Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Darmayanti
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran praktik sunat perempuan dan
faktor – faktor yang berperan dalam praktik sunat pada anak perempuan di kota
Bukittinggi tahun 2011. Penelitian ini memakai dua metode yaitu penelitian
kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional.
Sampel penelitian ini diambil dari populasi dengan kriteria ibu yang mempunyai
anak balita perempuan yang berada di Kota Bukittinggi yang bersedia menjadi
responden. Sementara penelitian kualitatif ditujukan untuk melihat aspek
subyektif yang menjadi alasan dan melatar belakangi dari praktik sunat pada anak
perempuan dipandang dari segi budaya dan kepercayaan masyarakat setempat
dengan tehnik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan tokoh
agama , tokoh adat, bidan dan ibu balita perempuan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa 67,6% responden mengaku telah melakukan praktik sunat
pada anak perempuannya dengan 55% diantaranya menggunakan tehnik
pemotongan sebagian kecil dari klitoris oleh tenaga Bidan. Penelitian ini
menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara Karakteristik Ibu (status
pekerjaan PR=1,53;CI 95% 1,11-2,11), Sikap (PR=1,59 ; CI 95% 1,28-
1,99).Hasil penelitian kualitatif menunjukkan bahwa faktor agama yang menjadi
alasan dilakukannya praktik sunat pada anak perempuan di kota Bukittinggi
meskipun dari segi agama masih terdapat perbedaan pemahaman tentang wajib
tidaknya sunat perempuan tersebut.Lebih lanjut tatanan dari adat Minang tidak
menunjukkan bahwa sunat perempuan bagian dari tradisi karena tidak ada
perayaan khusus dalam sunat perempuan ini. Dari hasil penelitian ini disarankan
agar petugas kesehatan memberikan penyuluhan kepada masyarakat khususnya
yang mempunyai anak perempuan mengenai pengaruh sunat perempuan terhadap
kesehatan reproduksinya.Disamping itu dengan mengikut sertakan elemen terkait
seperti tokoh agama dan tokoh adat maka pemahaman masyarakat akan lebih
baik

ABSTRACT
This research is intended to explore Female Circumcision (FC) and involved
factors that stimulate these FC’s practices in Bukittinggi at 2011. This research
uses two approaches, quantitative and qualitative way. Quantitative research is
done via cross sectional design. Research sampling is taken from domain area,
those who have daughters and mind to be respondents. Meanwhile qualitative
research is aimed to gather subjective aspects from FC practices, especially
related to social culture and religious values within respondents’ community, by
having set of comprehensive interviews with religious leader, social leader, health
professional, and mothers whose daughter. The research result shows that 67,6%
respondents have had FC applied to their daughters, 55% out of these use
technique that cut only small part of clitoris and usually done by widwives. The
results of this study showed that there was a significant correlation between
Mothers’Charakteristing( profession PR=1,53; CI 95% 1,11-2,11) and attitude
(PR=1,59 CI 95% 1,28-1,99). Furthermore, on the religious perspective there are
several understanding about the obligatory of FC, some says it is a must some
says it is optional. Minangkabau custom does not indicate that FC is part of its
tradition as there is no specific ceremony for this. As result of this research then it
is recommended health professionals to put directive counseling about public
health’s reproduction, especially those whose daughter. By involving related
elements such as religious leader and Minangkabau custom leader, the
understanding of FC on public point of view will be more effective"
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmayanti
"ABSTRAK
Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan pertumbuhan per kapita yang
tergolong tinggi merupakan potensi yang sangat besar bagi industri makanan olahan,
termasuk makanan siap saji. Pada saat ini, semakin banyaknya orang yang sibuk
melakukan aktivitas mengakibatkan orang tidak mau repot-repot lagi, sehingga trend
beralih kearah makanan yang cepat saji, selain merupakan prestise/gaya hidup dapat
juga menghemat waktu, terutama untuk dikawasan perkotaan yang dinamis.
