Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90437 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chaidir Karnanda
"Digitalis telah dikenal manusia lebih dari 200 tahun
yang lampau. Sampai saat ini digitalis masih merupakan salah satu obat yang banyak digunakan dalam pengobatan jantung. Namun demikian masalah batas ambang pengobatan digitalis yang sempit masih merupakan problem yang terus dipersoalkan. Sempitnya batas ambang pengobatan ini tampak dari batas toksik yang sangat bervariasi. Sebagai contoh, untuk digoksin ialah pada tingkat kadar serum 2,3 ± 1,6 ng/ml. Hal tersebut menyebabkan angka intoksikasi digitalis menjadi cukup tinggi, yaitu antara 8-35% dari penderita yang mendapat digitalisasi. Angka kematian yang dilaporkan adalah sekitar 7-50% dari penderita yang mengalami intoksikasi. Tiga sampai 21% dari penderita yang mengalami intoksikasi digitalis meninggal karena efek langsung digitalisasi.

Digitalists have been known to humans for more than 200 years in the past. Until now, digitalis is still one of the drugs that is widely used in heart treatment. However, the problem of the narrow threshold of digitalist treatment is still a problem that continues to be questioned. The narrowness of the treatment threshold can be seen from the highly variable toxic limit. For example, to be dioxin is at a serum rate level of 2~3 ± 1,6 ng/ml. This causes the number of intoxication. Digitalization is quite high, which is between 8-35% of sufferers who get digitized. The reported mortality rate is around 7-50% of patients who experience intoxication. Three to 21% of people who experience digitalist intoxication die due to the direct effects of digitalization."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1990
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hetty Christine
"Latar Belakang: Penuaan merupakan proses fisiologis yang terjadi pada semua organ tubuh. Usia lanjut dan sejumlah komorbid yang terjadi seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes melitus, penyakit paru obstruktif kronik dan penyakit ginjal kronik, merupakan faktor risiko mayor gagal jantung kongestif. Pasien usia lanjut dengan gagal jantung kongestif berisiko tinggi readmisi rumah sakit, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, dehidrasi atau kelebihan cairan, dan mengalami penurunan ambang rasa. Pada tata laksana gagal jantung kongestif, penting untuk membatasi asupan natrium dan cairan yang dapat menyebabkan penurunan asupan nutrisi, sehingga terapi nutrisi diperlukan sejak awal perawatan.
Metode: Laporan serial kasus ini memaparkan empat kasus pasien usia lanjut dengan gagal jantung kongestif, berusia 65-78 tahun dengan minimal satu penyakit komorbid yaitu hipertensi, penyakit jantung koroner, penyakit ginjal kronik, penyakit paru obstruktif kronik, dan diabetes melitus. Semua pasien memerlukan dukungan nutrisi. Dua pasien mengalami malnutrisi, satu pasien berat badan lebih dan satu pasien obes I. Masalah nutrisi yang didapatkan antara lain asupan makronutrien dan mikronutrien tidak adekuat dan komposisi nutrisi tidak seimbang selama sakit dan 24 jam terakhir, gangguan elektrolit, hiperurisemia, hiperglikemia, peningkatan kadar kolesterol LDL dan gangguan keseimbangan cairan. Terapi nutrisi gagal jantung kongestif diberikan pada semua pasien disesuaikan dengan penyakit komorbid masing-masing. Suplementasi mikronutrien dan nutrien spesifik diberikan pada keempat pasien. Pemantauan meliputi keluhan subyektif, hemodinamik, tanda dan gejala klinis, analisis dan toleransi asupan, pemeriksaan laboratorium, antropometri, keseimbangan cairan, dan kapasitas fungsional.
Hasil: Keempat pasien menunjukkan peningkatan asupan nutrisi, perbaikan klinis berupa penurunan tekanan darah dan frekuensi nadi, serta peningkatan kapasitas fungsional.
Kesimpulan: Terapi nutriso yang adekuat dapat memperbaiki kondisi klinis pasien usia lanjut dengan gagal jantung kongestif dan berbagai penyakit komorbid.

