Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Subianto
Abstrak :
Tesis ini bertujuan untuk mengetahui peran Kepala Balai terhadap disiplin kerja instruktur. Selain itu jugs untuk mengetahui perbedaan peran Kepala Balai dan disiplin kerja instruktur pada beberapa BLKI di Jawa Tengah. Latar belakang dari penulisan tesis ini karena masih adanya gejalagejala ketidakdisiplinan Instruktur dan peran kepala balai yang tidak mendukung produktivitas kerja dan profesionalisme dalam penanganan pelatihan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan analisis korelasi terhadap 90 sampel instruktur dari tiga BLK industri di Jawa Tengah. Kerangka teori dalam penelitian ini adalah : 1). Bahwa kepemimpinan merupakan salah satu faktor utama dalam membangun disiplin sumber daya manusia, 2). Berdasarkan teori X dinyatakan bahwa manusia X menuntut keterlibatan peran kepala/pemimpin organisasi untuk mengarahkan, mengontrol, membina dan memaksa bawahan agar mau bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Sementara itu, kelompok manusia Y yang menuntut peran kepala/pimpinan untuk mendorong, mendukung, melibatkan dan memberi motivasi bawahan kearah tujuan organisasi, 3). Keterlibatan peran dari kepala/pemimpin adalah dalam wujud kepala sebagai administrator, supervisor dan motivator dalam mengarahkan disiplin bawahannya kearah yang menunjang tujuan organisasi. Hasil dari penelitian ini adalah Peran Kepala Balai sebagi administrator, supervisor dan motivator berkoretasi dengan disiplin kerja instruktur. Sementara itu dalam komparasi kedua variabel itu di tiga BLKI di Jawa Tengah terdapat hasil analisis ANOVA sebagai berikut : 1). Tidak ada perbedaan peran kepala Balai sebagai pada beberapa BLKI dengan nilai F hitung = 0,83 dan 2) Tidak ada perbedaan disiplin beberapa BLKI dengan nilai F hitung = 0, 06. Kesimpulan dari penelitian ini adalah 1 }. Terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan antara peran kepala balai sebagi administrator, supervisor, dan motivator dengan disiplin kerja instruktur. 2). Tidak terdapat perbedaan peran Kepala Balai dan disiplin kerja instruktur pada ketiga BLKI di Jawa Tengah. Berdasarkan penelitian tersebut perlunya peran Kepala Balai pada Balai Latihan Kerja Industri ditingkatkan dengan jalan memberikan otonomi dan Kepala Balai diberi pendidikan dan pelatihan, mengikuti seminarlpenataran serta memberi buku referensi mengenai peran yang diembannya. Dan juga disarankan bagi peneliti lain yang berminat untuk meneliti disiplin kerja instruktur agar alat ukur disempurnakan dan untuk menambah variabel lain agar disiplin kerja instruktur dapat lebih banyak lagi dijelaskan oleh variabel yang mempengaruhinya.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T8751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susarto Subianto
Abstrak :
ABSTRAK Puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat kepada masyarakat memerlukan penanganan yang mengikuti prinsip-prinsip manajemen. Untuk itu faktor petugas puskesmas memegang peranan yang cukup penting dalam menyelenggarakan fungsi-fungsi tersebut di atas. Tenaga kesehatan puskesmas di wilayah Kotamadya Dati II Bogor diharapkan mampu melaksanakan semua program upaya kesehatan pokok puskesmas seperti yang diharapkan. Dengan demikian diharapkan cakupan program upaya kesehatan pokok puskesmas meningkat. Tujuan penelitian ini secara umum adalah diperolehnya gambaran mengenai hubungan antara faktor ketenagaan yang menyangkut lama kerja, pendidikan, motivasi, pendidikan dan latihan, jumlah tenaga dengan cakupan program upaya kesehatan pokok puskesmas pada 11 puskesmas di Kotamadya Dati II Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang dilakukan terhadap tenaga kesehatan puskesmas di wilayah Kotamadya Dati II Bogor. Hasil penelitian ini menunju.kkan bahwa cakupan program upaya kesehatan pokok puskesmas tidak berhubungan dengan faktor lama kerja, pendidikan, motivasi, pendidikan dan latihan; jumlah tenaga pada 11 puskesmas di Kotamadya Dati II Bogor. Tidak adanya hubungan bermakna secara statistik kemungkinan disebabkan jumlah sampel yang relatif kecil, yakni hanya 11 puskesmas. Tidak tertutup kemungkinan adanya faktor-faktor lain di luar unsur ketenagaan yang benar-benar mempunyai hubungan dengan cakupan program upaya kesehatan pokok puskesmas, tetapi tidak termasuk dalam penelitian ini. Seperti faktor peran serta masyarakat, KIE, faktor lingkungan, sosial budaya dan lain-lain. Berdasarkan hash penelitian tersebut di atas disarankan beberapa hal, yakni perlu dilakukan mutasi tenaga kesehatan puskesmas agar tercipta gairah kerja yang lebih baik dan keberhasilan program upaya kesehatan pokok puskesmas akan meningkat, perlu dilakukan seleksi dalam hal jenis pendidikan tenaga kesehatan puskesmas mengingat berbeda pula kemampuan dalam pengelolaan program. Untuk itu perlu dilakukan analisis pekerjaan yaitu merinci tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program upaya kesehatan pokok puskesmas, pembagian tugas yang ada di setiap program perlu dipertegas lagi karena seperti terlihat dalam penelitian ini masih adanya tugas rangkap yang dipegang oleh tenaga kesehatan hampir di setiap puskesmas, perlu diadakan penelitian lanjut untuk menggali lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program upaya kesehatan pokok puskesmas diluar unsur ketenagaan, perlu ditingkatkan peranan faktor-faktor di luar unsur tenaga kesehatan puskesmas untuk ikut berperan dalam meningkatkan keberhasilan program upaya kesehatan pokok puskesmas. Dengan demikian diharapkan cakupan program upaya kesehatan pokok puskesmas akan meningkat sesuai yang diharapkan.
