Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132176 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kenny Harsono
"Latar Belakang: Resistensi insulin pada usia dewasa muda juga berkaitan signifikan terhadap peristiwa penyakit kardiovaskular atherosklerotik di kemudian hari. Jenis kelamin perempuan diketahui memiliki risiko lebih tinggi terhadap resistensi insulin. Lemak yang terletak di antara atau di dalam otot dan dapat terlihat melalui CT-scan disebut sebagai jaringan adiposa intermuskular atau ekstramyoseluler (EMCL), sementara lipid yang terakumulasi di dalam sel otot disebut lipid intramyoseluler (IMCL). Saat ini, penelitian yang melaporkan hubungan antara lemak ektopik pada otot skeletal abdomen dan resistensi insulin dengan menggunakan CT-scan masih terbatas. Tujuan: Mengetahui peran CT-scan dalam mengukur lemak ektopik abdomen terhadap kejadian resistensi insulin pada perempuan usia 18-40 tahun. Metode: Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada periode bulan Februari hingga Maret 2024 dengan subjek pasien perempuan berusia 18−40 tahun yang melakukan pemeriksaan CT-scan regio abdomen sehingga didapatkan jumlah sampel minimal sesuai penghitungan sampel yaitu 30. Analisis hubungan korelasi antara parameter luas penampang atenuasi abdomen dengan nilai HOMA-IR dilakukan dengan uji korelasi Spearman karena sebaran data tidak normal. Hasil: Korelasi antara luas penampang EMCL dengan HOMA-IR tidak menunjukkan kebermaknaan (p=0,781), dengan nilai r yang menunjukkan tidak ada korelasi antar dua variabel tersebut (r=-0,053). Korelasi antara luas penampang IMCL dan HOMA-IR menunjukkan hasil yang tidak signifikan (p=0,928), dengan nilai korelasi yang lemah antar kedua variabel tersebut (r=-0,017). Kesimpulan: Tidak terdapat korelasi antara penampang area lemak ekstramyoseluler dan intramyoseluler dengan HOMA-IR sebagai penanda resistensi insulin pada perempuan usia 18-40 tahun.

Background: Insulin resistance in young adults is also significantly associated with the occurrence of atherosclerotic cardiovascular events later in life. Female gender is known to have a higher risk of insulin resistance. Fat located between or within muscles and visible through CT scans is called intermuscular or extramyocellular adipose tissue (EMCL), while lipid accumulated within muscle cells is called intramyocellular lipid (IMCL). Currently, research reporting the relationship between ectopic fat in abdominal skeletal muscles and insulin resistance using CT scans is still limited. Objective: To determine the role of CT scans in measuring abdominal ectopic fat in the occurrence of insulin resistance in women aged 18-40 years. Method: The study sample was collected from February to March 2024, consisting of female patients aged 18-40 years who underwent CT scans of the abdominal region, with a minimum sample size of 30 as calculated. Correlation analysis between the cross-sectional area of abdominal attenuation and HOMA-IR values was conducted using the Spearman correlation test due to non-normal data distribution. Results: The correlation between EMCL cross-sectional area and HOMA-IR did not show significance (p=0.781), with an r value indicating no correlation between the two variables (r=-0.053). The correlation between IMCL cross-sectional area and HOMA-IR showed non-significant results (p=0.928), with a weak correlation between the two variables (r=-0.017). Conclusion: There is no correlation between the cross-sectional area of extramyocellular and intramyocellular fat with HOMA-IR as a marker of insulin resistance in women aged 18-40 years."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nuraini
