Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfrina Irene
"Narkotika dan psikotropika merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi dapat disalahgunakan. Kemungkinan adanya penyalahgunaan ini membuat pengadaan narkotika dan psikotropika perlu diawasi. Salah satu upaya dalam pengontrolan distribusi narkotika dan psikotropika adalah dengan melakukan pelaporan berkala secara elektronik melalui Sistem Informasi Pelaporan Penggunaan Sediaan Jadi Narkotika & Psikotropika Nasional atau disingkat SIPNAP. Laporan ini dibuat agar calon apoteker dapat menggunakan aplikasi SIPNAP dan membuat laporan narkotika dan psikotropika dengan tepat dan mengerti peraturan yang mengaturnya. Metode yang digunakan dalam laporan ini adalah dengan studi literatur melalui data narkotika dan psikotropika yang ada pada Apotek Atrika periode Maret dan pada aplikasi SIPNAP, serta peraturan perundang-undangan. Kesimpulan laporan ini adalah bahwa data sediaan narkotika dan psikotropika yang dibutuhkan pada pelaporan SIPNAP adalah nama, bentuk, kekuatan sediaan, jumlah persediaan awal dan akhir bulan, jumlah yang diterima, dan jumlah yang diserahkan. Alur pelaporan narkotika dan psikotropika melalui SIPNAP adalah registrasi unit layanan, login sesuai registrasi, memasukkan data narkotika dan psikotropika yang ada pada apotek, memasukkan laporan narkotika dan psikotropika, dan mengirim laporan. Pelaporan narkotika dan psikotropika harus dilakukan setiap bulan dan paling lambat dilaporkan setiap tanggal 10 bulan berikutnya. Jika terdapat kelalaian dalam pelaporan, sanksi yang dapat diberikan berupa teguran, peringatan, denda administratif, penghentian sementara kegiatan, atau pencabutan izin.

Narcotics and psychotropics are drugs or substances that are useful in the field of medicine and scientific development, but can be misused. This possibility of abuse means that the distribution of narcotics and psychotropic substances needs to be monitored. An effort to control the distribution of narcotics and psychotropic substances is to carry out periodic reporting electronically through Sistem Informasi Pelaporan Penggunaan Sediaan Jadi Narkotika & Psikotropika Nasional or abbreviated as SIPNAP. This report was created so that prospective pharmacists can use SIPNAP application and make reports on narcotics and psychotropic substances correctly and understand the regulations that govern them. The method used in this report is a literature study through data on narcotics and psychotropic substances available at Atrika Pharmacy for the March period and on the SIPNAP application, as well as statutory regulations. The conclusion of this report is that the data on narcotic and psychotropic preparations required for SIPNAP is Universitas Indonesia the name, form, strength of the preparation, quantity at the beginning and end of the month, quantity received, and quantity delivered. The flow for reporting narcotics and psychotropic substances through SIPNAP is registering with the service unit, logging in according to registration, entering data on narcotics and psychotropic substances at the pharmacy, entering narcotics and psychotropic reports, and sending the report. Reporting on narcotics and psychotropic substances must be done every month and must be reported no later than the 10th of the following month. If there is negligence in reporting, sanctions that can be given are in the form of reprimands, warnings, administrative fines, temporary suspension of activities, or revocation of permits."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alfrina Irene
"Untuk menghasilkan produk obat yang aman, berkhasiat, dan bermutu, suatu industri farmasi di Indonesia harus mengikuti persyaratan dan regulasi yang ditegakkan oleh pemerintah Indonesia. Persyaratan ini diatur dalam Cara Pembuatan Obat yang Baik atau disingkat CPOB. Salah satu standar yang perlu perhatian khusus adalah pembuatan produk steril yang dijelaskan pada aneks 1 CPOB. PT Kalbe Farma Tbk merupakan perusahaan industri di bidang farmasi yang beroperasi di Indonesia dan juga memproduksi sediaan steril sehingga pedoman CPOB terutama aneks 1 harus diimplementasikan. Laporan ini dibuat agar calon apoteker mengerti tentang pembuatan produk steril yang baik yang diatur dalam CPOB dan dapat mengimplementasikannya. Metode yang digunakan dalam laporan ini adalah dengan studi literatur melalui pedoman CPOB, materi Kua Lima Plus bab 1 mengenai produk steril dari Kalbe Learning Center, dan Standar Operasional Prosedur milik PT Kalbe Farma Tbk, serta peraturan perundang-undangan. Kesimpulan laporan ini adalah bahwa pedoman CPOB aneks 1 mengenai pembuatan produk steril mencakup persyaratan area pembuatan produk steril, penanganan produk steril, teknologi isolator, teknologi peniupan/pengisian/penyegelan, personil, bangunan dan fasilitas, peralatan, sanitasi, air, pengolahan, sterilisasi, filtrasi obat yang tidak dapat disterilkan dalam wadah akhirnya, indikator biologis dan kimiawi, penyelesaian produk steril, dan pengawasan mutu yang masing-masing memiliki persyaratan khusus dan spesifik dan tidak dapat dikesampingkan.

