Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rudi
"Pembangunan jalan tol Jakarta Ouzer Ring Road (JORR),diharapkan dapat menjadi altematif bagi para pengendara untuk menghindari kemacetan. Untuk mengetahui probabilitas salon pengguna jalan tol JORR dengan kondisi waktu tertentu dan biaya tertentu maka dilakukan suwey dengan mctode Stated Preference Techniques dengan variabelnya berupa beds waklu perjalanan dan beda biaya perjalanan.
Dari hasil survey, data dipisahlmn menurut jenis perjalannya dan kemudian kategori jarak tempuhnya. Lalu dengan bantuan sofiware SPSS ILS dipilih variabel-variabel, yang jika berkorelnsi kuat akan dimasukan kedalam pembentukan fungsi utilitasnya. Fungsi utilitas dibentuk dengan analisa regresi dengan bantuan software SPSS 11.5.
Setelah fimgsi utilitzs didapat kemudian dikembangkan model legit untuk menganalisis probabilitas kesediaan seseorang untuk menggunakan jala.n tol JORR dengan heda waktu tertentu dan biaya tertenlu.
Dari hasil perhilungan dapat disimpulkan bahwa variabel kelomgok usia. ienis kglamin, iumlnh anggola rumah tangg; jenis pekerjaan dan Qengelulrgg rumah langgn tidak mempunyai hubungan yang cukup kunt terhadap preferensi responden. Sedangkan variabel bigga rransgormsi dan [rekuensi Iewar rol ger-@1g@ mempunyai hubungan yang culmp kuat sehingga diikut serlakan dnlam pembentukan fungsi utlitas walaupun hanya di beberapa kategori saja.
Dari persamaan fungsi utilitas yang didapat dapat disimpulkan, pada probabililas pemilihan pengguna tol, variabel biaya perjalanan paling berpengaruh pada jenis perjalanan santai dibandingkan dengan jenis perjalanan rutin maupun dinas, dan variabel beda waktu perjalanan paling berpengaruh pada jenis peljalanan dinas dibandingkan denganjenis perjalanan santai maupun rutin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39479
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi
"Proses penawaran harga untuk suatu produk secara erat menempatkan pihak perusahaan, su/yn’/er dan pelanggan di dalam sebuah supply chain. Penawaran yang baik, hasil produk yang sesnai dengan permintaan tidak hanya memlnerikan keuntungan bagi pihak-pihak yang bertransaksi, telapi juga akan menempatkan perusahaan di dalam posisi yang menguntungkan, dimana perusahaan akan dikenal dalam hal tanggung jawab, efisiensi, pelayanan yang baik dan harga yang bersaing.
Pemsahaan dengan sislem job order membuat barang sesuai dengan spesiikasi yang dibcrikan oleh pelanggan. Hal ini menjadi sangat mudah apalaila sclumh informasi yang dibutuhkan terscdia dan dapat dipahami baik oleh pelanggan maupun oleh pihak perusahaan. Pada kenyznaannya, seringkali pihak pelanggan tidal; mengerti dan tidak dapat memberikan informasi yang dibmuhkan olch pemsahaan. Dalam hal ini, pihak pcrusahaan bertanggung jawab dan wajib mcmberikan bantuan agar keinginan clari pclanggan dapat terwujud_ Terbatasnya informasi yang diberikan oleh pihak pclanggan, dan tidak adanya acuan yang dapat digunakan di dalam melakukan pcrhitungan harga Llapat menghalnbat proscs pcrhitungan penawaran harga pada perusahaanjnln order.
Unluk mengatasi permasalahan yang Lerjadi, maka perlu dibuat suatu Stélmlzlr mcngenai barang-barang yang dibuat ulch perL1S€\|1i.\E\n, Sehingga dapal ditunjukan kepada pclanggan dan dapar menjadi acuan di dalam proscs pcrhimngan harga maupun proses pembuatan laarang yang diinginkan.

The quotation process for a product tightly links the manufacturer and it’s suppliers and customers on a supply chain. An excellent record of successful quotes not only benefits trading partners, but also positions the mantifacturer on the market in terms ol` its responsiveness, etliciency, customer service, and competitive pricing.
A company with a job order system produces goods according to the specifications given by the customers. This will make everything be easier, ifthe information that are needed available, and understandably well by the customers and the company. In fact, most of the customers do not understand and can not give the information that are needed by the company. ln this case, the company has a responsibility and l't`lllSl help the customers to bring what they want into reality. Less information that are given by the customers, and less reference that can be used in calculating prices, might hamper the calculation process in a job order company.
