Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Valentina
Abstrak :
Telah diteliti pengaruh modifikasi fotokatalis TiO2 Degussa P-25 dalam memproduksi hidrogen dari gliserol dan air. Modifikasi yang dilakukan berupa perubahan morfologi menjadi nanotubes, pemberian dopan Pt, dopan N, dan penumbuhan fasa kristalin masing-masing melalui perlakuan hidrothermal (130oC, 12 jam), photo-assisted deposition, impregnasi dan kalsinasi 500oC selama 1 jam. Analisa SEM-EDS dan XRD menunjukkan bahwa katalis Pt-N-TiO2 nanotubes dengan tingkat kristalinitas dengan fasa anatase menyerupai TiO2 Degussa P-25. Berdasarkan uji kinerja fotokatalis di bawah sinar tampak, konsentrasi gliserol yang paling optimal adalah 50%. Morfologi nanotubes, dopan N, dopan Pt, dan dopan Pt dan N masing-masing memberikan kenaikan total produksi hidrogen sebanyak 2; 3; 11; dan 13,5 kali secara berurutan dibandingkan TiO2 Degussa P25. ......The effects of modified TiO2 Degussa P-25 in hydrogen generation from water and glycerol have been observed. The photocatalyst was formed to nanotubes, doped with Pt, doped with N and crystallized each by hydrothermal treatment (130oC, 12 hours), photo-assisted deposition, impregnation, and calcination (500oC) respectively. Result of SEM-EDS and XRD show that Pt-N-TiO2 nanotubes composite crystallinity with anatase phase similar to TiO2 Degussa P-25 was successfully obtained. The effects of glycerol and water composition have also been observed under visible light resulting 50% of glycerol as the optimum concentration. Nanotubes morfology, N doped, Pt doped, and Pt-N doped catalyst increase the hydrogen production each by 2, 3, 11, and 13.5 times respectively compare to TiO2 Degussa P-25.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S895
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Valentina
Abstrak :
Telah diteliti pengaruh modifikasi fotokatalis TiC>2 Degussa P-25 dalam memproduksi hidrogen dari gliserol dan air. Modifikasi yang dilakukan antara lain perubahan morfologi menjadi nanotubes, pemberian dopan Pt dan N, masingmasing melalui perlakuan hidrothermal (130°C, 12 jam), photo-assisted deposition dan impregnasi. Analisa SEM-EDS dan XRD menunjukkan bahwa katalis Pt-N-TiC>2 nanotubes berhasil diperoleh dan memiliki fasa kristalin yang baik setelah melalui tahapan kalsinasi 500°C selama 1 jam. Pengaruh konsentrasi gliserol dan air dalam produksi hidrogen juga diamati. Diperoleh bahwa konsentrasi gliserol 50% adalah yang paling optimal. Berdasarkan pengamatan, katalis Pt-N-TiC>2 nanotubes memiliki performa yang paling baik dalam memproduksi hidrogen.
2011
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ellyanora Valentina
Abstrak :
Pada saat ini, kehadiran perusahaan-perusahaan asing dan produk-produk yang bersifat global sangat dirasakan keberadaannya. Investasi merupakan upaya untuk memperluas perusahaan ke negara lain agar dapat memanfaatkan sember daya yang dimiliki negara tersebut secara maksimal. Dalam pasar yang semakin bersifat global, kegiatan-kegiatan perusahaan-perusahaan asing tidak mengenal batas negara. Arus investasi asing langsung (FDI) menjadi aliran modal terbesar dalam perekonomian dunia. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan taraf hidup di negara-negara berkembang membuka peluang untuk pengembangan pasar bagi perusahaan-perusahaan multinasional. Peningkatan kemudahan akses ke pasar modal dunia telah memacu perusahaan-perusahaan multinasional mengarahkan investasi mereka ke negara-negara berkembang. Liberalisasi yang didukung oleh kebijakan investasi asing yang lebih berorientasi pasar di negara-negara berkembang menciptakan iklim investasi yang lebih menarik FDI. Berkurangnya hambatan dalam kegiatan investasi di negara-negara berkembang turut memperbaiki iklim investasi. Bhagwati (1978) berpendapat bahwa manfaat yang diperoleh dari kehadiran investor-investor asing sangat ditentukan oleh kebijakan yang ditempuh pemerintah setempat. Manfaat kehadiran investasi-investasi asing lebih dapat dirasakan jika pemerintah menerapkan strategi yang berorientasi ekspor dengan persaingan yang lebih terbuka daripada jika menerapkan strategi substitusi import dengan memberikan perlindungan yang