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Totok Subianto
Abstrak :
Permasalahan kesehatan masyarakat terkait pelaksanaan kegiatan deteksi tumbuh kembang anak di Kabupaten Nunukan adalah rendahnya jumlah anak yang dideteksi tumbuh kembang. Jumlah anak yang dideteksi tumbuh kembang pada tahun 2007 sebesar 23,5% (target pada standart pelayanan minimal = 90%). Rendahnya cakupan anak yang di deteksi menyebabkan beberapa anak yang tidak datang lepas dari pengamatan, sehingga perubahan tumbuh kembang tidak bisa terdeteksi secara berkala. Kejadian tersebut menyebabkan kejadian gangguan tumbuh kembang tidak bisa diketahui secara cepat dan akurat. Akibatnya anak terlambat untuk dirujuk ke tempat pelayanan kesehatan lanjutan karena kejadiannya lambat diketahui. Sistem informasi pemantauan gangguan tumbuh kembang anak yang sedang berjalan belum bisa menjawab kebutuhan manajemen program, sehingga penelitian ini bertujuan agar tersusun model sistem pemantauan yang efektif dan efisien dengan prototipe program dan basis data sehingga dapat mendukung manajemen program. Prototipe diharapkan dapat menghasilkan laporan tepat waktu, cakupan indikator tumbuh kembang anak yang lebih valid, daftar kasus yang terinci, jumlah anak yang melakukan deteksi secara rutin, daftar anak yang harus dideteksi dan informasi keberadaan tenaga terlatih di posyandu, TK dan puskesmas. Rancangan penelitian ini menggunakan metodologi pengembangan sistem dengan metode incremental yaitu menggabungkan elemen-elemen dalam model berurutan linear dengan filosofi iteratif dari metode prototipe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pemantauan gangguan tumbuh kembang anak di Kabupaten Nunukan belum berjalan sesuai pedoman. Tenaga pelaksana belum melibatkan kader dan guru TK, keluaran sistem belum menghasilkan informasi kasus baru atau lama, jumlah anak yang dideteksi secara rutin dan persen puskesmas, posyandu dan TK dengan tenaga terlatih. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa 1)Rendahnya cakupan deteksi disebabkan karena belum ada keterlibatan masyarakat dan lintas sektor terkait dalam kegiatan ini. 2) Sistem informasi yang dikembangkan menggunakan visual programming dengan database dari SQL, agar dapat ditanam di website. 3)Sistem baru dapat menghasilkan indikator input, proses dan output yang lebih valid dan lebih cepat. 4) Menghasilkan daftar sasaran yang harus dideteksi tumbuh kembang secara rinci sehingga permasalahan pemantauan gangguan tumbuh kembang anak di Kabupaten Nunukan dapat terselesaikan. ......It has already known that the problems of publich health about development and growth monitoring abnormally children program in Nunukan Regency on 2007th is the descent number of the children who detected development and growth. The number of the children who detected development and growth on 2007th is 23,5% (minimum standart = 90%). The descent of the children who detected coverage to make some children who don?t come to detection and stimulation place out of evaluation, so that development and growth change can?t detection regularly. It has to make the children development and growth abnormal can not known on time and accurately. The impact it, the children late revered to the publich health serveice, because it has to late to known. The information system development to monitor development and growth abnormally children in Nunukan Regency can not given yet manajemen program demand., so that this research goal is to create effective and efficient monitoring system with prototype and basis data so that be able to support manajemen program. Prototype be hoped can to produce routine and incidental report, development and growth indicator program more valid, listing case detail, number of the children who detected routinely, the children listing who have to detected and man power. This research design to develop system with incremental and iterative model to add elemens in the linear structure. Result of this research known that monitor abnormal development and growth children in Nunukan Regency haven?t been doing like the guidens program yet. Kader posyandu and kindergarden teacher not joint this program yet, output system not result 1) old and new case information 2) number of children to detected routinely and 3) persen posyandu, kindergarden and puskesmas with man power have trained. This research conclussion to show that 1) Descent of children detected coverage, because kader and another departemet not joined this program yet 2) The information system development with visual programming and SQL database in order to upload website. 3) New system able to produce indicator input, proses and output more valid and fastly. 4) Produce children listing who have to detected development and growth detail so that the problem of abnormal development and growth children in Nunukan Regency can to solved.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T28388
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jusuf Subianto
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1979
S16427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Subianto
Jakarta: Yayasan Kamus , 2000
170 SUB m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Prabowo Subianto
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2004
330.959 8 Sub k(1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Prabowo Subianto
Jakarta : Pustaka Sinar Harapan , 2004
330.959 8 PRA k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Subianto
Jakarta : Yayasan Bermula Dari Kanan , 2004
303.34 ACH k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Subianto
Jakarta : Yayasan Bermula Dari Kanan, 2004
370.598 ACH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Subianto
Jakarta: Yayasan Bermula Dari Kanan, 2004
297.54 ACH s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>