Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183395 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riska Putri Warti
"Apotek merupakan salah satu fasilitas pelayanan kefarmasian yang dapat memberikan pelayanan swamedikasi atau membeli obat untuk mengatasi keluhan ringan tanpa resep dokter misalnya salesma. Ketersediaan obat di apotek menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan, misalnya dengan manajemen yang baik dalam pengadaan obat. Penelitian ini dilakukan untuk dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang siklus manajemen obat dan rekomendasi obat-obatan salesma di Apotek Kimia Farma 0330 Harapan Indah. Metode yang digunakan yaitu metode observasional yang bersifat deskriptif. Penelitian dimulai pada tanggal 2 sampai dengan 27 Oktober 2023. Hasil dari penelitian ini adalah Apotek Kimia Farma 0330 Harapan Indah menerapkan metode perencanaan dan pembelian dengan mempertimbangkan pola konsumsi, pola penyakit (musiman), sifat obat (memiliki expired date panjang atau pendek, fast moving atau slow moving), harga obat dan permintaan perusahaan yang sudah menjalin kerjasama. Siklus manajemen yang diterapkan di Apotek Kimia Farma 0330 Harapan Indah meliputi Seleksi, Pengadaan, dan Distribusi. Namun, Proses pemesanan dilakukan oleh Kimia Farma Pusat Bekasi sesuai permintaan defecta (daftar barang habis). Penulisan buku defecta ini dilakukan setiap hari dengan melihat stok obat yang ada di etalase maupun yang ada di gudang untuk dilaporkan ke pusat. Di Apotek Kimia Farma 0330 Harapan Indah penyakit selesma adalah penyakit ISPA non spesifik yang sering dialami oleh pasien dan obat- obatan yang sering direkomendasikan oleh Apoteker lebih banyak obat-obatan mengandung Kombinasi Pseudoefedrin-Parasetamol seperti Dicom, Alco Plus DMP, paratusin, Mixagrip Flu dan Batuk, dan Panadol Flu & Batuk.

Pharmacy is one of the pharmaceutical service facilities that can provide self-medication services or buy drugs to treat minor complaints without a doctor's prescription, such as salesma. The availability of drugs in pharmacies is a very important thing to consider, for example, with good management in drug procurement. This study was conducted to be able to provide a comprehensive picture of the drug management cycle and recommendations for sales of drugs at Kimia Farma 0330 Harapan Indah Pharmacy. The method used is an observational method, which is descriptive in nature. The research began on October 2–27, 2023. The results of this study show that Kimia Farma 0330 Harapan Indah Pharmacy applies planning and purchasing methods by considering consumption patterns, disease patterns (seasonal), drug properties (having a long or short expiration date, fast moving or slow moving), drug prices, and requests from companies that have collaborated. The management cycle implemented at Kimia Farma 0330 Harapan Indah Pharmacy includes selection, procurement, and distribution. However, the ordering process is carried out by Kimia Farma Bekasi Center according to the defecta request (list of consumables). Writing this defect book is carried out every day by looking at the stock of drugs in the storefront and in the warehouse to be reported to the center. At Kimia Farma 0330 Harapan Indah Pharmacy, catarrh is a non-specific ARI disease that is often experienced by patients, and drugs that are often recommended by pharmacists are more drugs containing pseudoephedrine-paracetamol combinations such as Dicom, Alco Plus DMP, paratusin, Mixagrip Flu and Cough, and Panadol Flu and Cough.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Hiththah Bama Bihurinin
"Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai (BMHP) di puskesmas setiap periode, dilaksanakan oleh apoteker atau tenaga teknis kefarmasian (TTK) pengelola ruang farmasi. Perencanaan obat yang baik dapat mencegah kekosongan atau kelebihan stok obat dan menjaga ketersediaan obat di puskesmas. Salah satu cara atau teknik evaluasi terhadap perencanaan yang dapat dilakukan adalah menggunakan Kombinasi ABC dan VEN. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan nama obat, data pemakaian obat dan harga obat per satuan di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit periode Januari 2023 – Mei 2023, mengelompokkan obat berdasarkan persen kumulatif yaitu kelompok A (Always) sampai ≤ 70%, kelompok B (Better) ≥ 70% - ≤ 90%, dan C (Control) ≥ 90% - 100%, mengelompokkan obat berdasarkan kategori V (vital), E (Esensial), dan N (Non Esensial), serta melakukan analisis dan evaluasi perencanaan obat. Berdasarkan hasil analisis perencanaan obat dapat disimpulkan bahwa terdapat 174 obat yang direncanakan oleh tim farmasi yang terbagi dalam 9 kelompok obat yaitu AV sebanyak 3 obat, AE sebanyak 18 obat, AN sebanyak 7, BV sebanyak 2 obat, BE sebanyak 31 obat, BN sebanyak 6 obat, CV sebanyak 9 obat, CE sebanyak 84 obat, dan CN sebanyak 14 obat. Obat yang memiliki prioritas utama pada perencanaan obat untuk selalu sedia stok nya adalah obat dengan kelompok A yaitu dengan jumlah persentase kumulatif sampai 70% khususnya obat kelompok AV yang diantaranya Adalat Oros 30 mg, Parasetamol supp 125 mg (dumin), dan Parasetamol supp 250 mg (dumin).

Planning for pharmaceutical supplies and disposable medical supplies (BMHP) at health centers (Puskesmas) for each period is carried out by pharmacists or pharmaceutical technical personnel managing the pharmacy room. Proper drug planning can prevent stockouts or overstocking and ensure the availability of medicines at health centers. One evaluation technique for planning that can be used is the combination of ABC and VEN analysis. This study was conducted by collecting the names of drugs, drug usage data, and drug prices per unit at the Duren Sawit Subdistrict Health Center for the period of January 2023 – May 2023. The drugs were grouped based on cumulative percentage into group A (Always) up to ≤ 70%, group B (Better) ≥ 70% - ≤ 90%, and C (Control) ≥ 90% - 100%. Additionally, the drugs were categorized as V (Vital), E (Essential), and N (Non-Essential), followed by analysis and evaluation of drug planning. Based on the analysis of drug planning, it can be concluded that there are 174 drugs planned by the pharmacy team, divided into 9 groups: AV with 3 drugs, AE with 18 drugs, AN with 7 drugs, BV with 2 drugs, BE with 31 drugs, BN with 6 drugs, CV with 9 drugs, CE with 84 drugs, and CN with 14 drugs. Drugs with the highest priority in planning for continuous stock availability are those in group A, with a cumulative percentage up to 70%, specifically group AV drugs which include Adalat Oros 30 mg, Paracetamol supp 125 mg (dumin), and Paracetamol supp 250 mg (dumin).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Berintan
"Analisis metode pareto adalah metode pengkategorian barang yang membagi barang yang dijual menjadi tiga golongan, yaitu A, B, dan C berdasarkan nilai barang atau keuntungan yang diperoleh. Analisis ini dapat meningkatkan kinerja usaha dengan memperjelas kepentingan tiap jenis barang, sehingga barang yang bernilai lebih tinggi atau menghasilkan keuntungan lebih besar dapat diprioritaskan dan dimonitor dengan lebih baik. Laporan ini membahas analisa metode pareto obat yang dijual di apotek Kimia Farma Harapan Indah dengan membaginya menjadi golongan A, B, dan C dengan batasan 70%, 20%, dan 10% berdasarkan omset per unit. Hasil analisis diharapkan dapat membantu perencanaan dan penyimpanan obat di masa depan.