Makin maraknya bisnis restoran kategori makanan siap saji yang menyediakan
jenis makanan ayam, hamburger dan kentang, khususnya yang dikembangkan melalui
sistem franchise (waralaba) memacu kondisi persaingan yang sangat ketat. Banyaknya
waralaba asing yang ingin berinvestasi di Indonesia juga mendorong pertumbuhan dan
restoran siap saji, sehingga menimbulkan persaingan yang sengit dalam industri
makanan siap saji ini. Persaingan antara restoran siap saji ini dapat dilihat dari segi
inovasi produk, dimana banyak restoran-restoran yang mengeluarkan produk-produk
baik untuk mengantisipasi keinginan dari konsumen. Untuk harga, banyak pula
restoran-restoran siap saji yang mengeluarkan paket hemat pada saat krisis hingga
sekarang agar konsumen tetap tertarik untuk datang kerestoran tersebut. Dari segi
distribusinya dapat dilihat bahwa masing-masing restoran siap saji tesebut mulai
membuka kembali outlet-outletnya setelah mengalami kerugian akibat adanya kriisis
ekonomi, serta mulai melakukan iklan-iklan (promosi agar konsumen dapat mengetahui
keberadaan dari restoran tersebut serta menonjolkan produk-produk baru yang
dihasilkan oleh masing-inasing restoran siap saji.
Sebagal upaya dalam mempertahankan pelanggannya, maka pengetahuan
mengenai kepuasan/ketidakpuasan pada masing-masing restoran siap saji merupakan
suatu hal yang sangat penting karena kepuasan pada akhirnya akan membawa pada
loyalitas terhadap merek / produk yang memberikan keuntungan jangka panjang kepada
perusahaan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perilaku konsumen dari mulai
problem recognition (identifikasi masalah) sampai dengan consumption (proses
konsumsi) terhadap ke-3 restoran siap saji (Mc,Donald?s, Kentucky Fried Chicken dan
Wendy?s). Dan untuk mengetahul tingkat kepuasan konsumen terhadap ketiga restoran
siap saji melalui metode SERVQUAL terhadap atribut-atribut jasa masing-masing
restoran tersebut.
Dari hasil penelitian ini kemudian dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pertama, ada 18 atribut yang dapat diukur oleh responden pada masing-masing restoran
siap saji, yang dapat dikelompokkan lagi menjadi 5 dimensi pada metode
SERVQUAL, yaitu Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance dan
Emphaty.
Kedua, identifikasi masalah dilihat dari alasan responden untuk pemilihan restoran siap
saji yaitu karena makanannya cepat saji. Walaupun begitu masih ada keraguan
dari responden terhadap restoran siap saji dikarenakan mengandung kolesterol
tinggi. Kemudian konsumen akan mencari informasi yang dìdapat dari
pengetahuan (knowledge) dan pengalaman (experience) dimana mayoritas
responden melalui Top of Mind memilih Restoran Mc.Donald?s. Setelah itu
dilihat lagi Unaided dimana mayoritas responden memilih Restoran Kentucky
Fried Chicken. Selanjuinya untuk Aided mayoritas responden memilih Restoran
Hoka-Hoka Bento. Akhirnya untuk total awareness dan benak konsumen
terhadap masing-masing restoran slap saji mayonias responden memilih
McDonald?s, Kentucky Fried Chicken, Hoka-Hoka Bento dan Wendy?s. Pada
tahap proses evaluasi, persamaan faktor utama yang dipertimbangkan oleh
responden dalam memilih restoran adalah mengenai masalah pada dimensi
tangible (kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan) dan dimensi
reliability (kecepatan pelayanan). Proses pemilihan memperlihatkan bahwa
faktor diri sendiri yang paling menentukan didalam pemilihan restoran siap saji
dan lebih menyukai makan direstoran siap saji bersama dengan teman-temannya.
Pada proses pembelian, pengeluaran rata-rata sekali makan direstoran siap saji
mayoritas responden mengeluarkan sebesar Rp.10.000 ? Rp.15.000 dan jarak
antara rumah responden dengan restoran slap saji yang biasa dikunjunginya
terdekat sekitar 1-5 kilometer. Selanjutnya tempat restoran siap saji yang paling
sering dikunjungi, terbanyak di mall. Pada proses konsumsi, restoran siap saji
yang paling sering dikunjungi adalah Mc.Donald?s. Untuk melihat frekuensi
konsumsi responden pergi ke restoran siap saji dapat diihat bahwa 2-3 kali
sebulan menduduki peringkat pertama. Sedangkan untuk juinlah terbanyak
responden yang terakhir kali pergi kerestoran siap saji adalah 1 sampai 2 minggu
yang lalu.
