Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retno Handayani
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembentukan verba dan nomina turunan baru yang melibatkan afiksasi oleh Mario Teguh. Teori morfosintaksis dengan ancangan fungsionalisme digunakan dalam penelitian ini. Fungsi sintaksis dan banyaknya kehadiran argumen pada sebuah klausa mendatangkan pengaruh pada afiksasi verba turunan dalam sebuah predikator, sedangkan adanya pendekatan proses dalam morfologi menjadi model untuk pembentukan nomina turunan baru. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan metode korpus sebagai alat, yaitu dengan memanfaatkan teknik konkordansi. Hasil penelitian ini adalah pola-pola pembentukan verba turunan melalui prefiksasi ber- dan mengserta kombinasi afiks me-i dan me-kan dalam struktur klausa dan pola pembentukan nomina turunan oleh Mario Teguh melalui konfiksasi ke-an, prefiksasi pe-, dan konfiksasi pe-an dalam struktur klausa dan frasa.
ABSTRACT The study is aimed at finding out the formation process of the new derived verb and noun that involves affixation in Mario Teguh?s speech. The theory of mofphosyntax and the functional approach are applied in this study. The syntactic function and the number of arguments are influence the affixation process of derived verb in predicator. Meanwhile, the morphological approach of item and process becomes the model used to form the new derived noun. This study is descriptive qualitative and applies the concordance technique of corpus. The results are 1) the formation patterns of derived verb include prefixation of berand meng- in clausal structure, and 2) the formation patterns of derived noun include the confixation of ke-an, the prefixation of pe-, and the confixation of pean in clausal and phrasal structure.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T44823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Handayani
Abstrak :
Penerapan aliansi strategis telah meningkat tajam dalam dekade terakhir karena dianggap sangat efektif dalam membantu perusahaan mempertahankan keunggulan kompetitifnya di lingkungan yang dinamis. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk fokus pada kompetensi inti, yang menghasilkan keuntungan besar bagi mereka serta menyerahkan melakukan tugas lainnya pada mitra aliansi mereka. Aliansi juga dapat meningkatkan fleksibilitas stratejik perusahaan, karena perusahaan hanya perlu mengalokasikan lebih sedikit resources untuk sebuah proyek sehingga dapat mengalokasikan lebih banyak resources ke berbagai kegiatan aliansi lainnya. Selain itu, aliansi stratejik juga dapat memberikan sumber keunggulan kompetitif bagi perusahaan, seperti akses terhadap teknologi komplementer baru, akses ke pasar yang baru dan pengurangan risiko.Sektor konstruksi merupakan bisnis dengan risiko tinggi karena terkait dengan investasi besar dan standar keselamatan yang tinggi. Daya saing membuat perusahaan konstruksi berusaha memenangkan persaingan dengan mendistribusikan risiko. Kami berpendapat bahwa Alliance Learning Process dan Entrepreneurial Orientation dapat meningkatkan kinerja aliansi pada perusahaan konstruksi di Jakarta.Analisis unit penelitian ini adalah aliansi yang pernah dibentuk oleh perusahaan konstruksi di Jakarta selama 5 tahun terakhir. Semua data akan dianalisis melalui pengukuran kuantitatif dengan menggunakan Structural Equation Model SEM . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alliance learning process dan entrepreneurial orientation memiliki pengaruh positif untuk meningkatkan kinerja aliansi perusahaan konstruksi di Jakakrta. Namun efek moderasi dari cooperation dan conflict tidak cukup kuat meningkatkan pengaruh entrepreneurial orientation terhadap alliance performance. ......Application of strategic alliances has increased sharply over the last decade because they are very effective in helping company to maintain its competitive advantage in dynamic environment. It allows companies to focus on core competencies, which result in major advantages and rely on alliance partners to do the other tasks. Alliances can also increase company 39 s strategic flexibility, because company only needs to allocate fewer resources to a project and allocating more resources to the different activities. In addition, strategic alliances can provide sources of competitive advantage for the company, such as access to new complementary technologies, access to new markets and risk reduction.Construction sector is a high risk business because it is associated with big investment and high standards of safety. The competitiveness makes construction company seeks to win the competition by distributing risk. We argue that alliance learning process and entrepreneurial orientation can improve alliances performance in Construction Company in Jakarta.Unit analysis of this study is the alliance that ever formed by construction companies in Jakarta during the last 5 years. All the data will be analyzed through quantitative measure using Structural Equation Model SEM. The result of this study indicates that alliance learning process and entrepreneurship orientation have a positive influence to improve alliance performance of construction companies in Jakarta. But the moderation effect of cooperation and conflict are not strong enough to increase the effect of entrepreneurial orientation on alliance performance.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T49540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Handayani
Abstrak :
ABSTRAK
Penyesuaian diri merupakan hal yang memegang peranan penting dalam kehidupan sosial individu. Dengan dimilikinya kemampuan penyesuaian diri yang baik, individu akan dapat menye!araskan segala tuntutan yang hadir dalam kehidupannya sehingga dapat tercipta hubungan yang saling memuaskan antara individu dan lingkungan sosialnya.

