Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jopie Jusuf
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2006
332.1 JOP a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S17876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatan Ahmad Taufik
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S16691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Budiman
"Kegiatan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah ( KPR ) yang dilakukan perbankan tidak terlepas dari risiko, terutama sekali risiko kredit. Untuk menekan kemungkinan kerugian dari kegiatan pemberian KPR pada nasabahnya, maka salah satu cara yang dapat dipakai Bank adalah dengan menerapkan konsep manajemen risiko. Manajemen risiko itu sendiri merupakan suatu proses kegiatan yang dimulai dengan pengidentifikasian risiko, pengukuran risiko kemudian mengendalikan risiko-risiko yang mungkin akan terjadi tersebut. Bari identifikasi risiko dalam penyaluran KPR pada Bank 'X', diketahui bahwa yang Capat menimbulkan risiko kredit adalah risiko pada waktu proses seleksi permohonan KPR antara lain tidak terpenuhinya persyaratan-persyaratan bagi pemohon KPR dan risiko-risiko selama masa pelunasan KPR yang telah diberikan yaitu risiko yang terjadi pada diri nasabah dan risiko yang terjadi pada rumah sebagai objek/agunan KPR. Kemudian dari hasil pengukuran risiko diperoleh bahwa risiko yang paling potensial menyebabkan terganggunya atau bahkan macetnya KPR yang telah disalurkan jika tidak dikendalikan adalah risiko kematian nasabah dan risiko kebakaran dari rumah yang menjadi objek/agunan KPR. Untuk itu Bank 'X' harus melakukan langkah-langkah antisipasi dengan cara mengkombinasikan metode-metode pengendalian risiko yaitu melakukan pencegahan risiko dengan merancang suatu prosedur permohonan KPR lengkap dengan berbagai persyaratan dan kewajiban yang harus dipenuhi pemohon KPR. Kemudian sebagai kewajiban tambahan pemohon KPR diminta untuk menutup asuransi jiwa kredit bagi diri nasabah dan asuransi kebakaran bagi agunan KPR. Pada kasus-kasus tertentu jika masih terjadi kemacetan pembayaran KPR maka sebagai langkah terakhir Bank mempunyai hak untuk melikuidasi agunan kredit untuk mengambil haknya sebesar kredit yang belum dilunasi nasabahnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S19176
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahetapy, Everd Hardus
"Dalam melaksanakan kebijakan moneter, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menggunakan Inflation Targeting Framework (ITF) sebagai kerangka kebijakan moneter. Dimana kerangka ITF ini dapat mencerminkan strategi kebijakan moneter yang bersifat forward looking, yang difokuskan pada inflasi dan ekspektasi inflasi melalui salah satu jalurnya yaitu jalur suku bunga. Tujuan dari kebijakan ini adalah BI rate akan dijadikan acuan bagi bank umum dalam penentuan suku bunga kreditnya. Namun dari hasil pengamatan, terlihat bahwa suku bunga kredit bank umum cenderung tetap. Oleh karena itu dalam penelitian ini ingin melihat pengaruh dari BI rate bagi bank umum dalam menentukan suku bunga kreditnya serta variabel lain yang diduga ikut berpengaruh. Dalam penelitian ini menggunakan analisis ekonometrik dengan metode persamaan simultan dan menggunakan data laporan bulanan bank umum posisi Januari 2011 sampai dengan Desember 2014. Sedangkan konsep penentuan suku bunganya dengan metode ALCO.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa suku bunga BI rate tidak berpengaruh signifikan kepada suku bunga kredit bank secara langsung, namun berpengaruh signifikan kepada suku bunga DPK, yang selanjutnya akan berpengaruh kepada laba bank. Faktor yang berpengaruh sangat signifikan dalam penentuan suku bunga kredit bank adalah Deposit Facility (DF) dan rasio Loan to Deposit Rasio (LDR). Dalam industri perbankan terdapat konsentrasi baik kredit maupun DPK yang mencapai hampir 80% dari total kredit dan juga DPK. Oleh karena itu disarankan agar suku bunga DF tetap pada level yang rendah dan DF dijadikan komponen perhitungan GWM sebagai bagian dari DPK dan komponen deposit pada perhitungan rasio LDR. Dalam menghitung suku bunga kredit saat ini, agar tidak memperhitungkan kredit yang berjalan kurang dari satu tahun.

