Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166508 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Miftahul Jannah Arrahmah
"Penelitian ini menganalisis jejak karbon yang dihasilkan dari aktivitas mudik menggunakan transportasi pribadi berfokus pada pemudik asal Kota Tangerang dan Kota Bekasi. Emisi gas rumah kaca dari kategori transportasi, khususnya transportasi darat, memiliki kontribusi signifikan terhadap total emisi sektor energi di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi jejak karbon dalam aktivitas mudik serta memberikan pemahaman yang lebih baik terkait hal ini. Metode perhitungan jejak karbon dalam penelitian ini mengacu pada metode fuel-based dari dokumen World Resources Institute (WRI) Indonesia. Faktor emisi (EF) bahan bakar di Indonesia digunakan untuk memastikan relevansi hasil perhitungan. Data dikumpulkan melalui kuisioner yang disebarkan kepada pemudik asal Kota Tangerang dan Kota Bekasi. Analisis korelasi Pearson dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap jejak karbon, di mana hasilnya menunjukkan bahwa jarak perjalanan memiliki pengaruh paling signifikan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jejak karbon dari pemudik asal Kota Tangerang mencapai 10396,8 kgCO2, sementara pemudik asal Kota Bekasi memiliki jejak karbon sebesar 7218,5 kgCO2. Implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya kesadaran terhadap dampak jejak karbon dalam aktivitas mudik menggunakan transportasi pribadi, dengan harapan dapat menghasilkan rekomendasi yang lebih baik untuk penurunan emisi di masa mendatang.

This research analyzes the carbon footprint generated from homecoming activities using private transportation, focusing on homecomers from Tangerang and Bekasi. Greenhouse gas emissions from the transportation category, particularly land transportation, significantly contribute to the total energy sector emissions in Indonesia. The aim of this study is to analyze the factors influencing the carbon footprint in homecoming activities and to provide a better understanding of this issue. The carbon footprint calculation method in this research refers to the fuel-based method from the World Resources Institute (WRI) Indonesia's document. Fuel emission factors (EF) in Indonesia are utilized to ensure the relevance of the calculation results. Data were collected through questionnaires distributed to homecomers from Tangerang and Bekasi. Pearson correlation analysis was conducted to identify the most influential factors on the carbon footprint, where the results showed that travel distance had the most significant impact. The calculation results indicate that the carbon footprint from homecomers from Tangerang reached 10,396.8 kgCO2, while homecomers from Bekasi had a carbon footprint of 7,218.5 kgCO2. The implications of this research underscore the importance of awareness regarding the carbon footprint impact in homecoming activities using private transportation, with the hope of generating better recommendations for emission reduction in the future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekarina Haryanto
"Mudik merupakan salah satu tradisi atau budaya yang dilakukan menjelang libur lebaran saat hari raya Idul Fitri untuk bersilahturami ke kampung halaman. Dampak perjalanan mudik terhadap lingkungan bersifat negatif karena perjalanan mudik telah meninggalkan banyak polusi atau emisi berbahaya yang mengancam kesehatan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jejak karbon yang dihasilkan oleh aktivitas mudik, menganalisis faktor-faktor yang berhubungan terhadap jejak karbon yang dihasilkan, dan memberikan rekomendasi serta solusi untuk mengurangi jejak karbon yang ditimbulkan dari aktivitas mudik dari kota Tangerang Selatan dan Bogor. Metode perhitungan yang digunakan ialah perhitungan dengan metode distance-based, dengan mempertimbangkan faktor emisi dan faktor ekonomi energi dari WRI. Metode pengambilan data yang digunakan adalah pengambilan data primer melalui proses wawancara dan penyebaran kuisioner dengan target responden berdomisili Tangerang Selatan dan Bogor. Hasil korelasi Pearson dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh dalam besaran jejak karbon yang dihasilkan adalah jarak tempuh perjalanan mudik. Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan didapatkan rata-rata jejak karbon yang dihasilkan oleh pemudik dari Tangerang Selatan sebesar 40,69 kg CO2 untuk rute keberangkatan dan 41,25 kg CO2 untuk rute kepulangan. Sedangkan, pemudik dari Bogor menyumbang rata-rata jejak karbon sebesar 38,39 kg CO2 untuk rute keberangkatan dan 39,07 kg CO2 untuk rute kepulangan. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik terkait faktor-faktor yang mempengaruhi besaran jejak karbon yang dihasilkan, serta rekomendasi yang solutif untuk pemerintahan dan pemudik dari Tangerang Selatan dan Bogor dalam perjalanan mudik kedepannya.