"Resistensi insulin adalah penurunan kemampuan jaringan (otot, hati, dan jaringan adiposa) untuk merespon insulin yang bersirkulasi secara normal dalam darah yang berisiko berkembang menjadi penyakit diabetes melitus tipe 2. Rasio tinggi asupan asam lemak omega-6/omega-3 diduga berperan dalam menurunkan sensitivitas insulin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara rasio asupan omega-6/omega-3 dan HOMA-IR pada perempuan usia reproduktif. Studi potong lintang ini dilakukan di Jakarta, pada bulan Juli sampai Oktober 2021. Pengambilan sampel menggunakan metode consecutive sampling dan diperoleh 79 subjek perempuan yang memenuhi kriteria penelitian. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara 24-hours food recall sebanyak 3 kali, pengukuran antropometri untuk menilai status gizi, dan pengambilan serum untuk mengukur kadar glukosa darah puasa dan insulin. Rerata asupan omega-6 pada subjek adalah 9.43 ± 3.69 gram/hari, median asupan omega-3 pada subjek adalah 0.79 (0.23–3.53) gram/hari, dan rerata rasio asupan omega-6/omega-3 adalah 12.32 ± 4.32. Rerata HOMA-IR pada subjek adalah 3.04 ± 1.24. Terdapat korelasi positif lemah antara rasio asupan omega-6/omega-3 dan HOMA-IR, namun tidak signifikan (r=0.161, p=0.157). Ditemukan hubungan signifikan antara DHA dan HOMA-IR setelah mengontrol faktor perancu (p=0.014). Tidak ada hubungan antara rasio asupan asam lemak omega-6/omega-3 dan HOMA-IR pada perempuan usia reproduktif. Namun, ditemukan hubungan antara asupan DHA dan HOMA-IR yang menunjukkan bahwa peningkatan asupan asam lemak tidak jenuh dapat mencegah terjadinya resistensi insulin.

Insulin resistance is a decrease in the ability of tissues (muscle, liver, and adipose tissue) to respond to insulin that circulates normally in the blood which is at risk of developing type 2 diabetes mellitus. A high ratio of omega-6/omega-3 fatty acid intake is thought to play a role in reducing insulin sensitivity. This study aims to determine the association between the ratio of omega-6/omega-3 intake and HOMA-IR in reproductive-aged women. This cross-sectional study was conducted in Jakarta, from July to October 2021. Sampling used the consecutive sampling method and obtained 79 women subjects who met the research criteria. Data was collected through 24-hour food recall interviews 3 times, anthropometric measurements to assess nutritional status, and serum sampling to measure fasting blood glucose and insulin levels. The mean omega-6 intake in the subjects was 9.43 ± 3.69 grams/day, the median omega-3 intake in the subjects was 0.79 (0.23–3.53) grams/day, and the mean ratio of omega-6/omega-3 intake was 12.32 ± 4.32. The mean HOMA-IR in the subjects was 3.04 ± 1.24. There was weak positive correlation between the ratio of omega-6/omega-3 intake and HOMA-IR, but not significant (r=0.161, p=0.157). A significant relationship was found between DHA and HOMA-IR after adjusted confounding factors (p=0.014). There was no association between the ratio of omega-6/omega-3 fatty acid intake and HOMA-IR in reproductive-aged women. However, it was found that there was a assocation between DHA intake and HOMA-IR which indicated that increasing intake of unsaturated fatty acids could prevent insulin resistance"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didi Kurniadhi
"Latar belakang: Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Diluar dari faktor risiko konservatif yang sudah diketahui berhubungan PJK ternyata didapatkan pula sejumlah faktor non konservatif yang berhubungan dengan PJK, salah satu faktor risiko yang paling menonjol adalah resistensi insulin. Data penelitian yang melihat peranan dan hubungan antara resistensi insulin dengan kejadian dan beratnya PJK masih menjadi kontrovesi, dimana sejumlah penelitian menunjukkan hasil yang bertentangan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran nilai resistensi insulin pada pasien PJK dan tersangka PJK yang menjalani angiografi koroner dan korelasi antara resistensi insulin dengan beratnya PJK, yang dinilai dengan derajat stenosis arteri koroner.
Metode: Resistensi insulin dinilai dengan menggunakan HOMA IR sedangkan beratnya derajat stenosis koroner dinilai dengan sistem skoring dari Gensini.
