Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Habibah
Abstrak :
ABSTRAK
Pada Konsultan X diketahui bahwa tidak ada expatriate yang menggunakan e-Filing dalam pelaporan SPT PPh WPOP. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis evaluasi kebijakan e-Filing dalam pelaporan SPT Tahunan PPh WPOP Asing pada Konsultan X dan menganalisis upaya Direktorat Jenderal Pajak dalam peningkatan penggunanaan e-Filing untuk WPOP Asing. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif menggunakan teknik pengumpulan data wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-Filing untuk SPT PPh WPOP Asing tidak efektif pemanfaatannya pada Konsultan X karena kurangnya sosialisasi dan kebijakan dari Konsultan X untuk tidak menerapkan e-Filing pada klien Asing sebab terkendala oleh sistem e-Filing yang tidak mendukung kebutuhan WPOP Asing. Untuk itu pihak DJP melakukan upaya-upaya peningkatan penggunaan e-Filing melalui peraturan, sosialisasi dan layanan kemudahan secara teknis.
ABSTRACT
At X Consultant no foreign or expatriate clients who use e-Filing of Annual Income Tax returns reporting. The purpose of this study is to analyze the evaluation of e-Filing policy in Annual Income Tax Return Reporting on Foreigner or expatriate at Consultant X and analyze the efforts of the Directorate General of Taxation to increase the usage of e-Filing for Foreigner. This research is a descriptive qualitative approach research using in-depth interview. The results showed that the e-Filing of Annual Income Tax Returns for Expatriate Tax Payer ineffective utilization because the lack of socialization and policy from Consultant X to not use the e-Filing system for expatriate client. That’s why, the Directorate General of Taxation makes efforts to increase the using of e-Filing through regulation, socialization and easy service technically.
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S56461
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Habibah
Abstrak :
ABSTRAK
Meluasnya harta benda yang dapat dijadikan wakaf hadir melalui lahirnya undang-undang wakaf No. 41 tahun 2004. Salah satu hal yang menarik dalam pasal 16 Undang-Undang wakaf adalah pernyertaan ketentuan yang menyatakan bahwa Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dapat digunakan sebagai aset/harta benda wakaf. sejalan dengan Undang-unang wakaf, pada Undang-undang yang menyangkut Hak Kekayaan Intelektual juga tercantum bahwa HKI dapat dialihkan sebagai wakaf. Namun demikian wakaf dengan harta/benda berupa Hak Kekayaan Intelektual masih sangat jarang dilakukan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yan mempengaruhi intensi masyarakat terhadap wakaf hak kekayaan intelektual. Faktor yang diduga dapat berpengaruh meningkatkan intensi masyarakat mewakafkan kekayaan intelektual diantaranya religiusitas, pemahaman mengenai wakaf dan HKI, perilaku ihsan serta kepercayaan terhadap lembaga wakaf. Analisis data dari hasil survei terhadap 324 responden menggunakan Lisrel-SEM menemukan bahwa faktor kepercayaan kepada lembaga wakaf yang paling berpengaruh positif signifikan terhadap intensi masyarakat mewakafkan kekayaan intelektual sedangkan religiusitas tidak signifikan.
ABSTRACT
The expansion of waqf property is present through waqf law No. 41 of 2004. One of the interesting things in article 16 of the Waqf Law is the inclusion of provisions which state that Intellectual Property Rights (IPR) can be used as assets and properties for endowments. In line with the waqf law, the Law concerning Intellectual Property Rights also states that IPR can be transferred as waqf. However, endowments with assets and property in the form of Intellectual Property Rights are still very rarely carried out. The purpose of this study is to analyze the factors that influence people's interest in endowments of intellectual property rights. Factors that are suspected to be influential in increasing people's interest in endowments are intellectual property including religiosity, understanding of waqf and IPR, perceive Ihsan and trust in waqf institutions. The result of analysis data from 324 respondents using Lisrel-SEM found that the factor of trust in waqf institution had a positive significant effect on people's interest in endowing intellectual property while religiosity is not significant.
