Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irene
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene
"Tujuan penelitian adalah diketahuinya kadar seng serum pada pasien kanker kepala dan leher serta hubungannya dengan status radiasi. Penelitian ini merupakan studi potong lintang pada pasien kanker kepala dan leher stadium lokoregional lanjut usia 19-59 tahun yang berobat jalan di Poliklinik Umum Radioterapi RSUPNCM pada bulan Juli sampai Oktober 2011. Sebanyak 36 subyek mengikuti penelitian ini dengan lengkap. Data diperoleh dari wawancara, pengukuran antropometri, penilaian asupan makanan menggunakan metode food record 2x24 jam dan pemeriksaan kadar seng serum. Nilai rerata asupan seng dari food record sebesar 7,11 ± 3,12 mg/hari. Sebanyak 100% subyek dalam kelompok belum radiasi termasuk dalam kelompok asupan seng kurang, sementara 35% subyek dalam kelompok sedang radiasi mempunyai asupan seng yang cukup. Terdapat perbedaan bermakna antara asupan seng pada kelompok belum radiasi dengan kelompok sedang radiasi (5,95 ± 2,57mg vs 8,04 ± 3,26mg; p=0,044). Sebanyak 52,8% subyek memiliki rasio fitat terhadap seng yang tinggi dan tidak ditemukan perbedaan bermakna antara kelompok belum radiasi dengan kelompok sedang radiasi (p=l,OO). Sebanyak 88.89% subyek penelitian termasuk dalam kelompok dengan kadar seng serum rendah. Tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara asupan seng maupun rasio fitat terhadap seng dengan kadar seng serum (p=0,873 dan p=0,243). Tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara status radiasi dengan kadar seng serum (p=0,873).

The study aimed to assess serum zinc levels in head and neck cancer patients and its association with radiation status. This cross-sectional study involved 19-59 years locoregional advanced disease head and neck cancer outpatients in General Clinic of Radiotherapy Department, Cipto Mangunkusumo Hospital. Thirty six subjects · completed the study. Data were obtained from interviews, anthropometric measurements, and dietary assessments using 2x24 hours food record, and serum zinc measurements. Mean figure of zinc intake obtained from food record was 7.11 ± 3.12 mg/hari. All subjects in irradiated group had low zinc intake, while 35% subjects in radiated group had sufficient zinc intake. Significant difference on zinc intake was obtained between irradiated and radiated groups (5.95 ± 2.57mg vs 8.04 ± 3.26mg, p=0.044). High phytate zinc ratio was found in 52.8% subjects and there was no significant difforence on phytate zinc ratio between irradiated and radiated groups (p=I.OO). Majority of subjects was categorized as having low serum zinc levels (88.89%). There was no significant association between zinc intake and phytate zinc ratio toward serum zinc levels (p=0.873 dan p=0.243). No significant association was also seen between radiation status and serum zinc levels (p=0.873)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T58406
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toding, Florida Irene
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembangunan Rumah Sakit Medika Galaxi yang tidak terencana sehingga mengakibatkan timbulnya banyak kendala dalam pengoperasiannya- Kendala utama yang dihadapi adalah kekurangan ruang rawat untuk pasien dengan jenis penyakit tertentu dan pasien dari kelompok atau golongan tertentu. Untuk mengatasi masalah tersebut, pihak manajemen merencanakan untuk tetap memanfaatkan bangunan yang ada. Masalah yang dihadapi adalah apakah kondisi bangunan fisik dan sarana yang ada di Rumah Sakit Medika Galaxi saat ini sudah memadai dalam memenuhi kebutuhan pelayanan terhadap pasien rawat inap. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi bangunan dan sarana fisik Rumah Sakit Medika Galaxi yang ada saat ini dalam hubungannya dengan kebutuhan ruangan bagi pasien rawat inap. Rancangan penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif terhadap lima faktor utama yang mempunyai pengaruh terhadap disain ruang rawat inap serta perbandingannya dengan standar yang berlaku. Faktor-faktor tersebut adalah jumlah tempat tidur, pembagian kelas perawatan, luas ruang rawat, jenis pelayanan medik, dan fasilitas ruangan. Jumlah tempat tidur perkelas, luas ruang rawat, jenis pelayanan medik, dan fasilitas ruangan secara umum dipandang sudah memadai sedangkan pembagian kelas perawatan belum memadai. Janis pelayanan medik dan fasilitas ruangan sudah memenuhi standar sedangkan jumlah tempat tidur total, pembagian kelas perawatan, dan Iuas ruangan belum memenuhi standar yang berlaku. Faktor utama yang belum mendukung kebutuhan pelayanan rawat inap adalah pembagian kelas perawatan yang berkaitan erat dengan belum terpenuhinya kapasitas tempat tidur total di Rumah Sakit Medika Galaxi. Ukuran luas masing-masing ruang rawat belum ada yang memenuhi standar dan beberapa ruangan kelas perawatan berisi jumlah tempat tidur yang tidak sesuai dengan standar maksimal yang berlaku. Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan pasien rawat inap dan kemungkinan pengembangannya saat ini dan dimasa yang akan datang maka pihak manajemen Rumah Sakit Medika Galaxi perlu memperbaiki kondisi yang ada melalui suatu studi kelayakan yang komprehensif.

