Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indirawati Tjahja N.
Abstrak :
ABSTRAK
Gingivitis atau keradangan gingiva merupakan kelainan jaringan penyangga yang paling sering terjadi. Gingivitis dapat menetap tanpa berlanjut menjadi periodontitis. Akan tetapi beberapa individu gingivitis dapat berkembang menjadi periodontitis. Gingivitis terjadi karena akumulasi plak pada gingiva sehat. Oleh karena itu perlu dilakukan pencegahan. Cara yang terbaik untuk mencegah penimbunan plak dengan kontrol plak secara mekanis seperti menggosok gigi, dental floss dan tusuk gigi.

Pada penelitian ini dilakukan evaluasi efektivitas tusuk gigi disamping sikat gigi dalam menurunkan jumlah akumulasi plak dan keradangan gingiva secara klinis. Penelitian ini dilakukan pada 30 orang penderita gingivitis regio 321 123 yang datang ke klinik Periodontologi FKG Universitas Indonesia Jakarta, yang berusia 18 - 40 tahun, yang terdiri 14 laki-laki dan 16 wanita.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tusuk gigi yang menyertai penggunaan sikat gigi menurunkan akumulasi plak dan keradangan gingival secara bermakna, tetapi bila dibandingkan antara penggunaan sikat gigi dan sikat gigi disertai tusuk gigi, maka peran tusuk gigi tidak bermakna, dalam penurunan akumulasi plak, tetapi memberikan hasil yang positif terhadap penurunan keradangan gingiva.
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chiquita Priyambodo
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan peran kontak prematur dan bloking terhadap bentuk kerusakan tulang alveolar secara klinis. Pengamatan dilakukan pada 92 elemen gigi posterior bawah. Pengamatan secara radiografis dilakukan dengan melihat bentuk kerusakan tulang alveolar, berbentuk vertikal atau horisontal. Sampel diambil dari gigi yang mengalami kontak prematur dan atau bloking dengan kehilangan perlekatan > 5 mm. Penelitian ini diuji dengan uji statistik secara cross sectional dengan Chi kuadrat dengan. koreksi Yates pada p = 0,05. Hasil Penelitian ini memperlihatkan bahwa kontak prematur mesial berbeda bermakna pada sisi distal ( X > 3,84 ), kontak prematur distal berbeda bermakna pada sisi mesial dan distal ( X > 3,84 ), bloking bukal berbeda bermakna pada sisi-distal ( X > 3,84 ), bloking lingual tidak berbeda bermakna pada sisi mesial dan distal ( X < 3,84 ), kontak prematur + bloking berbeda bermakna di sisi mesial dan distal ( X > 3,84 ). Penelitian ini memperlihatkan bahwa kerusakan tulang yang terjadi lebih banyak berbentuk vertikal. Gigi dengan kelainan periodontal memiliki nilai plak > 1.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riesta Gozali
Abstrak :
ABSTRAK
Hipersensitivitas dentin merupakan salah satu masalah yang cukup banyak dijumpai dalam dunia kedokteran gigi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan frekwensi dan lama 'burnishing ' pernis NaF 5% yang paling efektif pada perawatan hipersensitivitas dentin. Penelitian ini dilakukan pada 40 subyek dan melibatkan 60 gigi sampel dengan keluhan hipersensitivitas dentin. Gigi sampel dibagi menjadi 3 kelompok. Tiap kelompok gigi sampel dilakukan burnishing pernis NaF 5% pada daerah hipersensitif selama 30"/60"790". Burnishing pernis NaF 5% dilakukan dengan tusuk gigi penampang bulat. Ambang rangsang sakit diukur dengan penguji vitalitas pulpa elektris merek Dentotest TB-09. Pengukuran ambang rangsang sakit dilakukan sebelum burnishing pernis NaF 5% pada tiap 0 hari, 7 hari, 14 hari . Pengukuran pada hari ke-21 untuk mengevaluasi perawatan pada hari ke-14. Analisis data dengan uji satistik : uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, frekwensi burnishing pernis NaF 5% tergantung pads derajat sensitivitas awal dari gigi. Gigi yang makin sensitif memerlukan frekwensi burnishing yang lebih banyak, sedangkan lama burnishing pernis NaF 5% yang paling efektif terhadap hipersensitivitas dentin adalah 90".
