Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Arifin Achmad
Abstrak :
ABSTRAK Ruang lingkup dan cara: Perubahan gaya hidup dan pola makan pada golongan ekonomi menengah tinggi, dapat menimbulkan penyakit kelebihan gizi antara lain meningkatnya penyakit kronik degeneratif seperti PKV. Penyakit jantung koroner, salah satu dari PKV merupakan manifestasi aterosklerosis di pembuluh darah koroner dan salah satu faktor risikonya adalah dislipidemia. Menurut SKRT 1995, kematian akibat PJK di kota-kota besar lebih tinggi dibandingkan di desa dan di Jawa dan Bali menduduki urutan pertama. Faktor-faktor yang diperkirakan ikut mempengaruhi kadar lipid serum antara lain: umur, jenis kelamin, penyakit seperti diabetes, nefrotik sindrom, penyakit hati obstruktif dan lain-lain, obat penyekat beta dan tiazid, indeks massa tubuh, rasio lingkar perut/lingkar panggul, aktivitas, asupan energi, protein karbohidrat, lemak, serat, kolesterol, pengetahuan gizi, pola makan, perilaku gizi, pendidikan, penghasilan, stres dan genetik. Penelitian ini bertujuan mengetahui profil lipid serum dan faktor-faktor yang berhubungan. Telah dilakukan studi "cross--sectional" pada 90 orang anggota DPR RI pria yang dilantik tahun 1997. Subyek yang dipilih dengancara "simple random sampling" dengancara diundi. Data yang dakumpulkan meliputi karakteristik sosiodemografi, gaya hidup, asupan makanan, antropometri, kadar lipid serum dan gula darah. Hasil dankesimpulan: Hasil penelitian menunjukkankadar kolesterol total serum yang berbahaya ( ≥ 240 mg%) sebesar 55,6%, kadar kolesterol LDL serum yang berbahaya (≥ 160 mg%) sebesar38,9%, kadar trigliserida serum yang berbahaya (≥ 200 mg%) sebesar 27.7%, dan kadar kolesterol HDL serum yang berbahaya sebesar 1.1%. Analisis bivariat tidak ditemukan hubungan antara profil lipid serum dengan faktor-faktor yang diperkirakan berhubungan. Setelah dilakukan analisis regresi logistik didapatkan hubungan bermakna antara asupan serat dengan kolesterol total, antara lemak total dengan kolesterol LDL dan antara pengetahuan gizi dengan trigliserida. Dengan analisis regresi multipel didapatkan hubungan antara kolesterol total dengan protein hewani, asupan serat dan lemak jenuh, antara HDL dengan protein hewani dan antara trig:liserida dengan aktivitas fisik, pengetahuan gizi, lemak total dan lemak jenuh.
ABSTRACT Scopes and Methods : Changes in life-style and meal pattern in upper-middle economic class result in diseases caused by over nutrition, such as chronic degenerative diseases, e.g. cardiovascular diseases (CVDs). Coronary heart disease (CHID), one of CVDs. These disease are caused by dyslipidemia which is the risk factor of the atherosclerotic coronary vessels. According to 1995 Household Health Survey, death rate for CM were greater in big cities than in the villages, and Java and Bali were ranked first. Factors that thought may influence serum lipid level are: age; sex; medical conditions like diabetes, nephrotic syndrome, obstructive heart disease, etc.; beta blockers and thiazide; body mass index; waist/hip circumference ratio; level of activity; high intake of energy, protein, carbohydrates, fats, low fibers intake, and cholesterol; knowledge on nutrition; meal pattern; nutritional behavior; education; income; stress; and genetic. Across sectional study has been conducted to see the lipid profile and their related factors on the members of Indonesian House of Representative appointed in 1997. The subjects were selected by random sampling and a lotere. The data collected included sociodemography charactersitics, life style, food intake, anthropometry, and serum lipid and glood glucose levels. Results and Conclusions: Result of this study showed that hazardous serum total cholesterol level (? 