Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170639 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tenriana Nur Qalby Rahman
"Skripsi ini membahas tentang maladministrasi pelayanan publik dalam penerbitan sertifikat hak atas tanah pada tahun 2018-2020. Dalam skripsi ini penelitian didasarkan pada laporan Ombudsman di tahun 2018-2020, kasus yang dibahas terkait laporan yang diterima Ombudsman yaitu laporan terhadap penerbitan sertifikat hak atas tanah di Pulau Pari dan juga Pembatalan sertifikat hak atas tanah di Bintaro. Skripsi ini juga melihat bagaimana Ombudsman dalam menyelesaikan laporan terhadap kasus penerbitan sertifikat hak atas tanah. Sebagai solusi, skripsi ini memberikan pemahaman kepada pembaca melalui penyajian data penelitian dan juga pemahaman terhadap alur pelaporan maladministrasi.

This thesis discusses the maladministration of public services in the issuance of land rights certificates in 2018-2020. In this thesis the research is based on the Ombudsman's report in 2018-2020, the case discussed regarding the report received by the Ombudsman, namely the report on the issuance of land rights certificates in Pari Island and also the cancellation of land rights certificates in Bintaro. This thesis also looks at how the Ombudsman in completing reports on cases of issuing land rights certificates. As a solution, this thesis provides an understanding to the reader through the presentation of research data and also an understanding of the maladministration reporting flow. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Shokhi
"Skripsi ini membahas mengenai praktik maladministrasi dalam pelayanan publik dibidang pendidikan pada proses penerimaan peserta didik baru dari lingkup pengawasan Ombudsman. Dalam skripsi yuridis normatif ini, pembahasan maladministrasi PPDB dilihat dari data pengaduan masyarakat kepada Ombudsman pada tahun 2013 dan 2014. Secara menyeluruh dipaparkan pula data mulai dari jumlah laporan pengaduan hingga pihak-pihak yang terlibat dalam praktik maladministrasi. Sebagai solusi, analisa peran masyarakat dan Ombudsman juga dijabarkan guna mencegah maladministrasi PPDB dimasyarakat.

This thesis discusses the practice of maladministration in the public service in the field of education in the process of recruiting new students (PPDB) from the scope of supervision of the Ombudsman. In this normative juridical thesis, discussion of PPDB maladministration is seen from the data of public complaints to the Ombudsman in 2013 and 2014. Thoroughly also presented the data ranging from the number of complaints reported to the parties involved in the practice of maladministration. As a solution, the analysis of the role of society and the Ombudsman are also elaborated in order to prevent PPDB maladministration in community."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S61967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Sarah Aprilia
"Peran Ombudsman sebagai lembaga pengawas pelayanan publik dalam menjalankan tugas dan kewenangannya merujuk pada ketentuan perundang-undangan yang mengaturnya. Pengawasan pelayanan yang diselenggarakan oleh Ombudsman merupakan unsur penting dalam upaya menciptakan pemerintahan yang baik, bersih, dan efisien serta sekaligus merupakan implementasi prinsip demokrasi yang perlu ditumbuh kembangkan dan di aplikasikan guna mencegah dan menghapuskan penyalahgunaan wewenang oleh aparatur penyelenggaraan negara dan pemerintah. Ombudsman memiliki tugas untuk menerima, memeriksa, dan menindaklanjuti laporan masyarakat terkait tindakan atas dugaan maladministrasi penyelenggara pelayanan publik. Terjadinya maladministrasi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan buruknya pelayanan publik.
Skripsi ini membahas mengenai peran Ombudsman dalam menangani penyelesaian laporan atas dugaan maladministrasi penyelenggara pelayanan publik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui pengumpulan data primer dan data sekunder. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peran Ombudsman menangani penyelesaian laporan sudah memperhatikan tata cara pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat, akan tetapi masih kurangnya prasarana untuk menyampaikan kritik dan saran.
