Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tivania Wiradinata
"ABSTRAK
Mucocele adalah lesi jinak yang terdapat pada mukosa mulut dan merupakan gangguan yang sering terjadi pada kelenjar saliva minor. Mucocele termasuk dalam 17 lesi yang sering terjadi pada rongga mulut yang disebabkan oleh trauma dan obstruksi pada kelenjar saliva. Mucocele dapat terjadi pada berbagai kelompok usia, namun pada umumnya terjadi pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda. Penelitian mengenai distribusi dan frekuensi mucocele perlu dilakukan untuk mengetahui epidemiologi dari mucocele, sehingga dapat memberikan informasi berupa prognosis dan kesuksesan perawatan berdasarkan kondisi yang dialami oleh pasien di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo periode 2016-2017. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif retrospektif dengan menggunakan rekam medik pada pasien di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Analisis 8 kasus mucocele berdasarkan umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, lokasi terjadinya lesi, ukuran lesi, kondisi lesi, etiologi, jenis perawatan, dan kasus rekurensi. Sebagian besar pasien berumur 11-20 tahun (37,5%) dengan pekerjaan sebagai pelajar (50%). Rasio antara pasien laki-laki dan perempuan adalah 1:3. Lesi paling banyak ditemukan pada bibir bawah (50%) dengan ukuran 6-10 mm (50%) dalam keadaan yang tidak pecah. Etiologi berasal dari trauma dan kebiasaan menggigit bibir. Pilihan perawatan yang sering dilakukan adalah eksisi, yaitu sebanyak 4 kasus. Terdapat 4 kasus rekurensi pada mucocele setelah dilakukan perawatan.

ABSTRACT
Mucocele is a benign lesion found in the oral mucosa and it is a disorder that often occurs in minor salivary glands. Mucoceles are included in 17th common lesions in the oral cavity caused by trauma and obstruction in the salivary glands. Mucocele can occur in various age groups but usually in children, adolescents, and young adults. Research on the distribution and frequency of mucocele needs to be done to determine the epidemiology of mucocele, so it can provide the information of prognosis and success of treatment based on the conditions that experienced by patients at National Hospital Dr. Cipto Mangunkusumo from 2016-2017. The method of this research is retrospective descriptive study from medical records of National Hospital Dr. Cipto Mangunkusumo patients. 8 cases of mucocele was analyzed based on age, gender, occupation, location of the lesion, size of lesion, condition of lesion, etiology, type of treatment, and recurrence cases. Most of the patients were 11-20 years old (37.5%) and most of them were students (50%). The ratio between male and female patients is 1:3. Most of the lesions are found in the lower lip (50%) in sizes 6-10 mm (50%) in a non-ruptured condition. The etiology of mucocele are trauma and lip biting habits. The choice of treatment that is often done in 4 cases of mucocele is excision. There were 4 cases of recurrence in mucocele after treatment."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febby Valentara Cindy
"Peningkatan jumlah radikal bebas yang tidak dapat diatasi oleh tubuh menyebabkan terjadinya stres oksidatif. Kondisi stres oksidatif mengakibatkan terjadinya berbagai penyakit seperti kanker, diabetes melitus, penyakit neurodegeneratif dan sebagainya. Untuk mengatasi kondisi stres oksidatif diperlukan antioksidan. Antioksidan bisa diperoleh dari bahan alami seperti daun pandan wangi. Daun pandan wangi telah dibuktikan memiliki kandungan antioksidan alami seperti flavonoid dan asam fenolik. Untuk melihat aktivitas ekstrak daun pandan wangi dalam mengatasi kondisi stres oksidatif, dilakukan uji coba pada sel darah merah sapi 2% dengan mengukur kadar MDA dan GSH. Ekstrak Etanol daun pandan wangi diberikan pada sel darah merah sapi 2% yang telah diberikan H2O2 ­­­atau akan diberikan H2O2 setelahnya, untuk melihat efek antioksidan secara preventif dan kuratif.