2020
T54945
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ummu Habibah
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Influenza masih merupakan ancaman infeksi serius di dunia terutama pada populasi usia lanjut. Meskipun kejadian influenza dapat ditekan dengan pemberian vaksinasi, namun efikasi vaksin influenza masih diragukan pada usia lanjut, terutama individu yang frail. Hal ini dikarenakan immunosenescence yang menyebabkan sistem imun kurang mampu mengatasi stres berupa infeksi termasuk memberikan respon yang adekuat terhadap pemberian vaksin.Tujuan: Mengetahui hubungan status frailty dengan respon imun pasca vaksinasi influenza pada populasi usia lanjutMetode: Studi kohort retrospektif ini mengambil data dari penelitian induk dengan subjek usia lanjut berusia 60 tahun keatas yang tergabung dalam Posyandu Lansia di 4 kelurahan di Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur. Status frailty ditentukan berdasarkan kuisoner Frailty Index 40 Items FI-40 . Vaksin Influenza yang dievaluasi adalah vaksin influenza trivalen inaktif. Serokonversi didefinisikan sebagai peningkatan titer inhibisi hemagglutinin sebanyak 4x lipat. Seroproteksi didefinisikan sebagai titer inhibisi hemagglutinin ge; 1:40.Hasil: Terdapat 140 subjek penelitian. Tingkat serokonversi vaksin influenza pada kelompok frail, pre-frail, dan sehat adalah 37,9 , 39 , 60 . Tingkat seroproteksi vaksin influenza pada kelompok frail, pre-frail dan sehat adalah 80 , 92,2 , 94,8 . Risiko relatif RR kelompok pre-frail/frail untuk kejadian tidak serokonversi adalah 0,93 IK 95 0,72-1,02 , dan RR untuk kejadian tidak seroproteksi adalah 1,7x IK 95 0,5-6,2 .Kesimpulan: Tidak ditemukan hubungan bermakna secara statistik antara status frailty dengan serokonversi dan seroproteksi vaksin influenza pada populasi usia lanjut.
ABSTRACT
Background Influenza still become serious illness in this world especially in elderly population. Despite the prevalence of this disease has been decreased by vaccination, the efficacy of the vaccine still doubt full in frail elderly people. Immunosenescence is the underlying process in immune defect and cause the immune system become less capable to cope the stress like an infection, and also give an adequate response to vaccination.Objective To determine association between frailty status and immune response after influenza vaccination in elderly.Method This Retrospective cohort study was conducted using secondary data from the parent study of elderly subjects age ge 60 years who live in the community of Posyandu lansia in Pulo Gadung Region, East Jakarta. Frailty status was stated by Frailty Index 40 Items FI 40 . The influenza vaccine evaluated was the Trivalent Inactivated Vaccine. Seroconversion defined as four fold increase hemagglutinin inhibition titre. Seroprotection defined as Hemagglutinin Inhibition titer ge 1 40.Result There are 140 subject included in this study. Seroconversion influenza vaccine rate in frail, pre frail, and robust group are 37,9 , 39 , 60 . Seroprotection rate in frail, pre frail, and robust group are 80 , 92,2 , 94,8 . Relative Risk RR pre frail frail group for not seroconverted is 0,93 CI 95 0,72 1,02 , and RR for not seroprotected is 1,7 CI 95 0,5 6,2 .Conclussions There is no statistically significant association between frailty status and seroconversion nor seroprotection of influenza vaccine.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58931
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Nurul Habibah
Abstrak :
Proporsi ibu hamil yang datang ke pelayanan dan mendapat tes HIV tahun 2021 di Kabupaten Sumedang masih dibawah target, yaitu sebesar 79%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku tes HIV pada ibu hamil di Kabupaten Sumedang tahun 2022. Penelitian menggunakan desain cross sectional, pada 220 ibu hamil yang berkunjung ke 8 Puskesmas yang terpilih secara acak di Kabupaten Sumedang. Data dikumpulkan dengan cara responden mengisi secara mandiri kuesioner yang sudah diujicoba validitas dan reliabilitasnya dan selanjutnya dianalisis dengan uji logistik regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan proporsi ibu hamil yang tidak melakukan tes HIV di Kabupaten Sumedang sebesar 30,9%. Pengetahuan tentang HIV/AIDS, persepsi manfaat dan persepsi hambatan