berlebihan kepada perusahaan-perusahaan lokal. Kajian ini akan membahas dampak yang dihasilkan dalam penerapan kedua strategi tersebut di Indonesia. Semula pemerintah Indonesia menganut kebijakan substitusi import yang didukung oleh harga minyak yang tinggi hingga sekitar akhir tahun 1981. Kemudian, jatuhnya harga minyak dunia dan beberapa pendapatan penting lainnya memaksa pemerintah untuk beralih pada kebijakan yang berorientasi ekspor. Untuk menilai dampak dari kehadiran perusahaan-perusahaan asing, selain memperhatikan kondisi perekonomian secara makro juga perlu melihat kondisi mikro dan perbaikan iklim investasi secara keseluruhan. Perusahaan-perusahaan asing tersebut menj adi sumber pengembangan teknologi dan inovasi produk sehingga akan meningkatkan kinerja perusahaan-perusahaan lokal dan iklim industri domestik dalam menghadapi persaingan di dunia internasional.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isabella Valentina
Abstrak :
ABSTRACT
Kesulitan dalam penegakan diagnosis definitif efusi pleura tuberkulosis berdasarkan metode konvensional ataupun biopsi menyebabkan berbagai usaha untuk mencari alternatif strategi diagnostik lainnya. Kriteria diagnostik yang direkomendasikan adalah apabila pasien terdapat gejala klinik tuberkulosis dan pemeriksaan cairan pleura menunjukkan eksudat berdasarkan kriteria Light, aktivitas adenosin deaminase (ADA) > 40 U/l, dan rasio limfosit/neutrofil > 0.75, maka diagnosis efusi pleura tuberkulosis boleh ditegakkan yang dibuktikan dengan respon terapi. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan nilai diagnostik real time polymerase chain reaction (RT PCR) pada efusi pleura tersangka tuberkulosis yang memenuhi kriteria diagnostik. Penelitian uji diagnostik prospektif menggunakan 43 sampel cairan pleura dari tersangka tuberkulosis yang dipilih secara konsekutif. Diagnosis efusi pleura tuberkulosis ditegakkan berdasarkan respon terapi positif atau kultur positif. Kultur cairan pleura menggunakan media Lowenstein-Jensen. RT PCR dikerjakan menggunakan primer yang dapat mengenali gen IS6110 dan gen MPB64.

Dari 43 sampel tersebut, Mycobacterium tuberculosis dapat dideteksi oleh RT PCR pada 7 sampel, 4 diantaranya dengan kultur positif. Dengan demikian, sensitivitas RT PCR adalah 16.3% yang lebih tinggi daripada sensitivitas berdasarkan kultur saja yaitu 9.3%. Nilai duga positif dan nilai duga negatif RT PCR berturut-turut adalah 100% dan 0%. Spesifisitas, rasio kemungkinan positif, dan rasio kemungkinan negatif RT PCR tidak dapat dinilai karena semua subyek penelitian memiliki respon terapi positif atau kultur positif. RT PCR memiliki keunggulan yaitu dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis definitif efusi pleura tuberkulosis lebih sensitif dan cepat dibandingkan kultur. Dengan demikian, penelitian ini mendapatkan bahwa pada pasien yang memenuhi kriteria diagnosis efusi pleura TB, maka RT PCR merupakan pilihan metode untuk identifikasi infeksi Mycobacterium tuberculosis secara definitif, karena sensitivitas yang rendah maka tidak dapat digunakan sendiri (tunggal).
ABSTRACT
The difficulty to confirm the definitive diagnosis of tuberculous pleural effusion (TBPE) based on conventional laboratory methods and pleural biopsy have lead to the searching of alternative diagnostic strategies. The recommended diagnostic criteria approach for TBPE diagnosis are if a patient has clinical feature of tuberculosis (TB) and the pleural fluid analysis showed exudate based on Light criteria, the adenosine deaminase (ADA) activity > 40 U/l, and lymphocyte/neutrophil ratio > 0.75, then the diagnosis of TBPE is actually established. The aim of this study is to investigate the diagnostic value of RT PCR on suspected TBPE that fullfiled the recommended diagnostic criteria. The diagnostic study with prospective design assessed 43 pleural fluid samples of suspected TBPE that were selected consecutively. The diagnosis of TBPE was confirmed based on positive response therapy or positive culture of the pleural fluid. Pleural fluid culture was performed using Lowenstein-Jensen medium. Real time polymerase chain reaction (RT PCR) was carried out using the primer that detect IS6110 and MPB64 gene.

