning Market Outlook mengeluarkan laporan yang bertajuk Rising Trend of Blended Learning to Drive The Future Growth, hasil yang ditunjukkan cukup mengejutkan karena Indonesia diramalkan akan menjadi Top 5 Buyers of mobile learning products and services, bersaing dengan negara adidaya seperti China,Amerika Serikat, juga negara berkembang seperti Brazil dan India, total pembelanjaan yang digunakan untuk menyediakan pendidikan berbasis digital di Indonesia juga terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi niatan dan perilaku konsumen untuk melakukan pembelian kembali (repurchase intention) dan faktor-faktor yang membentuk brand loyalty dengan menggunakan pendekatan Brand Relationship Quality dan service quality. Kerangka riset ini diuji secara empiris dengan menggunakan 205 data pengguna bimbingan belajar online yang merupakan siswa yang duduk di bangku kelas VII hingga kelas XI. Data diambil dengan metode non-probability sampling melalui survey online dan menyebarkan kuesioner kepada siswa dan siswi pengguna bimbingan belajar online di sekolah-sekolah. Setelah data diambil,data akan diolah menggunakan metode PLS (Partial Least Square). Hasil menunjukkan bahwa seluruh hipotesis di dukung oleh data hasil penelitian kecuali pengaruh trust terhadap price tolerance, dan pengaruh satisfaction terhadap price tolerance yang dibahas pada analisa hipotesis. Penelitian ini menghasilkan implikasi teoritis dan praktis yang penting terutama untuk meningkatkan repurchase ratio dan customer retention.

In 2018 Indonesia Digital Education and E-Learning Market Outlook issued a report entitled Rising Trend of Blended Learning to Drive The Future Growth, the results shown were quite surprising because Indonesia was predicted to become the Top 5 Buyers of mobile learning products and services, competing with superpowers such as China, the United States, as well as developing countries such as Brazil and India, the total expenditure used to provide digital-based education in Indonesia has also continued to increase in the last five years. This study aims to identify what factors influence consumer intention and behavior to repurchase and the factors that shape brand loyalty using the Brand Relationship Quality and service quality approach. This research framework was tested empirically using 205 online tutoring user data which were students who sat in class VII to class XI. Data is taken by nonprobability sampling method through online surveys and distributing questionnaires to students using online tutoring in schools. After the data is taken, the data will be processed using the PLS (Partial Least Square) method. The results show that all hypotheses are supported by research data except the effect of trust on price tolerance, and the effect of satisfaction on price tolerance discussed in hypothesis analysis. This research has important theoretical and practical implications especially for increasing repurchase ratios and customer retention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Putri Rahmawati
"Industri pangan memiliki prospek besar di Indonesia. Hal ini terlihat dari kebutuhan gula yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan penduduk memicu tingginya permintaan kebutuhan gula. Salah satu brand gula yang memiliki top of mind di Indonesia adalah Gulaku, sebuah brand gula industri pertama di Indonesia yang tampil dalam sisi periklanan. Gulaku yang diperoduksi oleh Sugar Group Companies memiliki 3 varian kemasan produk, yaitu pillow pack, pouch, dan stick pack.
Penjualan Gulaku terbilang cukup baik setelah mengeluarkan iklan perdananya di televisi. Namun, hal ini tidak bertahan lama karena banyaknya gula home brand yang bermunculan di retail moderen. Dengan bertambahnya gula-gula home brand tersebut, persaingan menjadi makin ketat. Walau Gulaku sudah menjadi top of mind di kalangan masyarakat, namun mereka tidak mengkonsumsi Gulaku, melainkan gula merek lain. Sehingga muncul suatu permasalahan disini yakni meningkatkan brand loyalty terhadap khalayak.
Program kampanye Gulaku ini mengusung tema besar "The Only One And True-Hearted". The only one, yang berarti satu-satunya, berusaha untuk menanamkan dibenak masyarakat bahwa Gulaku lah satu-satunya pemanis yang alami, sehat, sekaligus menjadi ‘koki kedua’ yang selalu siap membantu ibu untuk memasak. Ide tersebut muncul dari insight bahwa para ibu selalu mencampurkan gula pada setiap makanan dan atau minuman.
Kampanye akan berlangsung dalam 3 tahap dengan keseluruhan biaya kampanye sebesar Rp 8.025.700.000,-

Food industry has great prospects in Indonesia. This is evident from the increasing demand of sugar from year to year. Population growth leads to high demand of sugar. One brand of sugar that has a top of mind in Indonesia is Gulaku, a brand of sugar industry in Indonesia that appear in the side advertising. Gulaku produced by Sugar Group Companies has three variants of the product packaging, the pillow pack, pouch, and stick packs.
Sales Gulaku quite well after removing the ads debut on television. However, this does not last long because of the home brand of sugar that had sprung up in modern retail. With increasing home confectionery brand, the competition becomes more stringent. Although Gulaku has become top of mind among the people, but they do not consume Gulaku, but other brands of sugar. So, there is a problem here that increase brand loyalty of the audiences.
This program Gulaku campaign carrying the theme of "The One And Only True-Hearted". The only one, which means ‘satu-satunya’, attempt to instill the public minds that Gulaku was the only sweetener that is natural, healthy, well into the 'second chef' who are always ready to help the mother to cook. The idea arose from the insight that mothers always mix and sugar in any food or beverage.
This campaign program will be divided into 3 phases with an overall campaign costs amounted to Rp 8.025.700.000,-.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>