To produce safe, efficacious and quality medicinal products, the pharmaceutical industry in Indonesia must follow the requirements and regulations enforced by the Indonesian government. These requirements are regulated in Cara Pembuatan Obat yang Baik or abbreviated as CPOB. A standard that requires special attention is the manufacture of sterile products which is described in annex 1 of the CPOB. PT Kalbe Farma Tbk is an industrial company in the pharmaceutical sector that operates in Indonesia and also produces sterile preparations so that the CPOB guidelines, especially annex 1, must be implemented. This report was created so that prospective pharmacists understand about producing good sterile products as regulated in CPOB and can implement them. The method used in this report is literature study through CPOB guidelines, Kua Lima Plus chapter 1 regarding sterile products from Kalbe Learning Center, and PT Kalbe Farma Tbk's Standard Operating Procedures, as well as statutory regulations. The conclusion of this report is that the CPOB annex 1 guidelines regarding Universitas Indonesia the manufacture of sterile products include requirements for the area for making sterile products, handling of sterile products, isolator technology, blowing/filling/sealing technology, personnel, buildings and facilities, equipment, sanitation, water, processing, sterilization, filtration of non-sterilizable drugs in their final containers, biological and chemical indicators, sterile product finishing, and respective quality control which each has specific requirements and cannot be waived."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alfrina Irene
"Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Salah satu kegiatan promotif yang dilakukan oleh puskesmas adalah dengan mengadakan penyuluhan kepada masyarakat dimana salah satu topiknya adalah mengenai program pemberian vitamin A untuk anak oleh puskesmas. Laporan ini dibuat untuk memberi informasi mengenai salah satu program promosi kesehatan dari puskesmas yaitu penyuluhan mengenai vitamin A pada anak yang dilakukan oleh apoteker sebagai kegiatan Pelayanan Informasi Obat (PIO) di puskesmas. Metode yang digunakan dalam laporan ini adalah dengan studi literatur dan observasi melalui Standar Operasional Prosedur Puskesmas Kecamatan Palmerah dan laman Kementerian Kesehatan RI mengenai program pemberian vitamin A pada anak, serta peraturan perundang-undangan. Kesimpulan laporan ini adalah bahwa penyuluhan merupakan kegiatan promotif puskesmas yang juga merupakan salah satu kegiatan Pelayanan Informasi Obat (PIO) yang dilakukan oleh apoteker dimana kegiatan yang dilakukan termasuk melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan serta masyarakat dan membuat media penunjang seperti leaflet. Salah satu topik penyuluhan yang dilakukan oleh Puskesmas Kecamatan Palmerah adalah mengenai vitamin A untuk anak. Suplementasi Vitamin A merupakan program intervensi Pemerintah Republik Indonesia dengan memberikan kapsul vitamin A bagi anak usia 6 - 59 bulan dan ibu nifas yang bertujuan untuk mencegah kebutaan dan untuk menanggulangi Kekurangan Vitamin A (KVA) yang cukup tinggi pada balita.