Hasil: Sebanyak 39 subyek yang menjalani angiografi koroner karena PJK dan tersangka PJK mengikuti penelitian ini. Nilai HOMA IR pada penelitian ini tidak mengikuti distribusi normal, dengan nilai median 4,63 (0,73 – 26,9). HOMA IR menunjukkan korelasi yang bermakna dengan beratnya derajat stenosis arteri koroner dengan arah korelasi positif dan kekuatan korelasi sedang (r: 0,44, p < 0,05). Korelasi ini tetap bermakna meskipun telah dilakukan penyesuaian dengan sejumlah variabel perancu.
Kesimpulan: Terdapat korelasi bermakna antara resistensi insulin dengan beratnya PJK yang dinilai dengan Gensini skor."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wendy Anne Miriam
"ABSTRAK
Prevalensi diabetes melitus (DM) di dunia semakin meningkat. Pada DM terjadi
penurunan sensitivitas jaringan yang dikenal dengan resistensi insulin, di mana
salah satu penyebabnya ialah akumulasi massa lemak (ML) tubuh. Akumulasi
ML, dapat terdistribusi di bagian subkutan abdomen (LSA) atau di antara rongga
dalam abdomen (LVA). Rasio LVA terhadap LSA merupakan perbandingan
distribusi ML pada kedua kompartemen tersebut. Masih menjadi kontroversi
kompartemen mana yang mempunyai korelasi dengan resistensi insulin. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara distribusi ML tubuh dengan
resistensi insulin pada laki-laki usia produktif dengan aktivitas sedang di
Indonesia. Penelitian dilakukan dengan rancangan potong lintang pada salah satu
pabrik di Bekasi dengan melibatkan 52 orang karyawan yang memenuhi kriteria
penelitian dan terpilih secara simple random sampling serta bersedia
menandatangani informed consent. Waktu pengambilan data dilakukan pada bulan
Oktober 2014, meliputi data karakteristik demografi, status gizi, asupan makan,
komposisi tubuh, distribusi ML tubuh, rasio LVA : LSA dan penilaian resistensi
insulin melalui pemeriksaan HOMA-IR. Hasil penelitian didapatkan subjek
mempunyai rerata indeks massa tubuh (IMT) 25,36 kg/m2 dengan sebagian besar
subjek mempunyai IMT di atas normal. Rerata persentase ML tubuh subjek
sebesar 20,03% dengan lebih dari separuh subjek (51,9%) mempunyai persentase
ML dalam batas normal. Rerata luas LVA subjek sebesar 101,04 cm2 dan LSA
163,83 cm2 sedangkan rasio LVA : LSA mempunyai rerata 0,62, di mana seluruh
subjek mempunyai nilai rasio LVA : LSA normal. Nilai tengah HOMA-IR
sebesar 1,62. Terdapat korelasi yang cukup kuat antara LVA (r=0,381) dengan
HOMA-IR dan LSA (r=0,404) yang bermakna secara statistik (p<0,05) sedangkan
pada rasio LVA : LSA terhadap HOMA-IR didapatkan korelasi cukup yang
berlawanan arah (r=-0,222) namun tidak bermakna secara statistik (p>0,05).
Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa LSA lebih berperan untuk
terjadinya resistensi insulin pada laki-laki usia produktif dengan aktivitas fisik
sedang di Indonesia.