Selain itu, Ombudsman juga belum memiliki waktu yang cukup jelas dalam penanganan laporan, karena dilihat dari subtansi permasalahan yang dilaporkan. Dalam menjalankan peranannya dalam menangani penyelesaian laporan, Ombudsman terdapat beberapa kendala dalam menyelesaikan pengaduan masyarakat yaitu kurangnya penegasan dalam peraturan perundang-undangan terhadap masalah sanksi yang diberikan oleh Ombudsman terhadap tidak maksimalnya pelayanan publik, kurangnya pemahaman pelapor mengenai alur penanganan laporan, sumber daya manusia Ombudsman Republik Indonesia yang terbatas, dan minimnya anggaran untuk menangani penyelesaian laporan.

The Role of the Ombudsman as a supervisior of public services in carrying out its duties and authority refers to the provisions of the laws and regulations governing it. Oversight of services organized by the Ombudsman is an essential element in the effort to create good, clean and efficient governance, and the application of democratic principles that need to be developed and implemented to prevent and eliminate abuse of authority by state and government apparatus. The Ombudsman has the duty to receive, examine, and follow up on community reports on acts suspected of maladministration of public service providers. The occurrence of maladministration is one of the factors causing poor public services.
This thesis discusses the role of the Ombudsman in dealing with the settlement of reports of alleged maladministration of public service providers. This research was conducted by using qualitative approach through primary data collection and secondary data. The results of this study indicate that the role of the Ombudsman in dealing with report settlement has been to pay attention to service procedures and complaints handling of the community, but still lack of infrastructure to convey criticism and suggestions.
In addition, the Ombudsman also has not had sufficient time to deal with the report, as seen from the substance of the reported problem. In carrying out its role in handling report completion, the Ombudsman has several obstacles in resolving public complaints, namely the lack of affirmation in the law on sanctions imposed by the Ombudsman on the inability of public services, the lack of journalists 39 understanding of the Report handling flow, the limited human resources of the Republic of Ombudsman Indonesia, and lack of budget to handle report completion.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iga Mawarni Putri
"Skripsi ini membahas tentang penyelesaian laporan maladministrasi oleh Ombudsman pada periode tahun 2018-2019. Dalam skripsi ini, penelitian didasarkan pada laporan maladministrasi yang berhasil diselesaikan oleh Ombudsman di tahun 2018-2019, kasus yang dibahas terkait penyelesaian laporan maladministrasi yang dilakukan oleh Ombudsman yaitu kasus maladministrasi terhadap Drg. Romi Syofpa Ismael. Sebagai solusi, analisa mekanisme pengaduan dan alur penyelesaian laporan maladministrasi dijabarkan dalam rangka memberikan pemahaman kepada masyarakat dan memberikan kepercayaan kepada Ombudsman untuk menyelesaikan laporan maladministrasi

This thesis discusses the settlement of maladministration reports by the Ombudsman in the period 2018-2019. In this thesis, the research is based on the maladministration report that was successfully completed by the Ombudsman in 2018-2019, the case discussed related to the completion of the maladministration report carried out by the Ombudsman, namely the maladministration case against Drg. Romi Syofpa Ishmael. As a solution, analysis of the complaint mechanism and the flow of maladministration report settlement is described in order to provide understanding to the public and give trust to the Ombudsman to resolve maladministration reports."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berry Bahriansyah
"Meningkatnya laporan pengaduan masyarakat tentang adanya dugaan maladministrasi di DPMPTSP Kota Semarang pada tahun 2017-2019 menyebabkan menurunya tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik yang dilakukan oleh DPMPTSP Kota Semarang. Hal ini dikarenakan adanya dugaan maladministrasi dalam bentuk penundaan berlarut, terjadinya pungutan liar, tidak melayani, dan penyimpangan prosedur.. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya perkembangan bentuk maladministrasi serta menganalisis efektivitas dari Rekomendasi Ombudsman pada peningkatan kualitas pelayanan publik. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah normatif-empiris. Hasil penelitiannya adalah ditemukan perbedaan jumlah data yang diterima oleh Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah dengan yang ada di DPMPTSP Kota Semarang, Ombudsman tidak memiliki kewenangan untuk menerbitkan Rekomendasi, melainkan hanya Laporan Akhir Hasil Penelitian (LAHP), dan belum bisa dibuktikannya efektivitas Rekomendasi Ombudsman pada kualitas pelayanan perizinan di Kota Semarang dikarenakan Ombudsman Perwakilan Jawa Tengah sendiri belum pernah menerbitkan Rekomendasi maupun LAHP karena semua laporan dugaan maladministrasi perizinan selesai pada tahap klarifikasi.