Hasil uji coba didapatkan bahwa kadar MDA tidak dapat diintepretasi karena pigmen warna daun pandan wangi mengganggu pembacaan hasil. Hasil pengukuran kadar GSH menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada kelompok perlakuan preventif dan kuratif dibandingkan kelompok kontrol negatif. Berdasarkan hasil salah satu indikator yang diuji tersebut, disimpulkan bahwa ekstral etanol daun pandan wangi memiliki efek preventif dan kuratif sebagai antioksidan terhadap kondisi stres oksidatif sel darah merah sapi 2%. Akan tetapi, perlu dilakukan modifikasi dalam pembuatan ekstrak daun pandan wangi pada penelitian selanjutnya untuk menangani faktor pengganggu dalam pembacaan hasil.

The increase in number of free radicals that cannot be overcame by human body can lead to a condition called stress oxidative. This condition causes several diseases such as cancer, diabetes mellitus, neurodegenerative disease and more. Antioxidant is needed to conquer stress oxidative. Antioxidants can be obtained from natural ingredients, for example pandan leaf. Pandan leaves have been proven to have antioxidant compounds such as flavonoid and phenolic acid. To observe the antioxidant activity of pandan leaves extract, an experiment on 2% cows blood cells is performed by measuring its MDA and GSH concentration. Ethanol extract of pandan leaves is given to 2% cows red blood cells, that has been given H2O2 or that will be given H2O2 later, in order to observe antioxidant effect preventively and curatively.
The resulting MDA concentration from this experiment is not able to be interpreted because of the pigmentation of pandan leaves confounding the absorbance reading. The measurement result of GSH concentration showed a significant increase on the preventive and curative groups compared to the negative control group. Based on the result of one of the indicators in this experiment, it can be concluded that ethanol extract pandan leaves have preventive and curative effects as an antioxidant to overcome stress oxidative condition on 2% cows red blood cells. However, modifications in preparing the pandan leaves extract should be done in further research to deal with the confounding factors in absorbance reading.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumaisha Hasnah Ibrahim
"Obesitas merupakan masalah kesehatan yang terus mengalami peningkatan baik secara global maupun di Indonesia. Obesitas pada remaja didiagnosis dengan mengkategorikan indeks massa tubuh (IMT) menggunakan grafik CDC. Obesitas pada remaja dapat menimbulkan konsekuensi jangka panjang, seperti munculnya timbulnya resistensi insulin dan penyakit kardiovaskular di usia dini. Salah satu etiologi obesitas ialah asupan energi berlebih, yang berasal dari asupan kalori dari sumber makronutrien dalam jumlah yang tidak normal (lebih tinggi dari anjuran asupan gizi yang ada). Penelitian ini menganalisis hubungan asupan energi total dan jenis asupan makronutrien dengan derajat obesitas yang dikategorikan berdasarkan rerata IMT sampel. Subjek terdiri dari 69 remaja usia 14-18 tahun yang bersekolah di SMA di DKI Jakarta. Studi ini menggunakan desain potong lintang dengan menganalisis data sekunder yang didapat dari penelitian sebelumnya. Pada hasil ditemukan bahwa total asupan kalori tidak berhubungan dengan dengan derajat obesitas (p = 0,135) dan asupan makronutrien tidak memiliki hubungan signifikan dengan derajat obesitas (p > 0,05).

Obesity is a disease with increasing prevalence globally and within Indonesia. Obesity in adolescent is diagnosed using body mass index (BMI) percentile in growth chart arranged by CDC. Childhood obesity could lead to long term concequences such as insulin resistance and cardiovascular diseases at earlier age. One of the primary cause for obesity is excess energy intake in accordance to its energy requirement affected by total energy expenditure. Energy intake would be defined by total caloric intake and its variety of macronutrient composition. This research is conducted to determine the correlation between total caloric intake and macronutrient intake status with degree of obesity categorized by the mean of samples BMI. Subjects included 69 adolescents aged 14-18 who were studying in Senior High School in Jakarta during data collection. This research is a cross-sectional study using secondary data collected from a prior research. With comparative approach, the results show that total caloric intake does not corellate with degree of obesity (p = 0,135) and macronutrient composition has no significant corellation with degree of obesity (p > 0,05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adlina Briliani
"Prevalensi berat bayi lahir rendah (BBLR) dan panjang lahir pendek di Indonesia masih cukup tinggi. BBLR dan panjang lahir pendek dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi serta dapat meningkatkan risiko penyakit degeneratif saat dewasa, oleh sebab itu pemahaman hubungan antara antropometri ibu sebelum hamil, usia ibu, dan usia kehamilan dengan berat dan panjang lahir bayi menjadi sangat penting.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya hubungan antara antropometri ibu sebelum hamil, usia ibu, dan usia kehamilan dengan berat dan panjang lahir bayi di Jakarta, sehingga dapat diperkirakan tindakan preventif dalam rangka menurunkan angka morbiditas penyakit degeneratif dan angka mortalitas pada neonatus dan bayi di masa yang akan datang.