Ketiga untuk perbandingan mean demografi terhadap tingkat kepentingan atnbut dapat
dilihat untuk ke-3 restoran slap saji ternyata perbandìngan mean demografi rata-
rata terjadi pada dimensi tangible (penataan didalam maupun diluar ruangan;
musik yang diperdengarkan; lokasi restoran; kebersihan, kerapihan dan
kenyamanan ruangan; kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat yang
dipakal; dan kerapihan dan kebersihan penampilan dan karyawan yang
bertugas), dimensi reliability (harga yang terjangkau; variasi menu makanan; dan
rasa makanan yang enak), dim ensi responsiveness (kemampuan karyawannya
untuk cepat tanggap menyelesaìkan keluhan korisumen) , dimensi assurance
(karyawan dapat memberikan informasi menu dengan baik; dan pelayanan yang
sopan dan ramah), dimensi emphaty (memberikan pelayanan kepada semua
konsumen dengan tidak memandang status sosial dan lain-lain).
Keempat, faktor utama yang menunjukkan tingkat kepuasan oleh responden dalam
memilih restoran adalah mengenai masaiah pada dimensi reliability (rasa
makanan yang enak) dan dimensi assurance (pesanan sesuai dengan yang
diminta dan pelayanan yang sopan dan ramah).
Kelima, pada overall satisfaction ternyata mayoritas tmgkat kepuasan tertinggi
responden terbanyak pada Restoran McDonald?s, yang diikuti oleb Restoran
Wendy?s dan Restoran Kentucky Fried Chicken.
Keenam, Key Driver Analysis pada atribut-atribut pada masing-masing restoran siap saji
berbeda satu sama lain, sehingga atribut tiap restoran dipersepsikan pada tingkat
kepuasan yang berbeda oleh responden. Jumlah atribut tersebut adalah Wendy?s
(3 atribut), Mc.Donald?s (10 athbut) dan Kentucky Fried Chicken (4 atribut).
Ketujuh, Customer Satisfaction Index pada ke-3 restoran siap saji dimiliki oleh Restoran
McDonald?s. Hal ini berarti Restoran McDonald?s mempunyai tingkat kepuasan
tertinggi yang dipersepsikan oleh responden.
Kedelapan, Secure Customer Index terhadap ke-3 restoran siap saji yang tertinggi adalah
Restoran McDonald?s, diikuti oleh Restoran Wendy?s dan Restoran Kentukcy
Fried Chicken. Secure Customer Index Restoran Mcdonald?s tertinggi berarti
bahwa responden sangat berminat untuk terus mengunjungi, loyal dan sangat
merekomendasikan terbadap Restoran Mc.Donald.
Kesembilan, Quadrant Analysis untuk ke-3 restoran siap saji tersebut, rata-rata atribut
terletak pada Kuadran B (rata-rata masing-masing restoran memfliki 8 atribut)
dirnana atribut tersebut dianggap penting oleh konsumen dan konsumen merasa
puas dengan performance atribut-atribut tersebut.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T1585
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmayanti
"Program PEMP KKP bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui penguatan Lembaga Keuangan Mikro (LKM), serta penggalangan partisipasi masyarakat berbasis sumber daya lokal. Program tersebut dirancang menggunakan pendekatan kelembagaan, yakni dengan membangun Koperasi Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir - Mikro Mitra Mina (LEPP-M3). Salah satu kegiatannya adalah Swamitra Mina yang bermitra dengan Bank Bukopin. Cilincing dan Muara Gembong merupakan lokasi penerima program PEMP. Cilincing dan Muara Gembong mempunyai karekteristik yang sama yaitu wilayahnya berada di pantura, sebagian besar penduduknya berasal dari jawa, mempunyai permasalahan kredit macet yang dipengaruhi oleh cuaca yang buruk, serta permasalahan rentenir. Namun kredit bermasalah yang terjadi di Swamitra Mina Pantura Jaya lebih kecil dibandingkan dengan Swamitra Mina Mitra Usaha. Penelitian ini bertujuan menganalisis proses faktor-faktor yang menjadi pendukung dan kendala di 2 swamitra mina, menganalisis dampak program PEMP terhadap peningkatan kesejahteraan, dan memberikan masukan/rekomendasi untuk perbaikan program di 2 swamitra mina tersebut, melalui analisis kualitatif dan analisis SWOT. Penelitian ini menggambarkan karakteristik masyarakat Cilincing dan Muara Gembong, serta menguraikan kinerja Swamitra Mina Pantura Jaya dan Swamitra Mina Mitra Usaha. Selanjutnya dilakukan identifikasi permasalahan, penentuan skala prioritas permasalahan berdasarkan pohon masalah, kemudian menentukan alternatif solusi yang dianalisa dengan SWOT untuk didapatkan solusi terbaik. Berdasarkan hasil penetapan solusi terbaik maka diusulkan rekomendasi dengan membuat skenario action plan. Rekomendasi tersebut adalah penyelesaian kredit bermasalah melalui rescheduling, reconditioning, dan restructuring.