The increasing reports of public complaints about alleged maladministration at the Semarang City DPMPTSP in 2017-2019 led to a decrease in the level of public satisfaction with the quality of public services carried out by the Semarang City DPMPTSP. This is due to allegations of maladministration in the form of protracted delays, illegal levies, non-service, and procedural irregularities. This study aims to see the development of forms of maladministration and to analyze the effectiveness of the Ombudsman's Recommendations in improving the quality of public services. The research method used by the author is normative-empirical. The result of the research is that there is a difference in the amount of data received by the Indonesian Ombudsman Representative of Central Java with that of the Semarang City DPMPTSP, the Ombudsman does not have the authority to issue Recommendations, but only the Final Research Results Report (LAHP), and the effectiveness of the Ombudsman Recommendations on quality has not been proven. licensing services in Semarang City because the Central Java Representative Ombudsman himself has never issued a Recommendation or LAHP because all reports of alleged maladministration of permits have been completed at the clarification stage."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Reza Prima Tarihoran
"Pendaftaran Tanah Sistem Lengkap (PTSL) adalah program pemerintah untuk melakukan pendaftaran tanah secara sistematis dan masal untuk mewujudkan kepastian hak atas bidang tahan di seluruh Indonesia. Program ini bermula pada tahun 1981 melalui Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 189 Tahun 1981 tentang Proyek Operasi Nasional Agraria hingga mengalami pembaharuan pada tahun 2018 melalui Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistem Lengkap. Perubahan aturan tersebut tidak serta merta menjamin kepastian hukum pendaftaran tanah di Indonesia, masih terdapat kelalaian admnistrasi pada program PTSL khususnya di Kantor Pertanahan Kota Banda Aceh, sehingga menyebabkan sertipikat yang diterbitkan menjadi cacat administrasi dan dapat dibatalkan. Oleh karenanya administrasi pendaftaran tanah melalui PTSL harus dilakukan dengan cermat. Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai (1) Permasalahan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Kantor Pertanahan Kota Banda Aceh; (2) Kepastian Hak Atas Tanah yang Tertukar Melalui Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Kantor Pertanahan Kota Banda Aceh. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis-normatif dengan menggunakan jenis data sekunder dan data primer sebagai pendukung. Hasil analisis (1) adalah permasalahan pendaftaran tanah melalui PTSL di Kantor Pertanahan Kota Banda Aceh disebabkan oleh kedala-kendala administrasi yang terjadi dilapangan pada saat pengumpulan data fisik dan data yuridis, akibatnya hak atas tanah dapat tertukar sehingga status sertifikat hak atas tanah yang diterbitkan Kantor Pertanahan menjadi cacat administrasi. Hasil analisis (2) yaitu kepastian hak atas tanah tertukar dapat diperoleh melalui pengadilan dengan mengajukan gugatan/permohonan pembatalan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Selain itu kepastian hukum sertipikat tanah tertukar juga dapat diperoleh melaui penyelesaian sengketa diluar pengadilan, salah satunya dalah mediasi di hadapan lembaga adat sesuai dengan ketentuan Pasal 45 Ayat 1 Permen ATR/BPN No. 20/2020 tentang Penanganan dan Penyelesaian Kasus Pertanahan

Complete System Land Registration (PTSL) is a government program to carry out systematic and mass land registration to realize the certainty of rights to land holdings in Indonesia. This program began in 1981 through the Decree of the Minister of Home Affairs Number 189 of 1981 concerning the National Agrarian Operation Project until it underwent a renewal in 2018 through the Regulation of the Minister of Agrarian and Spatial Planning/Head of the National Land Agency Number 6 of 2018 concerning Complete System Land Registration. Changes to these rules do not necessarily guarantee legal certainty for land registration in Indonesia, there are still administrative omissions in the PTSL program, especially at the Banda Aceh City Land Office, causing the certificates issued to be administratively flawed and can be canceled. Therefore, the administration of land registration through PTSL must be carried out carefully. The problems raised in this study are (1) the Problem of Complete Systematic Land Registration (PTSL) at the Banda Aceh City Land Office; (2) Certainty of Exchanged Land Rights through Complete Systematic Land Registration (PTSL) at the Banda Aceh City Land Office. This research is a juridical-normative research using secondary data and primary data as support. The results of the analysis (1) are that the problem of land registration through PTSL at the Banda Aceh City Land Office is due to administrative constraints that occur in the field at the time of collecting physical data and juridical data, so that as a result land rights can be exchanged and the status of land rights certificates issued be administratively disabled. The result of analysis (2) is that the certainty of land rights being exchanged can be obtained through the court by filing a lawsuit/application for cancellation to the State Administrative Court (PTUN). Apart from that, legal certainty of exchanged land certificates can also be obtained through dispute resolution outside the court, one of which is mediation before customary institutions in accordance with the provisions of Article 45 Paragraph 1 of the Minister of ATR/BPN No. 20/2020 on Handling and Settlement of Land Cases."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
