Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143320 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cilvi Aryna Dewie
"Penelitian ini menganalisis utilisasi layanan rujukan peserta JKN dengan diagnosis TB di FKTP berdasarkan data sampel BPJS kesehatan Kontekstual TB pada FKTP tahun 2019–2023. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan data pada penelitian ini dengan menggunakan total sampling. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis univariat dan bivariat. Hasil dari penelitian ini sebanyak 36,5% kunjungan dirujuk, dengan peserta PBI lebih aktif dibanding non-PBI. Faktor predisposisi seperti usia (anak 0–14 tahun lebih sering dirujuk), jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi), status perkawinan, dan wilayah FKTP memengaruhi rujukan. Faktor enabling seperti jenis dan tipe FKTP juga berperan; Puskesmas menangani banyak kasus, namun Klinik Pratama dan Dokter Umum lebih sering merujuk. Poli umum memiliki tingkat rujukan lebih tinggi dibanding poli TB dan paru.

This study analyzes the utilization of referral services by JKN participants diagnosed with TB at FKTP based on BPJS Health sample data on TB context at FKTP from 2019 to 2023. This study is a quantitative research with a cross-sectional design. Data collection used total sampling. The analysis employed in this study includes univariate and bivariate analysis. The results show that 36,5% of participants utilized referrals, with PBI participants more active than non-PBI. Predisposing factors such as age (children 0–14 years are referred more often), gender (males higher), marital status, and FKTP region influenced referrals. Enabling factors such as FKTP type and category also played a role; Puskesmas handled most cases, but Primary Clinics and General Practitioners referred patients more frequently. General outpatient clinics had higher referral rates compared to TB and pulmonary clinics."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Pramesuari Mei Syara
"Kesehatan gigi merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan, dan masalah kesehatan gigi berkontribusi signifikan terhadap beban penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh berbagai variabel terhadap utilisasi layanan kesehatan gigi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) berdasarkan data sampel BPJS pada tahun 2023. Desain penelitian menggunakan uji Kruskal-Wallis dan Mann- Whitney dengan total sampel sebanyak 8.694 peserta yang memanfaatkan layanan kesehatan gigi di FKTP wilayah Provinsi Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel usia 15-64 tahun, jenis kelamin Perempuan, tempat tinggal peserta di kota, status perkawinan kawin, lokasi FKTP kota, jenis FKTP klinik pratama, serta segmen kepesertaan PPU, semuanya memiliki hubungan signifikan terhadap utilisasi pelayanan kesehatan gigi di FKTP (p-value < 0,001). Kesimpulan dari penelitian ini yakni seluruh variabel berhubungan signifikan dengan utilisasi layanan kesehatan gigi di FKTP wilayah Provinsi Jawa Barat.

Dental health is an integral part of overall body health, and dental health problems contribute significantly to the burden of disease. This study aims to analyze the influence of various variables on the utilization of dental health services at the Primary Health Care (FKTP) based on BPJS sample data in 2023. The research design used the Kruskal- Wallis and Mann-Whitney tests with a total sample of 8,694 participants who utilized dental health services at FKTP in West Java Province. The results showed that the variables of age 15-64 years, female gender, residence in the city, marital status, location of city primary health care facilities, type of primary health care facilities, and PPU membership segment all had a significant relationship with the utilization of dental health services at primary health care facilities (p-value <0.001). The conclusion of this study is that all variables are significantly associated with the utilization of dental health services at primary health care facilities in West Java Province."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moudy Muhaiminurrohima Putri
"Laporan International Diabetes Federation (IDF) melaporkan prevalensi diabetes melitus di Indonesia pada orang dewasa meningkat setiap tahunnya dan menyebabkan beban biaya kesehatan meningkat. Pelayanan kesehatan di tingkat Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) berfungsi sebagai gatekeeper dalam memberikan layanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative diharapkan dapat membantu menekan progresivitas penyakit, mencegah komplikasi, serta mengurangi beban rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan. Namun, pemanfaatan layanan FKTP masih dihadapkan dengan berbagai tantangan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi layanan kesehatan di FKTP. Penelitian ini menggunakan data sekunder data sampel BPJS Kontekstual DM tahun 2017-2023. Data dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat menggunakan regresi poisson. Hasil analisis distribusi frekuensi pemanfaatan layanan kesehatan FKTP tahun 2017-2023 didominasi oleh Puskesmas (59,08%). Peserta BPJS dengan segmen peserta Bukan Pekerja, berjenis kelamin perempuan, status perkawinan cerai, lansia (>65tahun), memiliki hak kelas rawat I, dan berdomisili di DKI Jakarta memiliki kemungkinan lebih besar mengunjungi pelayanan FKTP. Faktor segmentasi kepesertaan, jenis kelamin, usia, status perkawinan, hak kelas rawat, dan provinsi FKTP memiliki pengaruh signifikan terhadap penggunaan layanan FKTP oleh peserta JKN dengan DM