melakukan pemeriksaan HIV berhubungan dengan perilaku tes HIV dan faktor yang paling dominan adalah persepsi manfaat pemeriksaan HIV. Ibu hamil yang mempersepsikan pemeriksaan HIV tidak bermanfaat berpeluang hampir 3,4 kali untuk tidak melakukan tes HIV dibanding yang mempersepsikan bermanfaat setelah dikontrol oleh pengetahuan tentang HIV/AIDS dan persepsi hambatan melakukan pemeriksaan HIV di Kabupaten Sumedang (p value = 0,003, POR = 3,427, 95% CI: 1,542-7,615). Untuk itu, perlu mengoptimalkan pemberian KIE dan konseling tentang manfaat melakukan tes HIV/AIDS, meningkatkan upaya promosi kesehatan melalui media massa serta mengoptimalkan pelayanan mobile VCT. ......The proportion of pregnant women who come to the service and receive an HIV test in 2021 in Sumedang is still below the target, which is 79%. This study aims to determine the determinants of HIV testing behavior in pregnant women in Sumedang in 2022. The study used a cross sectional design, on 220 pregnant women who visited 8 health centers randomly selected in Sumedang. Data were collected by means of respondents filling out a questionnaire that had been tested for validity and reliability and then analyzed by using multiple regression logistic test. The results showed that the proportion of pregnant women who did not do an HIV test in Sumedang was 30.9%. Knowledge of HIV/AIDS, perceived benefits and perceived barriers to HIV testing are related to HIV testing behavior and the most dominant factor is perceived benefits of HIV testing. Pregnant women who perceive that HIV testing is not beneficial are almost 3.4 times more likely not to take an HIV test than those who perceive it is beneficial after being controlled by knowledge about HIV/AIDS and perceived barriers to HIV testing in Sumedang (p value = 0.003, POR = 3.427, 95% CI: 1.542-7.615). For this reason, it is necessary to optimize the provision of KIE and counseling about the benefits of testing for HIV/AIDS, increase efforts to promote health through mass media and optimize mobile VCT services.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibah Habibah
Abstrak :
Skripsi ini diarahkan pada analisis kelompok verba kada dalam A1-Qur'an ditinjau dari kaidah gramatikanya. Kelompok verba kada CVKd) memasuki konstruksi kalimat nominal CKN) yang terdiri dari Subjek C5) dan Predikat CP). KVKd ini berfungsi menominatifkan S dan menagakusatifkan P, seperti halnya kelompok verba kana. Dan salah satu ciri pokok dari KVKd adalah bahwa P nya harus terdiri dari imperfek atau verba mudari'. Berdasarkan maknanya, KVKd atau yang dalam linguistik Arab dikenal dengan istilah Kada wa ahhwatuha diklasifikasikan menjadi tiga bagian 1. Af'a- l al-Mugarabah, yaitu sekelompok verba yang menunjukkan makna hampir ; 2. Af'al al-Raja` yaitu sekelompok verba yang menunjukkan makna harapan dan 2, Af'al al-Syuru- ', yaitu sekelompok verba yang menunjukkan makna mulai. Data dalam skripsi ini diperoleh dari ayat-ayat Al-Qur'an dan penelitian kepustakaan dengan mengkaji buku-buku tentang linguistik Arab, khususnya tentang KVKd. Tentang analisis kelompok verba kada dalam A1-Qur'an tercatat ada 51 KVKd, yang terdiri dari 22 verba kada Cdari kelompok Af'a- l al-Mugarabah), 27 verba 'asa dari kelompok Af'al al-Raja`) dan 2 verba tafiqa dari kelompok Af'al al-Syuru'). Selanjutnyaverba kada dikelompokkan men jadi lima pola antara lain terangkum dalam rumus :[Perfek + S Cinfleksi)) + P Cimperfek) dan Perfek + P Cimperfek) + S Cisim zahir f nomina nyata) ; verba 'ass t.erdiri dari empat pola, diant.aranyaPerfek + S Cisim zahir) + P CPAMs + imperfek) dan Nomina + Perfek + Fail CPAMs + imperfek) ; dan verba tafiqa terdiri dari duet poly yaitu . I Perfek + S Cinfleksi)+ P Cimperfek> dari Perfek + Maf'ul Mut,laq Cdari P yang dihi langkan). Perfek + Maf'ul Mut,laq Cdari P yang dihilangkan).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Habibah
Abstrak :