William Corez Kalimuda
"Ombudsman merupakan suatu lembaga yang memiliki tugas secara umum sebagai pengawas dalam pelayanan terhadap masyarakat. Pelayanan kepada masyarakat ini adalah tugas utama yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagai upaya untuk membantu masyarakat dalam mewujudkan segala kebutuhan dan urusan lainnya. peran Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Provinsi DKI Jakarta dalam upaya mengatasi maladministrasi dan juga upaya pencegahan terjadinya maladministrasi di DKI JakartaPendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif, Penelitian ini berdasarkan hukum normatif, jenis penelitian ini menganalisa berdasarkan aturan tertulis, peraturan perundang-undangan, atau bahan hukum tertulis lainnya. Penelitian yang akan dilakukan saya ini menggunakan spesifikasi deskriptif analitis yang artinya hal pertama yang dilakukan adalah menggambarkan mengenai permasalahan yang ada berdasarkan teori yang ada pada literatur serta data-data yang diperoleh di lapanganRespon Cepat Ombudsman atau RCO adalah sebuah cara bagi Ombudsman untuk menyelesaikan laporan dari masyarakat tekait dengan perbuatan maladministrasi yang masuk kategori harus segera diselesaikan. Dalam RCO ini proses penyelesaian sengketa akan dilakukan dengan metode yang lebih cepat daripada proses yang regular. Sebagai contoh dalam RCO segala pemeriksaan dilapangan dilakukan dengan lebih cepat, target lamanya pemeriksaan dilakukan lebih cepat daripada biasanya, lalu untuk penyelesaian sengketa dilakukan melalui mediasi tidak menunggu cara-cara lainnyaOmbudsman saat ini tidak dapat dipandang sebelah mata, Ombdusman menjelma menjadi lembaga pengawasan yang memiliki kedudukan penting dalam system pemerintahan di Indonesia, terutama dalam hal pengawasan.

Ombudsman is an institution that has a general duty as a supervisor in public services. This service to the community is the main task that must be carried out by the government as an effort to assist the community in realizing all their needs and other affairs. the role of the Ombudsman of the Republic of Indonesia Representative of DKI Jakarta Province in an effort to overcome maladministration and also efforts to prevent maladministration in DKI Jakarta The approach used is normative juridical, this research is based on normative law, this type of research analyzes based on written rules, statutory regulations, or written legal materials other. The research I will be doing uses descriptive analytical specifications, which means that the first thing to do is to describe the existing problems based on existing theories in the literature and data obtained in the field. The Ombudsman Quick Response or RCO is a way for the Ombudsman to complete reports from the public. related to acts of maladministration that fall into the category must be resolved immediately. In this RCO, the dispute resolution process will be carried out with a faster method than the regular process. For example, in the RCO, all field inspections are carried out more quickly, the target length of inspection is faster than usual, then for dispute resolution to be carried out through mediation, not waiting for other methods. The current Ombudsman cannot be underestimated. important in the government system in Indonesia, especially in terms of supervision."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edward Wongso
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai permasalahan sertipikat ganda atas suatu bidang tanah. Seperti kedudukan hukum dari para pihak dan penyelesaian sengketa yang dilakukan para pihak. Beberapa sengketa mengenai sertipikat ganda sering terjadi. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor yang belum mendukung sistem administrasi di Indonesia. Bahkan penyelesaian sengketa tersebut lewat pengadilan terkadang belum memberikan solusi apapun. Seperti hal nya kasus yang dibahas penulis yaitu Putusan MA No. 1502k/ Pdt/ 2013. Penelitian ini dilakukan dengan penelitian kepustakaan yang bersifat normatif, dengan menggunakan metode eksplanatoris. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebenarnya, pihak penggugatlah yang seharusnya menang dalam perkara di Pengadilan dikarenakan semua fakta-fakta hukum mengenai kepemilikan tanah tersebut lebih kuat. Hakim seharusnya mempertimbangkan fakta-fakta hukum daripada sebaliknya mempermasalahkan kewenangan dalam menangani sengketa tersebut, Badan Pertanahan Nasional dalam hal ini harus ikut bertanggung jawab dalam menyelesaikan perkara ini.