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Irene Sukardi
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini hendak membuktikan apakah sensasi perabaan lidah dapat membantu mendeteksi adanya akumulasi plak pada permukaan gigi. Subyek penelitian terdiri dari : 36 wanita dan 24 pria, dan melibatkan 296 gigi indeks yang terdiri dari: 51 gigi indeks dengan skor plak 0; 72 gigi indeks dengan skor plak 1; 80 gigi indeks dengan skor plak 2 dan 93 gigi indeks dengan skor plak 3. Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama subyek diminta untuk meraba permukaan gigi indeks dengan lidah, kemudian ditanyakan mengenai kesan perabaannya. Pernyataan subyek tentang sensasi perabaan lidah dicatat pada lembar pemeriksaan. Pada tahap kedua dilakukan pencatatan skor plak dari masing-masing gigi indeks tersebut. Untuk menguji hubungan antara skor plak gigi indeks pada pemeriksaan visual dengan sensasi perabaan lidah terhadap skor plak tersebut digunakan uji "CHI SQUARE". Untuk menguji eratnya derajat hubungan antar variabel tersebut diatas, digunakan uji Signifikansi Koefisien Kontigensi C. Hasil penelitian menunjukkan: ada perbedaan sangat bermakna (α<0,001) antara sensasi perabaan lidah subyek terhadap skor plak (0-1) dengan sensasi perabaan lidah subyek terhadap skor plak (2-3). Korelasi antara skor plak pada pemeriksaan visual dengan sensasi perabaan lidah terhadap skor plak tersebut adalah 0,586 (Koefisien Kontigensi C = 0,586). Berarti ada hubungan timbal balik yang sangat bermakna. Berhubung belum ditemukan publikasi ilmiah mengenai studi peran sensasi perabaan lidah dalam mendeteksi akumulasi plak pada permukaan gigi, maka penelitian ini belum dapat dibandingkan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lanjutan di masa mendatang.
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Susilo
Abstrak :
Latar Belakang Masalah Hilangnya dukungan periodontal merupakan problema penting dalam periodontologi, seringkali dimulai sejak usia muda dan biasanya melanjut seumur hidup. Para peneliti berpendapat, bahwa celah interproksimal merupakan salah satu etiologi terjadinya kerusakan tulang alveolar. Pendapat tersebut didukung-oleh alasan bahwa adanya celah memudahkan impaksi dam retensi makanan, berarti memudahkan plak bakteri berkumpul pada tempat tersebut (Hirschfeld-1930, Ramfjord 1952, Ditto 1954, Pelton 1969). Tidak semua celah menimbulkan impaksi dam retensi makanan, tergantung lebar sempitnya celah dam juga letak celah. Selain itu tergantung juga pada lawanya celah tersebut berada, dan hal tersebut berhubungan dengan faktor umur. Celah interproksimal pada gigi posterior sering menimbulkan gangguan pada pasien dengan keluhan rasa tidak nyaman karena terselipnya makanan berserat seperti daging dam sayuran pada waktu mengunyah. Pengeluaran serat tersebut sering tidak dapat dilakukan dengan prosedur penyikatan gigi biasa. Untuk menghindari rasa tidak nyaman yang kadang-kadang sampai menimbulkan rasa sakit, seringkali pasien menggunakan tusuk gigi dengan cara yang salah sehingga mengakibatkan kerusakan jaringan periodontal iebih lanjut. Kehadiran pasien pada seorang dokter gigidengan keluhan tersebut di atas, sering menimbulkan keragu-raguan para dokter gigi untuk merawatnya,lebih-lebih bila celah sempit dan gigi masih dal.am keadaan utuh. Pertanyaan selalu timbul antara menghilangkan keluhan pasien dengan cara merusak gigi yang masih baik (penainbalan), ataukah sekedar memberi petunjuk mengenai cara pembersihannya. Untuk memberikan keyakinan mengenai pemilihan terapi yang harus dilakukan, pada penelitian ini akan dibuktikan apakah melalui celah interproksimal suatu proses pantologi yang lama dapat merusak jaringan pendukung gigi. Demikian juga apakah lebar sempitnya celah dan umur pasien berpengaruh terhadap kerusakan tulang alveolar. Tujuan Penelitian, Tujuan umum untuk melihat sampai berapa jauh pengaruh celah interproksimal terhadap kerusak an tulang alveolar. Tujuan khusus, untuk melihat pengaruh celah interproksimal, lebar celah dan umur terhadap kerusakan interdental septum pada gigi posterior 4-5-6-7.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1985
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fifi Prihasti
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mikha Sundjojo
Abstrak :