240% mg%) was 55.6%, hazardous serum LDL-cholesterol level (?160 mg%) was 38.9%, hazardous serum triglyseride level (a 200 mg%) was 27.7%, and hazardous serum HDL-cholesterol level was 1.1%. Bivariate analysis found no relationship between serum lipid profile and the suspected related factors. A significant relationship was found with logistic regression analysis between fibers intake and total cholesterol level, total fats and LDL-cholesterol level, and knowledge on nutrition and triglyseride level. Multiple regression analysis showed a relationship between total cholesterol level and animal protein, fiber intake and saturated fats, HDL-cholesterol level and animal protein, and between triglyseride level and physical activity, knowledge on nutrition, total fats, and saturated fats.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roselina Panghiyangani
Abstrak :
Ruang lingkup dan Cara penelitian : Kombinasi hormon steroid TE dan DMPA sedang dikembangkan untuk digunakan sebagai alat kontrasepsi bagi pria. Dari hasil penelitian dilaporkan penggunaan hormon steroid khususnya progestogen pada wanita dapat menyebabkan terjadinya peningkatan radikal bebas. Didasarkan pada penelitian tersebut, maka diduga penyuntikan hormon steroid pada pria, juga akan meningkatkan radikal bebas. Jika terjadi peningkatan radikal bebas, maka pemberian vitamin C sebagai antioksidan, diharapkan dapat mencegah peningkatan radikal bebas tersebut. Untuk membuktikan hal itu, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan tikus jantan strain SD sebagai hewan model. Konsentrasi radikal bebas ditentukan dengan mengukur konsentrasi peroksida lipid dalam plasma darah, yang ditunjang dengan pengukuran konsentrasi GSH. Konsentrasi peroksida lipid diukur dengan spektro-fotometer pada panjang gelombang 530 nm, GSH diukur pada panjang gelombang 412 nm. Data yang didapat, diuji norrnalitas dan homogenitasnya kemudian dilakukan uji sidik ragam dengan anova dua faktorial. Hasil dan Kesimpulan : Dari penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: Penyuntikan kombinasi hormon TE dan DMPA pada tikus jantan strain SD (1) tidak menyebabkan peningkatan konsentrasi peroksida lipid dalam plasma darah (P>0,05). Pemberian vitamin C pada tikus jantan yang disuntik TE dan DMPA (1) tidak menurunkan konsentrasi peroksida lipid dalam plasma darah (P>0,05), (2) mempertahankan konsentrasi GSH dalam plasma darah (P>0,05). Dari basil ini dapat disimpulkan bahwa pemberian vitamin C pada tikus jantan strain SD yang disuntik kombinasi hormon TE dan DMPA tidak berpengaruh terhadap konsentrasi peroksida lipid dan glutation dalam plasma darah.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusdi
Abstrak :
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Pre-eklampsia merupakan kelainan kehamilan dengan gejala meningkatnya tekanan darah. Salah satu teori yang mencoba menjelaskan terjadinya patofisiolgi pre-eklampsia adalah rusaknya endotel akibat serangan radikal bebas dan menurunnya antioksidan dalam tubuh. Kerusakan jaringan endotel mengaktivasi netrofil untuk menghasilkan radikal oksigen dan juga mengaktivasi trombosit. Selanjutnya kerusakan endotel, netrofil, dan trombosit berinteraksi menyebabkan reaksi pembekuan darah dan memperkuat vasokonstriksi pembuluh darah menyebabkan kerusakan jaringan makin meningkat. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional untuk meneliti kadar peroksida lipid plasma, status antioksidan total, dan vasokonstriksi pembuluh darah plasenta fetalis pada penderita pre-eklampsia. Pengukuran kadar peroksida lipid dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 530 nm dengan trichloroacetic acid (TCA) 20 % untuk mempresipitasikan protein dan, thiobarbituric acid (TEA) 0,67 % sebagai kromogen. Pengukuran status antioksidan total dengan spektrofotometer pada panjang glombang 600 nm dengan kit dari Randox. Vasokonstriksi pembuluh darah merupakan rasio antara lumen pembuluh darah dibagi dengan lumen pembuluh darah ditambah 2 tebal dinding pembuluh darah. Data dianalisis dengan uji t independen, uji korelasi sederhana yang dilanjutkan ke uji Z Fisher setelah sebelumnya diuji normalitas data dengan uji Kolmogorov Smirnov dan uji kesamaan variansi dengan uji F pada alfa 0.05. Hasil dan Kesimpulan: Dari penelitian ini diperoleh basil (1) kadar peroksida lipid plasma lebih tinggi pada penderita pre-eklampsia dibanding pada wanita hamil normal (p < 0.01), (2) status antioksidan total pada penderita pre-eklampsia tidak lebih rendah dibanding pada wanita hamil normal (p > 0.05), (3) vasokonstriksi pembuluh darah plasenta fetalis pada penderita pre-eklampsia lebih kuat dibanding pada wanita hamil normal (p < 0,01), (4) tidak terdapat hubungan berbanding terbalik antara kadar peroksida lipid plasma dengan status antioksidan total (p > 0,05), koefisien korelasi antara kadar peroksida lipid dengan status antioksidan total pada penderita pre-eklampsia dan wanita hamil normal tidak berbeda bermakna (p > 0,05), (5) terdapat hubungan berbanding terbalik antara kadar peroksida lipid dengan vasokonstriksi pembuluh darah plasenta fetalis (p < 0,05), terdapat perbedaan koefisien korelasi antara kadar peroksida lipid plasma dengan vasokonstriksi pembuluh darah plasenta pada penderita pre-eklampsia dan wanita hamil normal (p < 0,05).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Wahyuni
Abstrak :
ABSTRAK Ruang lingkup dan cara penelitian : Perubahan pola makan yang mengandung banyak karbohidrat dan serat ke pola makan yang komposisinya terlalu banyak mengandung protein, lemak, gula dan garam tetapi miskin serat, menjadi sebab utama peningkatan kadar kolesterol darah. Hiperlipidemia merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner (PJK), yang menempati urutan ke tiga dari semua penyebab kematian (9,9 %). Spirulina, adalah suatu ganggang mikro biru hijau sebagai suatu komponen makanan yang mempunyai potensi memperbaiki kadar profil lipid darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Spirulina terhadap profil lipid darah pada penderita hiperlipidemia. Oleh karena itu penelitian dilakukan dengan menggunakan subyek yang menderita hiperlipidemia dengan kadar kolesterol > 250 mg/dl dan kadar trigliserida > 150 mg/dl, tanpa disertai penyakit lainnya. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap masing-masing tahap 4 minggu, tahap I dengan pemberian diet rendah kolesterol pada 41 orang subyek, kemudian pada tahap II subyek yang masih hiperlipidemia dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok perlakuan, 11 orang yang diberi diet rendah kolesterol dan 3 x 7 tablet Spirulina sehari, sedangkan kelompok kontrol, 10 orang diberi diet rendah kolesterol saja. Sebelum dan sesudah perlakuan dilakukan pemeriksaan antropometri dan profil lipid darah. Hasil dan kesimpulan terdapat penurunan bermakna kadar kolesterol, trigliserida, LDL-kolesterol pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (p < 0,05). Penurunan LDL-kolesterol 19,11 % pada kelompok perlakuan dan 17.13 % pada kelompok kontrol. Hal ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil penelitian Nakaya (1988) sebesar 6,1 %. Penurunan kolesterol 14,50 % pada kelompok perlakuan dan 12,20 % pada kelompok kontrol. Terdapat kenaikan HDL-kolesterol secara bermakna (p < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa diet mempunyai peran yang penting pada perbaikan profil lipid.
