Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185722 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mutiara Dinarita Putri Kalila
"Perempuan dewasa muda di Indonesia mengalami stigma dan trivialisasi saat memeriksakan kondisi kesehatan reproduksi. Teori kelompok yang dibungkam dapat memberikan kerangka untuk memahami suara dan ekspresi perempuan sebagai kelompok yang dibungkam. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengalaman pembungkaman yang dialami perempuan dewasa muda saat memeriksakan kondisi kesehatan reproduksinya serta menjelaskan pandangan dan perilaku perempuan dewasa muda tentang pemeriksaan kesehatan reproduksi setelah mengalami pembungkaman. Menggunakan metode kualitatif dan analisis fenomenologi interpretatif melalui wawancara mendalam dengan 5 informan, penelitian ini menemukan bahwa perempuan dewasa muda mengalami dinamika emosional dan proses pembentukan keputusan yang kompleks sebelum memeriksakan diri. Perempuan dewasa muda juga mengalami pembungkaman dalam bentuk trivialisasi, pelecehan, kontrol, stigmatisasi, dan mekanisme adat berupa pembatasan prosedur medis atas sistem yang membutuhkan persetujuan suami. Perempuan dewasa muda mengalami trauma, membentuk kriteria dokter, tidak meneruskan pemeriksaan, menggunakan cara-cara pengobatan alternatif, tidak leluasa dalam menceritakan pengalamannya, dan memilih untuk diam.

Forms of silencing, such as stigma and trivialization is found in doctor-patient communication in the reproductive health care services, experienced by young adult women in Indonesia. Muted Group Theory offers a theoretical framework to analyze how women experience constraints in expressing their voices and perspectives within dominant discourses. This study aims to explain young adult women’s experience of being muted when checking their reproductive health conditions and to explain the views and behaviors of young adult women about reproductive health checks after being muted. Using qualitative methods and interpretive phenomenological analysis through in-depth interviews with 5 informants, this study found that young adult women go through emotional dynamics and complex decision-making processes before checking their reproductive health issue. Young adult women being muted in the form of trivialization, harassment, control, stigmatization, and ritual. Young adult women experience trauma, create strict doctor criteria, refuse future medical examinations, use alternative medications, facing difficulty to articulate their experiences, and choose to remain silent."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tubalawony, Fransina
"Perilaku kekerasan dalam rumah tangga KDRT selalu yang menjadi korban adalah perempuan yang berperan sebgai ibu rumah tangga. Peluang terjadi KDRT masih sangat banyak di Indonesia karena tradisi adat ketimuran yang masih memandang laki-laki selalu dinomorsatukan dari perempuan terutama di Maluku. Fenomen yang masih banyak terjadi kejadian KDRT sampai saat ini masih belum ada perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat untuk mencegah ataupun menangani masalah KDRT, oleh karena masih dianggab persoalan pribadi rumah tangga itu sendiri.
Dampak KDRT yang dirasakan bukan hanya secara fisik namun juga secara psikis, dan hal ini tidak hanya terjadi kepada perempuan sebagai ibu rumah tangga tetapi juga berdaampak terhadap psikologis anak.. Perempuan yang mengalami KDRT hanya menerima kondisi sebagai korban tanpa ada keingian untuk melawan perilaku suami yang melakukan KDRT.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplor lebih dalam tentang pengalaman perempuan yang mengalami KDRT di Maluku. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pada partisipan ke delapan data yang didapatkan telah mmenunjukan saturasi.
Hasil penelitian ini didapatkan ada lima tema yaitu, perubahan kondisi suami, Perubahan konsep diri perempuan yang mengalami KDRT, Emosi negatif anak terhadap perilaku KDRT ayah, Kekerasan fisik dan psikis mendominasi bentuk KDRT suami, dan Penguatan potensi diri dalam menghadapi kondisi suami.
Hasil penelitian merekomendasikan untuk perawat jiwa sebagai konselor para perempuan yang mengalami KDRT dalam tahap pemulihan untuk meningkatkan kesehatan mental masyarakat. Kata kunci: KDRT, Pengalaman perempuan.

