Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197911 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dreda Gabriella Suparman
"Lonjakan penggunaan Shopee Pay Later (SPayLater) di kalangan mahasiswa mencerminkan pergeseran perilaku konsumsi yang signifikan di era digital. Di balik kemudahannya, layanan ini menyimpan risiko tersembunyi, terutama bagi mahasiswa yang terdorong oleh gaya hidup konsumtif dan minimnya kontrol keuangan sehingga dapat mendorong perilaku pembelian kompulsif. Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk menguji hubungan materialisme dan sikap terhadap uang dengan pembelian kompulsif secara daring pada mahasiswa pengguna SPayLater. Penelitian ini terdiri dari 117 mahasiswa berusia 18-25 tahun yang menggunakan SPayLater selama 3 bulan terakhir. Dalam menganalisis hasil, penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dimana ditemukan bahwa materialisme dan sikap terhadap uang secara simultan memiliki hubungan terhadap pembelian kompulsif (R² = .434, CI 95% [0.294, 0.573], p < .01). Temuan ini menegaskan bahwa faktor psikologis internal memiliki peran penting dalam mengarahkan perilaku konsumsi mahasiswa di era digital. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi pengembangan edukasi finansial yang lebih adaptif bagi mahasiswa, sekaligus memperkaya literatur psikologi konsumen terkait penggunaan layanan pay later.

The surge in the use of Shopee PayLater (SPayLater) among university students reflects a significant shift in consumption behavior in the digital era. Behind its convenience, this service holds hidden risks, especially for students driven by a consumptive lifestyle and a lack of financial control, which can lead to compulsive buying behavior. This quantitative study aims to examine relationship between materialism and attitudes toward money with compulsive buying among university students who use SPayLater. The study involved 117 students aged 18–25 who had used SPayLater in the past 3 months. In analyzing the results, this study used multiple regression analysis, where it was found that materialism and attitudes toward money simultaneously have an influence on compulsive buying (R² = .434, CI 95% [0.294, 0.573], p < .01). These findings affirm that internal psychological factors play a significant role in directing student consumption behavior in the digital age. This study is expected to serve as a basis for developing more adaptive financial education for students, while also enriching the consumer psychology literature related to the use of pay later services."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Kamila
"Pengguna situs jejaring sosial kian meningkat, bersamaan dengan itu, waktu yang dihabiskan dalam penggunaan situs jejaring sosial juga kian meningkat bahkan cenderung berlebihan. Penggunaan situs jejaring sosial yang berlebihan diketahui dapat mendorong seseorang melakukan pembelian kompulsif secara online. Namun penelitian terkait hal tersebut masih terbatas. Untuk itu, tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh penggunaan situs jejaring sosial yang berlebihan terhadap pembelian kompulsif secara online, dengan menggunakan dimensi money attitude sebagai variabel mediasi yang dapat menjelaskan pengaruh penggunaan situs jejaring sosial yang berlebihan terhadap pembelian kompulsif secara online, serta religiusitas sebagai variabel moderasi yang dapat melemahkan pengaruh tersebut. Responden dalam penelitian ini adalah dewasa muda muslim Indonesia yang berjumlah 602 orang. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan SEM Lisrel 8.8. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan situs jejaring sosial yang berlebihan berpengaruh positif terhadap pembelian kompulsif secara online yang dimana hubungan keduanya dapat dijelaskan melalui dimensi money attitude yang diantaranya money power dan money anxiety. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa religiusitas dapat memperlemah hubungan antara penggunaan situs jejaring sosial yang berlebihan dengan money power dan money anxiety.