The International Diabetes Federation (IDF) report reports that the prevalence of diabetes mellitus in Indonesia in adults increases every year and causes an increase in health costs. Health services at the Primary Health Facility (FKTP) level function as gatekeepers in providing promotive, preventive, curative, and rehabilitative services that are expected to help suppress disease progression, prevent complications, and reduce the burden of referrals to advanced health facilities. However, the use of FKTP services still faces various challenges. This study aims to examine the factors that influence health services at FKTP. This study uses secondary data from the Contextual BPJS DM sample data for 2017-2023. Data were analyzed univariately, bivariately, and multivariately using regression. The results of the frequency distribution analysis of the use of FKTP health services for 2017-2023 were dominated by Community Health Centers (59.08%). BPJS participants with the Non-Worker participant segment, female, divorced, elderly (>65 years), have class I care rights, and are domiciled in DKI Jakarta are more likely to visit FKTP services. The factors of participant segmentation, gender, age, marital status, class care rights, and FKTP province have a significant influence on the use of FKTP services by JKN participants with DM."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Dwisetia Ardiana
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana utilisasi pelayanan kesehatan gigi peserta JKN di Provinsi DKI Jakarta tahun 2018 dimana utilisasi tersebut dilakukan di FKTP. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat cross sectional dengan mengolah data sekunder yang di dapat dari Data Sampel BPJS Kesehatan tahun 2018. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling, yakni seluruh data kunjungan peserta ke layanan kesehatan gigi di FKTP Provinsi DKI Jakarta selama Januari 2018 – Desember 2018 digunakan sebagai sampel dalam penelitian. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa utilisasi pelayanan kesehatan gigi peserta JKN di Provinsi DKI Jakarta masih rendah yaitu sebesar 4,19%. Kelompok Peserta JKN yang banyak melakukan utilisasi pelayanan kesehatan gigi di FKTP Provinsi DKI Jakarta yaitu kelompok usia dewasa (73,80%), jenis kelamin perempuan (56,86%), tempat tinggal di wilayah DKI Jakarta (83,48%), berstatus kawin (54,25%), lokasi FKTP di Kota Administrasi Jakarta Timur (30,56%), jenis FKTP klinik pratama (49,98%), dan segmentasi kepesertaan PPU (50,97%). Seluruh variabel yang diteliti memiliki hubungan yang signifikan untuk melakukan utilisasi pelayanan kesehatan gigi di FKTP Provinsi DKI Jakarta.

This study attempts to know how the utilization of dental health services of JKN participants in DKI Jakarta Province in 2018 where the utilization is carried out in FKTP. This research is a quantitative study is cross sectional by processing secondary data that come from BPJS Health Sample Data in 2018. The sampling technique in this research was a total of sampling, which is all the participants' visits to dental health services in FKTP DKI Jakarta Province during January 2018 - December 2018 used as samples in the study. The analysis used are univariate analysis and bivariate analysis.
The results showed that the utilization of dental health services of JKN participants in DKI Jakarta Province was still low at 4.19%. JKN Participants group that do a lot of dental health services in FKTP DKI Jakarta Province is the adult age group (73.80%), female gender (56.86%), live in DKI Jakarta area (83.48%), married status (54.25%), FKTP location in East Jakarta Administrative City (30.56%), primary clinic FKTP type (49.98%), and PPU membership segmentation (50.97%). All the variables studied had a significant relationship to utilize dental health services in FKTP DKI Jakarta Province.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vany Tri Heidyanti
"Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menempatkan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan melalui sistem rujukan berjenjang. Namun, dalam implementasinya, masih ditemukan tingginya angka rujukan dari FKTP ke fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan karakteristik rujukan peserta JKN pada dua Puskesmas di Jakarta Selatan, yaitu Puskesmas dengan angka rujukan tertinggi (Jagakarsa) dan terendah (Setiabudi) sepanjang tahun 2024. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan angka rujukan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah dan rate ketersediaan dokter, kecukupan fasilitas penunjang, ketersediaan laboratorium klinik, serta ketersediaan obat-obatan. Meskipun kedua Puskesmas telah memiliki fasilitas penunjang yang sesuai dengan Permenkes No. 43 Tahun 2019, keterbatasan SDM, beban kerja, dan diagnosa medis pasien turut mendorong terjadinya rujukan yang sebenarnya dapat dihindari. Penelitian ini menyarankan perlunya evaluasi berkala terhadap rate dokter dan manajemen fasilitas, serta penguatan tata kelola layanan dan distribusi tenaga kesehatan agar sistem rujukan berjalan lebih efisien dan tepat sasaran.

