Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190539 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hernandi Wisnu Wardhana
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan hubungan antara indikator makroekonomi dengan aktivitas pasar modal di Indonesia yang diwakili oleh tingkat imbal hasil IHSG dan pertumbuhan dana kelolaan industri reksa dana di Indonesia. Variabel makroekonomi yang digunakan adalah pertumbuhan GDP, jumlah uang beredar sempit, nilai tukar USD/IDR, dan harga minyak crude. Penelitian ini menggunakan metode vector error correction model (VECM) untuk melihat korelasi jangka panjang dan jangka pendek antar variabel. Dari hasil uji ditemukan bahwa pada jangka panjang, terdapat hubungan positif antara PDB dengan imbal hasil pasar saham namun hubungan tersebut menjadi negatif apabila mengacu pada hasil uji jangka pendek. Selanjutnya, ditemukan hubungan negatif signifikan antara jumlah uang beredar dengan imbal hasil pasar saham. Tidak ditemukan adanya hubungan signifikan pada jangka panjang antara variabel makroekonomi yang diuji dengan total dana kelolaan industri reksa dana. Pada hasil uji jangka pendek, hubungan negatif signifikan ditemukan pada variabel PDB yang mempengaruhi industri reksa dana. Pembobotan investasi untuk jangka panjang disarankan lebih banyak di reksa dana, dikarenakan dari hasil uji tidak ditemukan adanya hubungan signifikan antara variabel makroekonomi terhadap industri reksa dana. Hal tersebut disebabkan karena reksa dana menawarkan fleksibilitas berupa variasi jenis reksa dana yang tersedia mulai dari dengan karakteristik high risk sampai dengan low risk.

The purpose of this study is to find the relationship between macroeconomic indicators and capital market activity in Indonesia, which is represented by the IHSG yield rate and the growth of managed funds in the mutual fund industry in Indonesia. The macroeconomic variables used are GDP growth, narrow money supply, USD/IDR exchange rate, and crude oil prices. This study uses the vector error correction model (VECM) method to see the long-term and short-term correlations between variables. The statistical results found that in the long term, there is a positive relationship between GDP and stock market returns, but the relationship becomes negative when referring to the short-term test results. Furthermore, a significant negative relationship was found between the money supply and stock market returns. No significant relationship was found in the long term between the macroeconomic variables tested and the total funds managed by the mutual fund industry. In the short-term test results, a significant negative relationship was found in the GDP variable that affects the mutual fund industry. It is recommended that long-term investment weighting be more in mutual funds since the statistical results do not find a significant relationship between macroeconomic variables and the mutual fund industry. This is because mutual funds offer flexibility in the form of variations in the types of mutual funds available, ranging from high risk to low risk characteristics."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gandhi Anwar Sani
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai uji kausalitas VAR Toda-Yamamoto antara
variabel makro ekonomi dengan pasar keuangan Islam, yang bertujuan untuk
mengetahui konten informasi terkait variabel makro ekonomi yang terdapat dalam
pasar modah syariah (JII) dan pasar uang syariah (SBIS) untuk kemudian variabel
keuangan Islam yang memiliki konten informasi yang lebih banyak dapat
dijadikan sebagai kandidat indikator kebijakan. Kesimpulan dalam penelitian ini
adalah dengan tingkat signifikansi 5% melalui uji Bi-Variate dua arah, pasar
modal syariah (JII) memiliki dua konten informasi terkait makro ekonomi yaitu
LnER dan rSBI, sedangkan SBIS tidak sama sekali. Dengan tingkat signifikansi
yang sama melalui uji Multi-Variate dua arah, pasar uang syariah (SBIS) memiliki
tiga konten informasi terkait makro ekonomi yaitu rSBI, IPI, dan Inflasi,
sedangkan JII hanya memiliki satu konten informasi yaitu LnER. Dengan
demikian, pasar uang syariah (SBIS) lebih dapat menggambarkan pergerakan
makro ekonomi dan dapat dijadikan indikator kebijakan.