Pareto method analysis is a categorization method that separates sold goods into three groups, mainly A, B, and C based on the value of goods or the profits earned. This analysis can improve the performance of the business by underlining the importance of each goods, so that the goods with higher value or provides more profits can be prioritized dan monitored better. This report discusses about pareto method analysis of drugs sold in Harapan Indah Kimia Farma drugstore by separating it into groups A, B, and C based on earnings per unit. The results of the analysis is hoped to be able to help with planning and storage of drugs in the future."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chapelle, Carol A
New York: Cambridge University Press, 2006
418 CHA a (1);418 CHA a (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bardet, Jean-Pierre
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1997
624.151 360 78 BAR e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aimee Detria Arianto
"Apoteker sebagai pelaku usaha harus mengelola dan mengembangkan bisnis apotek dengan mengidentifikasi masalah dan membuat keputusan yang strategis. Metode yang dapat dilakukan untuk membantu hal tersebut adalah dengan melakukan analisis basket size. Analisis ini dapat memahami pola perilaku konsumen dan hubungannya terhadap transaksi tunai. Selain itu, analisis ini dilakukan untuk mengetahui pencapaian target basket size di Apotek Kimia Farma Taman Harapan Indah. Nilai rata-rata basket size (ABS) dapat dihitung melalui pembagian antara total stock keeping unit (SKU) dengan total transaksi. Jumlah SKU yang dicatat dikelompokkan menjadi obat over the counter (OTC), upaya pengobatan diri sendiri (UPDS), dan resep. Analisis dilakukan dari hasil observasi 7 jam per hari selama 10 hari. Berdasarkan data yang diperoleh, nilai ABS untuk obat bebas, UPDS, dan resep berturut-turut adalah 1,54; 1,38; dan 2,60. Berdasarkan hasil tersebut, basket size Apotek Kimia Farma THI belum mencapai target yang diharapkan, yaitu sebesar 2.

Pharmacists as business actors must manage and develop the pharmacy business by identifying problems and making strategic decisions. The method that can be done to help with this is to do a basket size analysis. This analysis can understand consumer behavior patterns and their relationship to cash transactions. In addition, this analysis was conducted to determine the achievement of the target basket size at Kimia Farma Taman Harapan Indah Pharmacy. The average basket size (ABS) value can be calculated by dividing the total stock-keeping unit (SKU) by the total transactions. The number of SKUs recorded was grouped into over-the-counter (OTC) drugs, self-medication (UPDS), and prescriptions. The analysis was carried out from the results of observations 7 hours per day for 10 days. The result of ABS values for over-the-counter drugs, UPDS, and prescriptions were 1.54; 1.38; and 2.60. Based on these results, the basket size of Kimia Farma THI Pharmacy has not reached the expected target, which is 2."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marwala, Tshilidzim
"This book promotes the various approaches gathered under the umbrella of computational intelligence to show how condition monitoring can be used to avoid equipment failures and lengthen its useful life, minimize downtime and reduce maintenance costs. The text introduces various signal-processing and pre-processing techniques, wavelets and principal component analysis, for example, together with their uses in condition monitoring and details the development of effective feature extraction techniques classified into frequency, time-frequency- and time-domain analysis. Data generated by these techniques can then be used for condition classification employing tools such as, fuzzy systems, rough and neuro-rough sets, neural and Bayesian networks, hidden Markov and Gaussian mixture models, and support vector machines."