Among 43 samples of suspected TBPE, Mycobacterium tuberculosis could be detected by RT PCR in 7 samples with 4 of them had positive culture. The sensitivity of RT PCR therefore was 16.3%, it was higher than the sensitivity based on culture only which was 9.3%. Positive predictive value and negative predictive value of RT PCR were 100% and 0%, respectively. The specificity, positive likelihood ratio, and negative likelihood ratio of RT PCR could not be defined because all subjects had positive response therapy or positive culture. RT PCR has an advantage that it can be used to establish definitive diagnosis of TB earlier compared to culture. Therefore, when the patient fulfilled the recommended criteria of tuberculous pleural effusion, RT PCR is the method of choice for definitive identification of Mycobacterium tuberculosis infection. However, due to the low sensitivity, it can not be used alone.
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risnawati Valentina
Abstrak :
Pemanfaatan rawat jalan yang semakin meningkat salah satunya disebabkan oleh meningkatnya kasus Penyakit Tidak Menular (PTM). Salah satu faktor risikonya adalah status merokok. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan rawat jalan dengan teori Andersen. Desain pada penelitian ini adalah crosssectional dengan jenis data kuantitatif. Faktor predisposing (predisposisi) yang dikaitkan dengan status merokok dan riwayat PTM, umur lansia, pria, tidak bekerja, pendidikan rendah, menikah adalah kelompok berisiko dalam memanfaatan pelayanan rawat jalan yang tinggi. Faktor enabling (pemungkin) yang jika dikaitkan dengan status merokok dan riwayat PTM, status ekonomi rendah, memiliki jaminan kesehatan swasta dan pemerintah, dan tinggal di pedesaan adalah kelompok berisiko dalam memanfaatkan pelayanan rawat jalan yang tinggi. Faktor need (kebutuhan) yang jika dikaitkan dengan status merokok dan riwayat PTM, mantan perokok dan memiliki keadaan morbiditas adalah kelompok berisiko dalam memanfaatkan pelayanan rawat jalan yang tinggi Adanya keterkaitan antara status merokok, riwayat PTM, dan jaminan kesehatan dirasa perlu untuk membangun kebijakan berdasarkan ke tiga hal tersebut dan membangun kerjasama lintas sektoral.
Outpatient utilization is increasing, one of which is caused by an increase in cases of Non- Communicable Diseases (PTM). One risk factor is smoking status. The purpose of this study was to analyze the factors that influence the use of outpatient care with Andersen's theory. The design in this study is cross sectional with quantitative data types. Predisposing factors that are associated with smoking status and history of PTM, elderly, male, non-working, low education, marriage are at risk groups in utilizing high outpatient utilization. Enabling factors that are associated with smoking status and history of PTM, low economic status, having private and public health insurance, and living in rural areas are at risk in utilizing high outpatient services. Need factor that when associated with smoking status and history of PTM, ex-smokers and having a state of morbidity is a risk group in utilizing high outpatient services. The relation between smoking status, history of PTM, and health insurance is deemed necessary to develop policies based on these three things and build cross-sectoral cooperation.
Depok: Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53006
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edsa Nathasya Valentina
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai perencanaan penggunaan media promosi dalam meningkatkan kesadaran dan minat beli konsumen, dengan melakukan kegiatan business coaching. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data secara kualitatif, yaitu dengan melakukan wawancara, observasi dan survey kepada Lauren Collection sebagai pemilik dari merek Reward. Hasil wawancara mendalam dengan pemilik kemudian diolah dengan menggunakan internal analisis dan eksternal analisis, seperti STP, SWOT, VRIO, model canvas, marketing mix, paretos five forces analysis, GAP analysis, fishbone, serta pareto analysis. Hasil olahan tersebut akan menjadi dasar analisis dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh Reward. Penggunaan media promosi digunakan untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang ada serta memberikan nilai yang baru terhadap Reward.