Abstract
This study investigate VAR Toda-Yamamoto causality test between macro
economic variabel and Islamic financial market. The purpose of this study is to
analyze the information content of Islamic capital market (JII) and Islamic money
market (SBIS) return with respect to several macro economic indicators. The
empirical findings based on Bi-Varite method with level of significant 5%,
Islamic capital market (JII) has high content information of macro economic
variabel (LnER and rSBI). Contrarily, based on Multi-Variate method with same
level of significant, Islamic money market (SBIS) has high content information of
macro economic variabel (rSBI, IPI, and Inflation). This implies that Islamic
money market (SBIS) can be a reliable variable for monetary policy
implementation in the Indonesia case."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yusra Aziza
"Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi kesulitan keuangan pada perusahaan non keuangan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008 hingga 2017. Penelitian dilakukan dengan melihat pengaruh dari variabel akuntansi, pasar, dan ekonomi makro sebagai variabel independennya terhadap kesulitan keuangan sebagai variabel dependennya. Penelitian dilakukan dengan mengadopsi model logit regresi untuk melihat nilai koefisien diantara dua kelompok sampel yaitu perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dan perusahaan yang tidak dengan model regresi logit (Yn, Xn). Penentu perusahaan yang mengalami financial distress didasarkan pada interest coverage ratio negatif selama dua tahun berturut-turut. Temuan dalam penelitian menunjukkan model regresi variabel akuntansi, pasar, dan ekonomi makro berpengaruh signifikan dalam memprediksi kesulitan keuangan. Dari ketiga model regresi yang dilakukan peneliti, ditemukan bahwa regresi akuntansi, pasar, dan ekonomi makro memiliki signifikansi yang paling tinggi yaitu 80%. Model kedua yang memiliki pengaruh signifikan adalah variabel pasar dengan ekonomi makro dengan persentase signifikan sebesar 78.2%. hasil regresi variabel akuntansi dengan ekonomi makro menunjukan hasil yang signifikan sebesar 76.1%.
This research aims to predict financial problems in non-financial companies that have been listed on the Indonesia Stock Exchange during the period 2008 to 2017. The study was conducted by looking at the influence of accounting, market and macroeconomic variables as independent variables on financial difficulties as the dependent variable. The study was conducted using a logit regression model to see the coefficient values between two sample groups, namely companies that increase financial distress and companies that are not with logit regression models (Yn, Xn). The company's emphasis on increasing financial distress based on the ratio of negative interest coverage for two years was consecutive. The findings in the study show a significant regression model of accounting, market, and macroeconomic variables in predicting financial distress. Of the three regression models conducted by researchers, it was found that regression, markets, and macroeconomics had the highest significance of 80%. The second model that has a significant influence is the market and macroeconomic variables with a significant percentage of 78.2%. the results of regression of accounting and macroeconomic variables showed a significant result of 76.1%."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
D. Muhammad Najih
"Tesis ini membahas pungutan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada Notaris Pasar Modal selaku profesi penunjang Pasar Modal. Hal ini bermula sejak beralihnya kewenangan Bapepam-LK kepada OJK dengan berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan beserta peraturan pelaksananya dan adanya pengujian atas undang-undang tersebut di Mahkamah Konsitutsi dengan Nomor Perkara 25/PUU-XII/2014. Dengan kewenangan OJK untuk mengatur Pasar Modal dan termasuk pihak yang melakukan kegiatan di Pasar Modal, OJK memberlakukan pungutan kepada Notaris Pasar Modal berupa pungutan Biaya Pendaftaran dan Biaya Tahunan. Dengan diberlakukannya pungutan, telah menimbulkan reaksi dari Notaris Pasar Modal berupa mempertanyakan kewenangan yang dimiliki OJK. Penulisan ini merupakan penelitian yuridis normatif dengan tipe penelitan yang bersifat preskriptif. Simpulan dari penulisan ini adalah OJK berwenang melakukan pungutan namun tidak tepat memberlakukan pungutan tahunan kepada Notaris Pasar Modal selaku profesi penunjang Pasar Modal. Hadirnya tesis ini diharapkan agar dapat membantu menjawab pertanyaan dari Notaris Pasar Modal atas pemberlakuan pungutan, menjawab implikasi yuridis dan atas pemberlakuan pungutan oleh OJK.