This thesis has aim generally to analyze the implementation of Economic Empowerment for Coastal Community (PEMP) Program by describing, identifying and analyzing the project recipients, Swamitra Mina Pantura Jaya and Swamitra Mina Mitra Usaha. PEMP Program which was initiated by the Ministry of Marine Affairs and Fisheries Republic of Indonesia conducted with purpose to increase coastal community welfare through empowering Micro Finance Institution (LKM) and enhancing community?s participation in economic activites by using local resources. This program has employed institutional-based approach by establishing a Cooperative institution namely Koperasi Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir - Mikro Mitra Mina (LEPP-M3) which together with Bank Bukopin launched Swamitra Mina sheme. Cilincing and Muara Gembong as recipent location have a same condition as follows: located along north java seaside, predominantly with small scale and seasonal fisher's from javanese ethnic, and have a longtime problem with rentenir (lender money). All these factors have considerable role in creating credit problem although, based on the observation, credit problem in Swamitra Mina Pantura Jaya Group is smaller than Swamitra Mina Mitra Usaha. This thesis has purposes i.e: (i) to analyze factors that have contribution to the credit problem of these two group of fisheres (ii) to analyze the impact of PEMP Program to the community welfare and (iii). To provide recommmendation for the project implementation improvement. In achievening the purposes, this thesis will emply SWOT analysis. At the outset, this thesis identify the problem and prioritize the problem scale by using problem tree. Best alternative solutions will be determined by using SWOT. Based on the study, the best solution recommended to overcome fishers? credit problem is to make action plan which consider rescheduling, reconditioning, and restructuring as problem solving."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28303
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Darmayanti
"Pemilihan judul di atas didasarkan pengamatan adanya suatu perrnasalahan kredit dewasa ini yang terjadi pada bank-bank di Indonesia baik bank milik pemerintah maupun bank swasta. Permintaan kredit yang melonjak akhir-akhir ini disebabkan karena para debitur yang akan melakukan usaha di berbagai penghidupan, belum tentu memiliki modal yang cukup untuk usahanya itu. Pemerintah melihat masalah kredit adalah masalah yang sangat penting tapi juga sangat riskan. Jarang sekali terjadi pemberian kredit adalah perorangan, biasanya yang menjadi kreditur adalah bank. Melonjaknya permohonan kredit yang ada, disertai juga dengan melonjaknya permasalahan seputar kredit tersebut, salah satunya adalah kredit macet . Dalam hal demikian kreditur akan rnenuntut debitur untuk membayar. Jika debitur wanprestasi, maka eksekusi hipotik adalah salah satu jalan yang ditempuh kreditur dan merupakan jalan yang paling aman. Walaupun tidak dapat sempurna, eksekusi hipotik dilakukan cukup dengan permohonan fiat eksekusi pengadilan dan setelah itu dapat dilakukan pelelangan. Sangat murah dan efisien dari pada gugatan perdata biasa. Namun eksekusi hipotik ini juga dapat membawa permasalahan bila tidak dipahami dengan baik oleh kedua belah pihak."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1995
S20326
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmayanti
"ABSTRACT
Health development aim to for increase the awareness, willingness and ability
of healthy life for every people in order to existed by degree of health of society
which at the farthest as well as representing of human rights being, what require to
be fought for by each and everyone, socialize, inclusive of related/relevant part?s
Integrated Health Post (Posyandu) represent to exist reality strive of
community based health effort, having principle from, by and to community. Self
reliant of Posyandu can only be reached with the improvement participate each;
every element community exist in the region and motorized by cadre Posyandu.
Factor influence role of cadre in improving self reliant of Posyandu for example
cadre characteristic, others factor consisted of financing and construction and local
policy to supporting execution of activity of Posyandu in the region.