Background: Aging is a physiological process, which is occurs in all organs. Elderly people and various comorbidities, such as hypertension, coronary artery disease, diabetes mellitus, chronic obtructive pulmonary disease and chronic kidney disease, are major risk factors of congestive heart failure. Elderly patients with congestive heart failure are at high risk of hospital readmission, malnutrition, micronutrients deficiency, dehydration or fluid overload and decreased sense of taste. In the congestive heart failure therapy, fluid and sodium intake restriction is important, however it may result in decreased nutrition intake so that is necessary to provide early adequate nutrition therapy.
Method: This serial case report describes four cases of congestive heart failure with various comorbidities in the elderly patients, aged 65-78 years old, with at least one comorbid, such as hypertension, coronary artery disease, chronic kidney disease, chronic obstructive pulmonary disease, and diabetes mellitus. All patients required nutrition support. Two patients classified as malnutrition, one overweight and one obese I. Nutrition problems in this serial case report are macromicronutrients intake, and nutrition composition imbalance during ill and 24 hours before hospitalized, electrolyte imbalance, hyperuricemia, hyperglycemia, elevated LDL cholesterol levels, and fluid imbalance. Nutrition therapy for congestive heart failure was given to all patients, and adjusted to the comorbidities in each patient. Micronutrients and specific nutrients supplementation were given to all patients. Monitoring include subjective complaints, hemodynamic, clinical signs and symptoms, analysis and tolerance of food intake, laboratory results, anthropometric, fluid balance, and functional capacity.
Result: During monitoring in the hospital, all patients showed improved food intake, clinical outcomes, such as decreased of blood pressure, heart rate and increased of fungcional capacity.
Conclusion: Adequate nutrition therapy an important role in improving clinical conditions in the elderly patients with congestive heart failure and various comorbidities.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wiji Lestari
"Malnutrisi merupakan salah satu masalah penting yang sering terjadi pada pasien dengan penyakit gagal jantung kronik. Perubahan neurohormonal dan reaksi inflamasi yang terjadi menyebabkan serangkaian perubahan metabolisme. Kondisi ini jika tidak diimbangi asupan nutrisi yang adekuat akan terjadi kaheksia kardiak. Adanya kaheksia kardiak terbukti meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Laporan serial kasus ini memaparkan empat kasus pasien gagal jantung kongestif dengan etiologi penyakit jantung hipertensi disertai berbagai kondisi penyerta. Semua pasien telah mengalami kaheksia kardiak sehingga memerlukan dukungan nutrisi selama perawatan.
Masalah yang turut menyertai dan berkaitan erat dengan nutrisi pada keempat pasien adalah infeksi, anemia, hipoalbuminemia, gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi hati, keseimbangan cairan dan elektrolit serta defisiensi mikronutrien tertentu serta nutrien spesifik. Penentuan kebutuhan energi total dihitung berdasarkan rumus Harris Benedict disesuaikan dengan faktor stres tergantung beratnya kasus dan kondisi penyerta. Pemberian protein disesuaikan dengan fungsi ginjal pada masing-masing pasien. Restriksi cairan dan natrium disesuaikan dengan keadaan retensi cairan, keadaan hiponatremia dan respon terhadap diuretik yang diberikan. Pemberian mikronutrien tertentu dan nutrien spesifik belum sepenuhnya dapat dilaksanakan pada keempat kasus.
Monitoring dan evaluasi yang diberikan meliputi klinis, antropometri terutama perubahan berat badan akibat retensi cairan, toleransi asupan, keseimbangan cairan dan kapasitas fungsional. Selama pemantauan didapatkan peningkatan asupan nutrisi dengan toleransi yang baik disertai dengan perbaikan klinis, kapasitas fungsional dan kondisi metabolik. Tata laksana penyakit primer yang adekuat disertai dukungan nutrisi yang optimal menghasilkan outcome yang baik selama perawatan. Perlu penatalaksanaan nutrisi berkelanjutan untuk mempertahankan status nutrisi, membantu mengontrol progresifitas penyakit dan mengendalikan komplikasi.

Malnutrition is the one of the most important problem which is frequently occurred in chronic heart disease patients. Neurohormonal changes and inflammatory reactions which developed will cascading metabolism shifts. If this condition is not followed by adequately nutrition intake, patients will have cardiac cachexia. The present of cardiac cachexia is evidenced in increasing the morbidity and mortality. This case series described four congestive heart failure patients which caused by hypertensive heart disease with various morbid conditions. All of the patients had cardiac cachexia and require nutritional support during the inward.