ABSTRACT
Prevalence of diabetes mellitus (DM) in the world is steady growing. In DM
population less tissue sensitivity to insulin are well known, in which one of the
causes is the accumulation of fat mass. Fat mass distributed in the subcutaneous
adipose tissue (SAT) or in the visceral adipose tissue (VAT). The ratio of VAT to
SAT is a comparison of distribution of the fat mass in the both compartments,
because it is still a matter of controversy, which compartment has correlation with
insulin resistance. The aim of this study is to determine body fat distribution in
productive age male with moderate activity in Indonesia and its correlation with
insulin resistance. The study was conducted with a cross-sectional design in one
factory in Bekasi, involving 52 employees who met the inclusion criteria and
selected by simple random sampling and were willing to sign an informed
consent. Data collection was carried out in October 2014, included data on
demographic characteristics, nutritional status, nutrient intake, body composition,
body fat distribution, ratio VAT : SAT and assessment of insulin resistance by
HOMA-IR. The results showed subjects had a mean body mass index (BMI)
25.36 kg / m2 with most subjects had a BMI above the normal. The mean
percentage of fat mass subject is 20.03% with more than half of the subjects
(51.9%) had a percentage fat mass within normal values. Wide averages VAT
subject of 101.04 cm2 and SAT 163.83 cm2 while ratio VAT : SAT has a mean of
0.62, where the whole subject has normal values ratio VAT: SATwhile the
median of HOMA-IR is 1.62. There is a fairly strong correlation between VAT (r
= 0.381) with HOMA-IR and SAT (r = 0.404) were statistically significant (p
<0.05), while there were inverse correlation of VAT : SAT ratio with HOMA-IR
(r=-0.222), but not statistically significant (p> 0.05). Based on these results, we conclude that the SAT has a role for the development of insulin resistance in men
of productive age with moderate physical activity in Indonesia"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Araminta Ramadhania
"ABSTRAK
Resistensi insulin adalah kondisi yang mendasari terjadinya diabetes melitus. Prevalensi diabetes melitus kian meningkat dari tahun ke tahun, termasuk di Indonesia. Proporsi penderita diabetes melitus ditemukan lebih tinggi pada perempuan. Perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan merupakan salah satu penyebab terjadinya resistensi insulin dan resistensi insulin ini dapat bertahan hingga masa postpartum. Laktasi serta nutrien salah satunya seng, dapat memengaruhi resistensi insulin. Penelitian dengan desain potong lintang ini bertujuan menilai kadar seng serum dan korelasinya dengan resistensi insulin pada ibu laktasi di Jakarta. Pengambilan subjek dilakukan di Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara dan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada bulan Februari-April 2019. Sebanyak 75 orang ibu laktasi pada 3-6 bulan postpartum yang berusia 20-40 tahun direkrut menjadi subjek penelitian ini. Sekitar 76% (n=57) subjek memiliki kadar seng rendah dengan rerata sebesar 62,33±11,89 µg/dL. Resistensi insulin dinilai dengan menggunakan HOMA-IR (homeostasis model assessment-insulin resistance). Median HOMA-IR adalah 0,54 (0,22-2,21). Sebanyak 13,3% (n=10) subjek diprediksi mengalami resistensi insulin. Dilakukan uji korelasi antara kadar seng serum dengan HOMA-IR. Tidak ditemukan adanya korelasi bermakna antara kadar seng serum dengan HOMA-IR (r=0,003, p=0,977).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lydwina Juvanni Callestya
"Sindrom ovarium polikistik (SOPK) adalah salah satu kelainan endokrin yang paling umum terjadi pada wanita usia reproduktif. Patogenenesis SOPK berhubungan langsung dengan resistensi insulin. Beberapa studi menyimpulkan bahwa akupunktur dapat meningkatkan sensitivitas insulin sehingga dapat memperbaiki gejala SOPK. Uji klinis acak tersamar ganda dilakukan pada 44 penderita SOPK yang dibagi secara acak ke dalam dua kelompok, yakni kelompok elektroakupunktur kombinasi medikamentosa (n=22) dan kelompok elektroakupunktur sham kombinasi medikamentosa (n=22). Elektroakupunktur dilakukan 3 kal seminggu, sebanyak 12 kali, selama 4 minggu, pada titik CV3 Zhongji, CV4 Guanyuan, CV6 Qihai, ST25 Tianshu, ST28 Shuidao, ST36 Zusanli, SP6 Sanyinjiao, dan BL57 Chengsan. Pemeriksaan gula darah puasa dan insulin puasa dilakukan untuk mengukur indeks HOMA-IR sebagai luaran primer. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna. Median indeks HOMA-IR pada kelompok elektroakupunktur kombinasi medikamentosa sebelum dan sesudah terapi menunjukkan perbedaan bermakna secara statistik (p=0,014). Sedangkan median indeks HOMA-IR pada kelompok elektroakupunktur sham kombinasi medikamentosa sebelum dan sesudah terapi tidak terdapat perbedaan bermakna (p=0,592). Kesimpulan penelitian ini elektroakupunktur kombinasi medikamentosa efektif untuk meningkatkan sensitivitas insulin.