ABSTRACT
This thesis discusses the problem of multiple certificates on a plot. As the legal position of the parties and the dispute settlement done by the parties. Disputes regarding double certificates often occur on any land issues. This is due to several factors that do not support administration system in Indonesia. Even the dispute resolution through the courts sometimes do not provide any solution. Consequently, many of the rights of someone who is lost. This research was conducted by the research literature normative, using explanatory. The plaintiff should have won the case in court because all the facts of the law on land ownership is stronger. The judge should consider the facts of law than concerned authority in dealing with the dispute, the National Land Agency in this regard must take responsibility in resolving this matter."
2017
T46931
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septian Nugroho
"ABSTRAK
Peningkatan pemanfaatan tanah berpotensi menimbulkan sengketa diantara para
pihak yang hendak menguasai tanah. Untuk memberi jaminan kepastian hukum dan
kepastian akan hak-hak atas tanah, maka diperlukan perangkat hukum yang tertulis,
lengkap, dan jelas. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria (UUPA) telah meletakkan kewajiban kepada Pemerintah untuk
melaksanakan pendaftaran tanah, disamping kewajiban para pemegang hak untuk
mendaftarkan hak atas tanah yang ada padanya. Sistem pendaftaran tanah yang
berlaku di Indonesia adalah sistem pendaftaran hak. Hal ini tampak dengan adanya
buku tanah sebagai dokumen yang memuat data fisik dan data yuridis yang dihimpun
dan disajikan, serta diterbitkannya sertipikat sebagai surat tanda bukti hak yang
didaftar. Sertipikat hak atas tanah merupakan alat pembuktian yang kuat. Namun
dalam prakteknya, pemegang sertipikat hak atas tanah masih rentan terhadap gugatan.
Penulis dalam penelitian ini menemukan kasus pembatalan 111 (seratus sebelas)
Sertipikat Hak Milik melalui sebuah Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional. Pembatalan Sertipikat tentu menimbulkan banyak
permasalahan. Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan, Penulis
menggunakan metode penelitian hukum normatif atau penelitian hukum kepustakaan,
yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data
sekunder. Berdasarkan penelitian ini, Penulis menyimpulkan bahwa pemegang Hak
Milik dalam seratus sebelas sertipikat yang dibatalkan oleh Badan Pertanahan
Nasional tidak memperoleh perlindungan hukum sebagaimana mestinya karena
memperoleh tanah tidak dengan itikad baik. Mereka telah membeli tanah redistribusi
dari pihak yang tidak berhak mengalihkan hak atas tanah tersebut dan tidak dapat
membantu pihak Kantor Pertanahan untuk membuktikan adanya proses pengajuan
permohonan hak sesuai ketentuan pendaftaran tanah yang berlaku di Indonesia.

ABSTRACT
The increasing need of land resource utilization potentially leads to the rising number
of disputes over the land property control between the parties who have vested
interest on it. In order to guarantee legal security over the property of the land, the
law that is comprehensive and clear is indeed required. Act No. 5 of 1960 Concerning
Basic Regulations on Agrarian Principles has laid an obligation to the government to
implement land registration, in addition to the obligation of the landowners to register
property rights. The system of land registration in Indonesia is a system of
registration of tittles. The landowners receive a certificate as evidence of ownership.