Metode potong lintang digunakan untuk mengetahui hubungan antara pengukuran antropometri ibu sebelum hamil, usia ibu saat melahirkan, dan usia kehamilan dengan berat dan panjang lahir bayi di Jakarta berdasarkan data sekunder dari penelitian berjudul Longitudinal Study on the Effect of Multiple Micronutrients Supplementation on Haemoglobin Level of 8 to 22 Month-old Indonesian Children. Populasi terjangkau ibu dan bayi baru lahir dengan jumlah sampel sebesar 179. Pengolahan data meliputi analisis univariat Kolmogorov Smirnov dan bivariat dengan uji Chi Square dan uji korelasi Pearson dengan menggunakan perangkat lunak Stastistical Program for Social Science (SPSS) 20.
Hasil utama penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat hubungan bermakna dengan kekuatan korelasi sangat rendah antara berat lahir bayi dengan usia kehamilan (r=0,199; p=0,008), berat badan ibu sebelum hamil (r=0,165; p=0,028), dan indeks massa tubuh (IMT) ibu sebelum hamil (r=0,172; p=0,022). Selain itu, terdapat hubungan bermakna dengan kekuatan korelasi rendah antara panjang lahir bayi dengan usia kehamilan (r=0,257; p=0,001).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara usia kehamilan, berat badan dan IMT ibu sebelum hamil dengan berat dan panjang lahir bayi. Sedangkan, tinggi badan dan usia ibu tidak memiliki hubungan bermakna dengan berat dan panjang lahir bayi.

The prevalences of low birth weight (LBW) and short birth length in Indonesia are still quite high. LBW and short birth length can affect the growth and development of infants and increase the risks of degenerative diseases as adult, therefore an understanding of the relationship between maternal anthropometry before pregnancy, maternal age, and gestational age with birth weight and length is very important.
The purpose of this study was to determine the relationship between maternal anthropometry before pregnancy, maternal age at delivery, and gestational age with birth weight and length in Jakarta, so that preventive measures can be estimated in order to reduce the morbidity of degenerative diseases and mortality rates in neonates and infants in the future.
The cross-sectional method was used to determine the relationship between maternal anthropometry before pregnancy, maternal age, and gestational age and length of birth in Jakarta based on secondary data from a study entitled Longitudinal Study on the Effect of Multiple Micronutrients Supplementation on Hemoglobin Level of 8 to 22-Month-old Indonesian Children. Covered population of mothers and newborns with samples of 179. Data processing included univariate analysis of Kolmogorov Smirnov and bivariate with Chi Square test and Pearson correlation test using the Statistical Program for Social Science (SPSS) 20 software.
The main results of this study show that there are significant relationships with very low correlation between birth weight and gestational age (r=0,199; p=0,008), maternal body weight before pregnancy (r=0,165; p=0,028), and maternal body mass index (BMI) before pregnancy (r=0,172; p=0,022). In addition, there is also a significant relationship with a low correlation between birth length and gestational age (r=0,257; p=0,001).