Polycystic ovary syndrome (SOPK) is one of the most common endocrine disorders in women of reproductive age. The pathogenesis of SOPK is directly related to insulin resistance. Several studies have concluded that acupuncture can increase insulin sensitivity to improve symptoms of PCOS. Double-blind randomized clinical trials were performed on 44 patients with SOPK who were randomly divided into two groups, the electroacupuncture with medication group (n=22) and the electroacupuncture sham with medication group (n=22). Electroacupuncture was given 3 times a week, 12 times, for 4 weeks, at the point of CV3 Zhongji, CV4 Guanyuan, CV6 Qihai, ST25 Tianshu, ST28 Shuidao, ST36 Zusanli, SP6 Sanyinjiao, and BL57 Chengsan. Fasting blood glucose and fasting insulin were performed to measure the HOMA-IR index as the primary outcome. The results showed a significant difference. The median HOMA-IR index in the electroacupuncture with medication group before and after therapy showed statistically significant differences (p = 0.014). While median HOMA-IR index in electroacupuncture sham with medication group before and after therapy there was no significant difference (p = 0.592). The conclusion of this study electroacupuncture combination with medication is effective to improve insulin sensitivity. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gery Dala Prima Baso
"Latar Belakang: Keadaan resistensi insulin dipicu oleh berbagai faktor, salah satunya adalah inflamasi kronik yakni periodontitis. Hubungan antara periodontitis dengan resistensi insulin yang dinilai dengan HOMA-IR telah dilaporkan sebelumnya, namun belum ada data hubungan antara derajat periodontitis dengan resistensi insulin pada populasi umum, khususnya di Indonesia. Tujuan: Mendapatkan perbandingan nilai HOMA-IR pada berbagai derajat periodontitis pada populasi umum Metode: Studi potong-lintang dilakukan pada 68 pasien Periodontitis di Poliklinik Periodontologi RSUPN CiptoMangunkusumo dan RSGM FKG-Universitas Indonesia, pada bulan April-Desember 2017. Anamnesis dan pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan gigi dilakukan berdasarkan kriteria dan standar pelayanan medik. Pemeriksaan resistensi insulin dilakukan dengan metode pemeriksaan HOMA-IR. Analisis komparatif tidak berpasangan dilakukan untuk menemukan beda rerata pada berbagai derajat periodontitis.
Hasil: Didapatkan juga bahwa nilai median HOMA-IR pada kelompok yang mengalami periodontitis berat lebih tinggi secara bermakna dibanding periodontitis tidak berat [2,85 (1,1-9) vs. 1,94 (0,4-8), p=0,038). Nilai median HOMA-IR pada kelompok yang mengalami periodontitis menyeluruh juga lebih tinggi secara klinis dibanding kelompok yang mengalami periodontitis lokal [2,9 (0,4-9) vs. 2,15 (0,4-7,6), p=0,51) meskipun secara statistik tidak bermakna.
Kesimpulan: Nilai HOMA-IR lebih tinggi secara bermakna pada periodontitis berat dibandingkan dengan periodontitis tidak berat. Nilai HOMA-IR tidak memberikan perbedaan nilai secara bermakna pada periodontitis lokal dibandingkan dengan periodontitis menyeluruh.

Background: Insulin resistance induced by various factors, including chronic inflammation such as periodontitis. The correlation between periodontitis and insulin resistance assessed with HOMA-IR has been reported before, but data about the correlation between degree of periodontitis with insulin resistance in general population, especially in Indonesia. Objective: To compare HOMA-IR score in various degree of periodontitis in general population.
Method: A cross-sectional study was performed on 68 periodontitis patients at Periodontology Clinic of Cipto Mangunkusumo National General Hospital and Dental Hospital of Faculty of Dentistry University of Indonesia during April-December 2017. Anamnesis, physical examination, and dental examination were done according to medical service criteria and standards. Insulin resistance examination was done using HOMA-IR method. Unpaired comparative analysis was done to find the mean difference among various degree of periodontitis.
