Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 211679 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurulita Aida Rahmasari
"Unhealthy dietary habit may lead into critical disease, meanwhile poor dietary habits are still common among Indonesians. It can be altered by the psychological condition, especially in the COVID-19 pandemic situation due to working from home scheme in Indonesia. In order to form effective dietary intervention, the role of food choice motives in the relation of stress and dietary habit are needed to be explored. This study aimed to assess the mediation role of the food choice motives between perceived stress and dietary habit among workers in Jakarta during COVID-19 pandemic. An online cross-sectional study with 290 respondents aged 25-54 years old was conducted in Jakarta. Perceived stress, food choice motives, and dietary habit were measured by validated perceived stress scale, food choice value, and WELL dietary questionnaire, respectively. The mediation role of food choice motives on the relationship of perceived stress and dietary habit was analyzed using Sobel-first order test. It only be performed towards the food choice motives which were having significant relationship with both perceived stress and dietary habit after being included in the linear regression analysis. The average of total dietary habit score was slightly half of the maximum score of good dietary habit (63.07 of 120), meanwhile the majority of the respondents categorized into moderate perceived stress level with the median score of 18. The most important food choice motive reported by the respondents was safety concern. It then followed by sensory appeal, access, comfort, organic, convenience, weight/health, and tradition as the least concern. Organic and weight/health motives were found to be significant with both perceived stress and dietary habit. Among all motives, the significant mediation effect on perceived stress and dietary habit was only found in organic motive with p-value <0.01 and Z-score of -2.628. It means that organic motive is significantly mediated the relationship of perceived stress and dietary habit. Indirect effect of perceived stress towards dietary habit was also calculated by multiplying the α as coefficient of perceived stress and organic motive relationship and β as coefficient of organic motive and dietary habit relationship, resulting in value of -0.163. Meanwhile, the direct effect of perceived stress on dietary habit after controlled by the organic motive was -0.375 and also found to be statistically significant. Comparing the indirect and direct effect value, it can be concluded that organic motive partially mediated the relationship of perceived stress and dietary habit.

Kebiasaan makan yang kurang sehat dapat menyebabkan penyakit kritis. Kebiasaan makan yang buruk masih banyak ditemukan di Indonesia. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kondisi psikologis, terutama saat pandemic COVID-19 akibat penerapan kebijakan work from home di Indonesia. Untuk membentuk strategi intervensi diet yang efektif, peran motif pemilihan makanan dalam hubungan antara stress dan kebiasaan makan perlu untuk diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran mediasi dari motif pemilihan makan pada hubungan antara stress dan kebiasaan makan pada pekerja di Jakarta selama pandemic COVID-19. Studi crosssectional dengan metode online dilaksanakan pada 290 pekerja berusia 25-54 tahun di Jakarta. Stress, motif pemilihan makanan, dan kebiasaan makan diukur menggunakan kuesioner perceived stress, food choice value, dan WELL dietary yang telah tervalidasi. Peran mediasi dari motif pemilihan makanan dianalisa menggunakan uji Sobel-first order. Uji ini hanya dilakukan terhadap motif pemilihan makanan yang berhubungan dengan stress dan kebiasaan makan secara bersamaan setelah pengujian melalui regresi linier. Rata-rata skor kebiasaan makan responden adalah 63.07, yang berarti mencapai lebih dari separuh skor maksimal untuk kebiasaan makan yang baik (120), sedangkan mayoritas responden dikategorikan memiliki level stress sedang dengan skor median 18. Motif pemilihan yang paling penting adalah keamanan, kemudian diikuti oleh motif sensoris, akses, kenyamanan, organik, berat badan/kesehatan, dan tradisi. Motif organik dan berat badan/kesehatan berhubungan dengan stress maupun kebiasaan makan. Di antara keseluruhan motif, efek mediasi yang signifikan hanya ditemukan pada motif organik dengan nilai p <0.01 dan Z-score -2.628. Efek tidak langsung dari stress terhadap kebiasaan makan dihitung dengan mengalikan koefisien hubungan stress dan motif organik serta koefisien hubunngan motif organic dan kebiasaan makan dengan hasil -0.163. Efek langsung dari stress terhadap kebiasaan makan setelah dikontrol oleh motif organik adalah -0.375. Keduanya memiliki hubungan yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa motif organik memediasi hubungan antara stress dan motif pemilihan makanan.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rey`han Prahandyasmara
"Mahasiswa praktik klinik di Rumah Sakit sering menghadapi tuntutan jadwal yang padat dan stress. Siklus tidur dan perilaku makan yang sehat memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan mahasiswa praktik klinik di Rumah Sakit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kronotipe dan perilaku makan pada mahasiswa keperawatan saat menjalani praktik klinik di Rumah Sakit. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif observasional analitik dengan desain penelitian yaitu cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel sejumlah 57 mahasiswa. Variabel diukur dengan Morningness-Eveningness Questionnaire (MEQ) dan Sakata’s Eating Behaviour. Pengujian statistik menggunakan uji chi square yang didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kronotipe dengan perilaku makan pada mahasiswa keperawatan saat menjalani praktik klinik di Rumah Sakit (p=0,792> α=0,05). Mahasiswa diharapkan dapat mengatur manajemen diri yang baik pada saat berpraktik dengan tetap memperhatikan kronotipe (waktu tidur-bangun) dan kualitas perilaku makan.