The users of social networking sites (SNS) has increased, along with with the increase on its users, the time spent on sns has also increased and even been excessive. This excessive usage could drive into an online compulsive buying. However, there is a lack of study analyzing this relationship. Therefore this study will analyze the influence of excessive social networking sites usage towards online compulsive buying by the mediationg role of money attitude as variables that could explain explain the relationship between excessive social networking sites usage and online compulsive buying and moderating role of religiousity as a variable that could weaken the relationship. Respondents of this study are Indonesian muslim young alduts with total of 602 respondents. Analysis of this study is using SEM Lisrel 8.8. This study found that the excessive use of social networking sites positively influence online compulsive buying where the relationship between them is explained by money power and money anxiety as money attitude. Beside of that this study also found that religiosity weaken the relationship between excessive SNS usage and money power and money anxiety."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Sesa Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh materialisme teradap compulsive buying pada kelas sosial ekonomi menengah dan atas di Indonesia. Materialisme merupakan sebuah keyakinan yang dianut seseorang tentang seberapa pentingnya kepemilikan di dalam kehidupan mereka (Richins dan Dawson, 1992). Compulsive buying dapat didefinisikan sebagai perilaku belanja yang abnormal dimana perilaku tersebut tidak terkontrol, berulang-ulang dan memiliki dorongan kuat untuk belanja yang dianggap sebagai cara untuk menghilangkan perasaan negatif seperti stres dan cemas (Edwards, 1993). Responden berjumlah 206 orang dengan karakteristik individu yang berusia antara 20-40 tahun, dengan sosial ekonomi status menengah dan atas, bertempat tinggal di wilayah Jabodetabek. Materialisme diukur dengan alat ukur MVS short form (Richins, 2004) yang merupakan versi modifikasi singkat dari alat ukur MVS (Material Value Scale) yang disusun oleh Richins dan Dawson (1992).
Compulsive Buying diukur dengan alat ukur Compulsive Buying Scale yang disusun oleh Edwards (1993). Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa materialisme dapat mempengaruhi skor compulsive buying secara signifikan β = .545, t(206) = 9.296, p < .01 Selain itu, materialisme juga dapat secara signifikan menjelaskan proporsi varians skor compulsive buying R2 = .298, F(1,206) = 86.415. Berdasarkan hasil tersebut, penting adanya pengarahan terhadap kelas sosial ekonomi menengah dan atas agar dapat menjadi konsumen yang cerdas dan lebih selektif agar terhindar dari konsekuensi-konsekuensi negatif yang ditimbulkan dari nilai-nilai materialisme dan compulsive buying.

This research aims to find the influence of materialism on compulsive buying in middle & upper social economic class Indonesian. Materialism is a value about the importance of possessions in one's life (Richins & Dawson, 1992). Compulsive buying can be defined as abnormal form of shopping and spending in which the afflicted consumer has an overpowering, uncontrollable, chronic and repetitive urge to shop and spend (Edwards, 1993). Respondens of this research were individuals between the ages of 20-40 years old, with middle & upper social economy class, and live in Jabodetabek, with the amounts of 206 research participants. MVS Short Form made by Richins (2004) was used to measure materialism, as a short modified version of Material Values Scale (Richins & Dawson, 1992).
Compulsive buying was measured using Compulsive Buying Scale constructed by (Edwards, 1993) The main result of this research indicates that materialism is significantly predicted compulsive buying scores β = .545, t(206) = 9.296, p < .01. Furthermore, materialism also explained a significant proportion of variance in public compulsive buying scores, R2 = .298, F(1,206) = 86.415. Based on these results, it’s important to direct the middle and upper social economic class in Indonesia to become smarter and more selective consumer to prevent them from negative consequences from materialistic values and compulsive buying.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rehulina Karima Kaban
"Sulitnya melakukan interaksi sosial selama pandemi dapat membuat individu merasa kesepian yang dapat teratasi dengan adanya dukungan sosial secara daring yang diterima oleh mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial secara daring dengan kesepian yang melibatkan 270 mahasiswa dengan menggunakan teknik sampling non-probability. Pengukuran kesepian dilakukan dengan menggunakan alat ukur The de Jong Gierveld Loneliness Scale oleh de Jong Gierveld dan Kamphuis (1985). Pengukuran dukungan sosial secara daring dilakukan dengan menggunakan alat ukur  The Online Social Support Scale oleh Nick et. al (2018). Data penelitian dianalisis menggunakan Pearson Correlation yang hasilnya menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial secara daring dengan kesepian. Hal tersebut menandakan bahwa, peningkatan dukungan sosial secara daring akan diikuti dengan penurunan rasa kesepian pada mahasiswa.