This research use approach qualitative to dig circumstantial information hit
factor influencing the cadre role in improving independence Posyandu in region
Public Health Center (PHC) Karang Kitri, Sub district of East Bekasi, District Bekasi
by focus group discussion and others have from through in-depth interview
conducted for builder coming from PHC, Leader of PKK, and chief of RW as elite
figure of community. Informants in focus group discussion amount to 40 from 8
chosen Posyandu and represent cadre Posyandu have worked to become cadre during
> 5 year.
Result obtained there's only 2 self-reliant of Posyandu exist in region work
CHC Karang Kitri. Characteristic factor of cadre have important influence in cadre
lifelines execute activity Posyandu. Generally cadre age range from 31-60 year.
Cadre old (aging) can only conduct balance activity, what have the low education of
Faktor yang mempengaruhi..., Darmayanti, FKM UI, 2007
indigent do counseling. While cadre residence distance not have an effect on their
activity execute in Posyandu, because they work voluntarily.
This research concluded that active role of cadre in given the task to improve
the development of the quality operational of activity Posyandu and to move
community effort potency exist in this area of Posyandu. Others factor, availability
of facility Posyandu, resources from community, including defrayal, to build and
guidance by technical worker, joint responsibility among stakeholders as like as chief
of RW as elite figure in community, community organization (PKK), and the local
policy in this area. As potential human resources, cadre Posyandu have duty assist
provider in collecting of data, surveillance in community health and to move
empowering community participate. Finally, make-up of performance and quality of
Posyandu will push reaching of self-reliant of that Posyandu itself."
2007
T41334
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Darmayanti
"Gagal ginjal merupakan masalah kesehatan anak yang menjadi makin penting oleh karena angka kejadiannya yang cenderung meningkat. Dengan meningkatnya penyediaan sarana dan fasilitas kesehatan dan kemudahan mendapatkan obat-obatan, anak penderita penyakit ginjal akan lolos dari krisis masa akutnya, namun pada sebagian dari mereka kelainan ginjal yang mendasarinya terus berlanjut. Ditambah lagi dengan pemantauan Ianjutan yang tidak akuat, anak penderita penyakit ginjal dapat jatuh dalam keadaan gagal ginjal kronik (GGK).
Pada penelitian di tujuh rumah sakit pendidikan dokter spesialis anak di Indonesia didapatkan GGK pada 2% dari 2889 anak yang dirawat dengan penyakit ginjal (tahun 1984-1988). Di RS Cipto Mangukusumo Jakarta antara tahun 1991-1995 didapatkan angka kejadian GGK sebesar 4,9% dari 688 kasus penyakit ginjal rawat inap dan 2,6% dan 865 kasus rawat jalan, dan meningkat menjadi 58 (13,3%) dari 435 anak yang dirawat dengan penyakit ginjal antara tahun 1996-2000.
Keterlibatan sistem kardiovaskular merupakan hal yang sering ditemukan pada anak dengan penyakit GGK dan gagal ginjal terminal (GGT), dan merupakan penyebab penting morbiditas dan mortalitas. Dari seluruh pasien anak yang meninggal setelah menjalani terapi pengganti ginjal di Eropa tahun 1987 hingga 1990, gangguan kardiovaskular menjadi penyebab kematian pada 51% pasien dialisis dan 37% pasien transplantasi. Angka kematian akibat kelainan kardiovaskular pada anak dengan dialisis 30 kali lebih tinggi dibandingkan dengan populasi umum."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eky Darmayanti
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kompetensi pegawai medis dan non medis pada Puskemas Kecamatan Tanjung Prick Kotamadya Jakarta Utara, untuk mengetahui sejauhmana hubungan kompetensi pegawai terhadap kualitas kerja pegawai medis pada Puskemas Kecamatan Tanjung Priok Kotamadya Jakarta Utara, dan untuk mengetahui sejauhmana hubungan kompetensi pegawai terhadap kualitas kerja pegawai non medis pada Puskemas Kecamatan Tanjung Priok Kotamadya Jakarta Utara. Hipotesa dalam penelitian ini adalah diduga terdapat hubungan antara kompetensi pegawai terhadap kualitas kerja pegawai medis pada Puskemas Kecamatan Tanjung Prick Kotamadya Jakarta Utara; dan terdapat hubungan kompetensi pegawai terhadap kualitas kerja pegawai non medis pads Puskemas Kecamatan Tanjung Priok Kotamadya Jakarta Utara.
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) atau manajemen personalia merupakan suatu ilmu dan seni untuk melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, integrasi, pemeliharaan dan keputusan hubungan tenaga kerja, dengan sumber daya manusia (SDM) untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besamya.
