Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Rahayu
Abstrak :
Hubungan manajemen pemasok adalah salah satu kegiatan terkait rantai pasokan yang paling penting bagi sebagian besar perusahaan yang bekerja dengan banyak pemasok. Pembelian dan manajemen persediaan berpengaruh signifikan terhadap keunggulan kompetitif perusahaan pembeli. Purchasing Portfolio Matrix (PPM) - Supplier Portofolio Matrix (SPM) memungkinkan pembuat keputusan untuk mensegmentasikan pemasok berdasarkan karakteristik pemasok dan hubungannya dengan perusahaan pembeli. Segmentasi pemasok menggunakan segmentasi gabungan PPM-SPM dalam industri manufaktur Indonesia yang diamati untuk dapat mengelola hubungan pemasok. Penelitian ini mengusulkan pendekatan integratif yang mencakup variabel supplier risk, profit impact, kemauan pemasok, dan kemampuan pemasok sebagai kriteria dimensi untuk segmentasi pemasok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah  Best-Worst Method (BWM) untuk memperoleh bobot kriteria evaluasi pemasok, Hasil penelitian ini adalah rekomendasi strategi manajemen hubungan dengan supplier yang sesuai untuk setiap segmen pemasok.
The supplier management relationship is one of the most crucial supply chain-related activities for most firms working with multiple suppliers. Purchasing and supply management significant influence on the competitive advantages of a buying company. Purchasing Portfolio Matrix (PPM)-Supplier Portfolio Matrix (SPM) framework allows decision-makers to segment suppliers based on supplier characteristics and their relationship with the buying company. Supplier segmentation use combined PPM-SPM segmentation in the Indonesian manufacturing industry observes to be able to manage supplier relationships. This paper proposes an integrative approach that includes variables regarding supplier risk, profit impact, supplier willingness, and supplier capabilities as dimensions criteria for segmenting suppliers. The method used in this study is the Best-Worst Method (BWM) to obtain the weight of supplier evaluation criteria. The results of this study are the evaluation of relationship management strategies with suppliers that are appropriate for each supplier segment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rahayu
Abstrak :
Ekspor harus dibuktikan dengan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan Nota Pelayanan Ekspor (NPE), sedangkan Faktur Pajak merupakan bukti adanya penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP) di Dalam Daerah Pabean. Tidak dimilikinya PEB dan NPE karena ekspor dilakukan secara tidak langsung, mengakibatkan penjualan ke luar negeri tidak dapat diakui sebagai ekspor, melainkan harus diperlakukan sebagai penyerahan BKP/JKP di Dalam Paerah Pabean sehingga harus diterbitkan Faktur Pajak, dapat dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% dan dilaporkan pada Formulir 1111 A2 SPT Masa PPN. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis sehubungan dengan implementasi destination principle baik pada Undang-Undang PPN (UU PPN), peraturan pelaksanaannya maupun penerapan administrasi perpajakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mencari tahu akar permasalahan sehubungan dengan kesulitan di dalam melaporkan ekspor yang dilakukan secara tidak langsung di dalam SPT Masa PPN. Temuan dari penelitian ini adalah Faktur Pajak harus diterbitkan baik oleh karena permintaan petugas bea dan cukai sehubungan dengan ijin pemasukan atau pengeluaran barang di Kawasan Berikat ataupun karena permintaan dari otoritas pajak. Di sisi lain, interpretasi yang beragam sehubungan dengan perlakuan PPN untuk ekspor yang dilakukan secara tidak langsung mengakibatkan beragamnya pengisian Faktur Pajak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah UU PPN telah secara konsisten menganut destination principle. Namun, ketiadaan definisi “penyerahan” di dalam UU PPN mengakibatkan interpretasi dan pelaksanaan UU PPN seringkali tidak dikaitkan dengan kelaziman usaha dan sifat transaksional PPN. Akibatnya, aturan pelaksanaan UU PPN dan administrasi perpajakan tidak memfasilitasi pelaporan ekspor yang dilakukan secara tidak langsung di dalam