Result: It was also found that the median HOMA-IR score of severe periodontitis group is significantly higher that non-severe periodontitis group [2.85 (1.1-9) vs. 1.94 (0.4-8), p=0.038). Median HOMA-IR score in general periodontitis group is also clinically higher compared to local periodontitis group [2.9 (0.4-9) vs. 2.15 (0.4-7.6), p=0.51) although not statistically significant.
Conclusion: HOMA-IR score is significantly higher in severe periodontitis compared to-severe periodontitis. HOMA-IR score is not significantly different between general and local periodontitis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fenny
"Penelitian ini bertujuan untuk menilai efek suplementasi probiotik pada masa kanak-kanak terhadap indeks resistensi insulin pada masa remaja. Studi ini merupakan studi tindak lanjut tahun ke-10 dari uji klinis pemberian probiotik dan kalsium pada anak-anak yang tinggal di daerah sosioekonomi rendah di Jakarta Timur, yang diadakan pada bulan Januari hingga Maret 2019. Studi ini melibatkan 154 remaja berusia 11-17 tahun, yang terbagi menjadi 3 kelompok berdasarkan intervensi terdahulu (kalsium regular (KR) sebagai kelompok kontrol, kelompok reuteri, dan kelompok casei). Luaran utama berupa perbedaan resistensi insulin yang dinilai dengan homeostatic model assessment for insulin resistance (indeks HOMA-IR) diantara ketiga kelompok sesudah dilakukan penyesuaian terhadap faktor perancu, seperti usia, jenis kelamin, status pubertas, status nutrisi, aktivtas fisik, dan pola asupan makanan. Studi ini memperoleh karakteristik subjek tidak berbeda bermakna diantara kelompok KR, casei, dan reuteri. Pola asupan makanan subjek juga tidak berbeda bermakna diantara kelompok RC, casei, dan reuteri. Rerata indeks HOMA-IR pada kelompok casei, reuteri, dan KR berturut-turut adalah 3,5 ± 1,9; 3,2 ± 1,7; 3,2 ± 1,6. Rerata indeks HOMA-IR tidak berbeda bermakna diantara kelompok casei dan RC (mean differences (MD): 1,10 [95% CI: 0.9-1.33]), diantara kelompok reuteri dan RC (MD:0.99 [95% CI: 0.82-1.22]) sesudah penyesuaian terhadap usia, jenis kelamin, status gizi, asupan serat, dana asupan lemak. Suplementasi probiotik selama 6 bulan pada masa kanak-kanak diduga tidak memengaruhi indeks resistensi insulin pada masa remaja.

Objective: To investigate the effect of probiotic supplementation in the childhood toward insulin resistance index in adolescence.
Methods: This study was a 10-year follow-up study on probiotic and calcium trial in children living in low-socioeconomic urban area of East Jakarta between January and March 2019. This study involved 154 adolescents aged 11-17 years, divided into 3 groups based on previous intervention (regular calcium as a control group, reuteri group, and casei group). Primary outcome was differences in insulin resistance that measured by homeostatic model assessment for insulin resistance (HOMA-IR index) between the three groups after adjustment of the confounding factor, such as age, gender, pubertal status, nutritional status, physical activity, and dietary intake patterns.
Results: Subjects' characteristics were not significantly different among casei, reuteri, and RC. Subjects' dietary intake patterns also were not significantly different among casei, reuteri, and RC. The mean HOMA-IR in casei, reuteri, and RC were 3.5 ± 1.9, 3.2 ± 1.7, 3.2 ± 1.6, irrespectively. The mean HOMA-IR index were no significantly different between casei and RC (mean differences (MD): 1,10 [95% CI: 0.9-1.33]), between reuteri and RC (MD:0.99 [95% CI: 0.82-1.22]) after adjusted with age, gender, nutritional status, fiber intake, and fat intake.
Conclusion: Probiotic supplementation for 6 months in childhood may not affect insulin resistance index in adolescence.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Eka Prasetya
"Objektif : Untuk mengetahui asosiasi antara profil antropometri,
dan lipid dengan kejadian resistensi insulin pada subjek SOPK.