MSDM melakukan pengembangan sumber daya manusia (SDM) seperti menetapkan program kepegawaian yang mencakup masalah penetapan jumlah, seleksi, dan penempatan pegawai, melaksanakan pendidikan dan latihan serta penilalan prestasi pegawai. Selain itu, memperhatikan pegawai dari sisi kompetensi dan kualitas kerja.
Kualitas kerja pegawai sebagai sumber daya manusia adalah suatu kekuatan atau kemampuan dari pegawai untuk menghasilkan sesuatu yang bersifat materi atau non materi, baik yang bisa dihitung atau dinilai dengan uang ataupun tidak (Notoatmodjo, 1992). Dengan adanya kualitas kerja pegawai yang tinggi, maka segala apa yang diprogramkan organisasi untuk mencapai tujuan dari organisasi bisa tercapai. Akan tetapi, tidak semua pegawai itu mempunyai kualitas yang tinggi, ada berbagai macam tingkat kualitas yang dimiliki oleh para pegawai. Salah satu yang berhubungan dengan kualitas kerja tersebut adalah kompetensi. Kompetensi dikaitkan dengan kinerja menurut Baso (2003:35) adalah suatu uraian keterampilan, pengetahuan dan sikap utama yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang efektif dalam pekerjaan. Kinerja sebagai hasil dari unsur-unsur kemampuan tersebut dapat diukur dan terstandarisasi. Aplikasi kompetensi dalam memperbaiki peningkatan kinerja dapat dilakukan pada berbagai kegiatan di tempat kerja termasuk dalam manajemen kinerja.
Mitrani at, al (1922:27) berpendapat bahwa, kompetensi atau kemampuan adalah suatu pekerjaan sifat dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil. Kompetesi berkaitan dengan pelaksanaan suatu tugas yang efektif dan sangat berhasil.
Salah satu kebijakan Pemerintah DAERAH (Pemda) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dalam meningkatkan kesehatan, yaitu dengan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, dengan menyediakan dan memanfaatkan secara optimal sarana dan prasarana kesehatan, agar mencapai sasaran minimum pelayanan kesehatan. Penjabaran dari kebijakan Pemda dituangkan ke dalam program kerja kesehatan, yang salah satu isinya yaitu peningkatan kualitas pelayanan kesehatan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Khusus untuk Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok, Kotamadya Jakarta Utara sumber daya manusia yang ada di Puskesmas Kec. Tanjung Priok terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan yang terbagi atas tenaga medis dan non medis.
S
eperti disebut di atas bahwa, kompetensi atau kemampuan adalah suatu pekerjaan sifat dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan. Kompetensi dikaitkan dengan kinerja adalah suatu uraian keterampilan, pengetahuan dan sikap utama yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang efektif dalam pekerjaan. Maka, dapat diduga kompetensi berhubungan dengan kulitas kerja pada pegawai medis dan non medis di Puskesmas Kec. Tanjung Priok.
Tipe penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif analistik. Jumlah populasi pegawai dalam penelitian ini adalah sebanyak 69 orang, yang terdiri dari pegawai medis 22 orang dan non medis 47 orang. Teknik sampling yang dipakai dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui penyebaran kuesioner ke lapangan rentang nilai data ordinal berbentuk skala rating (rating scale) dengan interval 1-5, variasi tersebut melambangkan bahwa jawaban yang paling rendah (bernilai 1) adalah pertanyaan yang bernilai negatif, sedangkan jawaban yang paling tinggi (bemilai 5) adalah pertanyaan yang bernilai positif. Teknik analisa data yang digunakan setelah uji validitas & reliabilitas adalah Analisa Koefisien Korelasi Spearman Sederhana, Analisa Koefisien Korelasi Berganda, Analisa Koefisien Determinasi, dan uji t untuk pengujian hipotesisnya.
Kesimpulan dari penelitian ini meliputi Pertama, kompetensi pegawai medis cenderung baik hal ini dapat dilihat dari penyataan responder yang sebagian besar menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju untuk pernyataan-pernyataan yang tidak mendukung variabel kompetensi; Kedua, kompetensi pegawai non medis cenderung baik hal ini dapat dilihat dari penyataan responden yang sebagian besar menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju untuk pemyataan-pernyataan yang tidak mendukung variabel kompetensi. Ketiga, terdapat hubungan positif dan signifikan kompetensi terhadap kualitas kerja pegawai medis pada Puskemas Kecamatan Tanjung Priok Kotamadya Jakarta Utara; Keempat, terdapat hubungan positif dan signifikan kompetensi terhadap kualitas kerja pegawai non medis pada Puskemas Kecamatan Tanjung Priok Kotamadya Jakarta Utara.