The National Health Insurance (JKN) program places primary healthcare facilities (FKTP) at the forefront of health services through a tiered referral system. However, in its implementation, there is still a high rate of referrals from FKTP to advanced referral health facilities (FKRTL). This study aims to compare the referral characteristics of JKN participants at two Puskesmas in South Jakarta, namely Puskesmas with the highest (Jagakarsa) and lowest (Setiabudi) referral rates throughout 2024. This research was conducted using in-depth interviews, observation, and document review. The results showed that the difference in referral rates was influenced by several factors such as the number and ratio of doctor availability, adequacy of supporting facilities, availability of clinical laboratories, and availability of medicines. Although both Puskesmas have supporting facilities in accordance with Permenkes No. 43 of 2019, limited human resources, workload, and patient medical diagnoses also encourage referrals that can actually be avoided. This study suggests the need for periodic evaluation of doctor ratios and facility management, as well as strengthening service governance and health worker distribution to make the referral system run more efficiently and on target."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Imam Fakhruddin
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis utilisasi pelayanan rawat jalan penyakit hipertensi di FKTP oleh peserta JKN Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016-2020. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional menggunakan Data Sampel BPJS Kesehatan Tahun 2016-2020. Penelitian ini memberikan gambaran utilisasi melalui analisis univariat dan analisis bivariat yang menggunakan uji Chi-square. Dalam penelitian ini dapat diobservasi bahwa utilisasi pelayanan rawat jalan di FKTP oleh peserta JKN pada tahun 2016-2020 yaitu sebesar 5.551.400 kunjungan dengan total kunjungan rawat jalan penyakit hipertensi sebesar 317.540 kunjungan. Proporsi utilisasi rawat jalan penyakit hipertensi di FKTP Provinsi Kalimantan Selatan lebih besar pada perempuan, peserta berumur  45 tahun, segmen Bukan Pekerja, peserta yang bertempat tinggat di wilayah kota, dan peserta yang menggunakan dokter umum sebagai fasilitas kesehatan pilihan. Variabel yang diduga memiliki hubungan yang paling signifikan dengan utilisasi pelayanan hipertensi adalah variabel umur.

This study aims to analyze of the utilization of outpatient care regarding hypertension at FKTP by JKN participants in the Province of Kalimantan Selatan from 2016-2020. This study is quantitative study with cross-sectional design using BPJS Kesehatan Data Sample from 2016-2020. This study gives the depiction of utillization through univariate and bivariate analysis, the latter being done using Chi-square test. It can be seen from the study that the amount of utilization of outpatient care in FKTP by JKN participants in Kalimantan Selatan from 2016-2020 numbers 5.551.400 visits, with 317.400 visits being about hypertension care. The bigger proportion of utilization of outpatient care in FKTP regarding hypertension is by women, participants aged  45 year old, Non-Worker segment, participants who lives in the city district, and participants who chose a general doctor as their primary healthcare provider. The variable believed to have the most significant association with the utilization of outpatient care regarding hypertension is the variable of age."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikke Lutviana
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana utilisasi rawat inap Peserta
JKN di wilayah Provinsi Jawa Barat tahun 2016 yang mana utilisasi tersebut
dilaksanakan di Rumah Sakit atau FKRTL. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif yang bersifat cross sectional dengan mengolah data sekunder yang di dapat
dari Data Sampel BPJS Kesehatan Tahun 2015-2016. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah total sampling, yakni seluruh data rawat inap mulai tanggal 01
Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016 di wilayah Provinsi Jawa Barat
digunakan sebagai sampel dalam penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
utilisasi rawat inap banyak diakses oleh peserta usia lansia (7,88%), jenis kelamin
perempuan (7,23%), status perkawinan cerai (8,02%), riwayat penyakit keduanya (PM
& PTM) (23,98%), jenis fasilitas kesehatan Puskesmas (4,66%), segmentasi kepesertaan
PBPU (11,02%), hak kelas rawat Kelas 1 (10,21%), wilayah tempat tinggal di Wilayah
II Purwakarta (7,30%) dan tempat tinggal kota (9,15%). Variabel yang paling dominan
berhubungan dengan kejadian utilisasi rawat inap adalah riwayat penyakit