Kegagalan individu untuk menyesuaikan diri dengan balk, akan memberikan dampak yang tidak menyenangkan baik bagi individu itu sendiri maupun bagi orang- orang yang ada dl sekitarnya. Oleh karena itu kemampuan penyesuaian diri perlu dikenali olehi ndividu sedini mungkin dan sebaik mungkin. Dengan mengetahui tingkat penyesuaian diri, maka masalah-masalah psikologis yang tlmbul sebagai akibat dari ketidak-mampuan individu untuk menyesuaikan diri dapat segera diatasi dengan bantuan ahli psikologi dalam bentuk konseling atau terapi.

RISB merupakan sebuahtes kepribadian yang dapat dipakai untuk membedakan Individu yang mampu dan yang tidak mampu menyesuaikan diri. Alat tes ini menggunakan teknik melengkapi kalimat dengan metode penilaian proyeksi semi terstruktur. Dalam metode ini subyek diminta untuk menuliskan sebuah kalimat untuk setiap awal kalimat yang diberikan. RISB terdiri dari 40 item yang dilengkapi dengan sistem penilaian yang obyektif untuk mengevaluasi respon subyek. Hasil akhir dari sistem penilaian inl adalah berupa skor tunggal yang merupakan skor total dari keseluruhan jawaban. Skor total inilah yang dipakai untuk membedakan individu yang mampu dan yang tidak mampu menyesuaikan diri.

Seperti halnya kebanyakan alat-alat tes psikologi yang digunakan di Indonesia sampai saat ini, RISB juga merupakan hasil pengembangan dan penelitian dari para ahli di luar negeri dengan latar belakang budaya dan nilai-nilai sosial budaya yang belum tentu sejalan dengan kebudayaan dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sebelum RISB digunakan untuk tujuan praktis, RISB harus diuji terlebih dahulu dengan pengujian validitas, reliabilitas, dan analisa item.

Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan metode Concurrent Validity dengan menggunakan krlteria rating untuk mengetahul apakah RISB dapat mendiagnosa kemampuan penyesuaian diri individu. Pengujian reliabilitas RISB dalam penelitian ini menggunakan metode Scorer Rellability untuk melihat derajat kesepakatan antar penilai; dan metode Interitem Consistency untuk melihat homogenltas item untuk mengukur hal yang sama.

Hasll dari penelitian ini menunjukkan bahwa RISB memillki validitas dan reliabilitas yang baik dan dapat diterima untuk tujuan penelitian. Artinya sebagai suatu alat tes, RISB merupakan alat tes psikologi yang dapat mendiagnosa kemampuan penyesualan diri individu. Selain itu RISB juga memiliki derajat kesepakatan antar penilai dan memiliki homogenitas item yang baik.