The purpose of this research are to know competency levels of medic and non medic employees in Puskemas Kecamatan Tanjung Priok Kotamadya Jakarta Utara; to know how deep a correlation between competency toward work quality of medic employees in Puskemas Kecamatan Tanjung Priok Kotamadya Jakarta Utara; and to know how deep a correlation between competency toward work quality of non medic employees in Puskemas Kecamatan Tanjung Priok Kotamadya Jakarta Utara. The hypothesis of this research are supposed there are correlation between competency toward work quality of medic employees in Puskemas Kecamatan Tanjong Priok Kotamadya Jakarta Utara; and there are correlation between competency toward work quality of non medic employees in Puskemas Kecamatan Tanjung Priok Kotamadya Jakarta Utara.
Human resources management as a knowledge and art to do a plan, organizing, direction, and controlling empowerment, development, integration, maintenance, and hiring the employees to get some benefits.
By human resource management done development of that human resource management such as make a some programs are doing assessment of employees number who want to be recruits, do a selection, placements, do training & education programs, and evaluation the employees achievements.
The employee work quality is capability of employee to create something (material and non material) which have can be calculated by money or not (Notoatmodjo, 1992). The employee work quality is higher, so that everything which programmed by organization to get a goal of organization is success. But, the employees work quality no to same. There are many levels of quality have by the employees, such as competencies.
The competency related by performance (Baso, 2003:35) is an explanation of skill, knowledge, and main attitude to get effective performances by the employees. Performance as a result from capability unsure could be measurements and has standardization. The application of employee competencies to increase the performance done by some activities in office include in performance managements. The competency related by performance (Base, 2003:35) is an explanation of skill, knowledge, and main attitude to get effective performances by the employees. Performance as a result from capability unsure could be measurements and has standardization. The application of employee competencies to increase the performance done by some activities in office include in performance managements.
The one of regulation in Pemda DKI Jakarta to increase the healthy levels by increase a people health quality, by give the optimal health facilities to get minimum target health services. That regulation explained in health work program to increase a health service quality via Puskesmas. The employees who are stay in Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok consist of some educational background, so they are divided in two categories like medic and non medic employees.
Competency (capability) is a basic attitude of people which have correlation with the operational a job. The competency related with performance is a explanation of skill, knowledge, and main attitude needs to get a effective performance in job. So, supposed that the competency have correlation with the work quality in medic and non medic employees in Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok.
The research types done in this research is descriptive analysis. The number of population in this research are 69th peoples consist of 22"d medic employees and 47th non medic employees. The sampling techniques in this research use imperative sampling. The data collecting techniques in this research done by separates some questionnaire with rating scale intervals 1-5, those variation of intervals have means that the lowest answer has value 1st negative questions. And the highest answer has value 5th as positive questions. The data analysis techniques after did validity and reliability test, use Simple Spearman Correlation Coefficient Analysis, Non Simple Spearman Correlation Coefficient Analysis, Determination Analysis, and t test to examine it's hypothesis.