In order to overcome the problem, a standard about goods that are going to be produced by the company has to be made, so we can tell and give the information to the customers, and can be referred to a price calculation or goods production.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi
"Pasien Akut Mieloblastik Leukemia (AML) berisiko mengalami kekambuhan, sehingga masalah cemas dan takut kekambuhan dapat memengaruhi kualitas hidup pasien AML. Pasien memerlukan bantuan untuk mengatasi masalah tersebut agar dapat mengatasi sendiri ketika masalah tersebut muncul. Penerapan konsep The Activities of Leaving Virginia Henderson merupakan format pengkajian yang sesuai dengan kondisi lima kasus yang dikelola Residen. Residen mengaplikasikan Evidance Based Practice Nursing (EBPN) dalam perawatan pasien cemas dan takut kekambuhan. EBPN yang digunakan bertujuan untuk mengatasi masalah cemas dan takut kekambuhan pada pasien AML. EBPN yang digunakan sebagai intervensi keperawatan adalah hipnosis lima jari. Intervensi hipnosis lima jari dalam pengelolaan lima kasus kelolaan berpengaruh signifikan dalam menurunkan nilai cemas dan takut kekambuhan. Intervensi hipnosis lima jari untuk membantu pasien mengatasi masalah cemas dan takut kekambuhan pada pasien AML. Perawat onkologi yang merawat pasien AML yang mengalami masalah psikologis yang mengakibatkan cemas dan takut kekambuhan dapat menggunakan teori pendekatan The Activities of Leaving Virgiania Henderson. Perawat onkologi juga dapat menggunakan intervensi hipnosis lima jari untuk menurunkan tingkat cemas dan takut kekambuhan pada pasien AML.

Patients with Acute Myeloblastic Leukemia (AML) are at risk of recurrence, so anxiety and fear of recurrence can affect the quality of life of AML patients. Patients need help dealing with these problems so they can deal with them on their own when they arise. The application of the concept of The Activities of Leaving Virginia Henderson is an assessment format that is appropriate to the conditions of the five cases managed by the Resident. Residents apply Evidence-Based Practice Nursing (EBPN) in the care of patients who are anxious and afraid of recurrence. The EBPN used aims to overcome anxiety and fear of recurrence in AML patients. The EBPN used as a nursing intervention is five-finger hypnosis. The five-finger hypnosis intervention in the management of five managed cases had a significant effect on reducing anxiety and fear of recurrence. Five-finger hypnosis intervention to help patients overcome anxiety and fear of recurrence in AML patients Oncology nurses who treat AML patients who experience psychological problems that cause anxiety and fear of recurrence can use The Activities of Leaving Virgiania Henderson Approach Theory. Oncology nurses can also use five-finger hypnosis interventions to reduce anxiety and fear of recurrence in AML patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi
"kanker yang tersisa saat oprasi atau sel kanker yang resisten terhadap obat kemoterapi atau radiasi. Penelitian ini dilakukan untuk menggali pengalaman pasien kanker pada saat mengalami kekambuhan. Metode penelitian studi kualitatif fenomenologi interpretatif. Sampel pasien kanker dewasa pria atau wanita yang mengalami kekambuhan. Hasil ditemukan dua tema dan beberapa subtema : 1) Reaksi saat kambuh (reaksi secara fisik dan reaksi secara psikologis), 2) Upaya yang dilakukan pasien untuk mengatasi kekambuhan kanker (upaya yang dilakukan secara non medis, upaya yang dilakukan secara medis, merubah gaya hidup, dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan). Simpulan pasien yang mengalami kekambuhan kanker timbul gejala secara fisik baik ditempat yang sama atau ditempat yang berbeda disertai dengan respon psikologis. Upaya yang dilakukan secara non medis dan medis, merubah gaya hidup dan melakukan pendekatan diri kepada Tuhan. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah hasil penelitian ini dapat menjadi data untuk mengukur secara kuantitatif masalah dan kebutuhan yang diperlukan pasien kanker saat mengalami kekambuhan.