Clinical students in hospitals often face demanding schedules and stress. Healthy sleep cycles and eating behaviors play an important role in maintaining the health and well-being of clinical students in hospitals. This study aims to see the relationship between chronotype and eating behavior in nursing students while undergoing clinical practice in hospitals. This study used a quantitative observational analytic approach with a cross-sectional research design. Sampling using purposive sampling technique with a sample of 57 students. Variables were measured by Morningness Eveningness Questionnaire (MEQ) and Sakata's Eating Behavior. Statistical testing using the chi square test found that there was no significant relationship between chronotype and eating behavior in nursing students while undergoing clinical practice in the hospital (p=0.792> α=0.05). Students are expected to be able to organize good self-management when practicing while still paying attention to chronotype (sleep-wake time) and the quality of eating behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbantobing, Claudia Anastasia Putri
"ABSTRAK
Literasi gizi adalah derajat kapasitas seseorang dalam memperoleh, memproses, memahami informasi dasar gizi dan kemampuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan gizi yang benar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran literasi gizi anak sekolah dasar di Jakarta Timur serta perbedaan proporsi variabel independen seperti jenis kelamin, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pendapatan orangtua, penggunaan media, dan peran guru berdasarkan tingkat literasi gizi. Literasi gizi sendiri dibagi menjadi tiga domain utama yaitu fungsional, interaktif, dan kritikal. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Responden dalam penelitian ini adalah anak sekolah dasar kelas 4,5, dan 6 di Kelurahan Duren Sawit dan Kelurahan Pondok Kelapa. Jumlah responden sebanyak 87 orang dan pengambilan data dilakukan dengan instrumen Nutrition Literacy Scale NLit dan Nutrition Literacy Scale for Adolescent NLAA. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan proporsi literasi gizi fungsional berdasarkan jenis kelamin, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pendapatan orangtua, penggunaan media. Terdapat perbedaan proporsi literasi gizi interaktif berdasarkan penggunaan media. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi studi awalan penelitian literasi gizi di Indonesia.

ABSTRACT
Nutrition literacy can be defined as the degree to which people have the capacity to obtain, process and understand basic nutrition information. This research discusses the description of nutritional literacy of primary school children in East Jakarta and the difference of independent variable proportion such as gender, father education, mother education, parent income, media use, and teacher involvement based on nutritional literacy level. Nutritional literacy itself is divided into three main domains functional, interactive, and critical. This research is a quantitative research with cross sectional design. Respondents in this study were elementary school children in grade 4.5, and 6 in Kelurahan Duren Sawit and Kelurahan Pondok Kelapa. The number of respondents was 87 people and the data was collected using Nutrition Literacy Scale NLit and Nutrition Literacy Scale for Adolescent NLAA. The results showed that there were differences in the proportion of functional nutritional literacy by sex, father 39 s education, maternal education, parent income, and media use. There is a difference in the proportion of interactive nutritional literacy based on media use. This research is expected to be a prefix study of nutrition literacy research in Indonesia."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jusephina
"Literasi gizi adalah tingkatan dimana seseorang memiliki kapasitas untuk menperoleh, memproses, dan memahami informasi dasar seputar gizi. Literasi gizi dapat memengaruhi pembentukan pola makan pada usia remaja dan dewasa muda. Skripsi ini meneliti tingkat literasi gizi pada mahasiswa untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengannya, antara lain jenis kelamin, rumpun ilmu kesehatan dan non kesehatan, dan tingkat uang saku.