The Community Health Center (Puskesmas) is a primary health service facility that carries out health maintenance efforts, improving health (promotive), preventing disease (preventive), healing disease (curative), and restoring health (rehabilitative). One of the promotive activities carried out by the community health center is to provide outreach to the community, one of the topics of which is the community health center's program of providing vitamin A to children. This report was created to provide information about one of the health promotion programs of the community health center, namely education regarding vitamin A to children carried out by pharmacists as a Drug Information Service (PIO) activity at the community health center. The method used in this report is literature study and observation through the Palmerah District Health Center's Standard Operating Procedures and the Indonesian Ministry of Health's website Universitas Indonesia regarding the program for giving vitamin A to children, as well as statutory regulations. The conclusion of this report is that counseling is a promotive activity of community health centers which is also one of the Drug Information Service (PIO) activities carried out by pharmacists where the activities carried out include conducting outreach activities for outpatients and the community and making supporting media such as leaflets. One of the outreach topics carried out by the Palmerah District Health Center is regarding vitamin A for children. Vitamin A supplementation is an intervention program of the Government of the Republic of Indonesia by providing vitamin A capsules for children aged 6 - 59 months and postpartum mothers which aims to prevent blindness and to overcome Vitamin A Deficiency (VAD) which is quite high in toddlers."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alfrina Irene
"Kimia Farma Tbk. sebagai perusahaan BUMN adalah pemasok dan distributor narkotika yang diizinkan oleh Menteri, yang mana distribusinya dilakukan oleh Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD). Penyimpanan narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi wajib memenuhi Cara Distribusi Obat yang Baik atau disingkat CDOB. KFTD sebagai distributor narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi harus mengimplementasikan pedoman CDOB dalam penyimpanan narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi agar mampu menjaga keamanan terhadap sediaan dan kemungkinan penyalahgunaan, khasiat, dan mutu sediaan yang akan didistribusi. Laporan ini dibuat sebagai analisa pengimplementasian CDOB terhadap penyimpanan narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi pada Kimia Farma Trading & Distribution cabang Jakarta 3. Metode yang digunakan dalam laporan ini adalah dengan studi literatur dan observasi melalui pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) milik PT Kimia Farma Trading & Distribution, serta peraturan perundang-undangan. Kesimpulan laporan ini adalah bahwa penyimpanan narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi di PBF KFTD cabang Jakarta 3 sudah memenuhi persyaratan CDOB 2020 dan peraturan perundang-undangan.

PT Kimia Farma Tbk. as a state-owned company, it is a supplier and distributor of narcotics permitted by the Minister, whose distribution is carried out by Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD). Storage of narcotics, psychotropics and pharmaceutical precursors must comply with Good Drug Distribution Practices or CDOB for short. KFTD as a distributor of narcotics, psychotropics and pharmaceutical precursors must implement CDOB guidelines in storing narcotics, psychotropics and pharmaceutical precursors in order to be able to maintain the security of the preparations and the possibility of misuse, efficacy and quality of the preparations to be distributed. This report was created as an analysis of the implementation of CDOB on the storage of narcotics, psychotropics and pharmaceutical precursors at Kimia Farma Trading & Distribution, Jakarta 3 branch. The method used in this report is literature study and observation through guidelines for Good Drug Distribution Methods (CDOB) and PT Kimia Farma Trading & Distribution's Standard Operational Procedures (SOP), as well as statutory regulations. The conclusion of this report is that the storage of narcotics, psychotropics and pharmaceutical precursors at PBF KFTD Jakarta 3 branch has met CDOB 2020 requirements and statutory regulations."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alfrina Irene
"Nasogastric Tube atau disingkat NGT adalah selang khusus yang membawa makanan dan obat ke perut melalui nasofaring yang biasanya digunakan untuk pasien rawat inap yang tidak sadarkan diri atau memiliki kesulitan menelan. Terdapat banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan persiapan obat yang akan diberikan melalui NGT karena dapat berpotensi membahayakan pasien atau tenaga kesehatan yang bersangkutan. Laporan ini dibuat untuk menghasilkan Panduan Pemberian Obat Melalui NGT pada RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo sebagai kegiatan Pemberian Informasi Obat (PIO) aktif oleh apoteker. Metode yang digunakan dalam laporan ini adalah dengan studi literatur melalui Formularium RSCM 2022 serta referensi penyiapan obat untuk NGT pada Handbook of Drug Administration Via Enteral Feeding Tubes Third Edition dan The NEWT Guidelines for administration of medication to patients with enteral feeding tubes or swallowing difficulties, NIOSH List of Antineoplastic and Other Hazardous Drugs in Healthcare Settings, dan Oral Dosage Forms That Should Not Be Crushed. Kesimpulan laporan ini adalah bahwa pembuatan Panduan Pemberian Obat Melalui NGT dilakukan dengan beberapa tahap yaitu mencari referensi pemberian obat melalui NGT, memilah daftar obat oral Formularium RSCM, mempelajari informasi sediaan, dan menyusun panduan.