London: Springer-Verlag, 2012
e20418654
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Roro Wajdilfarah
"Apotek merupakan sarana kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker. Apotek memiliki tujuan untuk membantu dalam mewujudkan tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui praktik pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh Apoteker. Pelayanan kefarmasian di apotek meliputi pelayanan manajerial dan pelayanan klinis. Pelayanan klinis termasuk diantaranya adalah kewajiban untuk memberikan pelayanan informasi obat, yaitu dengan pemberian edukasi mengenai cara penggunaan obat yang baik dan benar. Banyaknya pasien swamedikasi menjadi perhatian utama mengapa pemberian edukasi mengenai penggunaan obat pada pasien menjadi hal yang sangat penting. Pemberian edukasi mengenai penggunana obat penting untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan hingga pencemaran lingkungan  yang diakibatkan oleh pembuangan limbah obat. Salah satu kampanye yang ditujukkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait penggunaan obat yang baik dan benar adalah DAGUSIBU. Selain itu, infesi saluran pernapasan akut (ISPA) menjadi salah satu penyakit yang kejadiannya cukup melonjak secara signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Lonjakan kasus ISPA ini diperkirakan karena memburuknya kualitas udara akibat polusi. Berdasarkan hal ini, perlu diberikan edukasi terhadap pasien di Apotek Kimia Farma 0330 mengenai ISPA dan bagaimana cara pencegahan terjadinya penyakit tersebut. Dalam pemberian informasi mengenai DAGUSIBU dan ISPA, dipilih video dan leaflet sebagai media untuk menyampaikan edukasi kepada pasien di Apotek Kimia Farma 0330. Tugas khusus ini bertujuan untuk Menyusun video dan leaflet edukasi mengenai DAGUSIBU dan ISPA. Hasil dari tugas khusus ini berupa sebuah video dan sebuah leaflet yang dipajang di counter Apotek sehingga memudahkan penyampaian informasi bagi pasien maupun pengunjung Apotek Kimia Farma 0330 lainnya
A pharmacy is a pharmaceutical facility where pharmaceutical practice is carried out by pharmacists. Pharmacies have the aim of assisting in achieving optimal levels of public health through the practice of pharmaceutical services carried out by pharmacists. Pharmaceutical services in pharmacies include managerial services and clinical services. Clinical services include the responsibility to provide drug information services, namely by providing education regarding how to use drugs properly and correctly. The large number of self-medicating patients is a major concern, which is why providing education regarding drug use to patients is very important. Providing education regarding drug use is important to avoid misuse and environmental pollution caused by the disposal of drug waste. One of the campaigns aimed at increasing public awareness regarding the proper and correct use of medicines is DAGUSIBU. Apart from that, acute respiratory infections (ARI) are one of the diseases which incidence has increased significantly in recent times. The spike in ARI cases is thought to be due to worsening air quality due to pollution. Based on this, it is necessary to provide education to patients at Kimia Farma 0330 Pharmacy regarding ARI and how to prevent this disease from occurring. In providing information about DAGUSIBU and ARI, videos and leaflets were chosen as media to convey education to patients at Kimia Farma 0330 Pharmacy. This special task aims to prepare educational videos and leaflets about DAGUSIBU and ARI. The results of this special task are in the form of a video and a leaflet which is displayed at the pharmacy counter, making it easier to convey information to patients and other visitors at Kimia Farma 0330 Pharmacy.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Mulzimatus Syarifah
"Apotek merupakan salah satu sarana atau fasilitas pelayanan kesehatan. Pelayanan kefarmasian di apotek merupakan suatu layanan yang dilakukan secara langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Setiap kegiatan yang dilakukan dalam pelayanan farmasi di apotek perlu dilakukan dokumetasi yang baik. Hal ini berguna untuk evaluasi kegiatan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan. Dalam pelaksanaan evaluasi tersebut, terdapat beberapa indikator evaluasi mutu pelayanan yang dapat digunakan salah satunya ialah lama waktu tunggu pelayanan resep. Evaluasi waktu tunggu pelayanan obat tersebut dilakukan di KFA THI pada periode Januari 2023 sesuai dengan standar yang berlaku. Waktu tunggu pelayanan yang dilakukan KFA THI telah memenuhi standar Kemenkes RI dalam pelayanan kefarmasian di apotek. Namun tidak memenuhi standar yang ditetapkan KFA, yaitu untuk resep racikan maksimal 30 menit dan resep nonracikan maksimal 15 menit.