Desain studi yang digunakan adalah cross sectional kepada 373 mahasiswa sarjana Universitas Indonesia angkatan 2017 dengan menggunakan instrumen kuesioner yang terdiri dari tiga domain literasi fungsional, interaktif, dan kritikal. Data dianalisis dengan uji Chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan 47.2 responden memiliki literasi gizi tidak adekuat. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan bermakna antara rumpun ilmu kesehatan dan non kesehatan dengan tingkat literasi gizi total p = 0.000, OR = 4.6 . Rumpun ilmu kesehatan dan non kesehatan juga berhubungan bermakna dengan literasi gizi fungsional p = 0.000, OR = 2.9, dengan literasi gizi interaktif p = 0.002, OR = 2.5, dan dengan literasi gizi kritikal p = 0.001, OR = 2.7.

Nutrition literacy is defined as the degree to which individual has the capacity to obtain, process, and understand about basic nutrition information. Nutrition literacy can affect the formation of different diet in adolescents and young adults. This thesis examines the level of nutrition literacy among first year undergraduate students to know about the factors associated with it, including gender, clusters of health and non health science, and allowance.
This study used cross sectional design to 373 first year undergraduate students in University of Indonesia by using the questionnaire instrument consisting of three domains functional, interactive, and critical. Data were analyzed by chi square test.
The result showed that 47,2 of respondents had inadequate nutrition literacy. The result of bivariate analysis showed that there is a significant correlation between health science and non health science cluster with the total nutrition literacy rate p 0.000, OR 4.6 . Health science and non health science cluster were also significantly associated with the functional nutrition literacy p 0.000, OR 2.9, interactive nutrition literacy p 0.002, OR 2.5, and critical nutrition literacy p 0.001, OR 2.7.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi
"Konsumsi pangan yang beragam dan seimbang penting untuk menjalani hidup yang sehat dan aktif, termasuk di masa pandemi. Jika tidak, pola makan yang tidak seimbang menyebabkan malnutrisi, seperti kelebihan berat badan dan obesitas yang menjadi perhatian pada orang dewasa di Jakarta Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). Untuk memfasilitasi perubahan perilaku yang lebih sehat, motivasi dan niat seseorang perlu dipertimbangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi pemilihan makanan, tahap perubahan, dan keberagaman konsumsi pangan (diukur melalui Pola Pangan Harapan/PPH) pada orang dewasa di Jabodetabek selama pandemi COVID-19. Sebuah studi cross-sectional dilakukan pada 229 orang dewasa (berusia 18 – 59 tahun). Analisis deskriptif, korelasi, analisis varians dan pemodelan persamaan struktural dilakukan. Status sosial ekonomi subjek tergolong tinggi. Nilai median PPH adalah 81,59 (dari 100); disumbangkan oleh kelompok buah-buahan dan sayur-sayuran sebagai yang tertinggi, diikuti oleh kelompok pangan hewani. Sebagian besar subjek berada pada tahap prekontemplasi. Tidak ada hubungan yang signifikan antara tahap perubahan dengan keberagaman konsumsi pangan, tetapi ada hubungan yang signifikan dengan skor buah dan sayuran. Agama adalah motivasi pemilihan makanan dengan skor median tertinggi, diikuti oleh harga dan kenyamanan. Kesehatan, kandungan alami dan pengendalian berat badan merupakan motivasi yang berhubungan signifikan dengan tahap perubahan dan berkorelasi dengan skor PPH. Selain itu, motivasi kenyamanan juga berkaitan dengan tahap perubahan, dan motivasi kepedulian etis berkorelasi dengan skor PPH. Motivasi pengendalian berat badan juga memiliki pengaruh langsung yang signifikan pada tahap perubahan, tetapi tidak pada keberagaman konsumsi pangan.

