Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 209092 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sugiarti
"Penelitian ini mengkaji peran dukungan orang tua yang dipersepsikan terhadap kebahagiaan mahasiswa usia dewasa muda dengan mempertimbangkan mediasi welas diri (self-compassion) dan kebutuhan psikologis dasar (otonomi, kompetensi, keterhubungan). Dalam budaya kolektivistik seperti Indonesia, dukungan orang tua berperan penting secara emosional dan psikologis. Dua model mediasi serial diuji: model utama menempatkan welas diri sebagai mediator awal, diikuti oleh kebutuhan psikologis dasar; model alternatif membalik urutan tersebut. Sebanyak 994 mahasiswa berusia 18–25 tahun menjadi partisipan. Data dikumpulkan menggunakan empat alat ukur utama: Perceived Parental Support Scale, Self-Compassion Scale, Basic Psychological Need Satisfaction and Frustration Scale, serta Subjective Well-Being Scale (yang mencakup Satisfaction With Life Scale, SPANE, dan Flourishing Scale). Analisis dilakukan dengan teknik mediasi serial. Hasil menunjukkan bahwa model utama lebih kuat: dukungan orang tua yang dipersepsikan meningkatkan welas diri, yang selanjutnya mendorong pemenuhan kebutuhan psikologis dasar dan berujung pada peningkatan kebahagiaan. Temuan ini memberikan implikasi penting bagi intervensi peningkatan kebahagiaan mahasiswa melalui penguatan hubungan orang tua-anak dan pengembangan welas diri.

This study examines the role of parental support in the happiness of emerging adult university students by testing the mediating roles of self-compassion and basic psychological needs (autonomy, competence, and relatedness). In collectivist cultures like Indonesia, parental support plays a vital emotional and psychological role. Two serial mediation models were tested: the main model positioned self-compassion as the initial mediator, followed by basic psychological needs; the alternative model reversed this sequence. A total of 994 students aged 18–25 participated in the study. Data were collected using four main instruments: the Perceived Parental Support Scale, the Self-Compassion Scale, the Basic Psychological Need Satisfaction and Frustration Scale, and the Subjective Well-Being Scale, which includes the Satisfaction With Life Scale, SPANE, and the Flourishing Scale. Data were analyzed using serial mediation analysis. Results showed that the main model was stronger: parental support enhances self-compassion, which then facilitates the fulfillment of basic psychological needs and ultimately increases happiness. These findings offer valuable implications for interventions aimed at improving student well-being by strengthening parent–child relationships and fostering self-compassion."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Azizah
"Keterlibatan orang tua diketahui memiliki peranan penting dalam perkembangan konsep
diri anak dan remaja. Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara keterlibatan ayah dengan konsep diri pada remaja. Responden yang berpartisipasi
dalam penelitian ini merupakan remaja akhir dengan rentang usia 18-21 tahun sebanyak
415 orang mahasiswa. Keterlibatan ayah didefinisikan sebagai partisipasi ayah dalam
berbagai aspek kehidupan anaknya. Konsep diri didefinisikan sebagai persepsi individu
mengenai dirinya sendiri yang dibentuk oleh interaksi individu dengan lingkungan.
Keterlibatan ayah terdiri dari dua domain yang diukur menggunakan skala dari Finley
dan Schwartz (2004), yaitu Nurturant Fathering Scale (NFS) untuk mengukur
keterlibatan ayah dalam domain afektif, dan Reported Father Involvement Scale (RFIS)
untuk mengukur keterlibatan ayah dalam domain perilaku. Konsep diri diukur
menggunakan Adolescents Self-Concept Short Scale (ASCSS) dari Veiga dan Leite
(2016). Hasil pengukuran menggunakan teknik statistik Pearson Correlation
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah, baik
dalam domain afektif maupun domain perilaku, dengan konsep diri pada remaja.
Parental involvement is known to play an important role in the development of
childrens and adolescents self-concepts. This research is specifically aimed to
examine the relationship between father involvement and self-concept in adolescents.