Pharmacy is one of the facilities or facilities of health services. Pharmaceutical services in pharmacies are services that are carried out directly and responsibly to patients related to pharmaceutical preparations with the intention of improving the quality of life of patients. Every activity carried out in pharmacy services in pharmacies needs to be done good documentation. This is useful for evaluating activities in an effort to improve service quality. In the implementation of the evaluation, there are several indicators of service quality evaluation that can be used, one of which is the length of waiting time for prescription services. The evaluation of the waiting time for drug services will be carried out at KFA THI in the January 2023 period in accordance with applicable standards. The waiting time for services carried out by KFA THI has met the standards of the Indonesian Ministry of Health in pharmaceutical services at pharmacies. However, it does not meet the standards set by the KFA, namely for concoction recipes for a maximum of 30 minutes and non-concocted recipes for a maximum of 15 minutes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kanita Klara
"Seorang apoteker yang melaksanakan praktik kefarmasian di apotek memiliki tanggung jawab yaitu pelayanan farmasi klinik dan melakukan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, serta bahan medis habis pakai. Salah satu pelaksanaan pengelolaan adalah pengadaan, dimana setiap apotek memiliki kapasitas yang berbeda dalam mengadakan produk karena sangat bergantung kepada ketersediaan dana dan nilai investasi yang dimiliki. Laporan ini dilakukan dengan tujuan menganalisis suplemen makanan di Apotek Kimia Farma THI dengan menggunakan metode Pareto ABC untuk mengetahui pengelompokkan produk supaya dapat dijadikan acuan dalam melakukan pengadaan dan peningkatan efisiensi siklus pengelolaan produk di apotek. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan pengumpulan data daftar obat Apotek Kimia Farma Taman Harapan Indah yang akan dianalisis. Data tersebut meliputi nama produk, frekuensi penjualan, dan harga jual satuan. Pengelompokkan data didasarkan pada metode pareto ABC Kimia Farma yang berada di SOP yang merupakan data jumlah item obat dan persentase dana investasi, dimana kelompok A merupakan akumulasi 0 hingga 80%, kelompok B merupakan obat dengan akumulasi 80,01 hingga 95%, dan obat yang termasuk dalam kelompok C adalah obat dengan akumulasi 95,01 hingga 100%. Dari 148 item suplemen makanan, sebanyak 69 item termasuk dalam kelompok Pareto A atau 46,62% dari total item dengan nilai jual Rp16.241.938 atau 69,78% dari total nilai jual. Kelompok Pareto B terdiri dari 42 item atau 28,378% dari total item dengan nilai jual sebesar Rp4.698.650 atau 20,19% dari total nilai jual dan kelompok Pareto C terdiri dari 37 item atau 25% dari total item dengan nilai jual atau revenue sebesar Rp2.335.506 atau 5,12 % dari total nilai jual.

A pharmacist who practices pharmacy in a pharmacy has the responsibility of providing clinical pharmacy services and managing pharmaceutical preparations, medical devices and medical consumables. One of the implementation of management is procurement, where each pharmacy has a different capacity in procuring products because it is very dependent on the availability of funds and the investment value they have. This report was conducted with the aim of analyzing food supplements at Kimia Farma THI Pharmacy using the Pareto ABC method to determine product grouping so that it can be used as a reference in conducting procurement and increasing the efficiency of the product management cycle in pharmacies. The method used is descriptive analytic research by collecting drug list data from Kimia Farma Pharmacy Taman Harapan Indah which will be analyzed. The data includes product name, sales frequency, and unit selling price. Data grouping is based on Kimia Farma's ABC pareto method which is in the SOP which is data on the number of drug items and the percentage of investment funds, where group A is an accumulation of 0 to 80%, group B is drugs with an accumulation of 80.01 to 95%, and drugs that included in group C are drugs with an accumulation of 95.01 to 100%. Of the 148 food supplement items, 69 items were included in the Pareto A group or 46.62% of the total items with a selling price of IDR 16,241,938 or 69.78% of the total selling value. Pareto group B consists of 42 items or 28.378% of the total items with a selling price of IDR 4,698,650 or 20.19% of the total sales value and Pareto group C consists of 37 items or 25% of the total items with a sales value or revenue of IDR 2 .335,506 or 5.12% of the total selling price."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>