This thesis discusses the planning of using promotional media to increase consumer awareness and buying interest, by conducting business coaching activities. This research was conducted with qualitative data collection, namely by conducting interviews, observation and surveys to Lauren Collection as the owner of the Reward brand. The results of in-depth interviews with the owners were then processed using internal analysis and external analysis, such as STP, SWOT, VRIO, canvas models, marketing mix, pareto five forces analysis, GAP analysis, fishbone, and pareto analysis. The processed products will be the basis of analysis in solving problems faced by Rewards. The use of promotional media is used to be able to solve existing problems and provide new values to Rewards.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52965
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidabutar, Noviyati Valentina
Abstrak :
ABSTRAK
Arus migrasi yang tinggi dan masalah keterbatasan lahan di Jakarta berdampak pada tumbuhnya permukiman alami dengan infrastruktur pemukiman dan layanan sanitasi yang tidak memadai. Bahkan faktanya masih ada rumah tangga yang melakukan praktik buang air besar sembarangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola tingkat kelayakan fasilitas pembuangan tinja pada rumah tangga dengan mengadaptasi kriteria sanitation ladder, dan meneliti pengaruh karakteristik rumah tangga terhadap adopsi fasilitas pembuangan tinja layak. Analisis penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode regresi logistik multinomial, dan sampel penelitian menggunakan mikrodata Susenas tahun 2017. Hasil penelitian menunjukkan 85,64% fasilitas pembuangan tinja pada rumah tangga di Jakarta termasuk kategori layak, yaitu 68,81% kategori layak-sendiri dan 16,83% kategori layakbersama. Sedangkan 14,36% tergolong kategori tidak layak. Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap kategori layak-sendiri adalah non-migran risen, pendidikan tinggi, jumlah anggota ≥4 orang, kawin, perempuan, dan penghasilan tinggi. Penyimpangan terjadi pada status pekerjaan, dimana status tidak bekerja cenderung memiliki kategori layak. Namun ketika diteliti lebih lanjut, status tidak bekerja memiliki kesejahteraan yang baik. Studi ini merekomendasikan kolaborasi antar dinas dan sinergi program daerah dalam menekan angka 14,36% kategori tidak layak dan mencapai target 100% sanitasi layak dan aman. Rekomendasi perumusan disain kebijakan dan pemilihan intervensi ditujukan terhadap faktor predisposisi (karakteristik rumah tangga) yang berpengaruh signifikan dan faktor pemungkin (sarana dan layanan), untuk menghasilkan capaian yang komprehensif.
ABSTRACT
High migration and limited land in Jakarta have resulted in the growth of natural settlements with inadequate housing infrastructure and sanitation services. In fact, there are households that practice open defecation. This study aims to identified pattern of the feasibility of disposal facilities in the household by adapting sanitation ladder criteria, and examine the effect of household characteristics on the adoption of feasible disposal facilities. The research analysis is using quantitative approach with multinomial logistic regression methods, with research samples using Susenas microdata in 2017. The research analysis is using quantitative approach with multinomial logistic regression methods, and research samples using Susenas microdata in 2017. The results showed 85.64% households in Jakarta were included in the feasible, including 68.81% the feasible category and 16.83% the shared category. Whereas 14.36% is classified as inadequate category. Variables that have a significant effect on the feasible category are non-migrant risen, higher education, the number of members ≥4 people, marriage, women, and high income. Deviations occur in employment status, where the status of not working tends to be feasible. But further, this not working status has a good welfare. The study recommends collaboration between agencies and regional program synergies in suppressing the 14.36% inadequate categories and to achieving the 100% target of safe and proper sanitation. Recommendations for the policy formulation and intervention options are aimed at predisposing factors (household characteristics) that have a significant influence and supporting factors (facilities and services), to produce comprehensive results.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yola Lista Valentina
Abstrak :