SPT Masa PPN. ......Export must be proven by Notification for Export of Goods (PEB) and Note for Export Service (NPE), while the Tax Invoice is evidence for supply of Taxable Goods (BKP) or Taxable Services (JKP) within the Customs Area. The absence of PEB and NPE for indirect exports, resulting in overseas sales cannot be recognized as exports, but must be treated as supply of BKP/JKP in the Customs Area so that a Tax Invoice must be issued, can be subject to Value Added Tax (VAT) of 10% and reported on Form 1111 A2 of the monthly VAT Return. This study aims to analyse the implementation of the destination principle in the VAT Law, its implementing regulations and the application of tax administration. This study uses a qualitative approach to find out the root causes of difficulties in reporting indirect exports in the monthly VAT Return. The findings of this study are that the Tax Invoice must be issued either because of the request of the customs and excise officer in connection with the permit for entering or releasing of goods in the Bonded Zone or because of the request of the taxation authority. On the other hand, various interpretations regarding the treatment of VAT for indirect exports result in various fillings of Tax Invoices. The conclusion of this research is that the VAT Law has consistently adhered to the destination principle. However, the absence of a definition of “supply” in the VAT Law has resulted in the interpretation and implementation of the VAT Law often not being related to the business practices and the transactional nature of VAT. As a result, the implementing regulations of the VAT Law and tax administration do not facilitate reporting indirect export in the monthly VAT Return.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Siti Rahayu
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana kompetensi yang dimiliki oleh Kepala Perpustakaan Sekolah di wilayah Kelurahan Cibubur Jakarta Timur, yang dilakukan di empat 4 sekolah, yaitu: SDIA 20 Cibubur, SDN 01 Cibubur, SDN 05 Cibubur, SDN 11 Cibubur sesuai dengan Permendiknas No.25 Th.2008. Pada penelitian ini yang menjadi subjek kajian adalah kompetensi yang dimiliki oleh Kepala Perpustakaan Sekolah yang ada di wilayah Kelurahan Cibubur. Informan yang diteliti empat 4 orang Kepala Perpustakaan, dengan menggunakan teknik wawancara dengan jenis penelitian kualitatif. Hasil penelitian adalah bahwa pencapaian Kepala Perpustakaan Sekolah di wilayah Kelurahan Cibubur belum sepenuhnya dapat menunjukan kompetensi yang baik, khususnya kompetensi pengembangan profesi, kompetensi pengelolaan informasi dan kompetensi kepribadian dan sosial. Penelitian ini menyarankan agar Kepala Perpustakaan Sekolah sebaiknya lebih merencanakan pengorganisasian sumber daya perpustakaan, mengembangkan kesadaran para pustakawan, melakukan sosialisasi lebih banyak, dan menghimbau pustakawan untuk mulai melakukan kajian-kajian ilmiah sehingga bisa memenuhi kompetensi Wawasan Kependidikan.
This research aims to explain the competence that is had by the Heads of School Libraries in the area of Kelurahan Cibubur Jakarta Timur, which is at SDIA 20 Cibubur, SDN 01 Cibubur, SDN 05 Cibubur, SDN 11 Cibubur, according to Permendiknas no. 25 of 2008. The subject of this research is the competence that is had by the Heads of School Libraries in the area of Kelurahan Cibubur. Informants of the research are four 4 Heads of School Libraries, analyzed by doing interviews with qualitative research type. The result is that the Heads of School Libraries in the area of Kelurahan Cibubur have not fully shown good competence needed, especially in terms of professional development, information management, and personal and social competence. This research suggests that the Heads of School Libraries should plan the organization of library resources more, develop the awareness of librarians, do library socialization more and urge librarians to start doing scientific studies so that it can meet the competency of Wawasan Kependidikan Educational Insight.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S66036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library