Several problems accompany and strongly relate with nutritional aspect in this cese series were infection, anemia, hypoalbuminemia, renal dysfunction, hepatic dysfunction, water and electrolyte imbalance, and specific micronutrient and nutrient deficiency. Total energy needs based on Harris Benedict formula and stress factors depend on case severity and other morbid conditions. Protein requirement adjusted to renal function for every patient. Water and sodium restriction adjusted to water retention, hyponatremia, and given diuretic responses conditions. Specific micronutrient and nutrient were not fully maintained in those four cases.
Monitoring and evaluation of this case series including clinical, antropometry especially weight changes due to water resistance, tolerance of intake, water balance and functional capacity conditions. During follow up, the improvement of nutrition intake and tolerance were developed as good as improving clinical, functional capacity, and metabolic condition. Adequate treatment for primary disease accompanied by optimal nutritional support resulted great outcome during inward. Further nutritional support are required to maintain nutritional status, help controlling disease progression, and control complications.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Astutiningrum PD
"Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Gaya hidup kurang sehat yang sering ditemukan pada masyarakat perkotaan dapat menjadi penyebab gagal jantung kongestif. Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien gagal jantung kongestif di ruang rawat penyakit dalam lantai 7 Zona A gedung A RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Pengenalan latihan napas lambat dalam untuk meningkatkan sensitivitas baroreflek arteri perlu diberikan pada perawat dan pasien.

Congestive heart failure is inability of the heart to pump blood adequately to meet the need of body metabolism. Unhealthy lifestyle which is often found in urban communities can be the cause of congestive heart failure. This final clinical nursing report aimed to analyze nursing care for patient with congestive heart failure in an Internal Medicine Ward, 7th Floor Zone A, Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital. Introducing of Slow Deep Breathing Exercise to increase arterial baroreflex sensitivity is required both for nurses and patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Budiyarti
"Gagal jantung kongestif merupakan suatu kondisi ketidakedukuatan jantung dalam memompa darah keseluruh tubuh. Faktor penyebab berasal dari faktor intrinsik dan ektrinsik dimana salah satu faktor ektrinsik adalah gaya hidup tidak sehat yang banyak ditemukan pada masyarakat perkotaan. Manifestasi klinis gagal jantung salah satunya adalah sesak nafas dan kelelahan ketika beraktivitas. Karya ilmiah akhir ners ini bertujuan untuk menganalisis implementasi latihan aktivitas pada pasien dengan gagal jantung yang dikemas dalam home based exercise training dalam mengatasi masalah keperawatan intoleransi aktivitas. Implementasi ini dilakukan pada Tn. Mu (77 th) yang dirawat selama tujuh hari di ruang rawat penyakit dalam Melati Atas RSUP Persahabatan. Evaluasi tindakan keperawatan home based exercise training menunjukkan bahwa level toleransi pasien meningkat setiap harinya dan keluhan pusing, sesak nafas, serta kelelahan selama beraktivitas berkurang.

Congestive heart failure is a condition when heart can not pump the blood adequately throughout the body. The etiology of congestive heart failure comes from intrinsic and extrinsic factors where one of extrinsic factors is the unhealthy lifestyle which is found in many urban communities. One of clinical manifestations of CHF is shortness of breath and fatigue while doing activity. The aim of this paper was to analyze the implementation of home based exercise training as alternative training to resolve activity intolerance in patient with heart failure. The exercise were implemented during a week in internal disease treatment room, Melati Atas RSUP Persahabatan. The nursing evaluation of home based exercise training showed that the patient's tolerance level increasing every day and no symptom of dizziness, shortness of breath, and reduced fatigue during exercise.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fera Riyani
"Gaya hidup masyarakat perkotaan serta meningkatnya angka harapan hidup menyebabkan masyarakat perkotaan rentan terhadap penyakit kronis, termasuk kegagalan jantung kongestif. Adanya masalah fisik ini dapat menyebabkan masalah psikososial, salah satunya ansietas. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan psikososial pada klien dengan penyakit gagal jantung kongestif yang mengalami ansietas. Metode yang digunakan yaitu studi kasus, dengan memberikan asuhan keperawatan terhadap satu orang klien dengan gagal jantung kongestif yang mengalami ansietas. Intervensi diberikan meliputi tarik nafas dalam, hypnosis lima jari, dan pemberian informasi terkait tindakan dan kondisi klien. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pemberian informasi tentang tindakan dan kondisi klien memberikan dampak yang lebih signifikan dalam menurunkan kecemasan dibandingkan tarik nafas dalam dan hypnosis lima jari. Studi kasus ini menekankan pentingnya pemberian informasi mengenai tindakan dan kondisi klien untuk menurunkan ansietas.