Latar belakang: Patofisiologi Hiperandrogen dan gangguan ovulasi pada SOPK
adalah resistensi insulin (RI) dan kondisi hiperinsulinemia. kondisi tersebut dapat
terjadi di ovarium dan kelenjar adrenal, kondisi ini dilaporkan terjadi pada 40%-
70% pada subjek SOPK, SOPK pengukuran golden standar dengan
Hyperinsulinaemic euglycaemic clamp technique,tehnik untuk menilai sekresi dan
resistensi insulin, namun tehnik tersebut kompleks serta membutuhkan
kemampuan ahli dan kurang tepat untuk praktik klinis. Penilaian Pengukuran
resistensi insulin pengganti dengan homeostatik model assessment insulin
resistance (HOMA-IR), disini digunakan titik potong 2,69. Subjek SOPK
sebagian besar memiliki profil antropometri yang abnormal lebih dari delapan
puluh persen (> 80%), dan dengan kondisi dislipidemia (> 70%), peneliti ingin
mengetahui asosiasi profil antropometri, lipid terhadap resistensi Insulin pada
SOPK.
Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari uji klinis DLBS
3233 yang selesai pada bulan juni 2019, analisis data tambahan dilakukan sejak
Juli-Desember 2019. Tempat pelaksanaan pengambilan sampel penelitian ini
adalah di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan Klinik Yasmin RSCM Kencana.
Dilakukan analisis asosiasi antaraprofil antropometri dan profil lipid terhadap
resistensi insulin.
Hasil : Didapatkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian resistensi
insulin pada subjek SOPK, pada profil antropometri didapatkan variabel lingkar
pinggang dan index masa tubuh berhubungan dengan kejadian resistensi insulin,
pada metabolik didapatkan variabel GD2PP, insulin puasa, LDL, Tigliserida
berhubungan dengan.Didapatkan bahwa variabel Trigliserida memiliki pengaruh
kuat pada resistensi insulin, dengan confounding faktor variabel IMT.
Kesimpulan : didapatkan profil antropometri IMT dan dan profil lipid
Trigliserida berhubungan dengan kejadian resistensi insulin di RSCM berdasarkan
gambaran profil pasien di RSCM.

Objective: To determine the association between anthropometric and lipid
profiles with the incidence of insulin resistance among PCOS subjects.
Background: Insulin resistance (IR) and hyperinsulinemia conditions is the
key of pathophysiology and ovulation disorders in PCOS. These conditions can
occur in the ovaries and adrenal glands, reported occur in 40%-70% among
PCOS subjects, golden standard measurement IR with hyperinsulinaemic
euglycaemic clamp technique, a technique to assess insulin secretion and
resistance, but the technique is complex and requires expert ability and not
appropriate for clinical practice. Assessment Measuring substitute insulin
resistance with a homeostatic insulin resistance assessment model (HOMA-IR),
we use cutoff point of 2.69. PCOS subjects mostly had an abnormal
anthropometric profile (> 80%), and with dyslipidemia (>70%), researchers
wanted to know the association of anthropometric profiles, lipids to Insulin
resistance in PCOS
Methodology: This study is a follow-up study of DLBS 3233 clinical trial
completed in June 2019, additional data analysis was carried out since July-December 2019. The place for conducting the sample collection was at
Dr.Cipto Mangunkusumo Hospital and Yasmin Clinic RSCM Kencana. An
association analysis was performed between anthropometric profiles and lipid
profiles on insulin resistance.
Result: Waist circumference and body mass index as antropometric factor
associated with insulin resistanc, 2 hour fasting glucose, fasting insulin, LDL,
triglycerida as lipid factor associated with insulin resistance in PCOS. It was
found that the triglyceride had a strong influence on insulin resistance, and
body mass index as confounding factor of insulin resistance in PCOS
Conclusions : Triglyceride and body mass index related to the incidence of
insulin resistance in RSCM based on the profile of patients in RSCM."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>