Respondents who participated in this study were late adolescents with age range of
18-21 years, as many as 415 college students. Father involvement is defined as
fathers participation in various aspects of his child's life. Self-concept is defined as
an individuals perception of itself formed by individual interactions with the
environment. Father involvement consisted of two domains measured by the scale of
Finley and Schwartz (2004), is Nurturant Fathering Scale (NFS) to measure the
involvement of fathers in affective domain, and Reported Father Involvement Scale
(RFIS) to measure father's involvement in behavioural domain. Self-concept is
measured using the Adolescents Self-Concept Short Scale (ASCSS) of Veiga and
Leite (2016). The measurement results using the Pearson Correlation statistical
technique shows that there is a significant link between father involvement, both in
the affective domain and the behavioural domain, and the self-concept in adolescents"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlita Dewi Susiloputri
"Penelitian ini didasari oleh adanya perbedaan pembentukan identitas pada remaja yang kemudian berpengaruh kepada status identitas yang didapatkan oleh remaja terutama yang telah memasuki dunia perkuliahan. Perbedaan ini salah satunya dipengaruhi oleh hubungan antara orangtua dengan anaknya. Perilaku yang ditunjukkan orangtua kepada remaja dapat berbentuk parental psychological control yang merupakan salah satu dimensi utama yang paling berpengaruh terhadap keberfungsian anak. Pengukuran ini bertujuan melihat apakah terdapat hubungan antara parental psychological control dan status identitas diri pada mahasiswa Universitas Indonesia. Responden pada penelitian ini sebanyak 399 mahasiswa yang diperoleh dengan teknik accidental sampling. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara parental psychological control dan moratorium (r= 0,236, p<0,01, one tailed), foreclosure (r= -0,118, p<0,01, one tailed), dan diffusion (r= 0,169, p<0,01, one tailed). Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan orangtua dapat lebih berhati-hati dalam memilih perilaku yang ditujukan kepada anaknya supaya dapat mendukung anak dalam mencapai identitas.

This study was based on the phenomenon about the differences on adolescents identity formation that have an effect to one?s identity status, especially college student. This differences is being influence by the relationship between parents and their child. Parental psychological control is one of a key dimension of parenting that have the most effect on child functioning. This study aim to see is there any relationship between parental psychological control and self identity statuses among Universitas Indonesia college student. In this study we use 399 participants that we collect through accidental sampling technique. Result found that there is a relationship between parental psychological control and moratorium (r= 0,236, p<0,01, two tailed), foreclosure (r= -0,118, p<0,01, one tailed), and diffusion (r= 0,169, p<0,01, one tailed). Based on this study, we expect parents to be more careful when it comes to choose what parental behaviors will be used, so that they can help their children to achieved identity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S62814
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elzza Priscania Raissachelva
"Perpisahan dalam jangka waktu lama yang dialami oleh remaja dan orang tua yang merupakan pekerja migran dapat membuat kualitas hubungan yang terjalin mengalami perubahan dan membentuk hubungan yang buruk diantara mereka. Ketika remaja memiliki hubungan yang buruk dengan orang tua, mereka mulai menjalin kedekatan dengan teman.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara kelekatan pada orang tua dan teman sebaya dengan subjective well-being (SWB) remaja yang ditinggalkan orang tua bekerja sebagai pekerja migran. Partisipan penelitian terdiri dari 42 remaja berusia 12 - 15 tahun. Alat yang digunakan untuk mengukur kelekatan adalah inventory of parent and peer attachment (IPPA) oleh Armsden dan Greenberg (1987).
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur SWB adalah satisfaction with life scale (SWLS) oleh Diener, Emmons, Larsen, dan Griffin (1985), positive and negative affect schedule (PANAS) oleh Watson, Clark dan Tellegan (1988) dan subjective happiness scale (SHS) oleh Lyubomirsky dan Lepper (1999).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kelekatan pada ayah dengan kepuasan hidup dan kebahagiaan dan hubungan negatif yang signifikan antara kelekatan pada ayah dengan afek negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kelekatan pada ibu dengan komponen afek positif dan hubungan positif yang signifikan antara kelekatan pada teman sebaya dengan kebahagiaan.