Reactions during relapse and various self-management at cancer recurrence. Recurrence can occur due to the presence of cancer cells left during surgery or cancer cells that are resistant to chemotherapy drugs or radiation. This study was conducted to explore the experiences of cancer patients at the time of relapse. The research method is a qualitative study of interpretive phenomenology. Samples of male or female adult cancer patients who experienced recurrence. The results found two themes and several sub-themes: 1) Reactions during relapse (physical reactions and psychological reactions), 2) Efforts made by patients to overcome cancer recurrence ( efforts made non-medically, efforts made medically, lifestyle changes , and draw closer to God). In conclusion, patients who experience cancer recurrence have physical symptoms either in the same place or in different places accompanied by psychological responses. Efforts are made non-medically and medically, changing lifestyles and approaching yourself to God. The recommendation for further research is that the results of this study can be used as data to quantitatively measure the problems and needs needed by cancer patients when experiencing a relaps"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasiholan, Rudi
"Industri rokok merupakan industri strategis dimana selain mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak, industri ini juga memberikan sumbangan cukai yang cukup besar bagi penerimaan pemerintah.
Sejak tahun 1998, pemerintah telah berulangkali menaikan tarif cukai rokok dimana kebijakan itu ditujukan untuk meningkatkan penerimaan pemerintah. Pada hal, cukai dikenakan pada rokok dengan tujuan untuk mengurangi konsumsi masyarakat agar eksternalitas negatif yang muncul dapat ditekan.
Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adaiah ingin melihat seberapa besar pengaruh tarif cukai mampu menekan konsumsi rokok masyarakat. Kemudian hipotesis yang diajukan adalah tarif cukai rokok memiliki pengaruh negatif terhadap konsumsinya.
Studi ini menggunakan model ekonometrika yang dibangun dari tiga persamaan permintaan rokok yang kemudian disatukan menjadi sebuah sistem persamaan besar. Masing-masing permintaan rokok dipengaruhi oleh harga, harga rokok Iain, income dan tarif cukai rokok. Untuk memperoleh hasil estimasi yang memuaskan maka model ini menggunakan sistem pendugaan seemingly unrelated regression.
Secara umum, hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa rnasing-masing permintaan rokok dipengamhi secara signifikan oleh variabel bebasnya. Hal tersebut ditunjukan oleh masing-masing koefisien variabel bebasnya yang memiliki nilai t-statistik signinkan pada <1 = 5 %. Masing-masing persaman juga memiilki nilai R-squared yang cukup besar yaitu di atas 0,95.
Permintaan rokok SKM memiliki elastisitas harga sebesar 1,64, artinya, jika ada kenaikan harga sebesar satu persen akan mengurangi permintaan rokoknya sebanyak 1,64 %. Elastisitas harga rokok ini termasuk yang elastis atau permintaan rokok SKM sensitif terhadap perubahan harga. Oleh karena Itu, tarif cukai memiliki pengaruh negatif terhadap permintaan rokok SKM.
Sedangkan, permintaan rokok SKT tidak sensitif terhadap perubahan harganya atau memiliki elastisitas yang inelastis. Hal itu ditunjukan oleh nilai elastisitas harganya yang sebesar 0,33. Artinya jika ada kenaikan harga rokok sebesar satu persen hanya akan mengurangi permintaan rokok sebanyak 0,33 %. Dengan demikian tarif cukai rokok tidak memiiiki pengaruh signifikan terhadap permintaan rokok SKT.
Permintaan rokok SPM memiliki elastisitas yang elastis atau sensitif terhadap perubahaan harga. Hal itu ditunjukan oleh nilai elastisitas harganya yang sebesar 1,08. Artinya jika ada kenaikan harga sebesar satu persen akan mengurangi permintaan rokoknya sebanyak 1,08 %. Oleh karena itu, tarif cukai rokok memiliki pengaruh negatif terhadap perminman rokok SPM.
Akan tetapi, data konsumsi rokok perkapita masyarakat dalam setahun, menunjukan bahwa kenaikan harga tidak langsung mengurangi konsumsi rokok masyarakat. Dari data-data itu, ditunjukan bahwa konsumsi rokok SKM dan SKT tidak Iangsung berkurang seiring dengan kebijakan kenaikan tarif cukai yang dilakukan pemerintah. Bahkan konsumsi rokok SKT mengalami peningkatan di saat harga rokok naik. Hanya konsumsi rokok SPM saja yang turun seiring dengan meningkatnya harga rokok itu.