Based on the results of this study, it can be concluded that there are significant relationships between gestational age, maternal body weight and BMI before pregnancy with birth weight and length. Meanwhile, maternal height and age do not have a significant relationship with birth weight and length.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahmuda Nur Komariyah
"Hipoksia merupakan kondisi inadekuat suplai oksigen menyebabkan peningkatan radikal bebas perusak organ, contohnya otak. Radikal bebas dinetralisir antioksidan endogen dan eksogen. Acalypha indica dan Centella asiatica memiliki efek antioksidan. Pewarnaan AgNOR mengukur derajat kerusakan sel. Penelitian bertujuan membuktikan efek pemberian kombinasi ekstrak etanol akar Acalypha indica dan Centella asiatica pada histopatologi neuron korteks serebrum tikus pascahipoksia pewarnaan AgNOR. Penelitian mendapat sediaan dari 26 ekor tikus Spraque-Dawley, terbagi dalam 6 kelompok: kontrol normal; kontrol negatif (hipoksia+aquades); hipoksia+kombinasi 1; hipoksia+kombinasi 2; hipoksia+tunggal 2; kontrol positif (hipoksia+vit C). Induksi hipoksia selama 7 hari dengan mengalirkan O2 10% dan N2 90% bertekanan 1 atm. Setelah 7 hari, dilakukan Analisis Gas Darah, reoksigenasi 1 jam, dilanjutkan pemberian perlakuan aquades; (AI200+CA150); (AI250+CA100); CA150 dan vitamin C selama 7 hari. Pada akhir studi dilakukan euthanasia, organ otak diambil untuk pemeriksaan histopatologi dengan pewarnaan AgNOR. Hasil: Pemberian esktrak kombinasi 2, tunggal 2, dan kombinasi 1 berbeda bermakna dibandingkan kontrol negatif (p=0,000; p=0,005; p=0,023). Kesimpulan: Kombinasi ekstrak etanol (AI250+CA100) memiliki efek terbaik untuk mengurangi kerusakan neuron korteks serebrum secara histopatologi.

Hypoxia is inadequate conditions of oxygen causes increasing free radicals destroying organs, e.g. brain. Free radicals neutralized by endogenous and exogenous antioxidants. Acalypha indica and Centella asiatica have antioxidant effects. AgNOR staining measures degree of damaged cell. The aim of this study was to prove the effect of the combination of ethanol extract on the roots of Acalypha indica and Centella asiatica on the histopathology of cortical neurons in cerebrum of rats after hypoxia in AgNOR staining. The study of 26 Spraque-Dawley rats, divided into 6 groups: normal control; negative control (hypoxia + aquades); hypoxia + combination 1; hypoxia + combination 2; hypoxia + single 2; positive control (hypoxia + vit C). Induction of hypoxia for 7 days by flowing 10% O2 and 90% N2 with 1 atm pressure. After 7 days, Blood Gas Analysis, 1 hour re-oxygenation, followed by treatments; distilled water; (AI200 + CA150); (AI250 + CA100); CA150 and vitamin C for 7 days. At the end of study, euthanasia was carried out, brain organs were taken for histopathology examination with AgNOR staining. The combination 2, single 2 and combination 1 extracts were significantly different compared to negative control (p = 0,000; p = 0.005; p = 0.023). The combination of ethanol extract (AI250 + CA100) has the best effect to reduce damage to cerebral cortical neurons histopathologically."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiona Valerie Muskananfola
"Tidur merupakan aspek substansial dalam tumbuh kembang anak, mulai dari aspek kesehatan hingga fungsi sehari-hari anak. Salah satu faktor yang diduga memengaruhi adalah kualitas bonding ibu-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas bonding ibu-anak terhadap kualitas tidur anak usia batita (0-36 bulan) serta mencari proporsi kedua variabel tersebut.
Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan subjek penelitian yaitu ibu beserta anak usia batitanya. Sebanyak 63 ibu beserta anak usia batitanya ikut dalam penelitian ini. Pemilihan subjek penelitian sampel secara konsekutif melalui kesediaan ibu untuk mengikuti penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan dua buah kuesioner dalam bahasa Indonesia yaitu, Mother-Infant Bonding Scale (MIBS) untuk menilai bonding ibu-anak dan Brief Infant Sleep Questionnaire (BISQ) untuk menilai kualitas tidur anak usia batita. Pengisian kuesioner dilakukan oleh ibu. Analisa data dilakukan dengan uji korelasi Spearmans melalui SPSS versi 23. Proporsi anak dengan gangguan kualitas tidur sebesar 33,3%.
