Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52742 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Wayan Vanya Arsyanti
"Laporan magang ini disusun untuk mengevaluasi proses banding dalam sengketa pajak PT OIK yang dilakukan oleh KKP FAVA. PT OIK adalah perusahaan manufaktur makanan dan minuman yang menghadapi beberapa kasus sengketa pajak. Pada laporan ini, sengketa yang akan dibahas yakni terkait dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Evaluasi difokuskan pada kesesuaian prosedur yang dilaksanakan oleh KKP FAVA dengan standar dan peraturan yang berlaku, mencakup kesesuaian linimasa selama proses penyelesaian sengketa pajak melalui upaya hukum banding, pengajuan permohonan banding melalui e-Tax Court, serta persidangan pemenuhan ketentuan formal di Pengadilan Pajak. Berdasarkan hasil evaluasi, proses yang dilakukan KKP FAVA telah sesuai dengan ketentuan hukum perpajakan dan tata cara yang berlaku. Laporan ini juga menguraikan refleksi pengalaman magang penulis di KKP FAVA, termasuk penguasaan teknis dan pemahaman mendalam atas proses penyelesaian sengketa pajak.

This internship report is prepared to evaluate the appeal process in PT OIK's tax dispute conducted by KKP FAVA. PT OIK is a food and beverage manufacturing company that faces several tax dispute cases. In this report, the dispute that will be discussed is related to Value Added Tax (VAT). The evaluation focuses on the suitability of the procedures implemented by KKP FAVA with the applicable standards and regulations, including the suitability of the timeline during the process of resolving tax disputes through appeals, filing appeals through the e-Tax Court, as well as the trial of compliance with formal provisions in the Tax Court. Based on the evaluation results, the process carried out by KKP FAVA is in accordance with the provisions of tax law and applicable procedures. This report also outlines a reflection of the author's internship experience at KKP FAVA, including technical mastery and in-depth understanding of the tax dispute resolution process."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Ananda
"Laporan magang ini menganalisis kasus sengketa pajak PT ADZA yang berkaitan dengan pengkreditan Pajak Masukan atas Price Deduction for Consumer. Sengketa pajak tersebut berawal dari hasil pemeriksaan yang menyatakan bahwa Pajak Masukan atas Price Deduction for Consumer pada tahun 2015 tidak dapat dikreditkan sehingga Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB). Sengketa pajak yang sudah dalam proses banding di Pengadilan Pajak tersebut terjadi karena adanya perbedaan penafsiran dan pemahaman atas substansi transaksi Price Deduction for Consumer. Posisi PT ADZA dalam kasus ini lemah karena Faktur Pajak Masukan yang diterima dari lawan transaksi berasal dari transaksi yang seharusnya tidak terutang PPN. Berdasarkan analisis atas substansi transaksi dan kelengkapan Faktur Pajak Masukan, kasus sengketa pajak tersebut kemungkinan akan dimenangkan oleh DJP.

This internship report analyzes PT ADZA's tax dispute case related to the crediting of Input Tax on Price Deduction for Consumers. The tax dispute began with the results of an examination which stated that the Input Tax on Price Deduction for Consumers in 2015 could not be credited so that the Directorate General of Taxes (DGT) issued an Underpaid Tax Assessment Letter. The tax dispute, which is already in the process of being appealed to the Tax Court, occurred due to differences in interpretation and understanding of the substance of the Price Deduction for Consumer transaction. PT ADZA's position in this case is weak because the Input Tax Invoice received from the counterparty comes from a transaction that should not be subject to VAT. Based on the analysis of the substance of the transaction and the completeness of the Input Tax Invoice, the tax dispute case is likely to be won by the DGT."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Brenda Paulina
"Laporan magang ini bertujuan untuk mengevaluasi proses penyusunan dokumen sidang banding atas sengketa yang dihadapi oleh PT SPCN (bergerak pada bidang logistik) yang diwakilkan oleh kuasa hukum konsultan KAP XYZ. Evaluasi dilakukan terhadap dua hal, yaitu evaluasi atas pemenuhan syarat substantif berdasarkan peraturan yang berlaku dan atas efisiensi proses kerja berdasarkan pengalaman kerja dan observasi penulis. Kesimpulan dari evaluasi ini adalah dokumen yang diajukan oleh konsultan KAP XYZ serta proses berjalannya sidang telah memenuhi peraturan yang berlaku. Namun, terdapat inefisiensi yang disebabkan oleh dokumen yang tidak lengkap dan ketidaktepatan waktu dari berjalannya proses persidangan. Pada saat penulisan laporan ini, proses banding sengketa PT SPCN masih berlangsung sehingga putusan Banding belum dapat ditentukan.