This thesis discusses Indonesia Financial Services Authority (IFSA) Levies To Capital Market Notary As a Capital Market Supporting Proffesion. It began since the transfer of Bapepam-LK authority to IFSA within enforce Laws No. 21 of 2011 on Indonesia Financial Services Authorithy along its implementing regulation and with the presence of testing of the Laws above in Constitutional Court with Case Number 25/PUUXII/ 2014. With IFSA’s authority to control Capital Market which included the parties who involved in Capital Market, IFSA enforce a levies to Capital Market Notary in a form of Registration Levies and Annualy Levies. Within the enforce of levies, it has causes a reaction from Capital Market Notary that questioning the legal basis of its levies and such other things related the IFSAs levies. This thesis is a juridical research with prespective quality type of reasearch. The knot of this thesis is that IFSA’s is have the authority to do levies but considerable that yearly levies to Capital Market Notary as Capital Market supporting proffesesion is not correct. The presence of this thesis is expected to be able to answer the question of Capital Market Notary of the IFSAs levies, juridical implication and social/practice implication of its.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
T44338
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christopher Joses Vegas Antoni
"Skripsi ini membahas mengenai perbandingan mekanisme ganti rugi terhadap investor yang terkena dampak kejahatan dalam Pasar Modal di Pasar Modal Indonesia, Amerika, China, Jepang, dan Inggris. Dari perbandingan tersebut dapat terlihat kelebihan dan kekurangan dari tiap mekanisme yang berlaku di masing-masing Negara, serta rumusan mekanisme ganti rugi yang tepat untuk diterapkan di Pasar Modal Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode yuridis-normatif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui metode kepustakaan. Mekanisme ganti rugi yang terdapat di Indonesia sangat tertinggal apabila dibandingkan dengan negara lain. Aspek utama yang mengakibatkan Indonesia tertinggal dari negara-negara pembanding adalah di Indonesia pihak yang melakukan pengurusan ganti rugi adalah investor, sementara di negara pembanding Otoritas diberikan kewenangan untuk melakukan pengurusan ganti rugi. Kedua, belum terdapat wadah atau rekening khusus yang berfungsi untuk menyimpan dana yang nantinya akan digunakan untuk melakukan penggantian terhadap investor korban kejahatan dalam Pasar Modal.

This thesis discusses about civil compensation mechanism on capital market fraud in Indonesia compared with some other countries in the world such as America, People`s Republic of China, Japan, and England. Based on the comparison it can be seen the advantages and disadvantages of each mechanism that applies in each country as well as the formulation of appropriate compensation mechanisms to be applied in Indonesia capital market. The research method used in writing this thesis is a normative juridical method using secondary data obtained through the library method. The civil compensation mechanism applied in Indonesia is very lagging behind when compared to other countries. The main aspect that causes Indonesia to lag behind comparative countries is that the party that takes care of compensation is an investor, while in the comparative country the authority is authorized to take care of compensation. Secondly, there is no special account that functions to save funds which will later be used to replace investor who are victims of capital market fraud.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adzhani Aprilla
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adakah perilaku Myopic Loss Aversion pada Pasar Modal di Indonesia periode 2016-2017. Proksi yang digunakan untuk mengukur periode evaluasi adalah meanreturndaily dan meanreturnweekly dari marketbenchmark dan industrybenchmark, sedangkan untuk penghindaran kerugian, proksi yang digunakan adalah meanreturn volatitily, nilai regresi dan nilai residual dari marketbenchmark dan industrybenchmark. Penelitian ini menemukan bahwa perusahaan yang melakukan perilaku Myopic Loss Aversion karena dipengaruhi oleh periode evaluasi memiliki nilai meanreturndaily yang lebih besar dibandingkan nilai meanreturnweekly dari harga penutupan saham perusahaan. Hasil dari penelitian ini juga menemukan bahwa perilaku Myopic Loss Aversion juga terjadi karena dipengaruhi oleh penghindaran kerugian, hal tersebut terlihat pada nilai meanreturnvolatility, nilai regresi, dan nilai residual daily yang lebih besar dibandingkan nilai dari weekly ketiga mean tersebut. Kondisi ini menunjukkan bahwa terdapat perilaku Myopic Loss Aversionyang dipengaruhi oleh periode evaluasi dan penghindaran kerugian yang dilakukan oleh perusahaan. Dengan demikian, perusahaan perlu memperhatikan kondisi internal perusahaan dan peristiwa ekonomi relevan yang terjadi.