Latar Belakang: Periodontitis kronis adalah penyakit multifaktorial yang dipengaruhi oleh plak bakteri dan respon inflamasi tubuh dengan matriks metalloproteinase sebagai salah satu molekul inflamasi yang ditemukan meningkat pada penyakit periodontal. Skeling dan penghalusan akar (SPA) telah umum digunakan sebagai pengobatan konvensional atau non-bedah dalam terapi periodontal. Tujuan: Untuk mengevaluasi ekspresi m-RNA matriks metalloproteinase-9 (MMP-9), jumlah Tannerella forsythia (T. forsythia), dan parameter klinis periodontal satu bulan setelah SPA. Metode: Lima puluh gigi dengan poket 4-6 mm dari enam pasien periodontitis kronis dan satu subjek periodontal sehat disertakan dalam penelitian ini. Data penelitian cairan sulkus gingiva diambil dari poket terdalam setiap gigi dengan poket periodontal 4-6 mm untuk mengukur tingkat ekspresi m-RNA MMP-9 dan T.forsythia menggunakan quantitative real time-PCR (qPCR). Kedalaman poket, indeks perdarahan gingiva, dan kehilangan perlekatan klinis diukur pada hari pertama sebagai baseline dan pada hari ke 30. SPA dilakukan pada hari ke-1. Data dianalisis menggunakan program perangkat lunak SPSS 22.0. Hasil: Dibandingkan dengan kontrol, parameter klinis periodontal dan T.forsythia secara signifikan berkurang sementara pengurangan ekspresi m-RNA ­MMP-9 ditemukan tidak signifikan pada hari ke-30 setelah SPA. Kesimpulan: Satu bulan setelah SPA pada periodontitis kronis dengan poket 4-6 mm didapatkan penurunan jumlah T.forsythia dan parameter klinis periodontal secara signifikan dengan ekspresi m-RNA MMP-9 menurun tidak signifikan. Penelitian lebih lanjut dengan periode pengamatan lebih lama diperlukan untuk mengkonfirmasi atau menolak temuan di atas. ......Background: Chronic periodontitis is a multifactorial disease influenced by both bacterial plaque and host inflammatory response with matrix metalloproteinase as one of inflammatory molecules found elevated in periodontal disease. Scaling and root planning (SRP) has been commonly used as conventional or non-surgery treatment in periodontal therapy. Aim: To evaluate m-RNA expression of matrix metalloproteinase-9 (MMP-9), Tannerella forsythia (T. forsythia), and clinical periodontal parameter one month after SRP. Methods: Fifty tooth with pocket 4-6 mm from six CP patients and one periodontally healthy subject was recuited in this study. Gingival crevicular fluid (GCF) were collected from deepest pocket of every tooth with pocket 4-6 mm, the expression level of MMP-9 m-RNA and T.forsythia was measured using quantitative real time-PCR(qPCR). Pocket depth (PD), papilla bleeding index (PBI), and clinical attachment loss (CAL) were measured on day 1 as baseline and on the 30th day. SRP were performed on day 1. Data were analyzed using SPSS 22.0 software program. Results: By comparing to control, the periodontal clinical parameters and T.forsythia were significantly reduced after SRP while the reduction of MMP-9 m-RNA expression was found no significantly after 30th day. Conclusion: Our study show that SRP was clinically effective for CP with 4-6 mm pocket although the expression of MMP-9 m-RNA was not significantly reduced following SRP for one month period. Further studies with longer observation period are needed to confirm or reject the above finding.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maximilianus Felix Cipta
Abstrak :
ABSTRAK Latar Belakang: Salah satu spesies bakteri pemicu penyakit periodontal adalah Treponema lecithinolyticum (T. lecithinolyticum). Pengambilan sampel mikrobiologi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu absorption menggunakan paper point dan kerokan menggunakan kuret. Metode: Subjek penelitian terdiri dari 5 orang pasien periodontitis dengan 20 sampel mikrobiologi. Kuantitas T. lecithinolyticum dan korelasinya dengan parameter klinis (kedalaman poket, kehilangan perlekatan, pendarahan papila), masing-masing dianalisis dengan menggunakan qPCR, uji T-test independent, uji korelasi Spearman dan Pearson. Hasil: Kedua metode masing-masing menunjukan adanya korelasi positif antara kuantitas T. lechitinolyticum dan kedalaman poket maupun dengan kehilangan perlekatan, namun kedua metode menunjukan tidak terdapat korelasi yang signifikan antara kuantitas bakteri dan pendarahan papila. Kesimpulan: Kedua metode pengambilan sampel menunjukan efektifitas yang sama, namun terdapat perbedaan korelasi antara kuantitas T. lechitinolyticum dengan keparahan periodontitis berdasarkan metode pengambilan sampel mikrobiologi.