This internship report aims to evaluate the process of preparing the appeal court documents for disputes faced by PT SPCN (company in the logistics industry) which is represented by the KAP XYZ consultants as attorneys. The evaluation was carried out on two things, which are the evaluation of the fulfilment of substantive requirements based on applicable regulations and evaluation on the efficiency of the work process based on work experience and observations of the author. The conclusion of this evaluation is that the documents submitted by KAP XYZ consultants and the proceedings of the trial have complied with the applicable regulations. However, there were inefficiencies caused by incomplete documents and the timeliness of the trial process. At the time of writing this report, PT SPCN dispute appeal process is still ongoing, hence the decision on the appeal has yet to be determined."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arinda Dara Ninggar
"Laporan magang ini bertujuan untuk mengevaluasi proses penyusunan dokumen dalam proses persiapan sidang banding atas sengketa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dihadapi oleh PT ADS (badan usaha tetap yang bergerak di bidang perbankan) yang diwakilkan oleh kuasa hukum konsultan KAP ABC. Evaluasi dilakukan terhadap dua hal, yaitu evaluasi terhadap efektivitas pemenuhan persyaratan substantif berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku dan evaluasi terhadap efisiensi kinerja berdasarkan pengalaman kerja dan pengamatan penulis. Ruang lingkup laporan ini meliputi evaluasi atas penyusunan Surat Banding, penyusunan Surat Bantahan, penyusunan Surat Kuasa Khusus serta Pakta Integritas, dan Persiapan Dokumen yang diperlukan untuk Sidang Banding Pertama (Sidang Formal). Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah seluruh proses persiapan yang dilakukan oleh KAP ABC untuk sengketa Banding PT ADS sudah sesuai dengan Peraturan Perpajakan yang berlaku dan mengetahui efisiensi kegiatan yang dilakukan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa penyusunan dokumen yang dilakukan oleh KAP ABC dalam persiapan sidang banding seluruhnya telah memenuhi persyaratan substantif sesuai dengan peraturan yang berlaku.

This internship report is intended to evaluate the document preparation process in the preparation process for the appeal hearing on the Value Added Tax (VAT) dispute faced by PT ADS (a company engaged in banking) represented by the attorney for KAP ABC consultants. The evaluation is carried out on two things, namely the evaluation of the fulfillment of substantive requirements effectivity based on applicable tax regulations and the evaluation of the performance efficiency based on work experience and observations of the authors. The scope of this report includes an evaluation of the preparation of an appeal letter,preparation of a rebuttal letter, preparation of a special power of attorney and an integrity pact, and the preparation of documents required for the first appeal hearing (formal hearing). The evaluation was carried out to find out whether the entire preparation process carried out by KAP ABC for the appeal dispute of PT ADS was in accordance with the applicable Tax Regulations and to find out the efficiency of the activities carried out. The results of the evaluation show that the preparation of documents carried out by KAP ABC in preparation for the appeal hearing has all met the substantive requirements in accordance with applicable regulations."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatia Andrea
"Laporan magang ini bertujuan untuk mengevaluasi proses Sidang Banding Pajak Penghasilan Badan yang berfokus pada proses banding pajak PT BAG, produsen bahan kimia dan bahan industri, serta tantangan yang mereka hadapi dalam menyusun dokumen pendukung banding Pajak Penghasilan Badan yang diwakili oleh kuasa hukum konsultan KAP AI. Dengan melakukan metode penelitian kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang kesulitan PT BAG dan mengusulkan solusi untuk mengatasinya. Penelitian ini melibatkan wawancara dengan konsultan pajak PT BAG dan memeriksa dokumen yang relevan. Temuan penelitian BAG mengalami kesulitan mendapatkan dokumentasi yang relevan dari penyedia layanan pihak ketiga dan kebingungan seputar persyaratan khusus untuk setiap dokumen. Laporan ini mengusulkan beberapa solusi untuk mengatasi tantangan ini, seperti mengembangkan pedoman yang lebih tepat untuk kompilasi dokumen dan membangun hubungan kerja yang lebih dekat antara konsultan pajak dan penyedia layanan pihak ketiga. Pada akhirnya, laporan ini memberikan wawasan berharga tentang proses banding pajak di Indonesia dan menyoroti pentingnya penyusunan dokumen praktis dalam mencapai hasil banding yang sukses.