Hal itu menggambarkan bahwa kebijakan tarif cukai hanya menyebabkan perubahaan pola konsumsi rokok masyarakat. Perbedaan tarif antara satu jenis rokok dengan jenis rokok lainnya menyebabkan perbedaan harga dari masing-masing rokok. Dengan demikian konsumen akan berpindah dari rokok yang harganya lebih mahal ke rokok yang lebih murah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T17116
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Rudi
"Adanya anggapan bahwa menggunakan sepeda motor jauh lebih murah dan lebih cepat bila dibandingkan dengan menggunakan angkutan umum tidak mengurangi minat orang yang melakukan perjalanan menuju Jakarta untuk tujuan bekerja menggunakan sistem Park and Ride (P&R) sepeda motor. Orang menggunakan sepeda motor sampai stasiun kereta api, terminal bus atau pintu-pintu tol lalu melanjutkan perjalanan dengan angkutan umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga memilih menggunakan sistem P&R, menganalisa manfaat yang diperoleh bila dibandingkan dengan menggunakan sepeda motor serta menganalisa daerah pelayanan suatu fasilitas P&R sepeda motor. Survei stated preference dilakukan terhadap orang yang menitipkan sepeda motornya di 3 (tiga) stasiun kereta api KRL Jabotabek. Metodologi yang digunakan adalah dengan analisa secara deskriptif, selisih biaya umum perjalanan dan perubahan surplus konsumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengguna P&R dengan moda KRL Ekonomi adalah tarif kereta api, waktu perjalanan, usia, tingkat pendapatan dan pernah atau tidak menggunakan sepeda motor sebelumnya. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi bagi pengguna P&R dengan moda KRL Ekspres adalah tarif kereta api dan waktu perjalanan. Manfaat yang didapat pengguna P&R dengan moda KRL Ekonomi adalah biaya perjalanan yang lebih murah sebesar Rp. 1.929,-, serta tingkat ketidaknyamanan dan resiko kecelakaan yang lebih rendah yang dinyatakan dengan selisih biaya umum perjalanan sebesar Rp. 3.808,-. Sedangkan pengguna P&R dengan moda KRL Ekspres mendapat manfaat berupa waktu perjalanan lebih cepat 7,86 menit serta tingkat ketidaknyamanan dan resiko perjalanan yang lebih rendah yang dinyatakan dengan selisih biaya umum perjalanan sebesar Rp. 6.053,-. Daerah pelayanan suatu fasilitas P&R dipengaruhi oleh aksesibilitasnya dan jarak antara lokasi P&R dengan tujuan perjalanan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16865
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Rudi
"Penelitlan ini berlujuan untuk mengetahul pengaruh pelatihan dan
kompensasi terhadap produktivitas kenja karyawan bagian produksi
PT. Hartono lstana Teknologi di Kudus. Selain ilu juga untuk melihat
hubungan karakteristik responden dengan persepsi kalyawan terhadap
program pelatihan, kompensasi dan produktivitas keria serta yang terakhir
bertuiuan untuk mengetahui factor-faktor pelatihan dan kompensasi yang
mempengaruhi procluktivitas kerja. Untuk mengetahui beberapa hal tersebut
di atas sample yang diambil untuk penelitian sebesar 11% clari 906 orang
yaitu 100 orang karyawan.
Dan hasll pembahasan yang mengacu pada data hasil penelitian
yang menggunakan kuesioner dengan pemyataan berslruktur( Skala Likert)
yang diolah dengan menggunakan Personal Computer Program Statistical
Product and Service Solutions ( SPSS) versi 10.1, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial pelatihan berhubungan kuat dan signitikan terhadap
produktivitas kerja. Demikian pula terhadap hasil regresinya dimana pelatihan
juga berpengaruh secara positif terhadap produktivitas kerja. Hal ini juga
terjadi pada kompensasi, namun hubungannya lemah. Sedang hasii
regresinya juga berpengaruh walaupun lebih kecil iika dibandingkan dengan
pelatihan. Secara bersama-sama, variabel peiatihan dan kompensasi
memiliki hubungan yang kuat dan berpangaruh secara positif dan signitikan.