ABSTRACT Background: One species of bacteria that triggers periodontal disease is Treponema lecithinolyticum (T. lecithinolyticum). Microbiological sampling can be done in two methods, namely absorption using paper points and scrapings using curettes. Aim: To analyze the relationship between T. lecithinolyticum and the severity of periodontitis through two methods of taking subgingiva dental plaque. Methods: The research subjects consisted of 5 periodontitis patients with 20 microbiological sampels. Quantity of T. lecithinolyticum and its correlation with clinical parameters (pocket depth, loss of attachment, papillary bleeding), each analyzed using qPCR, independent T-test, Spearman and Pearsons correlation test. Result: Both methods showed a positive correlaton between the quantity of T. lecithinolyticum and pocket depth also loss of attachment, but the two methods showed no significant correlation between the quantity of bacteria and papillary bleeding. Conclusion: Both sampling methods showed the same effectiveness, but there were differences in the correlation between the quantity of T. lecithinolyticum and the severity of periodontitis based on the microbiological sampling method.
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rahma Prihantini
Abstrak :
Aplikasi Subgingiva antimikroba setelah Skeling dan Penghalusan Akar SPA mampu membunuh bakteri anaerob yang tersisa Penelitian ini bertujuan menganalisis efek klinis aplikasi subgingiva H2O2 3 setelah SPA pada periodontitis kronis poket le 6 mm 45 subjek periodontitis kronis poket le 6 mm diskor plak skor perdarahan kedalaman poket kehilangan perlekatan Satu sisi rahang diaplikasi subgingiva H2O2 3 dan kontrol pada kontralateral dievaluasi 4 minggu setelahnya Aplikasi subgingiva H2O2 3 secara statistik terbukti menurunkan skor perdarahan kedalaman poket kehilangan perlekatan pre dan post perawatan serta antar kedua kelompok periodontitis kronis poket le 6 mm Kata kunci Skor Perdarahan Poket Periodontal Kehilangan Perlekatan SPA Aplikasi subgingiva ......Subgingival application with 3 H2O2 after scaling and root planing SRP is assumed to be kill the bacteria left behind after mechanical debridement The aim of this study was to analyze the clinical effects of subgingival application 3 H2O2 after SRP in the treatment of chronic periodontitis pocket depth le 6 mm Forty five patients chronic periodontitis pocket depth le 6 mm were scaled and root planed prior to baseline measurement BOP PPD CAL and evaluated on weeks 4 Subgingival application with 3 H2O2 produced a significant reduction in BOP PPD and CAL compared to the control Key words Gingival bleeding on probing probing pocket depth clinical attachment loss scaling and root planing subgingival application 3 H2O2
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T33114
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Kusuma Pertiwi
Abstrak :
ABSTRAK
Kondisi stres memiliki efek yang buruk terhadap respon imun, sehingga rentan akan infeksi, termasuk penyakit periodontal. Salah satu biomarker yang dapat mengindikasikan penyakit periodontal adalah interleukin-6 (IL-6). Tiga puluh delapan mahasiswa program profesi FKG UI. Subjek diinstruksikan untuk mengusi kuisioner Dental Environment Stress (DES) dan dilakukan pemeriksaan periodontal dan pengambilan sampel cairan krevikular gingiva serta dianalisis untuk mengetahui kadar IL-6 dengan teknik ELISA. Walaupun uji statistik menunjukkan hubungan yang lemah antara tingkatan stres dengan kondisi periodontal dan kadar IL-6, kondisi klinis menunjukkan kecenderungan perburukan kondisi periodontal seiring peningkatan skor stres.
ABSTRACT
Stress conditions have a bad effect on the immune response, leading to an imbalance between the host and the parasite so susceptible to infections, including periodontal disease. One biomarker that can indicate periodontal disease is interleukin-6 (IL-6). Thirty eight samples were instructed to filled the Dental Environment Stress (DES) questionnaire, periodontal examination and gingival crevicular fluid were collected. Although statistical tests showed a weak relationship between stress levels and the periodontal condition levels of IL-6, showed a trend of worsening clinical condition of periodontal conditions with increases in stress scores.
2013
T33002
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>