This internship report aims to evaluate the Tax Appeal Hearings process of Corporate Income Tax, which focuses on the tax appeal process of PT BAG, a manufacturer of chemicals and industrial materials, and the challenges they faced in compiling supporting documents for their Corporate Income Tax appeal represented by attorneys for KAP AI consultants. By conducting qualitative research methods, the study aims to provide insights into PT BAG's difficulties and propose solutions to overcome them. The research involved interviews with PT BAG's tax consultants and examining relevant documents. The study findings BAG encountered difficulties obtaining relevant documentation from third-party service providers and confusion around the specific requirements for each document. The report proposes several solutions to address these challenges, such as developing more precise guidelines for document compilation and establishing closer working relationships between tax consultants and third-party service providers. Ultimately, the report provides valuable insights into the tax appeal process in Indonesia and highlights the importance of practical document compilation in achieving a successful appeal outcome."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pricillia Devita Anandaputri
"This internship report presents an evaluation of document preparation for formal hearings conducted by KAP DEF in the import duty appeal process of PT TJFO. The focal point of this evaluation revolves around the efficacy of document preparation by KAP DEF during formal hearings concerning import duty appeals at PT TJFO. This report evaluates the documents preparation process compiled by KAP DEF with the relevant regulation to support PT TJFO's appeal process. The findings of this evaluation shed light on the effectiveness of KAP DEF's document preparation practices and compared it with the relevant regulation in navigating the import duty appeal process. Additionally, the report offers insights from the author's observations and experiences reflected through self-reflection during their internship at KAP DEF, providing valuable lessons for future endeavors in the field.

Laporan magang ini menyajikan evaluasi persiapan dokumen untuk sidang formal yang dilakukan oleh KAP DEF dalam proses banding bea masuk PT TJFO. Fokus dari evaluasi ini berpusat pada efektivitas persiapan dokumen oleh KAP DEF selama sidang formal terkait banding bea masuk di PT TJFO. Laporan ini mengevaluasi proses persiapan dokumen yang disusun oleh KAP DEF sesuai dengan peraturan yang relevan untuk mendukung proses banding PT TJFO. Temuan dari evaluasi ini menyoroti efektivitas praktik persiapan dokumen KAP DEF dan membandingkannya dengan peraturan yang relevan dalam menghadapi proses banding bea masuk. Selain itu, laporan ini juga menawarkan wawasan dari pengamatan dan pengalaman penulis yang tercermin melalui refleksi diri selama magang di KAP DEF, memberikan pelajaran berharga untuk upaya di masa depan di bidang ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dzahniya Syafiqoh
"Pada tahun 2017, Perusahaan Gas Negara (PGN) mengungkapkan bahwa perusahaan menghadapi sengketa pajak atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) gas bumi. Penelitian ini akan menganalisis kronologi dan penyebab sengketa pajak PPN gas bumi PGN untuk tahun pajak 2012 sampai 2017, mengevaluasi pengelolaan sengketa pajak PPN gas bumi yang dilakukan oleh PGN, dan merekomendasikan manajemen pajak PPN gas bumi yang seharusnya dilakukan oleh badan usaha minyak dan gas. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada objek penelitiannya, yaitu sengketa PPN gas bumi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus terhadap data sengketa pajak PGN tahun 2017 sampai 2020 dan wawancara dengan responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sengketa PPN gas bumi terjadi karena adanya perbedaan penafsiran antara PGN dengan Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Dalam menghadapi sengketa tersebut, PGN telah melakukan manajemen pajak yang sangat baik. Guna meminimalisir sengketa pajak atas PPN gas bumi, maka perusahaan dapat melakukan manajemen pajak atas PPN gas bumi yang efektif dan efisien. Kunci keberhasilan manajemen pajak PPN gas bumi yang baik terletak pada tahap perencanaan pajaknya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi seluruh industri minyak dan gas, khususnya PGN, agar sengketa pajak seperti ini tidak terulang lagi di kemudian hari.