The difficulty of social interaction during a pandemic can make individuals feel lonely which can be overcome by the online social support received by college students. This study aimed to determine the relationship between online social support and loneliness involving 270 college students using a non-probability sampling technique. Loneliness was measured using The de Jong Gierveld Loneliness Scale by de Jong Gierveld and Kamphuis (1985). The measurement of online social support was carried out using The Online Social Support Scale by Nick et. al (2018). The research data were analyzed using Pearson Correlation, the results of which showed that there was a negative significant relationship between online social support and loneliness. This indicated that an increase in online social support will be followed by a decrease in loneliness in students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faqih Fikri Fadholi
"Pada era teknologi, selain melalui pinjaman konvensional, individu juga dapat meminjam melalui pinjaman berbasis daring. Pinjaman berbasis daring membuat individu menjadi lebih banyak meminjam untuk memenuhi gaya hidup materialis. Penelitian terdahulu telah menemukan hubungan materialisme dan perilaku berutang. Perilaku finansial juga ditemukan berhubungan dengan materialisme serta perilaku berutang. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan materialisme dan perilaku berutang pada emerging adulthood pengguna pinjaman online serta ingin melihat peran perilaku finansial sebagai mediator pada hubungan tersebut. 110 pengguna pinjaman online yang berusia 18 – 29 tahun mengikuti penelitian ini. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa materialisme tidak memiliki hubungan dengan perilaku berutang, akan tetapi perilaku finansial dapat menjadi mediator hubungan tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu menjelaskan peran perilaku finansial sebagai faktor protektif dalam membantu menurunkan materialisme dan perilaku berutang.

In the era of technology, apart from conventional loans, people can also borrow through online-based loans. Online-based loans encourage people to borrow more to fulfill materialistic lifestyles. Previous research has found a relationship between materialism and debt behavior. Financial behavior has also been found to be related to materialism and debt behavior. This study aims to determine the relationship between materialism and debt behavior in emerging adulthood users of online loans and to examine the role of financial behavior as a mediator in this relationship. 110 online loan users aged 18-29 participated in this study. The research was conducted by distributing online questionnaires. The results show that materialism does not have a direct relationship with debt behavior. however, financial behavior can act as a mediator in this relationship. The findings of this study are expected to help explain the role of financial behavior as a protective factor in reducing materialism and debt behavior"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurelia Ardhani Nathania
"Tren penggunaan Shopee PayLater yang semakin meningkat, terutama di kalangan mahasiswa yang belum memiliki pendapatan, perlu menjadi perhatian karena banyak yang menggunakannya untuk tujuan kesenangan tanpa diimbangi kontrol diri, sehingga meningkatkan kecenderungan pembelian impulsif yang dapat berujung pada beban finansial yang tidak terkendali. Penelitian ini menguji pengaruh motivasi belanja hedonis dan kontrol diri terhadap kecenderungan pembelian impulsif pada mahasiswa pengguna Shopee PayLater. Partisipan terdiri dari 141 mahasiswa berusia 18–25 tahun yang aktif menggunakan SPayLater. Analisis regresi berganda menunjukkan bahwa motivasi belanja hedonis dan kontrol diri berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan pembelian impulsif. Semakin tinggi motivasi hedonis dan semakin rendah kontrol diri, maka semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsif. Selain itu, temuan ini menegaskan bahwa baik motivasi belanja hedonis maupun kontrol diri masing-masing berpengaruh signifikan terhadap pembelian impulsif. Secara khusus, kontrol diri memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan motivasi belanja hedonis. Penelitian ini memberikan kontribusi pada literatur psikologi konsumen mengenai penggunaan layanan pay later dan memberikan wawasan kepada masyarakat tentang pentingnya mengelola dorongan emosional dan meningkatkan kontrol diri.

The increasing trend of Shopee PayLater usage, particularly among students who do not have an income, warrants attention as many use it for recreational purposes without sufficient self-control, thus increasing the tendency for impulsive buying that can lead to uncontrolled financial burdens. This study examines the influence of hedonic shopping motivation and self-control on impulsive buying tendency among Shopee PayLater users. The participants consisted of 141 students aged 18–25 who actively use SPayLater. Multiple regression analysis showed that both hedonic shopping motivation and self-control significantly influence impulsive buying tendency. The higher the hedonic motivation and the lower the self-control, the higher the tendency for impulsive buying. Additionally, these findings confirm that both hedonic shopping motivation and self-control each have a significant impact on impulsive buying. Specifically, self-control has a greater influence compared to hedonic shopping motivation. This study contributes to consumer psychology literature regarding the use of pay later services and provides insights to the public on the importance of managing emotional impulses and enhancing self-control."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmah Audina
"Seiring dengan meningkatnya penetrasi internet, semakin banyak konsumen yang menikmati pembelian secara online. Salah satu dampak dari fenomena ini adalah munculnya pembelian kompulsif secara online. Seperti yang telah disebutkan dalam literatur sebelumnya, pembelian kompulsif secara konvensional maupun online merupakan salah satu aspek negatif dari perilaku konsumen yang perlu diantisipasi. Sehingga perlu diketahui anteseden pada pembelian kompulsif secara online. Adapun anteseden yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan situs jejaring sosial yang berlebihan, kebingungan identitas, materialisme, religiositas Islam, dan selfitis. Kuisioner disebarkan secara online ke wilayah-wilayah di Indonesia dan diperoleh 558 responden. Penelitian ini menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM) dengan perangkat lunak LISREL 8.8. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kebingungan identitas, materialisme, dan selfitis terhadap pembelian kompulsif secara online. Selain itu terdapat peran mediasi serial dari kebingungan identitas dan materialisme antara penggunaan situs jejaring sosial yang berlebihan terhadap pembelian kompulsif secara online. Penelitian ini juga menemukan pengaruh negatif antara materialisme dan religiositas Islam.