Long-term separation experienced by adolescents and parents who are migrant workers can make quality of the relationships are change and form a bad relationship between them. When adolescent have a bad relationship with parents, they begin to develop closeness with friends.
The aim of this study is to find out the relationship between attachment to parent and peer with subjective well-being (SWB) among adolescents who are left behind by their parent to working as migrant worker. The research sample are 42 adolescents between 12 - 15 years old who are left behind by their parent to working as migrant worker.
Attachment to parent and peer was measured with Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA) by Armsden and Greenberg (1987) and SWB was measured with Satisfaction With Life Scale (SWLS) by Diener, Emmons, Larsen, and Griffin (1985), Positive and Negative Affect Schedule (PANAS) by Watson, Clark and Tellegan (1988), and Subjective Happiness Scale (SHS) by Lyubomirsky and Lepper (1999).
Result of this study indicated that attachment to father has positively significant correlation with life satisfaction and happiness while attachment to father has negatively significant correlation with negative affect. Attachment to mother has positively significant correlation with positive affect and attachment to peer has positively significant to happiness.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aviva Lutfiana
"Kebahagiaan merupakan tujuan setiap individu. Emerging adulthood usia 18-29 tahun memiliki tugas perkembangan yang sangat penting dan hal tersebut dapat memengaruhi pemaknaan kabahagiaannya. Salah satu cara untuk memenuhi tugas perkembangan dan kebahagiaan pada emerging adulthood adalah dengan mengikuti kegiatan kerelawanan. Akan tetapi, manfaat yang dirasakan dari kegiatan kerelawanan bergantung pada motivasi kerelawanan yang mendasarinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara motivasi kerelawanan dan kebahagiaan pada emerging adulthood. Responden dalam penelitian ini merupakan relawan yang berjumlah 2001 orang dari berbagai daerah di Indonesia. Motivasi kerelawanan diukur dengan menggunakan alat ukur Volunteer Function Inventory VFI dan kebahagiaan diukur dengan menggunakan Subjective Happiness Scale SHS . Keduanya telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerelawanan pada dimensi values, understanding, social berhubungan positif dan signifikan dengan kebahagiaan. Sementara, dimensi protective berhubungan negatif dan signifikan dengan kebahagiaan, dan dimensi career dan enhancement tidak berhubungan signifikan dengan kebahagiaan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa motivasi kerelawanan yang berbeda memiliki hubungan yang berbeda dengan kebahagiaan pada relawan emerging adulthood.

Happiness is the purpose of every individual rsquo s life. Emerging adulthood age 18 29 have an important developmental task and it can affect their meaning of happiness. One of the way to fulfil that developmental task and happiness among emerging adulthood is with join in volunteering activities. But, benefits from volunteering activities is depends on their motivation to volunteer. 2001 volunteer around Indonesia had participated in this study. Motivation to volunteer were measured by Volunteer Function Inventory VFI and happiness were measured by Subjective Happiness Scale SHS . Both of instrument had adopted to Bahasa Indonesia.
The result indicated there were significant positive correlations between values, understanding, and social motivation to volunteer dimension with happiness. It was also found that there was significant and negative correlation between protective dimension with happiness, and there wasn rsquo t significant correlation between career and enhancement dimension with happiness. This result indicates that different motivation to volunteers have a different relationship with happiness in emerging adulthood.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doloksaribu, Heri Sujarwo
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan dan searah antara dukungan orangtua dengan harga diri pada mahasiswa generasi pertama. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak 100 orang dengan jenis kelamin laki-laki (N=29) dan perempuan (N=71) pada mahasiswa aktif program pendidikan S1. Desain penelitian ini merupakan kuantitatif non eksperimental, dengan menggunakan analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan searah antara dukungan orangtua (M = 52,42, SD = 11,92) dan harga diri (M = 26,51, SD = 5,77) pada mahasiswa generasi pertama kuliah, r (100) = 0,548, p<0,001. Hasil menunjukkan bahwa dukungan orangtua yang tinggi, akan diikuti harga diri diri yang tinggi.