In 2017, the State Gas Company (PGN) revealed that the company was facing a tax dispute over 49 Tax Underpayment Decrees (SKPKB) for the 2012-2013 tax year. PGN also revealed 48 disputed SKPKB for the 2014-2017 tax year. Most of the tax disputes faced by PGN are tax disputes over value-added tax (VAT) on natural gas. This study will analyze the chronology and causes of PGN's natural gas VAT tax disputes for 2012 to 2017 fiscal year, evaluate tax management of natural gas VAT disputes carried out by PGN, and recommend tax management on natural gas VAT that oil and gas business entities should carry out. The difference between this study and the previous research lies in the object of the study, namely the natural gas VAT tax dispute. This study used a qualitative descriptive method with a case study approach to PGN tax dispute data from 2017 to 2020 and interviews with respondents. The results showed that the natural gas VAT tax dispute occurred due to different interpretations between PGN and the Directorate General of Taxation (DGT). However, during the dispute, PGN has done its tax management well. The planning process is the key to applying tax management on natural gas VAT This research is expected to contribute to all oil and gas industries, especially PGN, so such tax disputes do not occur again in the future."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cerah Bangun
"Conflict of interest importir dengan pemerintah dalam penentuan nilai pabean sebagai dasar perhitungan bea masuk menjadi persoalan internasional. Importir cenderung membayar bea masuk sekecil-kecilnya, sedangkan pemerintah cenderung memungut bea masuk sebesar-besarnya. Karena telah menjadi persoalan dunia dan memengaruhi keadilan, kepastian, dan kemanfaatan perdagangan internasional, the General Agreement on Tariffs and Trade GATT telah membuat Article VII GATT sebagai acuan menghitung nilai pabean dengan tarif advalorem. Di Indonesia, Direktorat Jenderal Bea Cukai DJBC menemukan dan menganggap relatif banyak perhitungan nilai pabean oleh importir secara self assessment tidak tepat sehingga dilakukan koreksi atau penetapan. Sebaliknya, importir menganggap justru DJBC yang tidak tepat dalam menghitung nilai pabean sehingga importir mengajukan keberatan dan/atau banding ke Pengadilan Pajak. Sekitar 90 permohonan keberatan nilai pabean ditolak oleh lembaga keberatan DJBC dan sebaliknya lebih banyak permohonan banding nilai pabean dikabulkan oleh Pengadilan Pajak. Fakta itu menunjukkan kontradiksi perspektif perhitungan nilai pabean antara importir, DJBC, dan Hakim Pengadilan Pajak. Oleh karena itu, perlu diteliti faktor penyebabnya dan dicari solusinya melalui pertanyaan penelitian apakah penetapan nilai pabean di Indonesia telah sesuai dengan ketentuan Article VII GATT, bagaimana eksistensi lembaga keberatan beroep sebagai peradilan semu quasi rechtspraak , dan apakah Pengadilan Pajak dalam menyelesaikan sengketa nilai pabean memberikan keadilan, kepastian, dan kemanfaatan. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa implementasi perhitungan nilai pabean belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan GATT, lembaga keberatan belum berfungsi dengan baik, dan lembaga Pengadilan Pajak belum berperan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, disarankan agar dilakukan transformasi ketentuan nilai pabean, lembaga keberatan, dan lembaga banding. Di samping itu, perlu dilakukan perbaikan budaya hukum melalui internalisasi ketentuan nilai pabean terhadap importir, pejabat DJBC, dan Hakim Pengadilan Pajak. Sebagai bagian dari kekuasaan kehakiman, seyogianya kelembagaan Pengadilan Pajak sepenuhnya di bawah Mahkamah Agung namun hakimnya harus mempunyai keahlian hukum dan perpajakan. Sebagaimana ruang lingkup perpajakan lebih luas daripada ruang lingkup pajak maka nama Pengadilan Pajak disarankan diganti menjadi Pengadilan Perpajakan. Secara filosofis, perpajakan bukan lagi sebuah kewajiban warga negara, tetapi sebuah hak warga negara berpartisipasi untuk membangun negaranya.