Victim's women of Intimate Partner violences IPV is always the victim is a woman of housewife. Opportunities occur domestic violence is still very much in Indonesia, because of the traditional customs of eastern who still look at men always priority of women. especially in Maluku.
The impact of domestic violence that is perceived not only physically but also psychic, And this is not only happening to women as housewives but also have the impact against psychological child. Women who experience domestic violence only accept the conditions as a victim without any desire to fight the behavior of a husband who did domestic violence, let alone to report to the officer berwewennang because Afraid of being held open family disgrace.
The purpose of this study is to explore more deeply about the experience of women who experience domestic violence in Maluku. This research uses qualitative method with phenomenology approach. In the eight participants the data obtained had maturity saturation.
The results of this study found there are five themes namely, changes in the condition of the husband, Changes in self concept of women who experience domestic violence, negative emotions of children against the behavior of domestic violence, physical and psychological violence dominates the form of domestic violence, and strengthening the potential of self in the face of husband 39 s condition.
The results recommend for nurses as counselors of women who experience domestic violence in the recovery phase to improve the mental health of the community. Keywords IPV, women experience,
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48178
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanesya Nuur Haniifah
"Indonesia merupakan negara berkembang dengan proporsi kehamilan tidak diinginkan memiliki persentase yang cenderung sama dari hasil SDKI 2002-2003 hingga 2017 yaitu berada di sekitar angka 7%. Budaya patriarki yang ada dalam kebudayaan Indonesia membuat perempuan sulit untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terutama dalam bidang kesehatan reproduksi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan otonomi reproduksi perempuan dengan kehamilan tidak diharapkan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari Survei Kesehatan Reproduksi Perempuan di Jawa 2018 yang menggunakan desain cross-sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3.510 wanita usia subur 15 – 49 tahun yang pernah melahirkan anak terakhir dan sedang hamil saat survei dilakukan. Analisis data yang digunakan adalah regresi logistic multinomial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengambilan keputusan terhadap penggunaan kontrasepsi dan kemampuan komunikasi berhubungan dengan kehamilan tidak diharapkan setelah dikontrol dengan confounder. Wanita yang pengambilan keputusan terhadap penggunaan kontrasepsi diputuskan oleh suami/pasangan/lainnya memiliki risiko 1.70 kali lebih tinggi mengalami kehamilan tidak tepat waktu dibandingkan dengan wanita yang dapat memutuskan sendiri (95% CI: 1.01 – 2.86). Wanita dengan tingkat kemampuan komunikasi rendah memiliki berisiko 0.60 kali mengalami kehamilan tidak diinginkan (95% CI: 0.38 – 0.97). Variabel usia, paritas, penggunaan kontrasepsi, dan kekerasan dalam rumah tangga merupakan faktor lain yang berhubungan dengan kehamilan tidak diharapkan. Oleh karena itu, Oleh karena itu, diperlukan adanya peningkatan kesadaran terhadap pentingnya otonomi reproduksi bagi perempuan dalam mengatur fertilitasnya dengan melakukan kerja sama dengan pemangku kepentingan.

Indonesia is a developing country with the proportion of unwanted pregnancies having the same percentage from the results of the 2002-2003 IDHS to 2017, which is around 7%. The patriarchal culture that exists in Indonesian culture makes it difficult for women to participate in decision-making, especially in the field of reproductive health. Therefore, this study aims to determine the relationship between female reproductive autonomy and unintended pregnancy. This study uses secondary data from the 2018 Women's Reproductive Health Survey in Java which uses a cross-sectional design. The sample used in this study was 3,510 women of childbearing age 15-49 years who had given birth to their last child and were pregnant at the time of the survey. The data analysis used was multinomial logistic regression. The study found that decision-making on using contraception and communication skills was associated with unintended pregnancy after being controlled by a cofounder. Women who made decisions about contraceptive use by their husbands/partners/others had 1.70 times higher risk of having an mistimed pregnancy compared to women who could decide on their own (95% CI: 1.01 – 2.86). Women with low communication skills have a 0.60 times risk of having an unwanted pregnancy (95% CI: 0.38 – 0.97). Variables of age, parity, contraceptive use, and domestic violence are other factors associated with an unintended pregnancy. Therefore, it is necessary to increase awareness of the importance of reproductive autonomy for women in regulating fertility by collaborating with stakeholders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Febriani
"Perempuan dewasa awal rentan mengalami masalah kesehatan reproduksi dalam pernikahan, seperti penyakit infeksi menular seksual (IMS) dan infertilitas. Hal tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Pemeriksaan kesehatan pranikah berguna untuk mencegah masalah kesehatan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi terhadap motivasi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah pada perempuan dewasa awal. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling. Sampel penelitian ini adalah perempuan dewasa awal yang telah mendaftarkan pernikahannya di kantor urusan agama (KUA). Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap motivasi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah (nilai p = 0,565, a = 0,05). Penelitian ini merekomendasikan pemerintah untuk mengadakan pemeriksaan kesehatan pranikah sebagai program wajib.