The sedentary lifestyle of urban community and the increasing life expectancy causes the urban community vulnerable to chronic illness, including congestive heart failure. The presence of this physical illness may cause psychosocial problems, one of those is anxiety. The aim of this report is to describe the psychosocial aspect of nursing care to elderly patient with congestive heart failure experiencing anxiety. The method of this study is case study, by applying nursing care to an elderly patient with congestive heart failure experiencing anxiety. The interventions given are deep breathing relaxation, five fingers hypnosis and providing information about the intervention and current condition of the patient. The result shows that the information given to the patient give significant impact to reduce anxiety compared to deep breathing and five fingers hypnosis. This case study emphasizes the importance of information to reduce the level of anxiety.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Iin Muthmainah
"Masyarakat perkotaan memiliki risiko relatif lebih tinggi untuk mengalamipenyakit kardiovaskuler termasuk penyakit gagal jantung dibandingkan denganmasyarakat rural. Intervensi edukasi pada pasien rawat inap diharapkan dapat meningkatkan kondisi klinis pasien gagal jantung kongestif. Karya ilmiah akhirini bertujuan untuk menganalisa asuhan keperawatan pada Tn. S dengan gagaljantung kongestif menurut konsep kesehatan masyarakat perkotaan dan intervensiedukasi berdasarkan evidence base. Intervensi edukasi diberikan saat pasien pulihdan saat akan pulang. Edukasi dapat meningkatkan kondisi klinis, meningkatkanketaatan terhadap self-care dan dapat menurunkan biaya perawatan pada pasiengagal jantung.

Urban community have a higher risk factor of cardiovascular heart diseaseinclude heart failure than rural community. Patient health education interventionis expected to improve clinical outcomes in patient with congestif heart failure.This final clinical nursing report aimed to analyze nursing care for patient Mr. Swith congestive heart failure based on urban health concepts and inpatienteducation intervention based on existing evidence based. Patient health educationcould improve clinical outcomes, increase self care adherence, and reducehospitalization cost."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gregorino Al Josan
"Cardiovascular diseases (CVD) merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia. WHO memperkirakan angka 17,9 juta kematian pada tahun 2021 disebabkan oleh CVD. Di Indonesia sendiri, prevalensi penyakit jantung mencapai angka 1,5% atau sekitar 2,7 juta orang pada tahun 2018. CVD mencakup berbagai macam jenis penyakit jantung. Salah satu tipe penyakit jantung tersebut adalah congestive heart failure. Congestive heart failure (CHF) adalah kondisi dimana jantung tidak dapat memompa darah yang cukup ke seluruh bagian tubuh. CHF dapat terjadi dikarenakan melemahnya kemampuan otot jantung untuk memompa darah sehingga mempengaruhi heart rate atau detak jantung manusia. Heart rate dapat direpresentasikan menggunakan sinyal yang dapat diukur menggunakan alat rekaman electrocardiogram (ECG/EKG). EKG adalah rekaman aktivitas elektrik jantung yang ditangkap melalui bagian permukaan tubuh. Heart rate variability (HRV) diketahui berkorelasi dengan berbagai penyakit jantung dan salah satunya adalah CHF. Dengan berkembangnya teknologi, terdapat beberapa penelitian mengenai implementasi artificial intelligence (AI) untuk mendeteksi keberadaan CHF menggunakan model machine learning dan HRV sebagai fitur bagi model. Pada penelitian ini, akan dibangun dan dievaluasi kinerja model XGBoost untuk mendeteksi eksistensi penyakit CHF pada short-term HRV dari rekaman EKG 5 menit. Dataset yang digunakan berasal dari empat database yang berbeda yang diambil dari situs PhysioNet, yaitu NSRDB dan NSR2DB sebagai kelas sehat dan CHFDB dan CHF2DB sebagai kelas CHF. Masing-masing database memiliki rekaman long-term EKG. Seluruh rekaman tersebut dilakukan segmentasi selama 5 menit pada 2 jam pertama rekaman. Dari hasil segmentasi rekaman 5 menit tersebut akan dihitung nilai HRV yang akan menjadi fitur bagi model XGBoost. XGBoost dilatih menggunakan kombinasi teknik Grid Search dan K-Fold Cross Validation dengan