Namun demkian kalau RISB ini ingin digunakan untuk tujuan praktis, sebelumnya perlu dilakukan terlebih dahulu penelitan mengenai penentuan skor titik potong (cutoff scores) yang paling efektif untuk populasi orang Indonesia. Hal lnl penting karena norma yang berlaku dl Indonesia belum tentu sama dengan norma yang berlaku dl negara lain.
1998
S2575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniarti Retno Handayani
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
S2919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Handayani
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
S7203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avy Retno Handayani
Abstrak :
Pseudomonas sp. Dikenal karena kemampuannya yang bersifat pathogen oportunis.Beberapa data epidemiologis menyatakan bahwa resistensi bakteri ini terhadap antibiotika semakin meningkat berdasarkan isolasi dari laboratorium. Prevalensi Pseudomonas sp.didapatkan lebih banyak secara bermakna pada Intensive Care Unit (ICU) dibandingkan pada ruang perawatan non-intensif, Salah satunya adalah akibat ICU memungkinkan terjadinya antibiotic pressure yang lebih besar karena penggunaan antibiotika yang lebih agresif, dimana penggunaan antibiotika dinilai telah menjadi factor risiko diperolehnya organism ini. Dengan mengetahui hubungan factor risiko dengan kejadian bakteri Pseudomonas sp. Yaitu penggunaan antibiotik, diharapkan para praktisi kesehatan lebih waspada dalam penanganan pasien infeksi terutama di ICU. Penelitian ini merupakan studi cross sectional analitik dengan menggunakan data sekunder hasil pemeriksaan mikrobiologi kultur (darah, sputum, dan/ataujaringan) dan rekam medik 111 pasien ICU Dewasa RSCM dari tanggal 10 Januari 2011 hingga 9 Agustus 2011. Pemilihan sampel dilakukan dengan consecutive sampling. Hasil pemeriksaan mikrobiologi yang dilihat adalah hasil uji resistensi Pseudomonas sp.baik pada pasien yang memiliki riwayat penggunaan antibiotikaa taupun yang tidak. Data dianalisisdenganuji Chi-square, p=0.05. Hasilperbandingan data antaraproporsipasien yang positif terinfeksi bakteri Pseudomonas sp.dan memiliki riwayat penggunaan antibiotika dengan proporsi pasien positif terinfeksi bakteri tersebut dan tidak menggunakan antibiotika adalah RP >1 dengan nilai kemaknaan p=1.000 dan IK95% 1.259; 1.779. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan antibiotika dapat menjadi factor risiko terhadap kejadian infeksi bakteri Pseudomonas sp. ......Pseudomonas sp. known for its ability to be opportunistic pathogens.Some epidemiological shows that bacterial resistance to antibiotics is increasing by the isolation of the laboratory.Pseudomonas sp. bacteria is a microorganism which produce an enzyme that could hydrolyze penicillin, first, second, and third generation cephalosporins, and aztreonam (except cephamycin and carbapenem) which its activity could be inhibited by beta lactam inhibitor. The prevalence of Pseudomonas sp. was showed more significant in Intensive Care Unit (ICU) than in non-intensive care unit, because the bigger antibiotic pressure is more liable to happen in ICU where the antibiotic use is more aggressive. The use of antibiotic is considered to be the risk factor of Pseudomonas sp. infection. Therefore, we need the data of prevalence of Pseudomonas sp. bacteria associated with the use of antibiotics in ICU in Indonesia, so the health practitioner could use it to prevent and control the infection of Pseudomonas sp. bacteria in ICU. This is an analytical cross sectional study conducted at adult ICU of Cipto Mangunkusumo Hospital on 10th of January, 2011 until 9th of August, 2011. Samples were taken from secondary data derived from culture examinations and medical records 111 patients in ICU RSCM. The samples were selected by consecutive sampling. This study use the result of Pseudomonas sp.resistance test in patients with or without history of antibiotic use. The data were analyzed with Chi-square method, p=0.05. The results are RP >1, the value of significance p=1.000 and 95% CI 1.259; 1.779. These results show that the use of antibiotics may be a risk factor of Pseudomonas sp. bacteria infection.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Handayani