Pada bonding ibu-anak, ditemukan adanya rasa takut atau panik pada sebagian besar ibu dengan kadar yang berbeda. Meskipun terdapat perasaan negatif terhadap anak, 100% responden ingin melindungi anaknya. Selain itu, ditemukan korelasi berbanding lurus dengan kekuatan korelasi lemah pada bonding ibu-anak dan kualitas tidur anak p<0,05; r=0,392). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa gangguan kualitas tidur pada anak memiliki prevalensi cukup tinggi. Ibu dengan nilai MIBS tinggi memiliki risiko gangguan tidur pada anak batitanya.

Sleep is a substantial aspect in a childs development which is reflected in their health and daily functions. Mother-child bonding quality has been said to influence the quality of sleep. This research aims at identifying how the quality of mother-child bonding influences toddlers sleep quality and at analyzing the proportion of the two variables.
The cross-sectional study that analyzes data from a representative subset is adopted in this research with mothers and their toddlers (0-36 months) as the subjects. A group of 63 mother-toddler pairs from consecutive sampling participated in the study.
Two sets of questionnaires in Bahasa Indonesia which are Mother-Infant Bonding Scale (MIBS) to assess the mother-child bonding, and Brief Infant Sleep Questionnaire (BISC) to assess the sleep quality of toddlers were used. The questionnaires were completed by the mothers. Spearmans correlation test was used in the analysis using SPSS v.23. The findings of the study indicate that the proportion of toddlers with sleep problem was 33.3%.
In the mother-child bonding analysis it was found that the majority of mothers experienced various levels of fear and panic attack during parenting. However, despite the negative feelings towards the child, 100% of the respondents are determined to protect their children. The mother-child bonding was found to be significantly correlated with sleep quality of the child. And although there is a statistically weak relationship between the two variables, the direction is positive where stronger bonding between mothers and their toddlers results in higher quality of the children sleep (p<0.05; r=0.392). It can also be concluded that there is a high prevalence of toddlers sleep quality problem and that toddlers of mothers with high MIBS are susceptible to sleeping problem risks.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Amanda Nabilah
"ABSTRAK
Pendahuluan: Cengkih (Syzygium aromaticum) mengandung eugenol dipercaya
memiliki efek antioksidan untuk menangkal paparan radikal bebas. Penelitian ini
bertujuan untuk membuktikan efek antioksidan cengkih terhadap kerusakan fungsi hati
tikus Wistar yang diinduksi oleh CCl4 dengan melihat kadar Malondialdehida (MDA)
hati sebagai hasil peroksidasi lipid. Metode: Tiga puluh enam tikus Wistar yang
berusia 12 minggu dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kontrol negatif (CCl4), kontrol
positif (CCl4 + α-tokoferol), dan 4 kelompok dengan pemberian CCl4 dan cengkih
selama 1 hari, 3 hari, 5 hari, dan 7 hari. Hasil: Digunakan uji One-way ANOVA
dengan uji perbandingan post hoc LSD. Didapatkan rerata kadar MDA (nmol/mg
protein) kontrol positif (0.0140), kontrol negatif (0.0098), 1 hari (0.0370), 3 hari
(0.0660), 5 hari (0.0849) dan 7 hari (0.0968). Terdapat perbedaan bermakna (p <0.05)
antar kelompok pada uji One-way ANOVA. Berdasarkan uji post hoc LSD,
peningkatan kadar MDA dibandingkan kontrol negatif signifikan (p<0.05) pada
cengkih 1 hari, 3 hari, 5 hari, dan 7 hari. Kesimpulan: Peningkatan kadar MDA
menandakan adanya peningkatan stress oksidatif pada kelompok yang diberikan
cengkih. Dengan demikian, cengkih bersifat hepatotoksik karena menyebabkan
kerusakan membran lipid.