The results of this research are First, medic employees competency levels going to be good, based on the respondent statements, majority answer extremely disagree and disagree for the statements which aren't support the competency as a independent variables_ Seconds, Non medic employees competency going to be good, based on based on the respondent statements, majority answer extremely disagree and disagree for the statements which aren't support the competency as a independent variables. Thirds, there is positive and significant correlation toward work quality of medic employees in Puskemas Kecamatan Tanjung Priok Kotamadya Jakarta Utara. Fourths, there is positive and significant correlation toward work quality of non medic employees in Puskemas Kecamatan Tanjung Priok Kotamadya Jakarta Utara."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21931
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Ganesh Darmayanti
"The rapidly growing demand for petroleum resources has become a crucial global problem. Therefore, a more realistic solution is required for oil production. Enhanced oil recovery (EOR) has become an essential technique to extract original oil content and maintain oil fields. During this process, certain viscous polymers are commonly used as mobility control agents. In this work, we introduce a new class of polymer to address the limitations of commercial EOR polymers. We successfully extracted kappa-type carrageenan from Eucheuma cottonii seaweed using demineralized water and ethanol precipitation. The amount of yield, intrinsic viscosity, and viscosity-average molecular mass of the extracted carrageenan were 18.64%, 12.77 dLg-1, and 4.716×105 gmol-1, respectively. Characterizations were done by dynamic viscosity and rheological measurement, along with a thermal degradation test. The measurements indicated that kappa-carrageenan is an attractive green substitute for polyacrylamide, as it showed relatively high resistance to temperature, shear rate, and salinity compared to polyacrylamide-based commercial EOR polymers. However, a higher concentration of carrageenan is still needed to reach the same viscosity as the commercial polymers."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2016
UI-IJTECH 7:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Darmayanti
"ABSTRAK
Latar belakang pemerintah dalam menerbitkan kebijakan penurunan tarif Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan hunian sangat mewah adalah untuk mendorong industri properti. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian berdasarkan tujuan yaitu deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan studi literatur dan wawancara mendalam. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis implikasi kebijakan penurunan tarif Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan hunian sangat mewah. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat beberapa implikasi atas kebijakan ini. Implikasi bagi pemerintah adalah adanya isu tax expenditure, namun kebijakan ini bukan merupakan tax expenditure dan pemenuhan kebutuhan perumahan rakyat. Implikasi bagi Wajib Pajak dapat mengurangi beban pajak, sedangkan implikasi bagi industri properti adalah adanya peningkatan penjualan hunian sangat mewah, namun hal ini belum dapat terlihat.

.The government’s background in issueng the rate reduction policy of Income Tax Article 22
regarding sales of luxurious residential is to encourage the property industry. This research
uses qualitative approach and categorized as descriptive research based on its purpose. Data
collection techniques that used are through literature study and in-depth interviews The
results of the research found that there are implications related to this policy. The implications
for the government side are there is a tax expenditure issue, while this policy is not classified
as a tax expenditure and the fulfillment of public housing needs. The implication for
taxpayers’ side is the reduction of the tax burden, while the implication for the property
industry’s side is the increase in sales of luxurious residential, but this has not been seen
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Dwi Darmayanti
"Leukemia limfoblastik akut (ALL) adalah jenis kanker yang paling umum pada anak-anak. Nyeri dan kelelahan berhubungan dengan faktor-faktor kanker dan perawatannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan hubungan antara kualitas nyeri dan kelelahan pada anak-anak dengan ALL 1-3 hari setelah kemoterapi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan menggunakan teknik consequtive sampling. Total sampel adalah 44 anak-anak dengan ALL (7-18 tahun) di Jakarta. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Simple Pain Inventory (BPI) untuk mengukur kualitas nyeri dan Kelelahan Onkologi Anak-Allen (FOA-A) untuk mengukur kelelahan. Nilai rata-rata kualitas nyeri adalah 1,63932 dan nilai rata-rata kelelahan adalah 9,25.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kualitas nyeri dan kelelahan (p = 0,006), status kambuh dan kelelahan (p = 0,058), dan antara seseorang yang menemani anak-anak dan kelelahan (p = 0,016). Hasil penelitian ini merekomendasikan pentingnya penilaian nyeri lebih lanjut dan pengobatan kombinasi antara farmakologi dan nyeri non-farmakologi setelah kemoterapi untuk mengurangi kelelahan pada anak-anak dengan kanker.

Acute lymphoblastic leukemia (ALL) is the most common type of cancer in children. Pain and fatigue are related to cancer factors and their treatments. The aim of this study was to find an association between pain quality and fatigue in children with ALL 1-3 days after chemotherapy. This research uses cross sectional design and uses consequtive sampling technique. The total sample was 44 children with ALL (7-18 years) in Jakarta. The measuring instrument used in this study was a Simple Pain Inventory (BPI) questionnaire to measure the quality of pain and Fatigue Oncology of Children-Allen (FOA-A) to measure fatigue. The average value of pain quality is 1.63932 and the average value of fatigue is 9.25.
The results of this study indicate that there is a significant relationship between quality of pain and fatigue (p = 0.006), relapse and fatigue status (p = 0.058), and between someone who accompanies children and fatigue (p = 0.016). The results of this study recommend the importance of further pain assessment and combination treatment between pharmacology and non-pharmacological pain after chemotherapy to reduce fatigue in children with cancer.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>