Meningkatnya aktivitas belanja makanan secara online seiring dengan perkembangan teknologi menyebabkan meningkatnya jumlah sampah kemasan sekali pakai. Penerapan dan pengembangan biopolimer telah menarik perhatian dalam industri pengemasan makanan, sehingga diperlukan model penerimaan yang dapat menggambarkan penerimaan penggunaan kemasan biopolimer dalam pengantaran belanja makanan melalui aplikasi GoFood. Model konseptual penerimaan penggunaan kemasan Biopolimer pada riset ini merupakan integrasi dari variabel-variabel dari theory of planned behavior (TPB) dengan variabel tambahan pengetahuan lingkungan (environment knowledge) dan variabel kepedulian lingkungan (environment concern). Sampel pada penelitian ini adalah masyarakat Indonesia yang menggunakan layanan aplikasi pengiriman makanan GoFood. Analisis data menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM). Hasil yang diperoleh melalui riset ini ialah terdapat 5 faktor yang memengaruhi yaitu sikap (attitude), perilaku yang diharapkan (perceived behavior), niat kemasan hijau (green packaging intention) dan perilaku kemasan hijau (green packaging behavior), variabel tambahan pengetahuan lingkungan (environmental knowledge). Pengetahuan lingkungan berpengaruh positif terhadap sikap, sikap berpengaruh positif terhadap niat kemasan hijau, perilaku yang dirasakan memiliki pengaruh positif  terhadap niat kemasan hijau, dan niat kemasan hijau memiliki pengaruh positif terhadap perilaku kemasan hijau. Faktor-faktor dan hubungan antar faktor tersebut menjadi faktor yang terdapat pada model penerimaan penggunaan kemasan pengiriman belanja makanan melalui aplikasi GoFood. Kebaruan pada model yang dikembangkan memberikan hasil bahwa pengetahuan lingkungan (environmental knowledge) berpengaruh terhadap sikap (attitude). ......The application and development of biopolymers has attracted attention in the food packaging industry, so an acceptance model is needed that can describe the acceptance of the use of biopolymer packaging in the delivery of food purchases through the GoFood application. The conceptual model for acceptance of the use of Biopolymer packaging in this research is the integration of variables from the theory of planned behavior (TPB) with additional environmental knowledge and environmental concern variables. The sample in this study is Indonesian people who use the GoFood food delivery application service. Data analysis used the Structural Equation Modeling (SEM) method. The results obtained through this research are that there are 5 influencing factors, namely attitude, expected behavior, green packaging intention and green packaging behavior, an additional variable of environmental knowledge. knowledge). Environmental knowledge has a positive effect on attitudes, attitudes have a positive effect on green packaging intentions, perceived behavior has a positive influence on green packaging intentions, and green packaging intentions have a positive influence on green packaging behavior. These factors and the relationship between these factors are the factors contained in the acceptance model for the use of food shopping delivery packages through the GoFood application. The novelty of the developed model gives the result that environmental knowledge influences attitudes.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Riama Valentina
Abstrak :
Sebagai negara dengan populasi yang besar, Indonesia memiliki tantangan tersendiri dalam mengatur sumber daya manusia agar dapat mendukung pembangunan. Pemerintah telah mengalokasikan dana yang cukup signifikan dalam bidang Pendidikan untuk dapat meningkatkan dunia Pendidikan di Indonesia yang kemudian dapat meningkatkan kemampuan dan daya saing masyarakat Indonesia di pasar tenaga kerja. Namun, sebagian besar tenaga kerja di Indonesia masih berada di sektor informal yang identik dengan pendidikan dan penghasilan yang rendah. Keputusan untuk bekerja di sektor informal ini dipengaruhi berbagai hal baik itu karakteristik individual seperti tingkat pendidikan maupun kondisi pasar tenaga kerja. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk melihat tingkat imbal balik pendidikan secara pribadi khususnya bagi para pekerja informal dengan menggunakan persamaan Mincer serta melihat lebih jauh perbedaan tingkat imbal balik pendidikan antara pria dan wanita dan antara mereka yang berada di kota dan desa. Tulisan ini menunjukkan bahwa pendidikan masih memberikan imbal balik yang positif terhadap pendapatan para pekerja meskipun imbal balik pendidikan pada pekerja yang berada di sektor formal lebih besar daripada pekerja yang ada di sektor informal ......As developing countries with large population, Indonesia face challenges in managing its human capital to support the development. The government has allocated significant amount of money in educational sector to improve the education in Indonesia that will lead to increase in Indonesian capability and competitiveness in the labour market. However, labour market in Indonesia is still dominated by the informal workers which characterized with low educated and low earning jobs. Despite its characteristics, the decision to be informal workers can be varied and can be influenced by individual’s characteristics like education and/or labour market condition. Therefore, this paper aims to explore whether education bring private return to the informal workers by applying the Mincer human capital earning function and exploring the returns between gender and areas (rural or urban). The results show that education bring positive impact to the worker’s earning although the return is smaller in the informal sector than in the formal one.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Valentina