ABSTRACT
Introduction: Clove (Syzygium aromaticum) contains eugenol as its main compound
known for its antioxidant effect against free radicals. This study was conducted to
investigate the antioxidant effect of Clove against CCl4-induced Wistar rats
hepatotoxicity by measuring liver Malondialdehyde (MDA) level as one of occuring
products of lipid peroxidation. Methods: Thirty–six Wistar rats at the age of 12–
weeks were divided into six groups: positive control (given CCl4 and α-tocopherol),
negative group (CCl4 only), and 4 groups were given CCl4 and clove extract for 1 day,
3 days, 5 days, and 7 days each. Results: One-way ANOVA with post hoc
comparisons (LSD) were performed across all groups. There was a significant
difference (p<0.05) in mean MDA level (nmol/mg protein) between positive control
(0.0140), negative control (0.0098), 1 day of clove (0.0370), 3 days clove (0.0660), 5
days clove (0.0849) and 7 days clove (0.0968). The mean MDA levels are
significantly higher (p<0.05) in groups that were given 1, 3, 5, and 7 days of clove
extract respectively than the negative control group. Conclusions: Higher MDA levels
in clove-given groups indicated increased oxidative stress caused by clove. Therefore,
clove has hepatotoxic effects in Wistar rats instead of antioxidant effects"
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Zuhairi Adhyatmac
"[Kriminalitas adalah perbuatan yang melanggar peraturan. Saat ini terdapat banyak kasus kriminalitas di Jakarta. Pelaku tindak kriminal akan diadili dan dibina di lembaga pemasyarakatan (Lapas). Namun, kenyataanya, narapidana di lapas lebih rentan terkena gangguan jiwa, khususnya wanita yang memiliki sisa vonis yang masih banyak. Oleh sebab belum adanya data mengenai hubungan lama masa menjalani hukuman dengan gangguan jiwa, maka diadakan penelitian potong lintang dengan menggunakan instrumen MINI ICD 10 dan kuisioner umum pada 104 narapidana wanita yang memiliki vonis minimal 3 tahun di Rutan Kelas IIa Jakarta Timur dari bulan Agustus hingga September 2015. Data diolah dengan menggunakan software SPSS ver.23.0 for windows. Didapatkan 96 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dengan prevalensi gangguan jiwa 57,29% dan jenis terbanyak ialah gangguan psikotik. Setelah diuji dengan chi squre, tidak ditemukan hubungan bermakna antara lama masa menjalani hukuman dengan gangguan jiwa (p=0,420). Akan tetapi, ditemukan kecenderungan responden dengan sisa vonis lebih sedikit lebih banyak memiliki gangguan jiwa yang bertolak belakang dengan hasil penelitian di Amerika. Nilai p di penelitian ini lebih kecil dibandingkan studi systematic review Fazel S dan Seewald K tahun 2012. Disarankan untuk melanjutkan penelitian ini di rutan-rutan yang berbeda karena belum ada penelitian yang serupa di Indonesia.

Crime is an act against rules. Currently, there are many criminality cases in Jakarta. Criminals will be prosecuted and supervised in prisons. However, in fact, inmates are susceptible to mental disorders, especially women who have long residual sentence. Because of lack of data on relation between length of serving time and mental disorders, held a cross sectional study using MINI ICD 10 and demographic questionnaires to 104 women inmates who have sentence at least 3 years at Class IIa of East Jakarta Jail from August to September 2015. Data were processed using SPSS ver.230 for windows. From 96 respondents who meet inclusion and exclusion criteria, prevalence of mental disorders was 57.29% with psychotic disorders that highest than others. After using chi-square test, found no significant association between length of serving time and mental disorder (p=0.420). However, there was a tendency that respondents with few residual sentence have a risk to mental disorder that different from research in USA. P value in this research were lower than systematic review study by Fazel S and Seewald K in 2012. Since there have not been any similar research in Indonesia, it was needed to conduct another research about length of serving time and mental disorder in women prisoner in different jails.;Crime is an act against rules. Currently, there are many criminality cases in Jakarta. Criminals will be prosecuted and supervised in prisons. However, in fact, inmates are susceptible to mental disorders, especially women who have long residual sentence. Because of lack of data on relation between length of serving time and mental disorders, held a cross sectional study using MINI ICD 10 and demographic questionnaires to 104 women inmates who have sentence at least 3 years at Class IIa of East Jakarta Jail from August to September 2015. Data were processed using SPSS ver.230 for windows. From 96 respondents who meet inclusion and