As the internet penetration increases, more consumers are enjoying online purchases. One of the effects of this phenomenon is the emergence of online compulsive buying. As mentioned in the previous literature, compulsive buying in conventional as well as online, is one of the negative aspects of consumer behaviour that needs to be anticipated. So the antecedents of online compulsive buying should to be analysed. The antecedents of online compulsive buying that used in this study are excessive use of social networking sites, identity confusion, materialism, Islamic religiosity, and selfitis. Questionnaires were distributed online to regions in Indonesia and obtained 558 respondents. This study uses structural equation modeling methods with LISREL 8.8 software. This study found that there were positive and significant influences between identity confusion, materialism, and selfitis towards online compulsive buying. In addition, there is a serial mediating role of identity confusion and materialism between excessive use of social networking and online compulsive buying. This study also found a negative influence between materialism and Islamic religiosity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Alia Cahyani
"Mahasiswa tahun pertama menjalani pembelajaran secara daring karena kondisi pandemi COVID-19. Untuk itu, mahasiswa tahun pertama perlu berusaha lebih keras dalam melakukan penyesuaian diri pada masa kuliah daring. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi penyesuaian diri mahasiswa adalah self-regulated learning yang memiliki kaitan erat dengan aspek akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai self-regulated learning dan penyesuaian diri mahasiswa tahun pertama dan hubungan antara self-regulated learning dengan penyesuaian diri mahasiswa tahun pertama pada masa perkuliahan secara daring. Responden penelitian adalah mahasiswa tahun pertama angkatan 2021 yang sedang menjalani pembelajaran secara daring (N = 205). Data diperoleh dengan teknik non-probability sampling dan analisa dilakukan menggunakan korelasi Pearson. Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa self-regulated learning memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan penyesuaian diri mahasiswa. Artinya, semakin tinggi self-regulated learning mahasiswa, maka semakin baik penyesuaian diri mahasiswa pada masa perkuliahan secara daring. Melalui analisis tambahan, tidak ditemukan perbedaan penyesuaian diri mahasiswa laki-laki dengan mahasiswa perempuan. Hasil dari penelitian ini menyarankan perguruan tinggi agar dapat memberikan kegiatan untuk memupuk self-regulated learning mahasiswa tahun pertama melalui orientasi belajar dan pembelajaran di kelas.

First-year students are studying through online learning due to the COVID-19 pandemic. For this reason, first-year students need to try harder to make adjustments during online learning. One of the factors that can influence college adjustment is self-regulated learning, which is closely related to academic aspects. This study aims to obtain an overview of self-regulated learning and college adjustment in first-year students and also determine the relationship between self-regulated learning and college adjustment of first-year students during online learning. Research respondents were first-year students of the class of 2021 who were undergoing online learnings (N = 205). The data were obtained by non-probability sampling technique and  analyzed using the Pearson correlation. The main result of this study showed that self-regulated learning had a positive and significant relationship with college adjustment. Thus, first-year students who have high levels of self-regulated learning tend to have better college adjustment during online learning. By additional analysis, this study found that there is no difference in college adjustment between male students and female students. The results of this study suggests that university should consider to providing activities to foster self-regulated learning for first-year students through learning orientation and classroom learning."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adina Kamaliazzahra Wartadiredja
"Penelitian yang mengkaji kelekatan teman sebaya dan penyesuaian diri mahasiswa di Indonesia masih terbatas, terutama dalam konteks pandemi COVID-19. Maka dari itu, penelitian ini hadir untuk meneliti hubungan kelekatan teman sebaya dengan penyesuaian diri mahasiswa, serta melihat gambaran kelekatan teman sebaya dan penyesuaian diri mahasiswa tahun pertama. Responden penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2021 yang berusia 18-22 tahun dari berbagai universitas di Indonesia (N = 152). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kelekatan teman sebaya dengan penyesuaian diri mahasiswa pada masa perkuliahan secara daring. Dengan demikian, semakin tinggi kelekatan teman sebaya, semakin tinggi pula penyesuaian diri mahasiswa terhadap perguruan tingginya di masa perkuliahan secara daring. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mahasiswa tahun pertama memiliki kelekatan teman sebaya dan penyesuaian diri mahasiswa yang tergolong tinggi. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya pihak universitas, mahasiswa, dan orangtua, memfasilitasi terbentuknya kelekatan di antara mahasiswa tahun pertama untuk membantu penyesuaian diri mahasiswa.