Early adult women are vulnerable to reproductive health problems in marriage, such as sexually transmitted diseases and infertility. These problems are influenced by knowledge about reproductive health. Premarital health screening is useful to prevent these health problems. This study aims to determine the relationship of reproductive health knowledge on the motivation to do premarital health screening in early adult women. The study use cross-sectional design with convenience sampling technique. The samples in this research are early adult women who have registered the marriage at office of religious affairs. The result showed that there’s no association of reproductive health knowledge on the motivation to do premarital health screening (p value = 0,565, a = 0,05). The study recommends that the government to provide premarital health screening as mandatory program.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laitupa, Sitti Asma Kurniyati
"ABSTRAK
Organ reproduksi perempuan merupakan salah satu organ tubuh yang rentan mengalami infeksi. Salah satu penyebabnya adalah pertumbuhan kuman patogen yang berlebihan dalam vagina karena perawatan kurang tepat. Studi kualitatif deskriptif dipilih untuk mengeksplorasi cara perawatan organ reproduksi perempuan di kabupaten Merauke. Data diperoleh melalui wawancara semi struktur terhadap 15 partisipan yang dipilih dengan metode purposive sampling. Hasil wawancara kemudian dianalisis menggunakan analisis konten. Penelitian ini menemukan enam tema yakni persepsi, alasan, manfaat dan metode perawatan organ reproduksi serta masalah dan cara mengatasi masalah organ reproduksi yang dialami. Mayoritas partisipan menganggap merawat organ reproduksi berarti membersihkan dengan cara membersihkan ekstravagina, membersihkan intravagina, penyisipan intravagina, duduk di atas sumber panas dan minum jamu. Penggunaan bahan herbal dan metode perawatan yang semakin beragam lebih ditemukan pada perawatan nifas. Kesimpulannya partisipan menganggap bahwa perawatan organ reproduksi berarti merawat organ reproduksi eksternal dengan cara membersihkan. Rekomendasi perlunya sosialisasi tentang perawatan organ reproduksi secara utuh dan benar.

ABSTRACT
Abstract Female reproductive organs are one of the organs of the body susceptible to infection. One cause is the growth of pathogenic germs that are excessive in the vagina because the treatment is less precise. A descriptive qualitative study was selected to explore the ways in which female reproductive organs were treated in Merauke district. Data were obtained through semi structural interviews on 15 selected participants with purposive sampling method. Interview results are then analyzed using content analysis. This study found six themes of perception, reason, benefits and methods of reproductive organ care and problems and how to overcome the problem of reproductive organs experienced. The location of the reproductive organs and the time of care performed determine the ways and materials used in the treatment. Postpartum care uses more diverse natural ingredients and a variety of external treatments. In conclusion, participants consider that reproductive organ care means taking care of external reproductive organs by cleaning. Recommendation of the need for socialization on the treatment of reproductive organs as a whole. "
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laitupa, Sitti Asma Kurniyati
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T49330
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vonyca Dovis
"Lokalisasi merupakan tempat transaksi seksual antara penjual dan pembeli jasa seksual. Remaja putri menjadi pihak yang paling rentan terhadap situasi di lokalisasi karena organ reproduksi yang belum matang dan dampaknya terhadap kesehatan reproduksi remaja di masa yang akan datang. Studi fenomenologi dipilih untuk mengidentifikasi pengalaman sepuluh remaja putri yang tinggal di daerah lokalisasi dalam menjaga kesehatan reproduksinya. Hasil riset dengan thematic content analyzis ditemukan tujuh tema (1) Persepsi partisipan tentang lokalisasi adalah tempat perempuan nakal dan kegiatan seksual bebas yang berakibat penyakit kelamin sehingga memengaruhi jiwa remaja (2) Cara menjaga kesehatan reproduksinya adalah dengan menjaga pergaulan, kebersihan diri, tidak melakukan hubungan seksual bebas, menjaga makanan dan melakukan pemeriksaan rutin (3) Dukungan informasi diperoleh dari keluarga, petugas kesehatan, media dan guru (4) Dukungan emosional dari keluarga dan teman-teman, (5) Hambatan yang dirasakan adalah jauhnya fasilitas kesehatan dan pelayanan yang tidak sesuai keinginan, (6) Kebutuhan partisipan adalah adanya pelayanan kesehatan reproduksi dan lingkungan yang bersih, (7) Harapan partisipan adalah adanya penyuluhan kesehatan dan pelayanan puskesmas yang intensif dengan perawatnya yang ramah. Hasil riset merekomendasikan perlunya sosialisasi cara menjaga kesehatan reproduksi remaja yang intensif khususnya di lingkungan berisiko.