Bahkan secara simu1tan baik hubungan dan pengaruhnya terhadap
produktivitas kerja Iebih kuat dan besar b' dibandingkan dengan hasii
korelasi parsial dan regresi sederhana
Dari hasil pengolahan data dan pembahasannya juga ditemukan
faktor-faktor dari pelatihan dan kompensasi yang mempengaruhi produktivitas
kerja karyawan, faktor dari pelatihan yaitu manfaat pelatihan, materinya,
jenisnya, frekuensi, metode dan fasilitas, dan Iama pelatihan_ Sedangkan
faktor dari kompensasi yaitu penghargaan yang adil, insentif bagi karyawan
yang berprestasi dan sangsi indisipliner. Dari hasil pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa program yang diterapkan, utamanya kompensasi belum
berjalan secara optimal. Sebagai solusinya dalam menetapkan kebijakan
kdmpensasi, perlu adanya lransparansi dari pihak manajemen kepada
karyawan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan
informasi selain melalui pertemuan-pertemuan, iuga dapat melaiui papan
pengumuman yang mudah dibaca dan dijangkau oleh setiap karyawan."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T6110
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Batubara, Rudi
"ABSTRAK
Krisis moneter yang melanda Indonesia yang dimulai pada pertengahan tahun 1997
antara lain disebabkan lemahnya fundamental mikro ekonomi yang tercermin pada
kerapuhan (fragility) yang terdapat dalam sektor keuangan, khususnya pada sektor
perbankan. Sebagian dari kerapuhan tersebut terkait dengan kondisi makro ekonomi yang
kurang stabil terutama berupa gejolak nilai tukar rupiah dan tingginya suku bunga.
Ketidakstabilan makro ekonomi dan respons kebijakan yang diambil pemerintah
menyebabkan bank sangat sulit untuk menilai secara akurat resiko kredit dan resiko
pasar. Sebagian besar lainnya terkait dengan kondisi perbankan nasional yang memiliki
kelemahan dan rentan terhadap gejolak ekonomi.
Krisis moneter yang menyebabkan menurunnya kapasitas usaha dan finansial para
debitur bank, sehingga para debitur tersebut tidak sanggup membayar kewajibannya. Hal
tersebut semakin memperbesar potensi timbulnya kredit bermasalah (Non Performing
Loan) dan menurunnya pendapatan bunga yang akan diterima oleh bank yang akhirnya
akan bermuara pada menurunnya kualitas aktiva produktif(kredit)
Guna meningkatkan kualitas kredit serta dalam rangka mempertahankan pangsa pasar
kredit terutama debitur yang masih mempunyai prospek usaha yang baik maka bank -
bank melakukan restrukturisasi terhadap Non Performing Loan (NPL).
Secara umum NPL diartikan sebagai suatu kredit dimana sistem pembayaran yang
dilakukan tersendat-sendat dan tidak mencukupi kewajiban minimum yang ditetapkan
sampai dengan kredit yang sulit untuk memperoleh pelunasan atau bahkan tidak dapat
ditagih. Apabila dikaitkan dengan kollektibiliti kredit, maka NPL adalah kredit dengan
kualitas kurang Iancar, diragukan dan macet.
Upaya penyelamatan NPL dilakukan bilamana bank melihat ada kemungkinan untuk
memperbaiki kondisi usaha dan keuangan debitur. Upaya penyelamatan tersebut
ditetapkan dalam suatu rencana dan strategi terpadu yang pelaksanaannya dilakukan oleh
suati organisasi khusus yang terpisah dengan organisasi yang memberikan kredit.
Dalam. upaya penyelamatan kredit ada beberapa alternatif yang lazim dipraktikkan di
Iingkungan perbankan yaitu melalui pendekatan 3R (Rescheduiing Reconditioning dan
Restructuring). Di tengah krisis perbankan pada saat ini, bank melakukan restrukturisasi
kredit untuk debitur yang memiliki prospek usaha tetapi diperkirakan akan mengalami
kesulitan dalarn pembayaran pokok dan bunga kredit. Usaha restrukturisasi kredit
tersebut merupakan kombinasi 3R ditambah dengan fasilitas pengurangan tunggakan
pokok dan tunggakan bunga kredit.
Pada umumnya bank akan melakukan hapus buku terhadap NPL apabila jumlah NPL
yang dimiliki sudah sangat besar dan mengganggu kelangsungan usahanya. Salah satu
pertimbangan untuk melakukan hapus buku terhadap NPL adalah karena kredit tersebut
sudah dinyatakan macet dan tidak ada harapan lagi untuk menagihnya secara normal.
Berdasarkan diagnosis penyebab NPL di Bank X, terdapat 3 (tiga) faktor penyebabnya,
yaitu dari luar pihak bank dan debitur; dan pihak debitur dan dari pihak bank. Faktor dari
luar pihak bank dan debitur adalah faktor-faktor di luar kendali bank dan debitur antara
lain situasi perekonomian dan politik negara. Faktor dan debitur antara lain adanya
debitur yang mempunyai itikad tidak baik, debitur yang nakal dan kekurang pahaman
debitur dalam menjalankan usaha dan rnenggunakan fasilitas kreditnya. Faktor dari intern
bank antara lain adanya petugas bank yang mempunyai itikad kurang baik,
kekurangpahaman petugas bank dalam menganalisa kredit debitur dan administrasi serta
sistem informasi kredit yang lemah.