The certificate of land right is a powerful evidence. However, in practice, the holder
of the certificate of the land right is still vulnerable to a lawsuit. The author of this
study has found the case of cancellation of 111 (one hundred and eleven) certificates
by means of the Decree of the Head of the National Land Agency. The cancellation
of certificate raises many problems. To find out and learn about the problem, the
author has used the method of normative legal research or legal research literature,
namely the legal research done by examining library materials or secondary data.
Based on the study, the author has concluded that the holders of property rights in the
one hundred and eleven certificates have not obtained legal protection as they should
be because they have acquired the property by illegal procedure. Not only they have
purchased redistributed land property from unauthorized entity, but they also fail to
provide evidence to the Land Officer to prove the existence of the process of
registration of land property in accordance with the law of land registration in
Indonesia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T42390
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Chandrakirana Pramadyastari Kusumomaharani
"Penilitian ini menganalisis mengenai implikasi hukum Perjanjian Pemanfaatan Tanah Hak Pengelolaan di KPBPB Batam, serta keberlakuan Sertipikat Hak Guna Bangunan di atas tanah Hak Pengelolaan. Dikaitkan dengan kewenangan pemegang Hak Pengelolaan (BP Batam) dalam pembatalan perjanjian terkait. Metode penelitian yang digunakan berupa penelitian doktrinal dengan yang dianalisis secara kualitatif. Didukung dengan data primer yang dihasilkan dari wawancara serta data sekunder lainnya. Ditemukan permalasahan hukum dalam Putusan PTUN Tanjung Pinang Nomor: 9/G/2020/PTUN.TPI jo. Putusan PT TUN Medan Nomor: 52/B/2021/PT.TUN-MDN seperti status tanah yang diperjanjikan antara BP Batam (Pemegang Hak Pengelolaan) dan PT ECD (penerima alokasi lahan) belum bersertipikat Hak Pengelolaan. Dasar pertimbangan hukum Hakim tingkat I (PTUN Tanjung Pinang) dan Hakim tingkat banding (PT TUN Medan) juga berbeda terkait aspek prosedural penerbitan Surat Keputusan Pembatalan Perjanjian oleh BP Batam (objek sengketa). Perjanjian pemanfaatan tanah seharusnya wajib dibuat atas tanah yang sudah bersertipikat Hak Pengelolaan sehingga dasar pemberian hak atas tanah di atas Hak Pengelolaan menjadi jelas statusnya. Apabila dilakukan pemberian Hak Guna Bangunan di atas Hak Pengelolaan, harus didahului dengan perjanjian pemanfaatan tanah. Keberlakuan SHGB di atas Hak Pengelolaan sangat bergantung pada pelaksanaan hak dan kewajiban perjanjian pemanfaatan tanahnya, yang lahir dari ketentuan peraturan perundang-undangan.

This research analyzes the legal implications of the Management Rights Land Use Agreement at KPBPB Batam, includes the application of Building Use Rights Certificate on Management Rights land. Linked to the authority of the Management Rights holder (BP Batam) to terminate related agreements. The research method used is doctrinal research with qualitative analysis. Supported by primary data resulting from interviews and other secondary data. It was found that there were legal problems on Tanjung Pinang State Administration Verdict Number: 9/G/2020/PTUN.TPI jo. Medan State Administration High Court Verdict Number: 52/B/2021/PT.TUN-MDN such as the status of the land agreed between BP Batam (Holder of Management Rights) and PT ECD (recipient of land allocation) has not been certified with Management Rights. The legal considerations of the first level judge (PTUN Tanjung Pinang) and the appellate level judge (PT TUN Medan) are also different regarding the procedural aspects of the issuance of a Decree on Cancellation of the Land Use Agreement by BP Batam (the object of the dispute). Land use agreements should be made on land that has been certified as Management Rights. Therefore, the basis for granting land rights over Management Rights becomes clear. If a Building Use Rights is granted over a Management Rights, it must be preceded by a land use agreement. The validity of the Building Use Rights Certificate over the Management Rights is very dependent on the implementation of the rights and obligations of the land use agreement, which arise from the provisions of statutory regulations."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>