This study aims to find out how to use JKN Participants inpatients in West Java
Province in 2016 which are used in hospitals or FKRTL. This research is a quantitative
cross sectional study by processing secondary data that can be obtained from the
Sample Data of BPJS Kesehatan for 2015-2016. The sampling technique in this study
was total sampling, that is all inpatient data from January 1, 2016 to December 31, 2016
in the area of West Java Province were used as samples in the study. The results showed
that the use of hospitalization was mostly accessed by elderly age participants (7.88%),
female sex (7.23%), divorced marital status (8.02%), history of the disease (PM &
PTM) (23,98%), type of health facility Puskesmas (4.66%), PBPU membership
segmentation (11.02%), nursing class Class 1 (10.21%), residential areas in Region II
Purwakarta (7.30%) and city residence (9.15%). The most dominant variable related to
the incidence of hospitalization is the history of the disease.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvina Nur Fadillah
"Penyakit tidak menular menyumbang lebih dari 87,14% dari total kematian di Indonesia. Salah satu PTM yang menjadi perhatian adalah penyakit diabetes. Prevalensinya yang tinggi serta perannya sebagai faktor utama terciptanya penyakit lain sebagai komorbid membuat DM menjadi penyakit kronis yang berdampak luas. Rendahnya pemanfaatan layanan kesehatan primer penderita DM, seperti Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dianggap berkontribusi terhadap tingginya tingkat rujukan FKRTL, yang mengakibatkan pembiayaan kesehatan yang lebih besar. Penelitian ini menganalisis pemanfaatan RJTP pada peserta JKN penderita DM tahun 2023 berdasarkan data sampel BPJS 2024. Penelitian ini merupakan non-eksperimental dengan desain penelitian menggunakan pendekatan cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas peserta JKN penderita DM memanfaatkan pelayanan kesehatan RJTP secara tidak rutin, yaitu 88,4%, sementara itu, hanya 11,6% peserta atau sejumlah 75.165 yang melakukan kunjungan secara rutin (≥12 kali per tahun) dengan proporsi kunjungan rutin untuk diabetes tipe 1 sebanyak 2.402 peserta dan 72.763 penderita diabetes melitus tipe 2. Faktor-faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan pemanfaatan layanan meliputi usia, jenis kelamin, kelas rawat, segmentasi kepesertaan, hubungan keluarga, jenis FKTP, wilayah regional FKTP, wilayah tempat tinggal. Sedangkan status perkawinan tidak menunjukkan hubungan yang signifikan (p-value >0,005). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu diperlukan pendekatan yang inovatif untuk menyasar kelompok masyarakat dengan disparitas tinggi yang memiliki utilisasi rendah terhadap pelayanan kesehatan RJTP.

Non-communicable diseases (NCDs) contribute to more than 87.14% of total deaths in Indonesia. One of the NCDs that has gained attention is diabetes. Its high prevalence and its role as a primary factor for the development of other diseases as comorbidities make DM a chronic disease with widespread impacts. The low utilization of primary healthcare services for diabetes mellitus patients, such as Primary Healthcare (RJTP), is considered to contribute to the high referral rates to advanced healthcare facilities, resulting in higher healthcare costs. This study analyzes the utilization of Primary Healthcare services among JKN participants with diabetes mellitus in 2023 based on BPJS sample data from 2024. This research is non-experimental with a cross-sectional approach. The results show that the majority of JKN participants with diabetes mellitus use RJTP services irregularly, at 88.4%, while only 11.6% of participants, or 75,165 individuals, made regular visits (≥12 times per year), with 2,402 participants with type 1 diabetes and 72,763 participants with type 2 diabetes. Factors significantly related to service utilization include age, gender, care class, membership segmentation, family relationship, type of FKTP, FKTP regional area, and place of residence. Meanwhile, marital status showed no significant relationship (p-value >0.05). The conclusion of this study is that innovative approaches are needed to target communities with high disparities who have low utilization of RJTP healthcare services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Nabiyla Zhafiirah
"Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan permasalahan kesehatan yang insiden dan pembiayaannya terus meningkat. Pemanfaatan layanan rawat jalan tingkat lanjut (RJTL) sangat penting untuk penatalaksanaan PGK, terutama bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi Rawat Jalan Tingkat Lanjut (RJTL) pada pasien Penyakit Ginjal Kronis (PGK) peserta JKN berdasarkan data sampel BPJS Kesehatan tahun 2024. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan total sampel 498 peserta PGK yang memanfaatkan RJTL pada tahun 2023 sejak 1 Januari 2023 hingga 31 Desember 2023. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar peserta berusia 46–65 tahun (52,86%), laki-laki (50,53%), menikah (94,47%), berasal dari segmen PPU (53,35%), hak kelas rawat III (52,45%), dan berobat di FPKTL milik pemerintah (65,34%). Semua variabel yang diteliti termasuk usia, jenis kelamin, status perkawinan, segmentasi kepesertaan, hak kelas rawat, dan kepemilikan fasilitas memiliki hubungan signifikan terhadap utilisasi RJTL (p<0,05). Variabel dengan pengaruh paling kuat adalah usia ≥65 tahun (AOR: 1,48; 95% CI: 1,29–1,69). Kesimpulan dari penelitian ini yakni seluruh variabel berhubungan signifikan terhadap utilisasi RJTL pasien PGK, dengan usia lanjut sebagai determinan paling kuat.