ABSTRACT Rationale and Method of Study : The change of the conventional dietary pattern which is high in carbohydrate and fiber to the westernized diet with high in fat, protein, refined carbohydrate, salt and low in fiber seems to be the primary cause of hypercholesterolemia and hyperlipidemia. As we know that hyperlipidemia is one of the major risk factor for coronary heart disease which is known as the third rank cause of death in Indonesia (9.9%). Spirulina, micro blue-green algae, is a food component, which has potential effect to improve blood lipid profile. The purpose of this study is to analyze the effect of Spirulina on blood lipid profile of hyperlipidemic patients. Therefore, the study was conducted on hyperlipidemic patients who has cholesterol and triglyceride level more than 250 mg/dl and 150 mg/dl respectively, and without any other deseases. The study was implemented in two stages, each of them lasted 4 weeks. The first stage subjected 41 people on low cholesterol diet. In the second stage, subjects who were still hyperlipidemic were divided into two groups, the treatment group consisting of 14 people subjected to low cholesterol diet (300 mg/day) and 7 Spirulina pills three times daily and the control group consisting of 10 people subjected to low cholesterol diet only. The anthropometry measurement and the blood lipid profile determination were conducted at the beginning and the end of the treatment. Result and Conclusions: The level of cholesterol, triglyceride, and LDL-cholesterol levels, significantly decreased in both the treatment and control groups (p < 0.05). The LDL-cholesterol decreased by 19.11 % in the treatment group and 17.13 % in the control group. These results are higher than Nakaya's (1988) 6.1 %. In the Nakaya's study the level decreased by 14.50 % and 12.20 % respectively in the treatment and control group. The HDL-Cholesterol level in the control group significantly increased (p < 0.05). The result indicate that diet has the important role as the supporting therapy for improving lipid profile.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinie Zakiyah
Abstrak :
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas nomor satu di dunia, mengakibatkan kerugian ekonomi, dan dapat menurunkan produktivitas kerja. Hipertensi dan hiperlipidemia merupakan faktor risiko PJK yang secara langsung dapat meningkatkan risiko PJK. Pengendalian hipertensi dan hiperlipidemia dapat mencegah terjadinya PJK. Untuk mencegah dengan tepat maka harus diketahui faktor risiko hipertensi dan hiperlipidemia yang dimiliki pekerja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi dan faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian Hipertensi dan hiperlipidemia (Risiko PJK) diantara pekerja di Kawasan Industri Pulo Gadung tahun 2006. Penelitian ini menggunakan desain studi Cross Sectional dengan variable dependen (hipertensi dan hiperlipidemia) dan variabel independen (kebiasaan merokok, lama merokok, perokok pasif, konsumsi alkohol, kebiasaan olahraga, dan obesitas (IMT dan RLPP). Populasi penelitian ini adalah pekerja di kawasan industry Pulo Gadung yang berumur 20 tahun ke atas, bekerja di 7 jenis perusahaan. Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square dan uji korelasi. Pada penelitian ini diperoleh prevalensi hipertensi diantara pekerja pada kelompok umur 20 tahun ke atas di kawasan industri Pulo Gadung sebesar 22,3% dan prevalensi hiperlipidemia sebesar 21,1%. Prevalensi pekerja dengan 3 faktor risiko utama PJK (2,4%), 2 faktor risiko utama PJK (17,4%), 1 faktor risiko utama PJK (41,6%). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hubungan yang signifikan antara umur, IMT, dan RLPP dengan kejadian hipertensi. Pekerja yang berumur 40 tahun ke atas berpeluang lebih besar terkena hipertensi (OR 4,02; 95% CI: 2,88 - 5,60), pekerja IMT overweight berpeluang lebih besar terkena hipertensi (OR 3,30; 95% CI: 2,38 - 4,59), dan pekerja dengan RLPP tinggi berpeluang lebih besar terkena hipertensi (OR 2,48; 95% CI: 1,79 - 3,44). Uji korelasi didapatkan bahwa ada hubungan linier yang signifikan antara umur, lama merokok, IMT, RLPP lakilaki, RLPP perempuan, kadar kolesterol darah dengan tekanan darah sistolik dan diastolik. Diperoleh hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, suku, dan IMT dengan kejadian hiperlipidemia. Perempuan berpeluang lebih besar terkena hiperlipidemia (OR 1,45; 95% CI: 1,04 - 2,03), suku Jawa berpeluang lebih besar terkena hiperlipidemia (OR 2,43; 95% CI: 1,03 - 5,75), dan IMT overweight berpeluang lebih besar terkena hiperlipidemia (OR 1,52; 95% CI: 1,09 - 2,11). Uji korelasi didapatkan hubungan linier yang signifikan antara umur, lama merokok, dan IMT dengan kadar kolesterol darah. Berdasarkan temuan tersebut selanjutnya direkomendasikan untuk dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan mengenai faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan hipertensi dan hiperlipidemia (Risiko PJK), bahaya merokok, program kontrol berat badan dan smoking cessation, dan skrining elektrokardiogram (EKG) pada pekerja yang mempunyai 2 atau lebih faktor risiko PJK.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Budiyono
Abstrak :
Pajanan timbal di dunia masih diperkirakan sebesar 0,6% dari beban penyakit global dan beban tertinggi pada kawasan negara berkembang. Salah satu sumber pencemaran timbal yang menjadi perhatian saat ini adalah peleburan aki bekas. Sistem saraf merupakan target utama toksisitas timbal dan mengakibatkan penurunan IQ (Intelegence Quotient). Anak-anak merupakan populasi rentan salah satunya dikarenakan masih dalam tahap perkembangan otak. Kadar timbal dalam darah merupakan indikator yang paling baik untuk menunjukkan current exposure. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kadar timbal dalam darah terhadap tingkat kecerdasan (majemuk) siswa sekolah dasar dengan menggunakan studi cross sectional. Kecerdasan majemuk yang terdiri dari kecerdasan verbal dan kecerdasan logis-matematis dijadikan sebagai outcome. Pengambilan sampel darah dilakukan pada dua sekolah di lokasi yang berbeda yaitu 60 siswa MI Baitussaa?adah di Kabupaten Tangerang dan 69 siswa SDN Bulutengger di Kabupaten Lamongan. Rata-rata kadar timbal dalam darah anak di Kabupaten Tangerang adalah 39,18 μg/dl dimana 100% melebihi batas normal (CDC 1997) sedangkan rata-rata kadar timbal dalam darah anak di Kabupaten Lamongan adalah 11,76 μg/dl dimana 59,4% melebihi batas normal. Kadar timbal dalam darah berhubungan signifikan dengan tingkat kecerdasan majemuk (nilai p=0,008; OR=3,45; CI 95%=1,35-8,83). Variabel lainnya yang berhubungan signifikan yaitu wilayah tinggal (nilai p=0,001; OR=5,28; CI 95%=2,49-11,22), pendidikan orang tua (nilai p=0,002; OR=3,03; CI 95%=1,48-6,21) dan ketidakhadiran karena sakit (nilai p=0,002; OR=3,11; CI 95%=1,51-6,41). Dalam analisis multivariat, kadar timbal dalam darah berhubungan dengan tingkat kecerdasan (majemuk) pada anakanak setelah dikontrol variabel pendidikan orang tua. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pajanan timbal karena peleburan aki bekas sudah membahayakan. Oleh karena itu, industri yang melibatkan bahan timbal dalam proses produksinya harus diberhentikan atau dipindahkan menjauh dari masyarakat.