Localization is a place of sexual transactions for sexual services. Girls are the most vulnerable to these localization situation because of their immature reproductive organs and the impact on their reproductive health in the future. Phenomenological studies is used to explore experiences of ten young women living in this areas in maintaining their reproductive health. Result of study by thematic content analyzis showed seven themes (1) Participants' perception of localization is the place of naughty women and free sexual activity that can transmit the STD and influences the psychological of adolescent, (2) The way participants keep their health reproductive organs are maintain the friendship, avoid free sex, personal hygiene, maintaining food intake and routine checks up, (3) Information support obtained from family, health care, media and teachers, (4) Emotional support from family and peer group, (5) The barrier by adolescent are unreachable healthy facility and under expected service, (6) Participant needs are reproductive health services and clean environment, and (7) Their expectation are health education and intensive service with friendly nurse. It is recommended to socialize how to maintain intensive adolescent reproductive health, especially in risk environment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48418
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
MEILINA FARIKHA
"Latar Belakang : Riwayat alamiah Lesi Prakanker Serviks menjadi kanker invasif berlangsung bertahun-tahun, sehingga memiliki banyak kesempatan untuk deteksi dini. Inspeksi Visual with Acetat Acid (IVA) cukup cost efektif dan mampu laksana di Indonesia. Kejadian lesi prakanker diyakini disebabkan HPV dan dipengaruhi faktor risiko.
Tujuan : Mengetahui hubungan karakteristik demografi serta riwayat kesehatan reproduksi dengan kejadian lesi prakanker serviks pada deteksi dini dengan menggunakan metoda IVA.
Metode : Cross sectional data Female Cancer Program FKUI-RSCM yang berasal dari deteksi dini di beberapa puskesmas dan kantor di Jakarta. Logistik regresion digunakan untuk mendapatkan faktor yang memprediksi lesi prakanker serviks.
Hasil : Perempuan berumur  ≤ 30 tahun (POR 5,2; 95% CI: 1,4-19,5), umur 31-40 tahun (POR 3,5; 95% CI: 1,0-12,0), dan umur 41-50 tahun (POR 2,1; 95% CI: 0,6-7,7) meningkatkan lesi prakanker serviks dibandingkan umur > 50 tahun. Menikah lebih dari 1 kali berisiko lesi prakanker serviks (POR 5,5; 95% CI: 2,9-10,0) dibandingkan menikah 1 kali. KB pil (POR 2,3; 95% CI: 1,0-5,1), KB susuk (POR 1,8; 95% CI: 0,4-8,7) dan KB suntik (POR 1,5; 95% CI: 0,7-2,8) meningkatkan lesi prakanker servik dibandingkan tidak KB dan KB non hormonal.
Kesimpulan : Umur, jumlah perkawinan, KB merupakan prediktor independen lesi prakanker serviks. KB lebih berisiko dibandingkan KB suntik dan susuk. Dianjurkan deteksi dini pada perempuan yang telah melakukan kontak seksual dan membatasi jumlah pasangan seksual.