Conflict of interest between importers and the government in the determination of customs value as a basis for the calculation of import duty has become an international issue. Importers tend to pay the lowest import duties, while the government tends to collect the maximum import duties. Since it has become a global issue and affects the fairness, certainty, and usefulness of international trade, the General Agreement on Tariffs and Trade GATT has set out Article VII GATT as reference in calculating customs value by ad valorem rates. In Indonesia, the Directorate General of Customs DJBC finds and considers relatively large quantities of customs value reported by importers to be incorrect thus requiring correction or determination. On the other hand, importers consider that DJBC is not appropriate in determining the customs value as a result of which they file objection and/or appeal. Approximately ninety per cent of customs value objection applications are rejected by DGCE objection agencies while on the other hand the Tax Court tends to accept a greater number of customs value appeals. Such fact demonstrates the contradictory perspective in customs value calculation between importers, DJBC, and Tax Court Judges. Therefore, there is a need to examine the causal factors and seek solutions by answering the research questions, namely whether the determination of customs value in Indonesia has been in accordance with the provisions of Article VII GATT; the position of the objection agency beroep as quasi judiciary rechtspraak ; and whether in resolving customs value disputes the Tax Court provides justice, certainty, and expediency. Based on the research results, it has been found that the implementation of customs value calculation is not fully in accordance with the GATT provisions, the objection agencies are yet to be functioning properly, and the Tax Court is yet to fulfill its function properly. Therefore, it is advisable to transform customs value provisions, the objection body, as well as the appeals agency. In addition, it is necessary to improve the legal culture through internalization of customs value provisions among importers, DGCE officials, and Tax Court Judges. As part of its judicial powers, the institution of the Tax Court should be fully under the Supreme Court; however, judges need to possess legal and taxation skills. Considering that the scope of Taxation Perpajakan is broader than that of Taxes Pajak , it is recommended that the name Pengadilan Pajak Tax Court be changed to Pengadilan Perpajakan Taxation Court . Viewed from a philosophical perspective, taxation is no longer a citizen's duty, but rather a citizen's right to participate in developing his/her country.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
D2525
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darat Agung Adi Pranoto
"ABSTRAK
Di Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) adalah badan pemerintah
yang bertanggung jawab untuk mengelola pendapatan pajak bagi negara. Salah
satu tugas DJP adalah menyelesaikan sengketa pajak di tingkat administrasi.
Penyelesaian sengketa pajak sangat penting untuk memastikan bahwa wajib pajak
memperoleh hak mereka sehubungan dengan penyelesaian sengketa pajak.