exclusion criteria, prevalence of mental disorders was 57.29% with psychotic disorders that highest than others. After using chi-square test, found no significant association between length of serving time and mental disorder (p=0.420). However, there was a tendency that respondents with few residual sentence have a risk to mental disorder that different from research in USA. P value in this research were lower than systematic review study by Fazel S and Seewald K in 2012. Since there have not been any similar research in Indonesia, it was needed to conduct another research about length of serving time and mental disorder in women prisoner in different jails.;Crime is an act against rules. Currently, there are many criminality cases in Jakarta. Criminals will be prosecuted and supervised in prisons. However, in fact, inmates are susceptible to mental disorders, especially women who have long residual sentence. Because of lack of data on relation between length of serving time and mental disorders, held a cross sectional study using MINI ICD 10 and demographic questionnaires to 104 women inmates who have sentence at least 3 years at Class IIa of East Jakarta Jail from August to September 2015. Data were processed using SPSS ver.230 for windows. From 96 respondents who meet inclusion and exclusion criteria, prevalence of mental disorders was 57.29% with psychotic disorders that highest than others. After using chi-square test, found no significant association between length of serving time and mental disorder (p=0.420). However, there was a tendency that respondents with few residual sentence have a risk to mental disorder that different from research in USA. P value in this research were lower than systematic review study by Fazel S and Seewald K in 2012. Since there have not been any similar research in Indonesia, it was needed to conduct another research about length of serving time and mental disorder in women prisoner in different jails., Crime is an act against rules. Currently, there are many criminality cases in Jakarta. Criminals will be prosecuted and supervised in prisons. However, in fact, inmates are susceptible to mental disorders, especially women who have long residual sentence. Because of lack of data on relation between length of serving time and mental disorders, held a cross sectional study using MINI ICD 10 and demographic questionnaires to 104 women inmates who have sentence at least 3 years at Class IIa of East Jakarta Jail from August to September 2015. Data were processed using SPSS ver.230 for windows. From 96 respondents who meet inclusion and exclusion criteria, prevalence of mental disorders was 57.29% with psychotic disorders that highest than others. After using chi-square test, found no significant association between length of serving time and mental disorder (p=0.420). However, there was a tendency that respondents with few residual sentence have a risk to mental disorder that different from research in USA. P value in this research were lower than systematic review study by Fazel S and Seewald K in 2012. Since there have not been any similar research in Indonesia, it was needed to conduct another research about length of serving time and mental disorder in women prisoner in different jails.]"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenti Erlianti
"ABSTRAK
Penggunaan internet bermasalah ialah ketidakmampuan individu untuk mengontrol dirinya dalam menggunakan internet sehingga hal ini menimbulkan kesulitan dan gangguan fungsional pada dirinya. Hal ini dianggap memiliki hubungan dengan perilaku hiperaktivitas yaitu gangguan perhatian, hiperaktif, dan impulsif yang menyebabkan penurunan besar pada aktivitas hidupnya. Dalam penelitian ini, subjek penelitian adalah siswa-siswi SMP Pancoran Mas Kota Depok Provinsi Jawa Barat pada tahun 2017 untuk meneliti hubungan hiperaktivitas terhadap penggunaan internet bermasalah. Adapun desain studi yang digunakan ialah cross sectional pada 300 subjek yang diwawancarai dengan Strength and Difficulties Questionnaire SDQ dan Young 39;s Internet Addiction Scale. Setelah itu analisis data dilakukan dengan uji chisquare. Dari total subjek, terdapat 10,7 sunbjek yang mengalami hiperaktivitas dan 27 subjek yang mengalami penggunaan internet bermasalah. Ditemukan tidak adanya hubungan antara hiperaktivitas dengan penggunaan internet bermasalah P=0,490 . Tidak adanya hubungan antara hiperaktivitas terhadap penggunaan internet bermasalah disebabkan oleh banyak faktor. Meskipun di beberapa penelitian menyebutkan keduanya saling berhubungan secara signifikan, namun di Indonesia sendiri belum pernah ada penelitiannya dan di penelitian ini didapatkan bahwa keduanya tidak berhubungan secara signifikan.