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit protozoa dari genus plasmodium dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles sp. Sampai saat ini, Indonesia masih tergolong sebagai salah satu negara endemik malaria. Berbagai upaya pengendalian malaria terus dilakukan, misalnya dengan memberikan pengobatan menggunakan kombinasi derivat Artemisinin (ACT). Pencegahan malaria seperti fumigasi juga dilakukan pada daerah endemik untuk membunuh vektor malaria baik nyamuk dewasa maupun jentiknya. Namun, fumigasi memerlukan biaya yang besar serta berdampak negatif bagi lingkungan apabila dilakukan terus-menerus. Alternatif lain juga dilakukan yaitu dengan memanfaatkan biolarvasida yang berasal dari bahan-bahan alami yaitu tumbuhan (nabati) atau bakteri sehingga tidak mencemari lingkungan. Pada artikel ini, dikonstruksi model penyebaran penyakit malaria yang terdiri atas lima kompartemen dengan mempertimbangkan intervensi pengobatan, fumigasi, dan biolarvasida. Kajian analitis dan numerik mengenai titik keseimbangan dan basic reproduction number (R0) dilakukan untuk memahami dinamika jangka panjang dari model. Hasil kajian analitis dan numerik menunjukkan bahwa dengan intensitas tertentu, ketiga intervensi mampu mengeliminasi penyakit malaria. Pemberian pengobatan efektif dilakukan dengan intensitas minimum sebesar 0,6550, sedangkan fumigasi efektif dilakukan dengan intensitas minimum sebesar 0,0249. Apabila pengobatan dan fumigasi yang diberikan secara bersama-sama besarnya kurang dari intensitas minimum tersebut, maka masih terdapat dua kemungkinan yaitu penyakit tetap mewabah atau sudah tidak mewabah dalam suatu populasi. ......Malaria is a disease caused by the protozoa parasite of the genus plasmodium and transmitted through the bite of the mosquito Anopheles sp. Until now, Indonesia is still classified as one of the endemic malaria countries. Various efforts to control malaria continue to be carried out, for example, by providing treatment for patients using a drug combination of Artemisinin derivatives (ACT). Fumigation also carried out in endemic areas to kill malaria vectors, both adult and larvae. However, fumigation requires high costs and a negative impact on the environment if done continuously. Another alternative is also carried out by utilizing biolarvicides, which comes from natural ingredients, namely plants (vegetable) or bacteria, so that it does not pollute the environment. In this article, a model of malaria distribution consisting of five compartments is constructed by considering treatment interventions, fumigation, and biolarvicides. Analytical and numerical studies of equilibrium points and basic reproduction number (R0) are carried out to understand the long-term dynamics of the model. The results of analytical and numerical studies show that with a certain intensity, the three interventions are some effective ways to eliminate malaria. Provision of effective treatment is carried out with a minimum intensity of 0,6550, while effective fumigation is carried out with a minimum intensity of 0,0249. If the treatment and fumigation given together are less than the minimum intensity, there are still two possibilities, that the disease continues to be epidemic or is not epidemic in a population.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahrotul Habibah
Abstrak :
ABSTRAK
Filariasis merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama di Indonesia Timur antara lain di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD). Untuk mengeliminasi filariasis, WHO membuat program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis dengan diethylcarbamazine citrat (DEC) dan albendazol setiap tahun selama 5 tahun berturut-turut. Untuk mengetahui keberhasilan POPM, perlu dilakukan evaluasi cakupan POPM setiap tahun. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui cakupan POPM filariasis di SBD pada tahun 2012-2013. Penelitan menggunakan desain cros sectional dengan mengevaluasi data POPM Dinas Kesehatan SBD pada tahun 2012 dan 2013. Cakupan POPM filariasis dihitung berdasarkan jumlah penduduk minum obat dibagi penduduk total dan jumlah penduduk sasaran. Target cakupan pengobatan penduduk sasaran adalah >85% dan dari penduduk total adalah> 65%. Hasil penelitian menunjukkan cakupan POPM filariasis berdasarkan penduduk total pada tahun 2012 adalah 1,96% dan tahun 2013 sebesar 1,13%. Cakupan POPM filariasis berdasarkan penduduk sasaran pada tahun 2012 adalah 2,51% dan tahun 2013 adalah 1,35%. Disimpulkan bahwa cakupan POPM filariasis berdasarkan penduduk sasaran dan penduduk total di SBD tidak mencapai target dan cakupan tahun 2013 lebih rendah dibandingkan tahun 2012.