Data pengadilan pajak menunjukkan bahwa dari tahun 2004 sampai dengan
tahun 2013 jumlah sengketa pajak yang dibawa ke pengadilan pajak cenderung
meningkat. Kecenderungan ini menunjukkan bahwa sengketa pajak tidak dapat
diselesaikan di tahap awal yaitu tingkat administrasi. Upaya yang selama
inidilakukan oleh Direktur Jenderal Pajak untuk mengurangi jumlah kasus di
pengadilan pajak terutama dengan peningkatan keterampilan litigasi pegawai serta
meningkatkan jumlah sumber daya yang dialokasikan untuk menyelesaikan
sengketa, mempercepat proses keberatan, dan meningkatkan koordinasi dengan
pengadilan pajak. Namun, upaya tersebut kurang berhasil mengingat jumlah
sengketa di pengadilan pajak tetap tinggi. Kelemahan-kelemahan dari upaya
tersebut adalah pendekatan yang kurang tepat dalam menyelesaikan sengketa dan
kegagalan untuk mengidentifikasi jenis sengketa (misalnya sengketa fakta atau
interpretasi hukum). Masalah-masalah mendasar yang menimbulkan kelamahankelemahan
tersebut adalah banyaknya pemeriksaan berdasar kelebihan bayar dan
banyaknya kasus berulang dibawa ke pengadilan pajak. Kelemahan dan masalah
mendasar tersebut yang menyebabkan menumpuknya sengketa di pengadilan
pajak. Akibatnya, DJP harus mengeluarkan biaya administrasi yang lebih tinggi
demikian juga biaya kepatuhan yang harus ditanggung oleh wajib pajak dan untuk
menyelesaikan sengketa.
Untuk meningkatkan kinerja DJP dalam menyelesaikan sengketa dalam
tinjauan administratif. DJP perlu melakukan pendekatan yang lebih komprehensif
untuk menangani penyelesaian sengketa di tahap awal. DJP dapat belajar dari
penerapan manajemen sengketa oleh Australia Tax Office (ATO) serta strategi
yang diterapkan oleh negara-negara anggota OECD (Organization for Economic
Co-operation and Development) dalam menyelesaikan sengketa. Tujuan utama
dari manajemen sengketa adalah: menyelesaikan sengketa sedini mungkin untuk
meminimalkan biaya penyelesaian sengketa serta untuk menghindari lambatnya
penyelesaian sengketa. Manajemen sengketa menuntut DJP untuk mendefinisikan
jenis sengketa secara jelas dan tegas sejak awal serta perlu melibatkan praktisi di
bidang perpajakan dalam penyelesaian sengketa. DJP dapat melakukan reorientasi
status quo dengan mengadopsi strategi yang sesuai dari praktek-praktek terbaik di
ATO dan negara-negara OECD untuk mengurangi menumpuknya kasus di
pengadilan pajak. Implementasi kebijakan membutuhkan Kepala Direktorat
Jenderal Pajak untuk memulai kebijakan sejak kebijakan lebih mungkin berhasil
dilaksanakan dengan pendekatan top down.

ABSTRACT
In Indonesia, the Directorate General of Taxes is a government agency
which responsible for administering tax revenue collection for the country. One of
the agency’s tasks is conducting tax dispute resolution in the administrative level.
Tax dispute resolution is crucial to ensure that taxpayers can exercise their right
regarding tax dispute resolution.
The latest tax court’s report, however, shows that from 2004 until 2013 the
number of tax disputes brought into the tax court keep increasing. The trend
indicates that the agency was not able to resolve the dispute in the earlier stage.
The current approach applied by the Director General of Taxes to reduce the
increasing outstanding cases in the tax court is mainly by improvement of
litigation skill of officers as well as increase the number of resources allocated to
resolve dispute, accelerating objection process, and improve coordination with the
tax court. However, the result of current approach is still limited as the backlog
cases in the tax court remain high. The main deficiencies of current approach:
unable to resolve the disputes in the earliest stage due to inappropriate resolution
approach; fail to identify the type of dispute (e.g. dispute over the facts or legal
interpretation), and does not address problem in losing disputes on the same
issues. Fundamental causes that account for the current situation are failure to
resolve dispute in the objection process or administrative level; repeated cases
brought to tax court; and refund claim based audit. Those factors combined results
in inability of the administrative review to work effectively in resolving disputes.
Consequently, the administration cost as well as the compliance cost to resolve
dispute becomes high for both the taxpayer and the DGT.