nilai 𝐾 = 10. Terdapat 4 metrik yang dijadikan objektif optimisasi Grid Search, yaitu akurasi, sensitivitas, spesifisitas, dan skor AUC. XGBoost yang dilatih dengan mengoptimasi akurasi berhasil mencapai nilai akurasi sebesar 0,954, sensitivitas sebesar 0,935, spesifisitas sebesar 0,96, dan skor AUC sebesar 0,947. XGBoost yang dilatih dengan mengoptimasi sensitivitas berhasil mencapai nilai akurasi sebesar 0,966, sensitivitas sebesar 0,977, spesifisitas sebesar 0,963, dan skor AUC sebesar 0,97. XGBoost yang dilatih dengan mengoptimasi spesifisitas berhasil mencapai nilai akurasi sebesar 0,962, sensitivitas sebesar 0,931, spesifisitas sebesar 0,971, dan skor AUC sebesar 0,951. Kemudian XGBoost yang dilatih dengan mengoptimasi skor AUC berhasil mencapai nilai akurasi sebesar 0,955, sensitivitas sebesar 0,935, spesifisitas sebesar 0,962, dan skor AUC sebesar 0,948.

Cardiovascular diseases (CVD) is one of the major causes of death in the world. WHO estimated that 17.9 million of deaths during 2021 are caused by CVD. In Indonesia alone, the prevalence of heart diseases reached 1.5% or around 2,7 million people in 2018. CVD consists of various types of heart disease. Congestive heart failure is one of them. Congestive heart failure (CHF) is a condition where the heart cannot pump enough blood for the entire body. CHF can occur due to a weakening of the heart muscle's ability to pump blood, thereby affecting the human heart rate. Heart rate can be represented using signal that can be measured using electrocardiogram (ECG/EKG) recording. EKG is a recording of the heart's electrical activity captured through the surface of the body. Heart rate variability (HRV) have been known to be correlated with various heart diseases with CHF is one of it. With the advance of technology, there have been various research regarding the implementation of artificial intelligence (AI) to detect the presence of CHF using machine learning model and HRV as features for the model. In this research, we built and evaluated the performance of XGBoost model to detect the existence of CHF on short-term HRV from 5 minutes EKG recording. The dataset came from four different databases that can be accessed from PhysioNet website. Those are NSRDB and NSR2DB datasets to represent healthy class and CHFDB and CHF2DB to represent CHF class. Each database contains long-term EKG. All records are segmented by 5 minutes on the first 2 hours of the recording. HRV metrics are calculated from those 5 minutes segments to become features for the XGBoost model. XGBoost was trained using a combination of Grid Search and K-Fold Cross Validation techniques with 𝐾 = 10. There are 4 metrics that become the objective scoring function for the Grid Search. Those are accuracy, sensitivity, specificity, and AUC score. XGBoost trained to optimize accuracy managed to achieve 0.954 accuracy, 0.935 sensitivity, 0.96 specificity, and 0.947 AUC score. XGBoost trained to optimize sensitivity managed to achieve 0.966 accuracy, 0.977 sensitivity, 0.963 specificity, and 0.97 AUC score. XGBoost trained to optimize specificity managed to achieve 0.962 accuracy, 0.931 sensitivity, 0.971 specificity, and 0.951 AUC score. Lastly, XGBoost trained to optimize AUC score managed to achieve 0.955 accuracy, 0.935 sensitivity, 0.962 specificity, and 0.948 AUC score."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanti Niman
"Prevalensi CHF meningkat setiap tahunnya. Dampak dari CHF terhadap kondisi psikososial membutuhkan penanganan yang menyeluruh termasuk keterlibatan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan dukungan keluarga pada klien dengan CHF antara keluarga yang mendapatkan psikoedukasi keluarga dengan keluarga yang mendapatkan pendidikan kesehatan di RS Santo Borromeus dan RS Santo Yusup Bandung. Desain penelitian ini menggunakan "Quasi experimental pre-post test with control group". Penentuan besar sampel dengan menggunakan rumus beda 2 mean kelompok independen, jumlah sampel 57 responden (25 kelompok intervensi dan 32 kelompok kontrol) dan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner dukungan keluarga yang dikembangkan dari ISSB. Kelompok kontrol diberikan pendidikan kesehatan dan kelompok intervensi diberikan psikoedukasi keluarga yang dilakukan sebanyak 5 sesi.