Lead exposures in the world was estimated at 0.6% of the global disease burden and the highest burden in developing countries. One of lead exposure sources concern now is battery recycling. The nervous system is the main target of lead toxicity and can decrease IQ points. Children are the vulnerable population because of their brain are still developing. Blood lead levels are the best indicator to show the current exposure. The objective of this study to determine the relationship between blood lead levels with multiple intelligence level of elementary school students by using a cross sectional study. Multiple intelligences level consisting of verbal and logical-mathematical intelligence used as the outcome. Blood sampling conducted at two schools in different locations that is 60 students MI Baitussaa'adah in Tangerang Regency and 69 students SDN Bulutengger in Lamongan Regency. Blood lead levels averages in Tangerang Regency is 39,18 μg/dl which 100% exceed threshold limit values (≥10 μg/dl) and blood lead levels in Lamongan Regency is 11,76 μg/dl which 59,4% exceed threshold limit values. Results of this study is blood lead levels significantly associated with multiple intelligences level (p value= 0.008; OR = 3.45; 95% CI = 1.35 to 8.83). Other variables associated significantly with multiple intelligences levels such as living area (p = 0.001; OR = 5.28; 95% CI = 2.49 to 11.22), parental education (p = 0.002; OR = 3.03; 95% CI = 1.47 to 6.21) and the frequency of absence caused by illness (p = 0.002; OR = 3.11; 95% CI = 1.51 to 6.41). In multivariate analysis, blood lead levels associated with multiple intelligences levels in children after being controlled by parental education variable. This study suggested lead exposure by battery recycling is endanger. Therefore, the industry involving lead substances should be stopped or moved far away from the community.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Dwi Fathinasari
Abstrak :
Sirosis hati SH merupakan tahap akhir dari penyakit hari kronik yang ditandai dengan fibrosis hati dan mikro maupun makronodul. Penyakit hati kronik mempengaruhi metabolisme lipid sehinga menggangu profil lipid pasien. Adanya kerusakan hati dideteksi dengan penilaian fungsi hati di mana salah satu penilainnya adalah analisis kadar albumin serum. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar profil lipid dan apakah terdapat korelasi antara profil lipid dengan fungsi hati albumin pada pasien SH. Penelitian menggunakan desain cross sectional pada 73 penderita SH 56 laki-laki dan 17 perempuan didapatkan dari rekam medis Laboratorium Patologi Klinik RSCM. Hasil penelitian dianalisis dengan uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan kadar kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL, dan trigliserida rata-rata 158.07, 39.05, 94.07, dan median 92 dan dengan uji Pearson menunjukkan korelasi antara kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL dan albumin semua. ......Cirrhosis is an end stage of chronic inflammatory liver disease with fibrosis and micro or macro nodule. Chronic liver disease affects lipid metabolism and disrupts patient rsquo s lipid profile. Cirrhosis can be detected by assessing liver function, one of which is analyzing serum albumin. The aim is to study the lipid profile in patients with cirrhosis and to determine the correlation between serum lipid profile and serum albumin in patients with cirrhosis. Design of the study is cross sectional, 73 patients with cirrhosis 56 men and 17 women were obtained from the medical records of the Laboratory Clinical Pathology RSCM. The results of the study were analyzed with Kolmogorov Smirnov test showed serum total cholesterol, HDL cholesterol, LDL cholesterol, and triglyceride mean of 158.07, 39.05, 94.07 and median of 92 , Pearson test showed a correlation between total cholesterol, HDL cholesterol, LDL cholesterol and albumin all.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Mukhlidah Hanun