The consumption of diverse and balance diet is important to live a healthy and active life, including during a pandemic. Otherwise, imbalance diet leads to malnutrition, such as overweight and obesity that concerned among adults in Jakarta Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). To facilitate a healthier behavior change, one’s motivation and intention need to be considered. This study aimed to understand the relationship between food choice motives, stage of change, and dietary diversity (assessed by Pola Pangan Harapan (PPH)/ desirable dietary pattern) among adults in Jabodetabek during COVID-19 pandemic. A cross-sectional study was conducted with 229 adults (aged 18 – 59 years old). Descriptive analysis, correlation, analysis of variance and structural equation modeling were conducted. Socio-economic status of subjects was high. The PPH median score was 81.59 (out of 100); contributed by fruit-and-vegetable group as the highest, followed by animal-based-food group. Majority of the subjects were in precontemplation stage. There was no significant association between stage of change with dietary diversity, but there was a significant association with fruit-and-vegetable score. Religion was the food choice motive with highest median score, followed by price and convenience. Health, natural content and weight control was the motives that significantly associated with stage of change and correlated with PPH score. Besides that, convenience motive was also associated with stage of change, and ethical concern motive was correlated with PPH score. Weight control motive also had significant direct effect on stage of change, but not on dietary diversity."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roselynne Anggraini
"Perubahan pada lingkungan makanan dapat mempengaruhi pola makan hingga meningkatkan resiko obesitas. Penelitian ini bertujuan mengeksplor lingkungan makanan (paparan promosi makanan dan pemilihan tempat belanja) dalam kaitannya perubahan pola makan perempuan dewasa di area kumuh perkotaan. Studi cross-sectional pada 200 perempuan usia 19-50 tahun telah dilakukan di Kelurahan Kampung Melayu. Pola makan di evaluasi dengan Analisis Cluster dan Analisis Factor. Studi ini menunjukkan bahwa pola makan perempuan dewasa di area kumuh perkotaan tidak berasodiasi dengan promosi makanan (durasi menonton TV dan frekuensi melihat penawaran spesial), melainkan berasosiasi dengan pemilihan tempat belanja.

Food environmental approach to the obesity in urban slum area is important as the changes to food environment influence the dietary pattern. This study aimed to examine the association of food marketing exposure and food store choice toward dietary pattern among urban slum women. A cross-sectional study with 200 women (aged 19-50 years) was conducted in Kampung Melayu village. Dietary pattern was analyzed by Cluster and Principal Component Analysis. This results show that food store choice, instead of food marketing exposure (TV viewing and frequency of seeing special offer), contributed to certain dietary pattern of urban slum women.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pandemi COVID-19 menyebabkan seseorang terus menerus tinggal di rumah dan melakukan jaga jarak sehingga memengaruhi aktivitas seksual dan tingkat stres. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain cross-sectional dan bertujuan untuk mengetahui gambaran aktivitas seksual dan tingkat stres penduduk usia dewasa selama pandemi COVID-19. Sampel penelitian ini yaitu 279 penduduk usia dewasa yang memiliki pasangan di Jakarta Timur dengan teknik sampling berupa purposive sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen SAQ dan PSS-10. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar penduduk usia dewasa melakukan aktivitas seksual selama pandemi COVID-19 (62,7%). Alasan penduduk tidak melakukan aktivitas seksual terbanyak yaitu belum menikah dan tidak tertarik dengan seks. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar penduduk usia dewasa mengalami stres sedang selama pandemi COVID-19 (62,7%). Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terkait gambaran aktivitas seksual dan tingkat stres pada usia dewasa selama pandemi COVID-19. Diharapkan untuk pelayanan keperawatan dapat memberikan edukasi mengenai aktivitas seksual dan manajemen stres selama pandemi COVID-19.