The paper aims to assist the DGT to improve the performance in resolving
dispute in administrative review. Current policy merely tried to address the
immediate causes but not the fundamental causes. The DGT need a more
comprehensive approach to handle dispute resolution in the earlier stage. Thus,
based on the analysis of the fundamental causes, the paper suggests that the DGT
could learn from application of dispute management by Australia Tax Office as
well as effective strategies employed by the OECD (Organization for Economic
Co-operation and Development) countries in resolving dispute. The objectives of
dispute management are: resolve dispute at the earliest stage to keep cost of
dispute minimum and to avoid delays. The dispute management requires well
defining type of dispute, dealing the claims promptly, incorporating tax
practitioners to attain the objectives. The paper recommends the DGT to
reorienting status quo by adopting suitable strategies of the best practices in ATO
and OECD countries to reduce the backlog cases in the tax court. The
implementation of the policy requires the Head of Directorate General of Taxes to
initiate the policy since the policy more likely to be succeeded implemented by a
top down approach."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T43345
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Lasmaida Tio Evalina
"Tulisan ini menganalisa bagaimana independensi pengadilan pajak dalam penyelesaian sengketa pajak pasca adanya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 26/PUU-XXI/2023. Tulisan ini disusun dengan menggunakan metode Social-Legal Studies. Suatu lembaga peradilan merupakan bagian dari kekuasaan yudikatif yang harus independen dan terbebas dari pengaruh pihak manapun. Namun, Pengadilan Pajak belum dapat independen dalam penyelesaian sengketa pajak. Kementerian Keuangan mengatur pembinaan organisasi, administrasi dan keuangan sementara Mahkamah Agung mengatur pembinaan teknis pengadilan pajak mengakibatkan Kementerian Keuangan lebih dominan dalam mengelola dan mengatur kelembagaan Pengadilan Pajak. Bahkan dalam hal remunerasi dan pensiun hakim pengadilan pajak diatur berbeda dengan hakim pengadilan tinggi lainnya. Hakim pengadilan pajak juga mendapatkan intervensi dalam pengambilan putusan dikarenakan putusan hakim pengadilan pajak akan menentukan pendapatan negara atau APBN dari sektor pajak. Pasca adanya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 26/PUU-XXI/2023 yang mengamanatkan pengadilan pajak di bawah Mahkamah Agung, Kementerian Keuangan masih berkoordinasi secara internal perihal tindak lanjut Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut. Hakim Pengadilan Pajak tidak mengharapkan ketika pengadilan pajak dialihkan di bawah Mahkamah Agung, pendapatan hakim pengadilan pajak tidak turun dan masih sama seperti sekarang ketika berada di bawah Kementerian Keuangan. Pemerintah diharapkan mampu memberikan keadilan dan tetap menjaga independensi perihal remunerasi, promosi, jenjang karir dan status kepegawaian ketika pegawai dan hakim pengadilan dialihkan statusnya ke Mahkamah Agung.

This article analyzes the independence of the tax court in resolving tax disputes after the Constitutional Court decision Number: 26/PUU-XXI/2023. This article was prepared using the method Social-Legal Studies. A judicial institution is part of the judicial power which must be independent and free from influence from any party. However, the Tax Court cannot be independent in resolving tax disputes. The Ministry of Finance regulates organizational, administrative and financial guidance, while the Supreme Court regulates technical guidance for tax courts, resulting in the Ministry of Finance being more dominant in managing and regulating the Tax Court institution. Even in terms of remuneration and pensions, tax court judges are regulated differently from other high court judges. Tax court judges also intervene in decision making because the tax court judge's decision will determine state income or APBN from the tax sector. After the Constitutional Court Decision Number 26/PUU-XXI/2023 which mandated a tax court under the Supreme Court, the Ministry of Finance is still coordinating internally regarding the follow-up to the Constitutional Court Decision. Tax Court Judges do not expect that when the tax court is transferred under the Supreme Court, the tax court judge's income will not fall and will remain the same as now when it is under the Ministry of Finance. The government is expected to be able to provide justice and maintain independence regarding remuneration, promotions, career levels and employment status when court employees and judges are transferred to the Supreme Court."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>