Nasogastric Tube or abbreviated as NGT is a special tube that carries food and medicine to the stomach through the nasopharynx which is usually used for inpatients who are unconscious or have difficulty swallowing. There are many factors that need to be considered in selecting and preparing drugs to be given via NGT because they can potentially harm the patient or health worker concerned. This report was created to produce a guide for administering medication via NGT at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo as an active Providing Drug Information (PIO) activity by pharmacists. The method used in this report is literature study through the 2022 RSCM Formulary as well as references for drug preparation for NGT in the Handbook of Drug Administration Via Enteral Feeding Tubes Third Edition and The NEWT Guidelines for administration of medication to patients with enteral feeding tubes or swallowing difficulties, NIOSH List of Antineoplastic and Other Hazardous Drugs in Healthcare Settings, and Oral Dosage Forms That Should Not Be Crushed. The conclusion of this report is that the creation of a Guide for Giving Medication via NGT was carried out in several stages, namely looking for references for administering medication through NGT, sorting the list Universitas Indonesia of oral drugs in the RSCM Formulary, studying preparation information, and compiling the guide."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alfrina Irene
"Penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) telah menjadi keadaan darurat kesehatan medis yang sedang berlangsung di seluruh dunia. Reseptor angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) berfungsi sebagai titik masuk SARS CoV-2, sementara transmembrane protease serine 2 (TMPRSS2) dan 3 chymotrypsin-like protease (3CLPro) terlibat dalam proses lebih lanjut dan replikasi virus. Inhibisi dari reseptor dan protease SARS CoV-2 dapat membatasi penularan virus ini. Penelitian ini dilakukan untuk menemukan kandidat inhibitor ACE2, TMPRSS2, dan 3CLPro dari metabolit sekunder invertebrata laut Indonesia. Metode yang digunakan adalah penapisan virtual dengan target makromolekul yang didapat dari laman RSCB PDB, yaitu ID 2AJF, 7MEQ, dan 6LU7. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa hasil penapisan virtual memperoleh tujuh senyawa uji yang memiliki afinitas ikatan terhadap ketiga target yaitu Pre-neo-kauluamine (-9,7 kkal/mol pada ACE2; -8,4 kkal/mol pada TMPRSS2; -7,8 kkal/mol pada 3CLPro), Nakijiquinone V (-8,2 kkal/mol pada ACE2; -7,8 kkal/mol pada TMPRSS2; -7,5 kkal/mol pada 3CLPro), Acanthomanzamine C (-10,1 kkal/mol pada ACE2; -8,4 kkal/mol pada TMPRSS2; -7,3 kkal/mol pada 3CLPro), Jaspamide Q (-9,5 kkal/mol pada ACE2; -9,2 kkal/mol pada TMPRSS2; -7,3 kkal/mol pada 3CLPro), Saranoside S (-9,7 kkal/mol pada ACE2; -7,7 kkal/mol pada TMPRSS2; -7,2 kkal/mol pada 3CLPro), Acanthomanzamine E (-10,2 kkal/mol pada ACE2; -9,6 kkal/mol pada TMPRSS2; -6,9 kkal/mol pada 3CLPro), dan Jaspamide R (-9,3 kkal/mol pada ACE2; -8,7 kkal/mol pada TMPRSS2; -6,9 kkal/mol pada 3CLPro).

The coronavirus disease 2019 (COVID-19) caused by severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) has become an ongoing medical health emergency worldwide. The angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) receptor serves as the entry point for SARS-CoV-2, while transmembrane protease serine 2 (TMPRSS2) and chymotrypsin-like protease 3 (3CLpro) are involved in further processing and viral replication. Inhibition of these SARS-CoV-2 receptor and protease can limit the spread of this virus. This study was conducted to find candidate inhibitors of ACE2, TMPRSS2, and 3CLPro from secondary metabolites of Indonesian marine invertebrates. The method used was virtual screening with macromolecular targets obtained from the RSCB PDB website, namely ID 2AJF, 7MEQ, and 6LU7. Based on the results of virtual screening, seven test compounds were found to have binding affinity towards all three targets, namely Pre-neo-kauluamine (-9.7 kcal/mol on ACE2; -8.4 kcal/mol on TMPRSS2; -7.8 kcal/mol) on 3CLPro), Nakijiquinone V (-8.2 kcal/mol on ACE2; -7.8 kcal/mol on TMPRSS2; -7.5 kcal/mol on 3CLPro), Acanthomanzamine C (-10.1 kcal/mol on ACE2; -8.4 kcal/mol on TMPRSS2; -7.3 kcal/mol on 3CLPro), Jaspamide Q (-9.5 kcal/mol on ACE2; -9.2 kcal/mol on TMPRSS2; -7.3 kcal /mol on 3CLPro), Saranoside S (-9.7 kcal/mol on ACE2; -7.7 kcal/mol on TMPRSS2; -7.2 kcal/mol on 3CLPro), Acanthomanzamine E (-10.2 kcal/mol on ACE2; -9.6 kcal/mol on TMPRSS2; -6.9 kcal/mol on 3CLPro), and Jaspamide R (-9.3 kcal/mol on ACE2; -8.7 kcal/mol on TMPRSS2; -6 .9 kcal/mol at 3CLPro)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library