ABSTRACT
This study aims to analyze whether there is a behavior of Myopic Loss Aversion in the Capital Market in Indonesia for the period 2016-2017. The proxy used to measure the evaluation period is the mean return daily and weekly from the market benchmark and industry benchmark, while for loss aversion, the proxy used is the mean return volatitily, the regression value and the residual value from the market benchmark and the industry benchmark. This study found that companies that conduct Myopic Loss Aversion behavior because it is influenced by the evaluation period has a mean return daily value that is greater than the mean return weekly value of the closing price of the company's stock. The results of this study also found that the behavior of Myopic Loss Aversion also occurs because it is influenced by loss aversion, it can be seen in the mean return volatility, regression value, and residual daily value that is greater than the value of the third mean weekly. This condition indicates that there is a behavior of Myopic Loss Aversion which is influenced by periods of evaluation and avoidance of losses carried out by the company. Thus, the company needs to pay attention to the internal conditions of the company and relevant economic events that occur."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Faina Amru
"Laporan magang ini merupakan studi yang membahas estimasi dampak dari pemilihan umum terhadap indikator makroekonomi berupa konsumsi, investasi, dan jumlah uang beredar, serta IHSG. Analisis dilakukan menggunakan metode regresi linear time-series pada data bulanan, kuartal, dan tahunan. Hasilnya, indikator konsumsi, investasi, dan jumlah uang beredar signifikan hanya pada analisis data kuartal, bukan tahunan. Temuan lainnya adalah pemilu menurunkan indeks harga saham gabungan pada periode satu bulan sebelum dan saat pemilu, namun meningkat pada periode satu bulan pasca pemilu.

The focus of this internship report is measuring the estimated impact of the elections on macroeconomic indicators such as consumption, investment, money supply, and JCI. The analysis was performed using the method of time-series linear regression on monthly data, quarterly, and yearly. As a result, general election shows significant impact on consumption, investments, and money supply with quarterly data set analysis, but not on the yearly. Other findings are elections lowering the stock price index in the period of one month before and during elections, but quickly increased in the next month.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kartini Andri Wardhani
"Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk menganalisa konflik hukum yang ditemukan dalam Undang-undang Pasar Modal dengan Undang-undang Otoritas Jasa Keuangan di Indonesia mengenai kewenangan atas tindak pidana dalam ranah pasar modal, terutama mengenai proses penyidikannya. Makalah ini mempertanyakan undangundang manakah yang dikedepankan apabila adanya konflik hukum, institusi manakah yang sebetulnya memiliki kewenangan atas pasar modal, dan apakah hukum yang ada mampu memecahkan tindak pidana dalam pasar modal secara efektif. Prinsip hukum seperti lex specialis dan lex posterior ditelaah, juga dilakukannya eksplorasi hukum yang berkaitan. Contoh kasus pidana mengenai PT Danareksa Sekuritas, PT Reliance Sekuritas dan PT Millennium Danatama Sekuritas dimasukkan untuk melihat keampuhan hukum yang berlaku dalam praktek. Selain daripada itu, studi komparatif dengan hukum pasar modal di Korea Selatan juga dilakukan untuk melihat perbaikan apakah yang dapat kita rancang untuk memperbaiki hukum di Indonesia.