Abstrak :
[Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisa daya saing ekspor produk unggulan perikanan Indonesia dan analisis berbagai faktor yang mempengaruhi permintaan ekspornya. Faktor-faktor yang digunakan adalah harga ekspor produk perikanan Indonesia, harga ekspor produk perikanan Thailand, harga ekspor produk perikanan dunia, tingkat pendapatan negara tujuan ekspor, serta nilai tukar riil dari negara tujuan ekspor. Analisa terhadap daya saing menggunakan perhitungan indeks RCA (Revealed Comparative Advantage) dan indeks RSCA (Revealed Symetric Comparative Advantage). Penelitian ini menggunakan data panel dengan deret waktu 10 tahun (2004-2013) dan unit cross section sebanyak 20 negara. Hasil perhitungan indeks RCA menunjukkan produk perikanan unggulan Indonesia (ikan tuna, udang, dan kepiting) pada kelompok segar dan beku memiliki keunggulan komparatif kecuali pada produk udang beku. Perhitungan indeks RSCA menunjukkan penurunan kemampuan daya saing dari produk unggulan perikanan Indonesia sepanjang 2004-2013. Hasil estimasi menunjukkan bahwa permintaan ekspor perikanan Indonesia dipengaruhi oleh perubahan harga ekspor ikan dunia serta perubahan pendapatan negara tujuan ekspor., The focus of this study are to do the comparative advantage analysis of Indonesia’s fisheries product export and estimate the determinants of demand for Indonesia’s fisheries product export. The factors used in this study were Indonesia’s fisheries product export prices, Thailand’s fisheries product export prices as a competitor prices, World’s fisheries product export prices, GDP of Indonesia’s export destination countries, and real exchange rate of Indonesia’s export destination countries. RCA (Revealed Comparative Advantage) index and RSCA (Revealed Symmetric Comparative Advantage) index are been used as the indicator to measure Indonesia’s fisheries product comparative advantage. Panel data in this study used 10 years (2004-2013) as time series and 20 major fish importer countries as cross section unit. As a result, Indonesia’s superior fisheries product had a comparative advantage except for frozen shrimp based on RCA index value. RSCA index shows a decreasing capability of Indonesia’s fisheries product to compete in the world market at 2004-2013. The change of world fisheries product export prices and GDP of Indonesia’s export destination countries influence demand of Indonesia’s fisheries product export.]
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S60530
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Retno Handayani
Abstrak :
Jamu menjadi bagian khas kebudayaan Indonesia digunakan untuk memelihara kesehatan, memulihkan tubuh dari gangguan kesehatan, kecantikan dan kesehatan seksual. Penelitian yang dilakukan di Desa Cimandala wilayah Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor pada bulan Februari sampai April 2008, untuk mengetahui deskripsi masyarakat dalam penggunaan jamu dan menganalisa hubungan antara pengetahuan tentang jamu, sikap, tingkat ekonomi dan tingkat pendidikan dengan penggunaan jamu untuk memelihara kesehatan dan pengobatan penyakit. Penelitian dilakukan secara cross sectional dengan jumlah sampel 100 responden dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara responden menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil analisis statistik secara Chi-square diketahui bahawa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan sikap masyarakat dengan penggunaan jamu, terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang jamu dengan penggunaan jamu sebagai tindakan memelihara kesehatan dan pengobatan penyakit.