Research examining peer attachment and college adjustment in Indonesia is still limited to this date, especially in the context of the COVID-19 pandemic. Considering the importance of the related topic, this study aims to examine the relationship between peer attachment and college adjustment during online learning, and to obtain an overview of peer attachment and college adjustment in first-year students. Respondents in this study are first-year students (class of 2021) aged 18-22 from various universities in Indonesia (N = 152). Collected data were analyzed using the Pearson correlation. Results showed that peer attachment had a positive and significant correlation with college adjustment during online learning. Thus, first-year students with high levels of peer attachment tend to experienced better college adjustment. Results also showed that first-year students possessed high levels of peer attachment and college adjustment. As a practical implication, this study highlight the importance of facilitating peer attachment to improve college adjustment during online learning for universities, first-year students, and parents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syadzwina Hasyyati Taqwa
"Di negara berketuhanan seperti Indonesia, menjadi ateis, atau orang yang tidak percaya pada Tuhan (Martin, 2007), berisiko mengalami perilaku diskriminatif. Di Amerika diketahui bahwa pada umumnya ateis tidak disukai (Galen, Smith, Knapp, & Wyngarden, 2011; Harper, 2007; Saroglou, Yzerbyt, & Kaschten, 2011). Di sisi lain, toleransi terhadap perbedaan dan kebebasan berekspresi semakin dikembangkan. Hal ini memunculkan pertanyaan bagaimana kecenderungan bertingkah laku masyarakat Indonesia terhadap ateis. Dalam Theory of Planned Behavior (TPB), Ajzen (2005) menjelaskan bahwa intensi lebih akurat dalam memprediksi tingkah laku dibandingkan sikap. Intensi sendiri dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control (PBC). Sejalan dengan itu, penelitian ini meneliti intensi mahasiswa untuk berteman dengan ateis selama berkuliah, dengan menggunakan Theory of Planned Behavior (N = 177). Peneliti mengukur intensi, sikap, norma subjektif, dan PBC melalui alat ukur TPB, dengan pengukuran langsung. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa sikap, norma subjektif, dan PBC secara bersamaan dapat memprediksi intensi mahasiswa untuk berteman dengan ateis selama berkuliah (R2 = 0,407). Masing-masing prediktor ditemukan signifikan dalam memprediksi intensi. Di antara ketiganya, ditemukan bahwa sikap merupakan prediktor terkuat (β = 0,355) dan norma subjektif adalah prediktor terlemah (β = 0,158). Keterbatasan dan saran untuk penelitian berikutnya didiskusikan lebih lanjut.

In a theistic country like Indonesia, atheist, or someone someone without a belief in God (Martin, 2007), is at risk to experience discriminative behavior. Studies in America show that atheists are generally perceived unfavorably (Galen, Smith, Knapp, & Wyngarden, 2011; Harper, 2007; Saroglou, Yzerbyt, & Kaschten, 2011). In another side, tolerance towards differences and freedom of expression lately have been more encouraged. This brings in the question about how Indonesians? would act towards atheists. In Theory of Planned Behavior (TPB), Ajzen (2005) proposes that intention is more accurate in predicting behavior, and it is determined by attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control (PBC). Thus, this study investigates college students' intention to befriend atheist (N = 177), using TPB framework. College students? intention, attitudes, subjective norms, and PBC are measured through TPB questionnaire, using direct measurement. The result of multiple regression analysis showed that attitudes, subjective norms, and PBC simultaneously predict college students? intention to befriend atheist (R2= .407). All predictors are significant. Among the three, attitude is found to be the strongest predictor (β = .355) and subjective norms is the weakest predictor (β = .158). Limitations and suggestions for future research are discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S62873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>