Makalah ini menyimpulkan bahwa kedua hukum tersebut mempunyai spesialisasi mereka masing-masing di bidang yang hampir sama, maka Undangundang Pasar Modal harus diutamakan dalam menangani perkara dalam ranah pasar modal itu sendiri, sedangkan Undang-undang Otoritas Jasa Keuangan harus diutamakan untuk mengatur badan yang berwenang atas pasar modal. Institusi yang mempunyai kewenangan atas perkara atau tindak pidana dalam pasar modal mencakup Otoritas Jasa Keuangan dan Kepolisian Indonesia. Indonesia juga masih memiliki keterbatasan dalam ketepatan spesifikasi dan kurangnya penjabaran secara hukum, serta kurangnya spesialisasi dan jumlah tenaga kerja yang menangani dalam otoritas atas pasar modal, sehingga hukum dan otoritas tersebut tidak efektif.

This paper is written to analyze the conflicting regulations found within Indonesia's Law on Capital Market and its Law on the Financial Services Authority on the authority over capital market crimes, especially with regards to the investigative process. It asks which of the two laws should be prioritized when conflicting regulations occur, which institutions actually have power over the capital market, as well as whether the laws currently enacted are effective in addressing the crimes. Legal principles such as lex specialis and lex posterior are used, as well as a thorough exploration of all laws. A case study on PT Danareksa Sekuritas, PT Reliance Sekuritas and PT Millennium Danatama Sekuritas is included to see the effectiveness and real life application of the laws in question. Furthermore, a comparative study with South Korea?s capital market laws is conducted to conclude on what amendments can be made in order to improve Indonesia?s laws.
This paper concludes that both laws are specialized in similar matters yet are somewhat different, thus the Law on Capital Market is to be prioritized when dealing with direct capital market issues, while the Law on the Financial Services Authority is prioritized for the authority over capital market. The institutions that currently have direct power over the capital market and the crimes within it are the Financial Services Authority as well as the Police Investigators, yet the latter has very limited powers and are found to be inactive in real life. Lastly, it is found that Indonesia still has many issues pertaining to the lack of thoroughness and specification when it comes to its capital market laws, as well as a lack on specialization and manpower in its capital market authority, thus these laws and authorities are ineffective in solving crimes.
"
2016
S62080
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Kartono Wardoyo
"Perkembangan pasar modal belum terlihat dalam sistem moneter dan perekonomian di Indonesia sampai dengan akhir Pelita I, padahal di pihak lain perkembangan dunia perbankan mulai tampak sejak awal Pelita I dengan diaktifkannya program tabungan masyarakat dan ternyata hasilnya tidak mengecewakan. Semakin berkembangnya dana untuk kebutuhan pembangunim maka pemerintah antara tahun 1974 1976 mengadakan penelitian tentang kemungkinan dibukanya kembali pasar modal di Indonesia dan pada tanggal 10 Agustus 1977 kegiatan pasar modal diresmikan oleh Presiden R.I.
Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) yang didirikan pada waktu itu mendapat tugas unt uk menyei enggarakan tiursa dan memonitor kegiatannya. Bapepam ini mempunyai tugas ganda yaitu. sebagai penyelenggara bursa (stock exchange) dan juga sebagai pengelola dan pengawas pasar modal (security and exchange commision). Lazimnya kedua fungsi ini dilaksanakan oleh dua badan yang berbeda. Bursa diselenggarakan oleh pihak swasta, sedangkan pengelolaan dan pengawasan diselenggarakan pemerintah.
Pada waktu i tu 1 dalam rangka mendorong perusahaan untuk go public 1 pemerintah menyediakan berbagai fasilitas perpajakan bagi para emiten, pialang dan para investor. Namun ternyata kehadiran bursa efek tidak begitu menarik bagi dunia usaha. Sampai dicabutnya kembali fasilitas perpajakan pada awal 1984 (dengan diberlakukannya Undang-Undang Perpajakan baru) juinlah emiten hanya tercatat 23 perusahaan yang menjual sahain dan tiga perusahaan yang menjual obligasi. Pada saat mi jumlah dana masyarakat yang terserap melalui emisi saham Rp. 111,7 milyar dan melalui emisi obligasi. Rp. 104,9 milyar, sehingga jumlah seluruhnya adalah Rp. 216,6 milyar.