This study aims to see a significant and direct relationship between parental support and self-esteem in the first generation of students. Participants in this study were 100 people with male (N=29) and female (N=71) active students in the undergraduate education program. This research design for this study is quantitative non-experimental, analysed with correlation. The results showed that there was a significant and direct relationship between parental support (M = 52.42, SD = 11.92) and self-esteem (M = 26.51, SD = 5.77) in first-generation college students, r ( 100) = 0.548, p<0.001. The results show that high parental support will be followed by high self-esteem."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Putri Hapshari
"Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kedekatan dengan alam dan kecerdasan emosional saling berhubungan dengan kebahagiaan. Hanya saja, belum ada penelitian lanjutan yang meneliti tentang bagaimana sesungguhnya hubungan tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan bertujuan untuk melihat peran kecerdasan emosional sebagai variabel moderator dalam hubungan antara kedekatan dengan alam dan kebahagiaan hidup. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain korelasional yang melibatkan 228 responden dewasa muda. Hasil yang di dapat menunjukkan bahwa kecerdasan emosional dapat memoderatori hubungan antara kedekatan dengan alam dan kebahagiaan hidup pada dewasa muda. Secara spesifik penelitian ini membuktikan bahwa individu dengan tingkat kedekatan alam yang tinggi akan memiliki kebahagiaan hidup yang tinggi pula jika memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.

Previous research has shown that nature relatedness and emotional intelligence are both related with happiness. However, there has been no further research that examines how the relationship really is. Therefore, this study was conducted with the aim of looking at the role of emotional intelligence as a moderating variable in the relationship between nature relatedness and happiness. This research is a correlational research design involving 228 young adult respondents. The results shows that emotional intelligence can moderate the relationship between nature relatedness and happiness in young adults. Specifically this research proves that a person with a high level of natural relatedness will have a high happiness in life if they have a high level of emotional intelligence."
Depok: Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narendra Bayutama Wibisono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-compassion dan kecemasan pada dewasa muda yang mengalami perceraian kedua orang tua. Total partisipan berjumlah 66 orang dan merupakan dewasa muda pada rentang usia 18-25 tahun. Self-compassion diukur menggunakan Self-Compassion Scale-Short Form (SCS-SF), sedangkan diukur menggunakan State-Trait anxiety Inventory Skala Trait (STAI-T). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara self-compassion dengan kecemasan pada dewasa muda yang mengalami perceraian kedua orang tua. Kemudian ditemukan juga kecemasan yang lebih tinggi pada partisipan yang telah menempuh pendidikan S1 atau Diploma dibandingkan dengan partisipan yang baru menempuh pendidikan SMA sederajat.

This study aims to find out the relationship between self-compassion and editors on young adults
who experience divorce from both parents. The total number of participants was 66 people and young adults aged 18-25 years. Compassion is measured using the Self-Compassion Scale-Short Form (SCS-SF), while anxiety is measured using the State-Trait anxiety Inventory Trait Scale (STAI-T). The results showed that there was a significant negative relationship between selfcompassion and anxiety in young adults who experienced divorce from both parents.. Then it was also found that anxiety was higher in participants who had taken an undergraduate or diploma education compared to participants who had just taken high school education and equivalent.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marko Pole
"Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Adiwena (2019) menunjukkan adanya hubungan antara kedekatan dengan alam dan kebahagiaan hidup. Penelitian saat ini merupakan penelitian longitudinal dan merupakan ekstensi dari yang sebelumnya dilakukan (Adiwena, 2019) dengan mengukur kembali hubungan kedekatan dengan alam dan kebahagiaan hidup pada situasi pandemi covid-19 dengan responden yang sama. Penelitian ini melibatkan 81 responden yang merupakan masyarakat urban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam situasi pandemi covid-19, kedekatan dengan alam tetap berpengaruh terhadap kebahagiaan hidup. Secara khusus penelitian ini membuktikan bahwa tingkat kedekatan dengan alam yang tinggi akan memengaruhi kebahagiaan hidup pada masyarakat urban dalam situasi pandemi covid-19.