Abstrak :
Sejak tahun 2012, salah satu Perusahaan Migas memiliki permasalahan kualitas udara yang belum dapat teratasi hingga saat ini, yaitu kelembaban relative (RH) yang tinggi dan pertumbuhan mikrobiologi (jamur dan bakteri) di dalam ruangan pada bangunan akomodasi dan perkantoran. Hingga akhirnya modifikasi sistem HVAC, perbaikan bangunan bocor dan pemasangan UV-C light telah dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi efektivitas pengendalian sistem tata udara dalam mengatasi permasalahan kualitas udara. Desain penelitian adalah cross sectional kuantitatif dengan analisis uji statistik. Penelitian dilakukan dengan statistik deskriptif dan uji komparasi pada parameter IAQ dan gejala SBS sebelum dan setelah modifikasi. Parameter IAQ meliputi temperatur, RH, air movement, VOC, CO2, O2, serta total jamur dan bakteri di udara dan permukaan. Agar dapat memberikan rekomendasi yang tepat dilakukan pula uji korelasi untuk menganalisis pengaruh antara parameter fisik dan kimia terhadap pertumbuhan mikrobiologi, serta pengaruh thermoregulation behavior dan aktivitas penghuni terhadap kondisi kualitas udara dan gejala keluhan SBS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kualitas udara setelah modifikasi (HVAC dan UV-C light) mengalami perbaikan kondisi yang signifikan pada parameter RH, bakteri dan jamur di udara, bakteri dan jamur di permukaan. Thermoregulation behavior, aktivitas penghuni dan gejala SBS memiliki perubahan yang baik setelah modifikasi. Kelembaban relatif (RH), CO2 dan O2 signifikan mempengaruhi pertumbuhan mikrobiologi (jamur dan bakteri) di dalam ruangan. Aktivitas penghuni dan thermoregulation behavior secara signifikan mempengaruhi kondisi kualitas udara dan gejala keluhan SBS. Modifikasi HVAC dan perbaikan bangunan bocor terbukti efektif dalam menurunkan RH di dalam ruangan. Pemasangan UV-C light pada sistem HVAC dan UV-C light portable terbukti efektif untuk mendisinfeksi jamur dan bakteri di udara, jamur di permukaan diffuser dan sistem HVAC di bangunan akomodasi dan perkantoran. Pengendalian sistem tata udara (HVAC dan UV-C light) secara signifikan dapat memperbaiki permasalahan kualitas udara, namun kondisi ini harus selalu dipertahankan dan ditingkatkan untuk mencapai kondisi sesuai dengan standar KUDR. Rekomendasi mitigasi yang diberikan diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan kualitas udara tersebut. ......Since 2012, an Oil and Gas Company has Indoor Air Quality (IAQ) problems that have not been resolved until now, such as the high relative humidity (RH) and microbiological growth (mold and bacteria) indoors in accommodation and office buildings. Finally, the HVAC system modifications, leaking building repairs and UV-C light installation have been implemented. Therefore, an evaluation of the effectiveness of HVAC system control is needed in addressing IAQ problems. Research design is a quantitative cross sectional study with statistical analysis. The study was conducted with descriptive statistics and statistical comparative tests on IAQ parameters and SBS symptoms before and after modification. The IAQ parameters include temperature, RH, air movement, VOC, CO2, O2, total mold and total bacteria in ambient air and surface area. In order to provide appropriate recommendations, statistical correlation tests were conducted to analyze the influence between physical and chemical IAQ parameters on microbiological growth, as well as the influence of thermoregulation behaviour and occupant activity on air quality conditions and SBS symptoms. The study results showed that IAQ conditions after modification (HVAC and UV-C light) has significant improvements in RH, bacteria and mold in ambient air, bacteria and fungi on the surface. Thermoregulation behaviour, occupant activity and SBS symptoms have good changes after modification. RH, CO2 and O2 significantly affect the microbiological growth (mold and bacteria) indoors. Occupant activity and thermoregulation behaviour significantly affected IAQ conditions and SBS symptoms. HVAC modifications and leaky building repairs have proven effective in lowering RH indoors. Installation of UV-C light on HVAC systems and portable UV-C light has proven effective for disinfecting airborne molds and bacteria, mold on diffuser surfaces and HVAC systems in accommodation and office buildings. Modification of HVAC systems and UV-C light can significantly improve IAQ problems, but these conditions must always be maintained and improved to achieve acceptable conditions based on IAQ standards. Mitigation recommendations are expected to solve the air quality problem.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>