Background ;Natural history Cervical Precancer lesions to be invasive cancer along many years, so it has many opportunities to be early detected.Visual Inspection Acetat Acid (VIA) is cost effectiveness and capable in Indonesia.The incidence of precancerous lesions is caused of HPV and influenced of risk factors.
Objective :  association between demographic characteristics and reproductive health history with the incidence of cervical precancer lesions in women screened by VIA.
Methods : Cross sectional with the data’s from Female Cancer Program FKUI-RSCM. Analysis which comes from early detection at primary health care and offices in Jakarta. Logistic regresion is used to obtain factors that predict cervical precancer lesions.
Results :  Women aged ≤ 30 (POR 5.2, CI: 1.4-19.5), aged 31-40 (POR 3.5, CI: 1.0-12.0), and  aged 41-50 (POR 2.1, CI: 0.6-7.5) for cervical precancer lesions in comparison with women in the older age group (>50 years). Married subjects  were more than 1 times the risk of cervical precancerous lesions (POR 5,5, 95% CI: 2.9-10.0) compared with one times merriage. Pill contraceptive (POR 2.3; CI: 1.0-5.1), implant contraceptive (POR 1.8; 95% CI: 0.4-8.7), injecting contraception (POR 1.5; CI: 0.7-2.8) are increased precancerous cervical lesions compared non contraception and  non hormonal contraception.
Conclusion : age, number of marriages, contraception are independent predictors of cervical precancer lesions. The prevention and control of cervical cancer in this study should early detection is done on every woman who has sexual contact and limiting  number of sexual partners.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Endah Rakhmawati
"Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi yang bertujuan mendapatkan gambaran pengalaman perempuan yang mengalami disfungsi seksual pasca melahirkan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 5 tema yang merupakan gambaran pengalaman perempuan yang mengalami disfungsi seksual pasca melahirkan, yaitu:1) perubahan pasca melahirkan penyebab disfungsi seksual 2) disfungsi seksual pasca melahirkan 3) akibat disfungsi seksual 4) upaya perempuan mengatasi disfungsi seksual 5) harapan perempuan yang mengalami disfungsi seksual. Hasil penelitian ini memberikan implikasi terhadap pelayanan keperawatan untuk memfasilitasi health promotion berkaitan dengan aspek seksualitas pada kelas prenatal dan postnatal dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar secara menyeluruh sehingga asuhan yang diberikan kepada klien mencakup seluruh aspek secara holistik.

This study uses qualitative methods of phenomenology which aims to explore female experience related sexual dysfunction after childbirth. Based on the results of five studies found a theme that is the description the experience of women who experience sexual dysfunction after childbirth, namely: 1) changes in postnatal period causes by sexual dysfunction 2) post partum sexual dysfunction 3) effect of sexual dysfunction 4) efforts to over come female sexual dysfunction 5) expectations of female who experience sexual dysfunction. The results of study provide implications for nursing services to facilitate sexual aspect health promotion in prenatal class and postnatal class to the fulfillment of basic needs thoroughly in order to provide a holistic patient care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Evy Apriani
"ABSTRAK
Kesehatan reproduksi adalah bagian dari kebutuhan terhadap kesehatan
merupakan hak setiap individu baik laki-laki maupun perempuan. Perempuan di
lembaga pemasyarakatan mempunyai risiko lebih besar untuk terkena penyakit
organ reproduksi. Penelitian kualitatif deskriptif pada lima partisipan ini bertujuan
memperoleh pengalaman perempuan berkaitan dengan masalah kesehatan
reproduksi di lembaga pemasyarakatan. Hasil penelitian didapatkan tiga tema
yaitu 1) masalah kesehatan reproduksi tidak menjadi prioritas; 2) perilaku dalam
pemenuhan kesehatan reproduksi; 3) pelayanan kesehatan reproduksi di lembaga
pemasyarakatan. Kebutuhan reproduksi perempuan di lembaga pemasyarakata
perlu memperoleh perhatian agar kondisi kesehatan reproduksi perempuan
optimal. Implikasi pada praktik keperawatan studi ini memberi perhatian pada
asuhan keperawatan pada perempuan berkebutuhan khusus terkait dengan
kesehatan reproduksinya.

Abstract
Reproductive health is part of the health needs of the rights of individuals, both
men and women. Women in prison are at greatest risk for the disease of the
reproductive organs. Descriptive qualitative study was aimed at the five
participants gained experience with issues related to women's reproductive health
in prisons. The results obtained are three themes: 1) reproductive health issues are
not a priority; 2) conduct in the fulfillment of reproductive health, 3) reproductive
health services in correctional institutions. Reproductive needs of women in
institutions pemasyarakata necessary attention to women's reproductive health
conditions optimal. Implications for nursing practice paying attention to the study
of nursing care for women with special needs related to reproductive health."
2012
T30488
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>