Study on Physical Design and Facilities of Medika Galaxi Hospital Inpatient RoomThe study background arise from the construction of Medika Galaxi Hospital which is not planned and causes many problems in operation. The primary problem was inadequacy of inpatient rooms expecially for patient with specific condition and for patient from specific gender or different socioeconomic status. To solve the problem, the management wants to renovate the existing building. The facing problem are where the physical condition and facility of Medika Galaxi Hospital at this time are adequate enough to comply with the need for inpatient care. The purpose of this study are to draw a picture about Medika Galaxi Hospital physical condition & facility in conjuction with the need of rooms for impatient care. Study design are descriptive analytic of five primary factors which having influence to the design of inpatient room and it's comparison with standard requirements. The factors are number of patient bed, inpatient class division, size of inpatient room, classification of medical care, and room facilities. Number of patient bed for each impatient class, size of inpatient room, classification of medical care, and room facilities are generally accepted adequate enough but inpatient class division were not adequate. Classification of medical care and room facilities have comply with standard requirements but total number of patient bed, inpatient class division, and size of inpatient room do not comply with standard requirements. The primary factor that not support the need for impatient care are inpatient class division which is related largely with the total patient bed capacity of Medika Galaxi Hospital. The size of each inpatient room do not fulfill the standard requirements and some of the rooms were loaded with patient bed in quantity larger then the maximal standard requirements. To comply with the need for impatient care and the development possibility in this time and in the future, the Medika Galaxi Hospital management need to improve the present condition via a comprehensive feasibility study.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12725
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Irene
"ABSTRAK
Dengan diberLakukannya UU mengenai dana pensiun No 11 tahun 1992, dana
pensiun telah memasuki era profesionalisasi dalam pengelolaan kekayaannya.
Hal ini merupakan tantangan bagi dana pensiun untuk selalu meningkatkan
kemampuannya dalarn perencanaan (dalam rangka rnenghadapi situasi yang
senantiasa berubah baik internal dan seringkali eksternal) serta dalam implementasi
dan perencanaan ínvestasi tersebut. Kedua tahap proses manajemen investasi
tersebut perlu diikuti Secara proaktif dan tidak cukup hanya reaktif. Dengan kinerja
positif yang berhasil dicapai, akan memberikan dampak secara makro, yaitu
pemanfaatan dana yang ada untuk kepentingan nasional, mau pun dampak secara
mikro, bagi perusahaan pemberi kerja dan tentunya peserta pensiun itu sendiri.
Sebagaimana yang ditemui, esbagian dari dana pensiun di Indonesia masih
mengalami defisit dalam kecukupan dananya. Diantara penyebabnya adalah karena
pendanaan dari sponsor yang belum terpenuhi. Dalam kondisi defisit ini, bukan
berarti bahwa dana pensiun belum perlu atau tidak dapat memikirkan
pengembangan dan kekayaan yang ada. Dalam kondisi defisitpun, pengembangan
kekayaan dapat dilakukan karena,. seperti halnya pada kondisi pendanaan yang
surplus, tetap tersedia penumpukan dana untuk sementara waktu. Begitu pula
sebaliknya dalam kwalitas pendanaan yang surplus, bukan merupakan jaminan
bahwa Dana Pensiun yang bersangkutan akan selalu berhasil dalam
pengembangan kekayaannya. Balk bagi dana pensiun yang pendanaanya rnasih
dalam kondisi defisit ataupun bagi yang pendanaannya telah dalam kondisi surplus,
perlu memperhatikan kegíatan dan pengembangan kekayaannya yaitu dengan
peningkatan kemampuan dalam perencanaan maupun implementasi dari
perencanaan investasí.
Pada saut ¡ni, pola penempatan investasi masíh di tentukan secara
konvensional dimana para investor dana pensiun cenderung untuk memilih
investasi yang aman-aman saja yang sifatnya jangka pendek yaitu seperti deposito.
Meskipun struktur demografi peserta dana pensiun masih memungkinlcan untuk
bergerak Iebih ?agresif, sementara diiain pihak teknologi yang semakin maju juga
membuka peluang yang lebih besar untuk investasi pada jenis asset lainnya, namun
umumnya dana pensiun masih ragu-ragu untuk mendiversifikasikan atau
merelokaslkan dananya dari deposito ke jenis asset lainnya.
Untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam perencanaan dan
implmentasi dana pensiun diperlukan pengukuran-pengakuran kinerja
yang Iebíh akurat yang memungkinkan investor Iebih meyakini keputusan yang
diambil. Kondisi saat ini menunjukkan belum ada satupun dari dana pensiun yang
mengukur kinerjanya dengan mempertimbangkan nisiko.Pada dasarnya terdapat
4 alternatif pengukuran kinerja dengan mempertimbangkan nisiko ini yaitu excess
return to variability measures, excess return to systematic risk, differential return to
Variability measures, dan diffirentiai return to systematic risk. Bahkan pengukuran
yang disebut dengan diffrrensial return to systematic risk sangat niendukung untuk
dilakukannya evaluasi terhadap atribusi kinerja yang telab berhasil dicapai.
Dari segi kinerja investasi, semua investasi yang dilakukan dana pensiun
memang telah menghasilkan kinerja positif yang lebih baik dibandingkan dengan
suku bunga bebas risiko. Namun bila ditelusuri dengan metode pengukuran kinerja
relatif terhadap risiko, masih banyak dana pensiun yang memiliki investasi besar
justru belum menghasilkan kinerja yang sepadan dengan besamya risiko yang
diemban. Lembaga dana pensiun yang memiliki investasi lebih kecil menghasilkan
kinerja relatif, balk differential return systematic risk maupun differential return to
variability measures yang lebih balk daripada lembaga dana pensiun yang ?bermodal
besar?.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Irene
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara occupational self-efficacy dan job insecurity pada tenaga kerja outsourcing. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian non-eksperimental dan desain field study. Partisipan dalam penelitian adalah 127 orang tenaga kerja outsourcing yang bekerja di PT. X. Alat ukur yang digunakan terdiri dari dua buah alat ukur, yaitu adaptasi dari alat ukur occupational self-efficacy yang dikembangkan oleh Sychns dan von Collani (2002) dan modifikasi dari alat ukur job insecurity yang dikembangkan oleh Ashford, Lee, dan Bobko (1989).
Berdasarkan hasil korelasi Pearson product moment satu-ujung didapatkan hasil koefisien korelasi sebesar -0.2 yang signifikan pada l.o.s 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara occupational self-efficacy dan job insecurity pada tenaga kerja outsourcing. Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan independent sample t-test diketahui bahwa ada hubungan antara job insecurity dan jenis kelamin, dimana wanita memiliki tingkat job insecurity yang lebih tinggi dibandingkan pria.

The purpose of this research is to find out the correlation between occupational self-efficacy and job insecurity on outsourcing workers. This is a quantitative research with non experimental type and field study research design. Participants of the research are 127 outsourcing workers who work at PT. X. There are two scales used in this research, adaptation of occupational self-efficacy scale by Sychns and Von Collani (2002) and modification of job insecurity scale by Ashford, Lee, and Bobko (1989).
The result of correlation Pearson product moment one-tailed is -0.2 which is significant at l. o. s 0.05. This indicates that there's a negative significant correlation between occupational self-efficacy and job insecurity on outsourcing workers. Besides, the result of independent sample t-test found that there's a correlation between job insecurity and gender, which is women has a higher job insecurity than men."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
658.314 22 IRE h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nemirovsky, Irene
London: Vintage Books, 2008
843 NEM a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Joos, Irene
Virginia: Reston publishing , 1985
610.73 JOO m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wenas, Irene
"Judul skripsi ini, Rempah-rempah pahit, kami ambil dari judul buku yang kami terjemahkan, yaitu Het bittere kruid. Rempah-rempah pahit merupakan terjemahan harfiah dari. Het bittere kruid, sebagai kiasan kejadian-kejadian dalam ceritera yang penuh kepahitan. Kami memillh karya ini untuk bahan terjemahan, karena buku ini begitu ter_kenal den telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia (lihat 2.3) serta jalan ceritanya sangat menarik, terutama dari segi kemanusiaannya. Secara garis besarnya skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu: Teori terjemahan, Latar belakang Het bittere kruid, dan Rempah-rempah pahit (terjemahan dari. Het bittere kruid).Dalam bab 1 kami membicarakan tentang teori terjemahan yang berasal dari sumber-sumber yang tercantum dalam Kepustakaan. Selain itu kami juga membicarakan mengenai masalah-masalah terjemahan yang kami temui dan bagaimana masalah-masalah itu diatasi.Dalam bab 2 kami ketengahkan latar belakang Het"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S15861
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sanders, T. Irene
New York : The Free Press, 1998
658.401 2 SAN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>