ABSTRACT
Filariasis is a burden disease in community especially in East Indonesia as Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD). To eliminate filariasis, WHO developed a program called Massal Drug Administration (MDA) of filariasis using diethylcarbamazine cytrat (DEC) and albendazole every year in 5 years on continued. There is an evaluation every year to know the succeed of MDA. The purpose of this paper is to know how many percentage that covered of MDAin SBD on 2012-2013. This paper is cross sectional mode design by evaluated data MDA of filariasis from Dinas Kesehatan SBD on 2012-2013. The coverage of MDA of filariasis is counted by people who used drugs divided by total people and targeted people in that area. Target of coverage based on targeted people is >85% and for total people is >65%. This research shows that the coverage of MDA of filariasis based on total people on 2012 is 1.96% and on 2013 is 1.13%. The targeted people coverage of MDA of filariasis on 2012 is 2.51% and on 2013 is 1.35%. Consequently, the coverage of MDA of filariasis based on total and targeted people in SBD do not reach the target of MDA of filariasis by WHO and on 2013 it?s lower than 2012.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aminah Nur Habibah
Abstrak :
ABSTRAK
Pelanggaran terhadap prinsip kerja sama Grice 1975 dianggap menjadi penunjang kelucuan dalam wacana humor. Penelitian-penelitian terkait hal itu telah dilakukan, tetapi hanya didasari pada pandangan peneliti. Padahal, hal yang dianggap lucu oleh peneliti belum tentu dianggap lucu oleh pembaca. Skripsi ini membahas kelucuan menurut pembaca dalam kartun komik Tahilalats serta mengaitkannya dengan pelanggaran prinsip kerja sama dan konteks. Karena itu, sumber data yang digunakan adalah episode kartun yang memuat pelanggaran prinsip kerja sama. Penelitian ini menggabungkan antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data diperoleh dari kuesioner daring dan wawancara. Dari penelitian ini, didapatkan hasil bahwa Tahilalats dianggap tidak terlalu lucu oleh pembaca. Walaupun terdapat pelanggaran maksim kualitas dan kuantitas, menurut pembaca, dibutuhkan beberapa pembentuk kelucuan dan konteks yang sesuai. Pelanggaran maksim kuantitas dengan mengurangi kontribusi dinilai berpotensi untuk menghasilkan ketakterdugaan.
ABSTRACT
The violation of the cooperative principle Grice 1975 is considered to be a supporting element to create humor in discourse. Related studies is only based on the researchers rsquo point of views. In fact, things that are considered funny by researchers are not necessarily considered as funny by the readers. The present thesis discusses humor according to the readers in Tahilalats cartoon comic as well as links them with violations of cooperative principles and context. Therefore, the data source used is a cartoon episode that contains violations of the cooperative principle. This research combines quantitative and qualitative approach. The data are obtained from questionnaires and interviews. It is found that Tahilalats considered as ldquo not too funny rdquo by the readers. Although there are violations in principle of quality and quantity, some triggers and context are needed. The lack of information is considered potential to create unpredictability.
2017
S69723
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Habibah
Abstrak :
Berinteraksi dengan lawan jenis merupakan suatu kebutuhan bagi para santri yang ada dalam masa remaja. Akan tetapi bagi santri di pesantren Al-Idris, interaksi lawan jenis tidak bisa mereka lakukan secara bebas, sebab ada aturan pesantren yang membatasi mereka. Selain itu di sana juga terdapat gendered space yang memisahkan wilayah santri putri dan santri putra, sehingga hanya dalam waktu tertentu para santri dapat berinteraksi dengan lawan jenisnya. Dalam penelitian ini, saya melihat hubungan interaksi lawan jenis santri dengan ruang di sekitar mereka. Saya ingin melihat cara para santri menciptakan embodied space yang mereka gunakan untuk berinteraksi dengan lawan jenisnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Data dikumpulkan dengan cara observasi partisipan serta wawancara mendalam. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ada lima tempat yang digunakan oleh para santri untuk menciptakan embodied space agar bisa berinteraksi dengan lawan jenis mereka. Tempat itu meliputi sekolah, warung, masjid, asrama, serta pohon di wilayah kuburan di luar pesantren. Kemudian dalam menciptakan embodied space ada berbagai cara yang dilakukan oleh para santri yang disesuaikan dengan tempat interaksinya. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebenarnya embodied space diciptakan oleh para santri karena adanya keinginan mereka untuk berinteraksi melebihi batasan interaksi yang ada, yang didukung juga oleh lemahnya kontrol sosial serta ada negosiasi santri terhadap aturan interaksi. ...... Interacting with members of the opposite sex is a necessity for students who exist in adolescence. However, for students in Al-Idris Islamic boarding schools, the interaction of the opposite sex cannot be done freely, because there are pesantren rules that limit them. In addition there is also a gendered space that separates the female students and male students, so that only within a certain time the students can interact with the opposite sex. In this research, I see the interaction between the opposite sex types of students with the space around them. I want to see the way the students create an embodied space that they use to interact with the opposite sex. This study uses a qualitative method with an ethnographic approach. Data were collected by participant observation and in-depth interviews. The results of the study show that there are five places used by students to create embodied space in order to interact with their opposite sex. The place includes schools, stalls, mosques, dormitories, and trees in the area of ​​the cemetery outside the pesantren. Then in creating embodied space there are various ways that are done by the students that are adjusted to the place of interaction. This study also shows that the actual embodied space was created by the students because of their desire to interact beyond the limits of interaction, which is also supported by weak social control and students' negotiations on the rules of interaction.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>