Chronic kidney disease (CKD) is a health problem with increasing incidence and cost. Utilization of advanced outpatient services (RJTL) is very important for CKD management, especially for participants of the National Health Insurance (JKN). The purpose of this study was to determine the factors associated with the utilization of Advanced Outpatient Care (RJTL) in patients with Chronic Kidney Disease (CKD) JKN participants based on BPJS Health sample data in 2024. This study used a cross-sectional design with a total sample of 498 CKD participants who utilized RJTL in 2023 from January 1, 2023 to December 31, 2023. Results showed that most participants were aged 46-65 years (52.86%), male (50.53%), married (94.47%), came from the PPU segment (53.35%), had the right to class III care (52.45%), and sought treatment at government-owned FPKTL (65.34%). All variables studied including age, gender, marital status, membership segmentation, treatment class entitlement, and facility ownership had a significant relationship with RJTL utilization (p<0.05). The variable with the strongest influence was age ≥65 years (AOR: 1.48; 95% CI: 1.29-1.69). The conclusion of this study is that all variables are related significantly to the utilization of RJTL for CKD patients, with advanced age as the strongest determinant. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Zakiyah
"Latar Belakang: Gangguan kesehatan mental memberikan beban ekonomi signifikan secara global, dengan proyeksi kerugian mencapai USD 6 triliun pada tahun 2030. Di Indonesia, estimasi biaya langsung tahunan mencapai Rp87,5 triliun apabila seluruh invidiu dengan gangguan mental menjalani pengobatan rutin. Tujuan: Mengetahui besaran biaya dan faktor-faktor yang berhubungan dengan biaya layanan kesehatan mental pada rawat jalan FKRTL Peserta JKN. Metode: Desain studi dengan potong lintang menggunakan Data Sampel BPJS Kesehatan 2024. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat terhadap 785.150 peserta aktif layanan kesehatan mental. Hasil: BPJS Kesehatan menanggung total biaya layanan kesehatan mental sebesar Rp3,4 triliun dalam satu tahun. Terdapat hubungan signifikan antara biaya layanan dengan usia, segmentasi peserta, jumlah diagnosis, frekuensi kunjungan RJTL, regional FKRTL, kepemilikan FKRTL, dan kondisi penyakit kronis. Kesimpulan: Biaya tertinggi ditemukan pada kelompok usia lanjut dan wilayah Regional 1, yang mencerminkan konsentrasi layanan serta akses yang lebih optimal. Temuan ini menyoroti pentingnya pemerataan dan pendekatan berbasis kebutuhan layanan kesehatan mental.

Background: Mental health disorders present a significant global economic burden, with projected losses reaching USD 6 trillion by 2030. In Indonesia, the estimated annual direct cost may reach IDR 87.5 trillion if all individuals with mental disorders undergo routine treatment. Objective: To identify the total cost and factors associated with mental health service expenditures in outpatient care at advanced referral health facilities (FKRTL) for JKN participants. Methods: This study uses cross-sectional design using the 2024 BPJS Kesehatan Sample Data. Univariate and bivariate analyses were conducted on 785,150 active mental health service users. Results: BPJS Kesehatan covered a total of IDR 3.4 trillion in mental health outpatient services within one year. There was a significant relationship between service costs and age, participant segmentation, number of diagnoses, outpatient visits frequency, advanced health facilities regional, advanced referral health facilities ownership, and chronic disease conditions. Conclusions: The highest costs were observed among the elderly and in Regional 1, reflecting a concentration of services and better access. These findings highlight the importance of equitable distribution and need-based approaches in mental health service financing."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>