Perkembangan pasar modal dalam suatu negara tidak terlepas dari sejarah perkeinbangan negara itu sendiri, khususnya perkembangan ekonoini. Pasang surutnya pasar 'modal sangat ditentukan oleh perkeinbangan situasi ekonoini ditambah situasi politik suatu negara. Gejolak harga saham di pasar modal ini pada pelbagai negara tidak selalu seiring dan sejalan. Di suatu negara, arah atau trend naik sangat curam, namun di negara lain naik biasa-biasanya saja, atau bahkan sebaliknya, walaupun ada iriteraksi antara sesama pasar modal diberbagai negara sebagai akibat hubungan ekônomi internasional.
Indikator ekonoini seperti tingkat bunga umuin, surplus perdagangan luar negeni, nilai kurs mata uang asing, tingkat inflasi dan sebagainya, tekanannya berbeda-heda pada tiap-tiap negara, padahal indikator ekonomi sangat berpengarub dan berperan besar dalam kegiatan pasar modal. Indikator ekonomi mi berubah-ubah dari waktu ke waktu yang harus selalu diikuti, sehingga dampaknya kepada pasar modal juga akan berubahubah. Perubahan-perubahan di pasar modal merupakan informasi yang harus disebar-luaskan. Kecepatan penyebaran informasi tersebut nierupakan salah satu penilaian tentang efisiensi pasar modal.
Uraian tersebut di atas mendorong untuk mengadakan penelitian tentang Pasar Modal -dan Perkembangannya di Indonesia. Penelitian ini menghadapkan kegiatan pasar modal beserta teori-teori yang mnendukungnya dengan kebijakan-kebijakan pemerintah, hainbatan-hamnbatan dan tantangan-tantangan. Selanjutnya diakhiri dengan pembahasan, kesimapulan dan saran yang kiranya dapat memberikan sumnbangan pada perkembangan pasar modal Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T9623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Agus Santika
"Tesis ini membahas tentang anomali pasar Sell-in-May effect, yaitu tingkat return rata-rata enam bulan dari pasar saham untuk periode November-April yang lebih besar daripada periode Mei-Oktober. Dari hasil penelitian dengan periode pengamatan hingga 20 tahun ke belakang (1994-2014), ditemukan adanya anomali tersebut pada IHSG dan tiga belas perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ45. Selain itu juga diketahui bahwa tiga bulan dari periode November-April konsisten berada pada peringkat enam teratas yang memberikan tingkat return bulanan rata-rata tertinggi sementara tiga bulan dari periode Mei?Oktober konsisten berada pada tiga peringkat terbawah.
Strategi yang dapat dilakukan investor untuk memanfaatkan anomali tersebut adalah dengan membeli saham dari tiga belas perusahaan tersebut atau dengan membentuk portofolio yang terdiversifikasi dengan baik dan mempunyai β tertimbang sebesar satu yang aktivitas transaksinya sesuai dengan strategi "sell in May and go away". Selain itu, investor juga harus memperhatikan tingkat perubahan dari nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dan tingkat suku bunga Bank Indonesia karena kedua hal tersebut akan mempunyai pengaruh pada performa IHSG di bulan-bulan mendatang.

The focus of this study is to learn about seasonal anomalies, mainly Sell- in-May effect which states that the holding period return of six months on stock investment from the period of November-April will give higher return compared to the one from the May?October period. This study, using observation period of up to 20 years backwards (1994-2014), finds that such anomaly exists on the Indonesian stock market. It also exists on the thirteen out of forty five companies included in the LQ45 index. Another finding is that the three months from the November-April period consistently find themselves on the top six ranking of the best performer on the average monthly return. Also that there are three months from the May-October period that consistently giving out the least average monthly return.
Investment strategy that can be exercised for investors is to invest on the thirteen companies which have significant SiM coefficient or to build their own portfolio which should have a weighted β of one and carry out the transactions according to the saying "sell in May and go away". Also that it is important for investors to take into consideration the changes on the level of IDR/USD exchange rate and BI rate as both of them have significant effect on the performance of IHSG for the upcoming months.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>