To implement monetary policy, Bank Indonesia using Inflation Targeting Framework (ITF) as monetary policy framework since 2005. This framework can reflect forward looking monetary policy framework which focused on inflation and inflation expectation through interest rate. The objectives of this regulation is to create credit rate benchmark. However, research shows that BI Rate did not influence the banks credit rate. Therefore, this research will evaluate the effect of BI Rate on banks? credit rate level decision and other variable. This research uses econometric analysis by the simultaneous equations method and banks? monthly report from January 2011 ? December 2014. Meanwhile, the method to determine interest rate by the ALCO Method.
The research findings show that the BI Rate not affect significantly on bank credit rate, but will affect the deposit rate and consequently will effect on bank?s profit. The factor that effect significantly on the determining the banks credit rate is Deposit Facility (DF) and Loan to Deposit Ratio (LDR). In the banking industry, 80% of deposit and credit concentrate on two types of bank Therefore, its suggested that DF interest rate remain on low level and included DF on the GWM calculation and as part of deposit component on Loan To Deposit Ratio (LDR) calculation. On current credit rate calculation, not to include the credit that less than one year.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T43678
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lola Hanny Sondang Ria M.H.
"Tujuan penelitian pada skripsi ini ialah untuk mengetahui tentang bagaimanakah sistim informasi akuntansi yang tepat untuk menunjang operasi yang efektif dan efisien dari sebuah sistim informasi akuntansi pada umumnya, dan mengenai sistim informasi akuntansi untuk usaha kartu kredit pada khususnya. Metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini ialah dengan melalui penelitian kepustakaan dan pene1itian lapangan. Penelitian kepustakaan untuk rnemperoleh dasar-dasar teori yang benar tentang suatu sistim informasi akuntansi yang baik untuk membantu rnengarahkan penulis dalam pengumpulan data selama penelitian lapangan. Sedangkan penelitian lapangan dilakukan untuk rnendapatkan gambaran yang lebih jelas dan nyata tentang operasional sehari-hari sebuah card center serta sistim informasi akuntansi yang menunjangnya dengan cara wawancara langsung kepada personel card center PT Bank "X". Card center PT Bank "X" adalah sebuah organisasi penerbit kartu kredit yang sangat berpengalaman dalarn pengoperasian usaha kartu kredit. Pemrosesan transaksi dalam card center dilakukan secara komputerisasi penuh, yakni dengan memakai program cardpac yang didesain khusus untuk pemrosesan transaksi kartu kredit. Sedangkan pencatatan akuntansinya dilakukan dengan meng-key-in jurnal harian card center ke dalarn magnetic tape, kemudian di-restore ke dalarn HOST Computer pada bagian pembukuan kantor pusat PT Bank "X" untuk diproses bersama-sama dengan jurnal cabang-cabang PT Bank "X" lainnya. dari yakni Sumber-sumber pendapatan usaha kartu kredit adalah 4 jenis transaksi, yaitu : IP (Inquiry of berupa merchant discount; IC (Inquiry Purchase) of Cash Advance) yakni berupa cash advance fee; 1M (Inquiry of purchase by Mail) yakni berupa supplier discount; serta FEE and CHARGES. Sedangkan revenue cycle card center terbagi atas 2 subsystem yakni : Sales and Billing System dan Cardholder Payment Collection System, yang saling berkaitan satu sarna lain. Kesimpulan yang d1cpai untuk penelitian skripsi ini ialah card center telah menata struktur organisasinya dengan rapih dan benar sehingga dapat menjamin efisiensi kerja yang optimal, akan tetapi penempatan bagian internal control sebagai karyawan card center adalah kurang tepat, penulis menyarankan