The COVID-19 pandemic causes people to continue to stay at home and practice social distancing, which affects sexual activity and stress levels. This study is a quantitative study using a cross-sectional design and aims to describe the sexual activity and stress levels of the adult population during the COVID-19 pandemic. The sample of this study is 279 adult population who have a partner in East Jakarta with a purposive sampling technique. This study used the SAQ and PSS-10 instruments. The results showed that most of the adult population engaged in sexual activity during the COVID-19 pandemic (62.7%). Most of the population's reasons for not engaging in sexual activity are unmarried and not interested in sex. The results showed that most of the adult population experienced moderate stress during the COVID-19 pandemic (62.7%). This research is expected to provide benefits related to the description of sexual activity and stress levels in adulthood during the COVID-19 pandemic. It is hoped that nursing services can provide education about sexual activity and stress management during the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia;;;, 2021
S-Pdf;;;
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Fitriani Nugraha
"Pola konsumsi merupakan kumpulan makanan yang terdiri dari jenis dan jumlah makanan per orang per hari dalam jangka waktu tertentu. Penelitian secara lokal dan internasional menunjukkan bahwa pola konsumsi tidak sehat yang dilakukan saat remaja akan meningkatkan risiko penyakit tidak menular di masa dewasa. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pola konsumsi pada remaja terdiri atas usia, jenis kelamin, pendidikan ibu, jumlah anggota keluarga, pendapatan orang tua dan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi pola konsumsi selama pandemi COVID-19 pada 165 remaja di DKI Jakarta Tahun 2021 berdasarkan faktor-faktor tersebut dengan menggunakan desain studi cross-sectional serta metode snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar remaja tidak mengalami perubahan pola konsumsi selama pandemi COVID-19 (37,6%). Berdasarkan analisis uji chi-square, ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pola konsumsi selama pandemi COVID-19 pada remaja di DKI berdasarkan jenis kelamin (P-value = 0,037) dan pendapatan orang tua (P-value = 0,023).

A consumption pattern is a collection of food consisting of the type and amount of food per person per day in a certain period. Local and international research shows that unhealthy consumption patterns during adolescence will increase the risk of non-communicable diseases in adulthood. The factors that can affect consumption patterns in adolescents consist of age, gender, mother's education, number of family members, parents' income, and others. This study aims to determine the difference in the proportion of consumption patterns during the COVID-19 pandemic in 165 adolescents in DKI Jakarta in 2021 based on these factors by using a cross-sectional study design and snowball sampling method. The results showed that most teenagers did not experience changes in consumption patterns during the COVID-19 pandemic (37.6%). Based on the chi-square test analysis, it was found that there was a significant difference between consumption patterns during the COVID-19 pandemic among adolescents in DKI Jakarta based on gender (P-value = 0.037) and parents' income (P-value = 0.014)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reza Aditya
"Pendahuluan: Selama pandemi COVID-19, terjadi peningkatan beban kerja, serta kewaspadaan dan kepatuhan yang lebih besar dalam bekerja. Tenaga kesehatan harus menjalankan tugasnya dalam menghadapi ketakutan terhadap infeksi COVID-19 yang dapat memicu dan/atau memperparah stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan stres petugas kesehatan pada masa pandemi dengan menekankan pada perubahan situasi psikososial di rumah sakit.
Metode penelitian: Studi potong lintang ini dilakukan dari bulan Januari sampai Maret 2021 dengan menggunakan kuesioner online yang terdiri dari kuesioner pribadi dan pekerjaan, serta kuesioner stres dan stres yang divalidasi menggunakan uji validitas dan reliabilitas (Cronbach's alpha 0,8 dan 0,9). Untuk analisis multivariat, digunakan regresi logistik multinomial untuk mengidentifikasi faktor determinan (p<0,05). Data dianalisis menggunakan software SPSS versi 20 (IBM Corp, USA).
Hasil: Gambaran perubahan stresor pada responden adalah peningkatan stresor ringan 59,7%, peningkatan stresor sedang 20,6%, peningkatan stresor berat 5,1%, stresor tetap 11.1%, penurunan stresor 3,3%. Dengan gambaran persepsi stres adalah stres sedang 56,1%, stres berat 27,2%, stres ringan sebanyak 16,7%. Faktor determinan pada kejadian stres berat adalah tingkat perubahan stresor sedang berat dibandingkan dengan stresor menetap [aOR 8(95% CI, 2.2–29.7)], stresor tetap dibandingkan dengan stresor yang menurun [aOR 11(95% CI, 0.01–0.9)] dan lokasi kerja zona merah[aOR 3.2(95% CI, 0.1–0.8)], faktor determinan pada kejadin stres sedang adalah stresor menetap dibandingkan dengan yang menurun [aOR 25(95% CI, 0.7–0.9)], lokasi kerja zona merah[aOR 2.6(95% CI, 0.2-0.9)] dan usia kurang dari 3030[aOR 1.8(95% CI, 1.1-3.2)].