Untuk dapat mengelola NPL secara efektif diperlukan dukungan sistem kiasifikasi NPL
berdasafkan inti permasalahannya secara konsisten, konsekuen dan transparan sehingga
dapat menunjang penyusunan action plan yang tepat dan akurat secara kasus per kasus
untuk setiap debitur NPL.
Dalam rangka meningkatkan fungsi pengelolaan NPL dan menunjang program
pengelolaan kredit serta untuk memenuhi ketentuan BI mengenai pelaksanaan
restrukturisasi kredit, maka Bank X membentuk satuan kerja khusus yang dalam
penulisan ini disebut Tim Khusus NPL (TKN).
Tolak ukur untuk melihat keberhasilan program restrukturisasi NPL Bank X adalah
berdasarkan kualitas kredit setelah dilakukan restrukturisasì. Berdasarkan laporan
kollektibiliti kredit Bank X diketahui bahwa penurunan NPL mayoritas disebabkan
adanya hapus buku kredìt macet yang dilaksanakan pada bulan Juni 1999, yaitu pada
awal pelaksanaan program restrukturisasi NPL. Penurunan NPL sebagai hasil kinerja
program restrukturisasi baru terjadi pada bulan Mei 2000. Bank tidak dapat melakukan
hapus buku terhadap keseiuruhan kredit macet yang dimiliki karena ada beberapa
kendala antara lain keterbatasan jumLah PPAP dan kesulitan menghapusbukukan kredit
macet debitur terkait karena bernuansa politis. Walaupun telah dilakukan hapus buku,
namun hapus buku tersebut masih meningggalkan sisa pekerjaan yang cukup berat bagi
Perusahaan karena jumlah NPL yang tersisa masih cukup besar."
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Rudi
"Semakin tajamnya persaingan dalam dunia bisnis menyebabkan semakin sulitnya usahaskala kecil memasarkan produknya dan memperoleh dana investasi. Untuk mengatasi diperlukan peningkatan efisiensi, efektivitas dan keekonmisan operasi perusahaan. Penelitian ini akan membantu meningkatkan efisiensi, efektivitas dan keekonomisan operasi usaha skala kecil, disamping menambah daftar pustaka audit operasional.
Skripsi ini menggunakan 2 metode penelitian, studi
kepustakaan dan studi lapangan. Studi kepustakaan bertujuan pemahaman literatur-literatur yang berhubungan. Sedangkan studi lapangan berisi berbagai cara seperti tanya jawab dan tinjauan langsung operasi perusahaan.
Aplikasi audit operasional atas llsaha skala kecil pada
perusahaan pakaian jadi (P.D. Ameron) menunjukkan bahwa perusahaan sudah beroperasi baik untuk ukuran usaha skala kecil. Tetapi demi mengatasi tingkat persaingan yang kian ketat, perusahaan perlu meningkatkan efisiensi, efektivitas dan keekonomisan operasi. Hal ini sejalan dengan tujuan pengembangan perusahaan di masa depan. Untuk itu,usaha
skala keeil memerlukan penerapan manajemen modern dalam operasi perusahaan.
Perusahaan perlu menjalankan audit operasional tanpa.
memandang skala usahanya. Pada usaha skala keeil, manajer dapat melakukan sendiri tugas audit internal. Apabila mampu usaha skala keeil dapat menyewa seorangauditor independen maupun memperolehnya sebagai jasa Kantor Akuntan Publik.
Auditor operasional sebaiknya lebih mempersiapkan diri
dengan pengetahuan-pengetahuan sesuai bidang yang diaudit, Pihak-pihak yang terlibatdalam bidang yang diaudit sebaiknya menyadari bahwa audit operasional bukanlah tindakan mencari cari siapa yang salah, tetapi penemuan peluang perbaikan operasi perusahaan. Hasil audit sebaiknya segera diberikan kepada manajemen agar dapat melakukan perbaikan sedini mungkin. IAI. BPKP, SPI, kantor-kantor akuntan dan konsultan-konsultan manajemen sebaiknya turut serta mengembangkan audit operasional, misalnya melalui seminar-seminar
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>