ABSTRACT
Problematic internet use is the inability of the individual to control himself in using the internet so this causes trouble and functional disturbance in him. It is considered to have a relationship with attention problem, hyperactive, and impulsivity which causes impairment in life function. In this research, the subjects were taken on students of SMP Pancoran Mas Depok West Java Province in 2017. The study design used was cross sectional in 300 subjects interviewed with Strength and Difficulties Questionnaire SDQ and Young 39 s Internet Addiction Scale . After that the data analysis is done by chisquare test. Of the total subject, there were 10.7 experienced hyperactivity and 27 experienced problematic internet use. There is no relation between hyperactivity with problematic internet use P 0,490 . The absence of a link between the of hyperactivity in problematic internet use is caused by many factors. Although in some studies mentioned the two are interconnected significantly. There is no previous research studying this topic. In this study, it is found that there is no sighnificant relation between the two variables."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Rachma Sayekti
"Penggunaan internet yang bermasalah merupakan dampak negatif dari penggunaan internet yang tidak bijaksana. Penggunaan internet yang bermasalah pada umumnya terjadi pada masa remaja. Pada masa ini, remaja cenderung memiliki masalah dengan emosinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara masalah emosi pada remaja dengan penggunaan internet yang bermasalah. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang dilaksanakan di enam Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Pancoran Mas Depok, dengan jumlah subjek penelitian ini adalah 300 sampel orangdengan setiap sekolahnya terdiri dari 50 sampel. Penelitian ini menggunakan kuesioner Strength and Difficulties SDQ dan Young rsquo;s Internet Addiction TestScale. Penelitian menunjukkan bahwa 39,3 sampel mengalami masalah emosi dan 27 mengalami penggunaan internet yang bermasalah. Tidak terdapat hubungan bermakna antara masalah emosi dengan penggunaan internet yang bermasalah P>0,05. Masalah emosi berhubungan dengan strategi coping mechanism. Pada perempuan cenderung menggunakan coping mechanism yang pasif dan menghindar dibandingkan dengan laki-laki yang menggunakan coping mechanism aktif sehingga lebih protektif. Penelitian yang dilakukan oleh Wei-Po Chou di Thailand menujukkan bahwa seseorang dengan coping mechanism yang pasif tidak berhubungan dengan kejadian penggunaan internet yang bermasalah. Selanjutnya, hal ini bisa terjadi karena internet dijadikan tempat menyalurkan kelabilan emosi dengan bersosialisasi lebih mudah melalui media sosial. Penelitian ini hanya menilai hubungan masalah emosi dan penggunaan internet yang bermasalah dalam satu waktu. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dalam penggunaan internet yang bermasalah pada remaja.

The problematic use of internet is a negative impact of unwise internet use. This problematic internet usage generally occurs at adolescence. At this time, adolescents tend to have problems with their emotions. This study aims to determine the relationship between emotional problems in adolescents and problematic internet use.This study used a cross sectional design conducted in six junior high schools in Pancoran Mas Depok sub district with the number of subjects of this study being 300 people samples with each school consisting of 50 samples. This study uses Strength and Difficulties SDQ questionnaires and Young 39 s Internet Addiction Scale. The results showed that 39.3 of the samples experienced emotional problems and 27 experienced problematic internet usage. There was no significant association between emotional problems and problematic Internet use P 0.05 . Emotional problems relate to coping mechanism strategy. In women tend to use passive coping mechanism and avoid compared with men who use active coping mechanism so that more protective. Research conducted by Wei Po Chou in Thailand shows that a person with a passive coping mechanism is not associated with a problematic internet usage event. Furthermore, this can happen because the internet is used as a place to deliver emotional instability by socializing more easily through social media. This study only assesses the relationship of emotional problems and problematic internet use at one time. Need to do further research to know the factors related in internet usage problem in adolescent."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>