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan determinandeterminan terkait profil lipid darah berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 pada kelompok umur 18-59 tahun. Desain penelitian Cross Sectional dengan sampel 21.055 orang. Data dianalisis dengan analisis multivariat Regresi Logistik Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur, jenis kelamin, status perkawinan, obesitas sentral, merokok, dan aktivitas fisik berhubungan dengan kadar kolesterol total. Jenis kelamin, status perkawinan, merokok, aktivitas fisik, pola konsumsi makanan berlemak/berkolesterol/gorengan, dan konsumsi kopi berhubungan dengan kadar kolesterol HDL. Umur, jenis kelamin, status perkawinan, obesitas sentral, merokok, dan aktivitas fisik berhubungan dengan kadar kolesterol LDL. Umur, jenis kelamin, status perkawinan, obesitas sentral, merokok, stres, dan pola konsumsi kopi berhubungan dengan kadar trigliserida. Umur menjadi determinan utama pada kadar kolesterol total, kadar kolesterol LDL, dan kadar trigliserida. Sedangkan determinan utama pada kadar kolesterol HDL adalah obesitas sentral. Disarankan kepada masyarakat usia 18-59 tahun untuk menjaga gizi seimbang, meningkatkan aktivitas fisik, dan berhenti merokok untuk menjaga agar terhindar dari obesitas sentral yang berdampak kepada profil lipid darah tidak normal. ...... This study was conducted to determine the association between determinants of blood lipid profiles based on Riskesdas? data in 2013. This study used the cross sectional design methodology and 21.055 samples. Data analyzed by multivariate analysis Multiple Logistic Regression. The result of the statistical analysis is concluded that there is significant association of age, sex, marital status, central obesity, smoking, and physical activity with total cholesterol levels. And there are association of sex, marital status, smoking, physical activity, consumption of fatty foods, and coffee consumption with HDL cholesterol. And determinants of age, sex, marital status, central obesity, smoking, and physical activity associated with LDL cholesterol. And determinants of age, sex, marital status, central obesity, smoking, stress, and coffee consumption associated with triglyceride levels. Age becomes a major determinant on total cholesterol, LDL cholesterol, and triglyceride levels. While, the main determinant in HDL cholesterol levels is central obesity. This research suggested to people 18-59 years old to maintain balanced nutrition, increase physical activity, and stop smoking which can avoid from central obesity that can abnormal blood lipid profile.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariska Silviani
Abstrak :
Dermatitis seboroik (DS) merupakan penyakit inflamasi kulit kronis pada area yang banyak mengandung kelenjar sebasea, terutama area skalp, yang ditandai plak eritematosa dan skuama. Lipid darah diduga dapat memengaruhi derajat keparahan DS. Penelitian sebelumnya di berbagai negara tentang kadar lipid darah pada pasien DS menunjukkan hasil yang bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data kadar profil lipid darah pasien DS pada skalp serta melakukan analisis korelasi kadar profil lipid darah dengan derajat keparahan DS pada skalp. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-analitik dengan desain potong-lintang. Tiga puluh pasien DS pada skalp usia 18–59 tahun yang memenuhi kriterian penerimaan dan penolakan direkrut dalam penelitian ini. Penilaian derajat keparahan penyakit menggunakan skor modifikasi Seborrheic Dermatitis Area Severity Index (SDASI) dan dilakukan pengukuran kadar lipid darah yang mencakup kadar trigliserida, kolesterol total, low-density lipoproteins (LDL), dan high-density lipoproteins(HDL). Median kadar trigliserida adalah 83 mg/dL, rerata kadar kolesterol total adalah 175,53 mg/dL, rerata kadar LDL adalah 114,77 mg/dL, dan median kadar HDL adalah 45,50 mg/dL. Berdasarkan analisis Pearson, tidak terdapat korelasi antara kadar trigliserida dengan derajat keparahan DS pada skalp (r=0,291; p=0,119). Terdapat korelasi positif kuat yang bermakna antara kadar kolesterol total dengan derajat keparahan DS pada skalp (r=0,860; p<0,001).Terdapat korelasi positif sangat kuat yang bermakna antara kadar LDL dengan derajat keparahan DS pada skalp (r=0,980; p<0,001). Tidak terdapat korelasi antara kadar HDL dengan derajat keparahan