sebaiknya bagian ini adalah hanya sebagai perwakilan dari bagian pengawasan yang ditempatkan pada card center dan harus ditukar personilnya setiap 6 bulan atau setahun sekali utnuk menjamin independensi dan kebenaran hasil pengawasannya. Dalam hal pemrosesan transaksi, card center perlu mengadakan kaderisasi ahli program komputer cardpac untuk melepaskan ketergantungan card center pada ahli cardpac yang lama yang adalah mantan karyawannya. Dan daari segi sistim pengendalian intern, card center perlu membuat standar prosedur yang tertulis untuk operasional dan pencatatan akuntansinya; serta mendapatkan pemeriksaan pihak independen yang lebih memadai agar stabilitas perkembangan card center dapat tetap terjaga."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Tonny
"Kredit domestik merupakan salah satu besaran yang ikut membentuk uang primer, dan uang primer adalah penentu uang beredar, yang pada akhirnya mempengaruhi laju inflasi. Dalam mengatur keseimbangan moneter, Bank Sentral memakai kredit domestik, dengan terlebih dahulu menetapkan target tertentu untuk tingkat pertambahannya. Tulisan ini mencoba meneliti sejauh mana pengaruh perubahan kredit terhadap komponen-komponen Neraca Pembayaran. Untuk melihat hubungan kredit dengan Neraca Pembayaran, pertama sekali dilakukan deskripsi kebijaksanaan kredit yang telah ditempuh pemerintah Indonesia, kemudian diperbandingkan posisi komponen-komponen Neraca Pembayaran baik sebelum maupun sesudah penetapan kebijaksanaan tersebut. Disamping itu dilakukan juga pengujian statistik dengan dua cara. Yang pertama adalah dengan menetapkan suatu formula untuk mencari besaran Pendapatan Nasional (Y) tersebut dan Impor (H), kemudian membandingkan dengan yang aktualnya. Cara kedua hasil adalah perkiraan pengujian "pangkat dua terkecil biasa" dengan memakai Y dan M sebagai variabel terikat dan masing-masing Ekspor (X), Pemasukan Modal (K) serta Pertambahan Kredit (D) sebagai variabel bebas. Dalam tulisan ini ditemukan bahwa pengendalian agregat moneter, akibat terbukanya Indonesia terhadap perekonomian dunia melalui Neraca Pembayaran, lebih efektif melalui pertambahan kredit dibandingkan bila melalui uang nominal. Sementara untuk komponen kredit itu sendiri, model yang dipakai hanya bagus diterapkan untuk mencapai target impor dibandingkan dengan pendapatan secara lansung. Dan untuk mempengaruhi besaran impor dari tiga variabel yang dipakai, yang paling dominan adalah pertambahan kredit. Pertambahan kredit di dalam negeri akan menurunkan total impor. Kesimpulan yang didapat menunjukkan bahwa pertambahan kredit domestik akibat kenaikan penerimaan sektor luar negeri tidak berhasil dikendalikan oleh Bank Sentral untuk tidak menaikkan inflasi secara keseluruhan. Penerimaan sektor luar negeri yang meningkat akan menaikkan laju inflasi di dalam negeri. Laju inflasi yang naik meningkatkan permintaan agregat. Dan karena sisi suplai domestiknya tidak mencukupi, maka masyarakat mendapatkannya melalui impor. Disamping perlu dicari model yang lebih tepat untuk perekonomian Indonesia, perlu kiranya variabel yang diuji ditambah, juga diambil hanya data-data yang kurun waktunya sama."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanthi Marlenia
"Masalah pengembalian kredit bank yang macet menjadi topik pembicaraan yang cukup hangat oleh masyarakat kita. Masalah kredit yang macet tidak boleh diabaikan. Karena bank beroperasi atas asas kepercayaan, yaitu kepercayaan atas dana yang dititipkan, data-data keuangan milik masyarakat dan kepercayaan dari nasabah yang memperoleh kredit. Melihat pentingnya memelihara kepercayaan masyarakat tersebut, maka perlu dituntut karakter yang tinggi dari para pengelola bank termasuk auditor internal bank atau juga disebut bank auditor. Pada dasarnya kegiatan bank meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu menerima simpanan dana, menyalurkan dana dalam bentuk kredit dan memberikan jasa dalam kegiatan perdagangan dan pembayaran. Tetapi bidang perkreditan merupakan kegiatan perbankan yang mempunyai proporsi asset yang besar di bandingkan kegiatan lainnya. maka dari itu dalam melaksanakan kegaiatannya, bank auditor seharusnya memberikan perhatian yang besar pada bidang perkreditan, agar asset bank yang bersangkutan dapat dimanfaatkan semaksimalnya oleh masyarakat yang membutuhkan tanpa mendapat halangan kredit macet. Resiko kegagalan kredit menyangkut karakteristik finansial maupun nonfinansial. Walaupun tidak dapat dihindari, perlu upaya untuk meminimalkan resiko ini. Untuk meminimalkan resiko tersebut peranan fungsi internal auditing dan internal control diharapkan dapat meminimisasi kredit macet. Dalam upaya meminimisasi resiko kredit macet, fungsi internal auditing harus memiliki kedudukan, kemampuan, dan karakter tertentu, sehingga fungsi ini dapat menjalankan tugasnya secara efisien dan efektif. Di samping itu internal control bank yang bersangkutan dalam bidang perkreditan tersebut juga harus mendukung pengendalian kredit. Internal control meliputi prosedur-prosedur, peraturan-peraturan dan instruksi yang dirancang untuk memastikan bahwa sistem operasi telah berjalan ke arah pencapaian tujuan. Untuk meminimisasi kredit macet, fungsi internal auditing dan internal control suatu bank perlu dikaji apakah telah ada, jika telah ada apakah telah berjalan sebagaimana harusnya. Jika belum ada perlu dilakukan tindakan-tindakan perbaikan, sehingga fungsi internal auditing dan internal control dapat berjalan secara efisien dan efektif dan pada akhirnya dapat meminimisasi kredit macet. Karya akhir ini menekankan upaya meminimisasi kredit macet bank pemerintah, karena berdasarkan data yang diketahui bank pemerintah lebih rawan mengalami kredit macet daripada bank non-pemerintah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinola Herawaty
"Industri perbankan dengan aktivitas perkreditan sebagai kegiatan pokoknya dituntut untuk meningkatkan operasinya secara efektif dan efisien agar mampu menghadapi persaingan. Untuk itu diperlukan suatu alat yang dapat menilai operasi tersebut yaitu management audit. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data informatif dan mempelajari serta menilai peranan management audit sebagai alat pengendali guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas kredit. Metode penelitian yang di gunakan adalah metode studi kasus dengan teknik penelitian pustaka dan penelitian lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara teknis management audit bidang kredit ini diadakan penilaian secara objektif dan mandiri atas kemapuan manajemen bank. Dalam hal ini digunakan beberapa tolok indikator tolok ukur yaitu data internal, data eksternal, tingkat pertumbuhan, pangsa pasar, banking ratio, credit risk ratio. Sedangkan sebagai sasaran evaluasi nya adalah perencanaan kredit, kebijakan Tending rate, alokasi kelayakan kredit, sistem dan prosedur, dan sarana fisiko Kesimpulan management audit yang dilakukan di bank "X" masih belum cukup berperan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas aktivitas perkreditan karena pengetahuan mengenai management audit baru diperkenalkan sehingga ada sasaran evaluasi yang belum dimasukkan sebagai penilaian. Saran dari hasil penelitian antara lain bank "X" hendaknya men;ngkatkan mutu pelaksanaan management auditnya melalui pen;ngkatan pengetahuan dan kemampuannya; memperluas sasaran evaluasi yaitu penilaian kecakapan personilnya (human resources) dan meningkatkan frekuensi pelaksanaan management audit, sehingga dapat meningkatkan efektiv;tas dan efisiensi aktivitas perkreditan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library