Herbs is one of Indonesian cultural heritage that were used widely to preserve health, nourish beauty and also for sexual health. This research was conducted at Cimandala villager, Kabupaten Bogor on February to April 2008, to find out people description in herbs use and analyze the correlation between herbs knowledge, attitude, economic level and educational with the use of herbs for healthcare and curative disease. This research is a cross sectional research with 100 respondent for sample using purposive sampling. The Data collected through interview with the respondent using questionnaire. Based on Chi Square statistical analysis it is known that there are no significant correlation between income and educational level also attitude of the people in using herbs, also it is known that there are significant correlation between herbs knowledge with herbs use as an action to healthcare and curative disease.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S33053
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Avy Retno Handayani
Abstrak :
Latar belakang: Patensi jalan napas merupakan hal paling penting dalam manajemen pasien di dalam kamar operasi maupun di luar kamar operasi. Kegagalan ataupun keterlambatan dalam manajemen jalan napas akan membawa dampak yang buruk terhadap morbiditas maupun mortalitas pasien. Prediksi kesulitan jalan napas dapat dilakukan dengan penilaian klinis maupun pemeriksaan penunjang. Cormack-Lehane grading telah lama digunakan sebagai prediksi kesulitan laringoskopi melalui visualisasi laring. Menurut penelitian yang sudah dilakukan oleh W Yao dan Bin Wang, dikatakan ukuran lebar lidah diatas 6.0 cm dapat menjadi prediksi terjadinya kesulitan intubasi. Salah satu faktor yang menyebabkan kesulitan intubasi adalah kesulitan laringoskopi yang ditandai dengan Cormack Lehane Grading ≥ 3. Penelitian ini bertujuan untuk mencari apakah terdapat hubungan ukuran lebar lidah dengan kesulitan laringoskopi yang ditandai dengan Cormack Lehane Grading. Metode: Penelitian observasional prospektif dengan desain cross sectional ini dilakukan di Instalasi Bedah Pusat, CCC, dan Kirana RSUPN Cipto Mangunkusumo pada bulan Juli sampai September 2022. Populasi subjek adalah pasien yang akan menjalani pembedahan dengan pembiusan total dan menggunakan ETT. Ketebalan lidah diukur dengan menggunakan ultrasonografi. Penilaian Cormack Lehane Grading dilakukan melalui visualisasi laring pada saat laringoskopi dan sebelum dilakukan intubasi endotrakeal. Hasil: Kelompok subjek dengan karakteristik sulit intubasi berdasarkan Cormack Lehane Grading (≥3) terbukti memiliki rerata ketebalan lidah yang lebih tebal dibandingkan kelompok mudah intubasi. Kelompok sulit intubasi juga terbukti memiliki Modified Mallampati Score yang lebih tinggi. Kesimpulan: Ketebalan lidah dan Modified Mallampati Score berhubungan dengan sulit intubasi berdasarkan Cormack Lehane grading, sehingga dapat digunakan sebagai prediktor kesulitan jalan napas. ......Background: Airway patency is a critical variable to maintain, either in perioperative or emergency setting. Failure or delay in airway management is associated with life-threatening complications. Prediction of difficult airway management can be done through bedside clinical examination and/or further investigations. Cormack Lehane grading has long been known as a parameter to assess difficult airway by visualization of the larynx. According to W Yao and Bin Wang, tongue thickness > 6.0 cm may be a predictor of difficult airway. One of the factors associated with difficult-to-intubate patients is difficult laryngoscopy as indicated by Cormack Lehane grading ≥ 3. This study aimed to investigate the correlation between tongue thickness and difficult laryngoscopy assessed through Cormack Lehane Grading. Methods: This prospective observational study was conducted in Central Surgery Unit, CCC, and Kirana Unit of Cipto Mangunkusumo General Hospital in the period of July to September 2022. This study involved patients undergoing surgical interventions with general anesthesia and endotracheal intubation. Tongue thickness of each subject was assessed by ultrasonography. The assessment of Cormack Lehane grading in each subject was conducted through visualization of the larynx during laryngoscopy and prior to tracheal intubation. Results: Difficult-to-intubate group characterized by Cormack Lehane grading ≥3 was associated with thicker tongue and higher Modified Mallampati score. Conclusion: Tongue thickness and modified Mallampati score were associated with difficult laryngoscopy and endotracheal intubation based on Cormack Lehane grading. Therefore, tongue thickness may serve as a potential predictor of difficult airway.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library