Kesimpulan: Faktor determinan kejadian stres berat pada tenaga kesehatan adalah perubahan stresor kerja dan zona kerja, untuk kejadian stres sedang adalah perubahan stresor kerja, zona kerja dan usia

Background: During the COVID-19 pandemic, there has been an increase in workload, as well as greater vigilance and compliance at work. Healthcare workers must perform their duties while facing fear of COVID-19 infection, which can trigger and/or aggravate stress. This study aimed to obtain the determinant factor of stress among the healthcare workers during the pandemic by emphasizing the change in the psychosocial situation at the hospital.
Methods: This cross-sectional study was conducted from January to March 2021 using an online questionnaire consisting of personal and occupational questionnaires, as well as a validated stressor and stress questionnaires using validity and reliability tests (Cronbach's alpha 0.8 and 0.9). For the multivariate analysis, multinomial logistic regression was used to identify the determinants factor (p<0.05). Data were analyzed using SPSS software version 20 (IBM Corp., USA).
Results: More than half of respondents had a moderate stress (56.1%) and then followed by severe and mild stress. Determinant factors in the occurrence of severe stress are the alteration of stressors, moderate-severe stressors compared to constant stressors [aOR 8(95% CI, 2.2–29.7)] constant stressors compared to decreased stressors [aOR 11(95% CI, 0.01–0.9)], and working in the red zone [aOR 3.2(95% CI, 0.1–0.8)].The determinants of moderate stress events were constant stressors compared to decreased stressors [aOR 25(95% CI, 0.7–0.9)], working in the red zone [aOR 2.6(95% CI, 0.2-0.9)] and age less than 30[aOR 1.8(95% CI, 1.1-3.2)].
Conclusions: The determinant factors for the occurrence of severe stress in health workers are changes in work stressors and work zones, for moderate stress events are changes in work stressors, work zones and age.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Rahmatusysyifa
"Pandemi COVID-19 menyebabkan pembatasan aktivitas di lingkungan masyarakat dan mengubah banyak kebiasaan lama, termasuk perilaku konsumsi makanan. Meskipun pembatasan aktivitas baik untuk mencegah semakin tersebarnya virus, hal ini berdampak pada industri penyediaan makanan dan minuman di Indonesia. Oleh karena itu, studi ini menyelidiki perubahan perilaku konsumsi makanan di Indonesia selama pandemi COVID-19 serta kemungkinan keberlanjutan perubahan perilaku tersebut setelah pandemi berakhir. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan sumber data primer. Data primer didapatkan dari penyebaran kuesioner dan terkumpul sebanyak 479 responden yang tersebar di seluruh Indonesia. Penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan perilaku konsumsi makanan, seperti dari cara belanja, pola makan yang lebih sehat, dan pengurangan aktivitas makan di luar rumah, serta perubahan perilaku konsumsi makanan yang terjadi diperkirakan akan tetap berlanjut setelah pandemi berakhir. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menginformasikan industri penyediaan makan dan minum yang terdampak oleh COVID-19 terkait perilaku konsumen.

The COVID-19 pandemic has caused restrictions on activities in the community and changed many old habits, including food consumption behavior. Although activity restrictions are good for preventing the spread of the virus, this has an impact on the food and beverage supply industry in Indonesia. Therefore, this study investigates changes in food consumption behavior in Indonesia during the COVID-19 pandemic and the possible continuation of these behavioral changes after the pandemic ends. This study uses quantitative research methods with primary data sources. Primary data was obtained from distributing questionnaires and collected as many as 479 respondents spread throughout Indonesia. This study shows that there is a change in food consumption behavior, such as from shopping, healthier eating patterns, and reducing eating activities outside the home, and changes in food consumption behavior that occur are expected to continue after the pandemic ends. The results of this study are expected to inform the food and drink supply industry affected by COVID-19 regarding consumer behavior."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>