Hasil menunjukan ada perubahan bermakna dukungan keluarga sebelum dan sesudah psikoedukasi keluarga (p value <α), tidak ada perubahan yang bermakna dukungan keluarga sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan (p value >α) dan ada perbedaan bermakna dukungan keluarga kelompok yang mendapatkan psikoedukasi dengan kelompok yang mendapatkan pendidikan kesehatan (p value <α). Karakteristik keluarga dan klien tidak berhubungan dengan dukungan keluarga. Rekomendasi penelitian ini psikoedukasi keluarga dapat dikembangkan di rumah sakit umum.

The prevalence of CHF is increasing every year. The impact of psychosocial condition requiring comphrehensive treatment for CHF in all aspects. One contributing factor to success is the involvement of family. This study aimed to determine the differences of family support towards clients with CHF between families who were receiving family psychoeducation with families who were provided with health education at St. Borromeo Hospital and St. Joseph Hospital Bandung. This study used "Quasi experimental pre-post test with control group". Determination of sample size using the formula mean difference 2 independent groups with a sample of 57 respondents (25 family intervention group and 32 family control group) and sample retrieval tchniques with purposive sampling procedure. The instrument used was an ISSB questionnaire for measuring family support. The control group was provided health education. The intervention group was provided with family psychoeducation that performed 5 sessions.
The finding this study showed that no significant changes before and after the family support family psychoeducation (p value <α), There was no significant change in family support before and after health eduacation (p value >α) and no significant differences in family support groups get the psychoeducation group health education (p value <α). Characteristics of the family and the client is not associated with family support. Family psychoeducation research way recommended to be developed in a public hospital."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35993
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ifyar Adhita Yahya
"Perawatan paliatif adalah salah satu layanan yang diberikan oleh ahli jantung dalam melakukan manajemen yang komprehensif pada pasien dengan gagal jantung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perawat dalam menerapkan praktik perawatan paliatif pada pasien gagal jantung. Peneltian ini melibatkan 118 respoden dengan teknik consecutive sampling. Kriteria inklusi meliputi perawat yang bekerja di Ruang Rawat Inap Medikal Dewasa dan merawat pasien gagal jantung. Data didapatkan dengan kuesioner pengetahuan, The Frommelt Attitude Toward Care of The Dying (FATCOD) dan Palliative Care Practice Scale (PCPS) kemudian dianalisis dengan uji independent t, oneway anova, spearman dan pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan secara signifikan adlah jenis kelamin (p=0.03, α=0.05), masa kerja (p=0.028, α=0.05) dan sikap (p=0.000, α=0.05). Pada analisis multivariat faktor yang paling berhubungan dengan praktik perawatan paliatif adalah sikap perawat.

Palliative care is one of the services provided by cardiologists in the comprehensive management of patients with heart failure. The purpose of this study was to determine what factors influence nurses in implementing palliative care practices in patients with heart failure. This study involved 118 respondents with consecutive sampling technique. Inclusion criteria include nurses who work in the Adult Medical Inpatient Room and care for patients with heart failure. Data were obtained with a knowledge questionnaire, The Frommelt Attitude Toward Care of the Dying (FATCOD) and Palliative Care Practice Scale (PCPS) then analyzed with independent t test, oneway anova, spearman and pearson. The results showed that significantly associated factors were gender (p=0.03, α=0.05), years working as a nurse (p=0.028, α=0.05) and attitude (p=0.000, α=0.05). In multivariate analysis, the factor most associated with palliative care practice was nurses' attitude."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>