DS pada skalp (r=-0,068; p=0,723). ......Seborrheic dermatitis (SD) is a chronic inflammatory skin disease in sebaceous glands rich area, especially the scalp area, which is characterized by erythematous plaques and scales. Blood lipids are thought to affect the severity of SD. Previous studies in various countries about blood lipid levels in SD patients showed varying results. This study aims to know the levels of blood lipid profile in patients suffering scalp SD, also to analyze its correlation with the severity of scalp SD. This is an analytic-descriptive cross-sectional study. Thirty scalp SD patients age 18–59 years old who meet all inclusion and exclusion criteria were recruited in this study. Assessment of the disease severity using modified Seborrheic Dermatitis Area Severity Index (SDASI) score and measurements of blood lipid levels which include triglycerides, total cholesterol, low-density lipoproteins (LDL), and high-density lipoproteins (HDL) levels were performed. Median triglyceride level was 83 mg/dL, mean total cholesterol level was 175.53 mg/dL, mean LDL level was 114.77 mg/dL, and median HDL was 45.50 mg/dL. Based on Pearson analysis, there was no correlations between triglyceride levels and scalp SD severity (r=0.291; p=0.119). There was a significant strong positive correlation between total cholesterol levels and scalp SD severity (r=0.860; p<0.001). There was a significant very strong positive correlation between LDL levels and scalp SD severity (r=0.980; p<0.001). There was no correlations between HDL levels and scalp SD severity (r=-0.068; p=0.723).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Amandasari
Abstrak :
Senyawa derivat naftokuinon yaitu Eleutherinol memiliki afinitas terhadap reseptor estrogen alfa RE- dan dapat ditemukan dalam umbi Bawang Dayak Eleutherine bulbosa Mill. Urb. Buah kacang panjang Vigna unguiculata L. Walp mengandung Daidzein yang bekerja pada reseptor estrogen beta RE-. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian kombinasi kedua ekstrak terhadap penurunan tekanan darah dan profil lipid serum tikus model hipoestrogen. Sebanyak 36 tikus betina Sprague-Dawley secara acak dibagi ke dalam 8 kelompok yaitu SHAM, OVX, RAL Raloksifen 1 mg/200 g BB, kombinasi ekstrak buah kacang panjang 100 mg/200 g BB dengan ekstrak umbi bawang dayak: 36 mg/200 g BB D1 - 18 mg/200 g BB D2 - 9 mg/200 g BB D3 - 4,5 mg/200 g BB D4 - dan ekstrak buah kacang panjang tunggal100 mg/200 g BB D5. Seluruh tikus kecuali kelompok SHAM diovariektomi untuk mendapatkan kondisi hipoestrogen. Ekstrak diberikan secara oral selama 28 hari. Tekanan darah dan profil lipid diukur setelah 28 hari pemberian. Hasil menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak D2 18 mg/200 g BB umbi Bawang Dayak dan 100 mg/200 g BB buah kacang panjang dapat menurunkan tekanan darah dan profil lipid serum secara signifikan serta lebih baik dibandingkan pemberian 100 mg/200 g BB ekstrak buah kacang panjang tunggal. ...... A naphtoquinone derivate called Eleutherinol has strong affinity to bind with estrogen receptor alpha ER and can be found in Dayak onion bulbs Eleutherine bulbosa Mill. Urb.. The cowpea Vigna unguiculata L. Walp contain Daidzein that acts on estrogen receptors beta ER. This study was aimed to investigate the effect of both extract on blood pressure and serum lipid profile of hypoestrogen model rats. Thirty six of female Sprague Dawley were randomly assigned to eight groups as followed, SHAM, OVX, RAL Raloxifene 1 mg 200 g BW, Cowpea 100 mg 200 g BW with Dayak onion bulbs 36 mg 200 g BW D1 18 mg 200 g BW D2 9 mg 200 g BW D3 4,5 mg 200 g BW D4, and single dose of cowpea 100 mg 200 g BW D5. All groups, except the SHAM, is ovariectomized to obtain the conditions of hypoestrogen. The extracts was given orally for 28 days. Blood pressure and lipid profile were measured after 28 days treatment. The results show that combination of extract D2 18 mg 200 g BW Dayak onion bulbs and 100 mg 200 g BW cowpea significantly decrease blood pressure and serum lipid profile of hypoestrogen model rats better than the single dose of 100 mg 200 g BW cowpea.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>