Prior research conducted by Adiwena (2019) showeds a relationship between nature relatedness and happiness in life. The current research is a longitudinal study from the one previously conducted (Adiwena, 2019) by re-examining the relationship between nature relatedness and happiness in life in the Covid-19 pandemic situation by using the same respondents. The survei involved 81 respondents from urban society. The results showed that in the covid-19 pandemic situation, nature relatedness still affects the happiness of life. In particular, this research proves that a high level of nature relatedness will affect the happiness of life in urban society in the COVID-19 pandemic situation"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rozamon
"Menjadi orang tua merupakan salah satu sumber perasaan bermakna (Dwivedi, 2000). Kebanyakan orang tua menjadi orang tua tanpa persiapan yang matang, banyak yang beranggapan bahwa keterampilan menjadi orang tua akan muncul secara alamiah, hal ini bisa henar bila orang tua memiliki dan menikmati masa kecil yang nyaman (Dwivedi, 2000).
Namun Namun pada kenyataannya banyak orang tua yang tidak beruntung memiliki pengalaman masa kecil yang baik, bahkan tidak jarang mengalami kekerasan dari orang tuanya (Dwivedi 2000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua yang menjadi obyek kekerasan di masa kecil akan melakukan kekerasan kembali kepada anak-anaknya ketika mereka menjadi orang tua, sehingga terjadi suatu intergenerational transmission of abuse (McCord, 1995; Kaplan 1999). Beberapa penelitian retrospective juga menunjukkan bahwa pemberian hukuman fisik oleh orang tua terhadap anak berkorelasi dengan bagaimana cara orang tua tersebut dibesarkan (McCord, 1995).
Mengapa orang tua korban yang menjadi korban kekerasan dan pengabaian di waktu kecil melakukan kekerasan dan pengabaian kembali terhadap anak-anaknya. Proses parenting yang dijalankan oleh orang tua tergantung pada karakteristik orang tua, karakteristik anak dan konteks lingkungan ( Martin dan Colbert 1997). Ketiga determinant tersebebut menentukan bagaimana proses parenting yang dijalankan, melakukan kekerasan dan pengabaian atau tidak.
Pengalaman kekerasan dan pengabaian yang diderita oleh orang tua merupakan hanyalah salah satu faktor dari karakteristik orang tua yang dapat menyebabkan terjadinya kekerasan dan pengabaian kembali terhadap anak. Determinannya ikut berperan dalam menyebabkan terjadinya kekerasan. Namun perannya cukup besar, 30 % dari pelaku kekerasan terhadap anak mengalami kekerasan yang sama dari orang tuanya. (Hoffman, Paris dan Hall 1977).
Oleh karena itu pada penelitian ini akan ditelusuri proses yang mendasari transmisi kekerasan antar generasi. Simons (1991) mengungkapkan bahwa faktor modeling dan parenting cognition berperan dalam menyebabkan transmisi tersebut, disamping juga menggali parenting determinan pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek yang melanjutkan kekerasan dan pengabaian terhadap anak memiliki karakteristik yang khas, disertai konteks lingkungan yang memicu terjadi kekerasan. Penilaian terhadap karakteristik anak juga berperan.
Modeling tampak berperan dalam menyebabkan transmisi kekerasan. Selaian itu pengalaman kekerasan membuat terbentuknya skema kognitif yang khas, yang mempengaruhi interaksi selanjutnya dengan anak berupa parenting dengan kekerasan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>