The tradition of 'mudik' is a cultural practice in Indonesia carried out prior to the Eid al-Fitr holiday to visit hometowns and reunite with family. The environmental impact of mudik journeys is predominantly negative due to the significant pollution and emissions that threaten environmental health. This study aims to analyze the carbon footprint generated by homecoming activities, examine factors influencing this footprint, and propose recommendations to reduce carbon emissions from mudik activities originating from Tangerang Selatan and Bogor. Calculation methods employed distance-based calculations, considering emission factors and energy economics from the WRI. Data collection utilized primary sources through interviews and questionnaire surveys targeting residents of Tangerang Selatan and Bogor. Pearson correlation results highlight travel distance as the most influential factor on carbon footprint size. Average carbon footprints were found to be 40.69 kg CO2 for departures and 41.25 kg CO2 for return trips from Tangerang Selatan, and 38.39 kg CO2 for departures and 39.07 kg CO2 for return trips from Bogor. This research enhances understanding of factors influencing carbon footprints and offers practical recommendations for governments and travelers from Tangerang Selatan and Bogor regarding future mudik journeys."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Eunike Lydia Aurellia
"Kegiatan mudik merupakan salah satu tradisi pada Indonesia yang dilakukan menjelang libur lebaran untuk bersilahturami dari kota tempat tingal menuju kampung halaman. Perjalanan mudik yang berkonribusi dalam menyumbangkan polusi dan zat-zat berbahaya ke lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jejak karbon dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta memberikan rekomendasi, serta solusi untuk mengurangi jejak karbon yang ditimbulkan oleh aktivitas mudik dari Kota Jakarta Barat dan Jakarta Selatan menuju ke tempat tujuan. Penelitian ini menggunakan perhitungan jejak karbon yang mengacu pada metode distance-based dari World Resources Institute (WRI) Indonesia. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada pemudik responden berdomisili Jakarta Barat dan Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan analisis korelasi Pearson untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi jejak karbon yang dihasilkan dari aktivitas mudik. Berdasarkan perhitungan, didapatkan rata-rata jejak karbon yang dihasilkan dari aktivitas keberangkatan mudik oleh pemudik Kota Jakarta Barat sebesar 4560,29 kgCO2 dan 4598,28 kgCO2 untuk rute kepulangan. Sedangkan rata-rata jejak karbon yang dihasilkan dari aktivitas keberangkatan pemudik Kota Jakarta Selatan sebesar 4184,71 kgCO2 dan 4282,213 kgCO2 untuk rute kepulangan. Dengan demikian, hasil penelitian ini memberikan pemahaman tentang jejak karbon yang dihasilkan oleh aktivitas mudik dari Jakarta Barat dan Jakarta Selatan, serta mengindentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rekomendasi dan solusi yang diusulkan diharapkan dapat menjadi panduan bagi upaya mitigasi untuk mengurangi dampak lingkungan dari tradisi mudik ini.

The tradition of "mudik" is a significant cultural practice in Indonesia, undertaken before Eid holidays for family reunions from urban residences to ancestral villages. This journey contributes to environmental pollution and hazardous substances. This research aims to analyze the carbon footprint and influencing factors, while proposing recommendations and solutions to reduce the carbon footprint generated by mudik activities from West Jakarta and South Jakarta to their destinations. The study utilizes carbon footprint calculations based on the distance-based method from the World Resources Institute (WRI) Indonesia. Data collection involved distributing questionnaires to mudik travelers residing in West Jakarta and South Jakarta. Pearson correlation analysis was employed to identify factors influencing the carbon footprint resulting from mudik activities. Based on calculations, the average carbon footprint from outbound mudik activities for travelers from West Jakarta is 4560.29 kgCO2 and 4598.28 kgCO2 for return trips. Meanwhile, travelers from South Jakarta generated average carbon footprints of 4184.71 kgCO2 for outbound trips and 4282.213 kgCO2 for return trips. Therefore, this research provides insights into the carbon footprint generated by mudik activities from West Jakarta and South Jakarta, identifying influencing factors. The proposed recommendations and solutions are intended as a guide for mitigation efforts to reduce the environmental impact of this mudik tradition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achsan Daffa Yudhistira
"Tradisi Hari Raya Idul Fitri mudik memiliki berbagai dampak yang berefek pada kesehatan masyarakat serta lingkungan, salah satunya adalah dampak berupa emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari penggunaan kendaraan pribadi untuk melakukan perjalanan. Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini ialah menghitung serta menganalisis angka jejak karbon yang dihasilkan oleh pemudik, menganalisis faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap jejak karbon yang dihasilkan, serta mengajukan rekomendasi untuk menurunkan jejak karbon yang dihasilkan oleh pemudik. Ada pun metode perhitungan jejak karbon yang digunakan pada penelitian ini adalah metode yang didasarkan pada jarak tempuh perjalanan atau distance-based method. Data yang digunakan pada penelitian ini didapat dari penyebaran kuesioner yang ditujukan kepada para pemudik yang bertempat tinggal di Kota Depok dan Kota Jakarta Timur. Perhitungan menunjukkan hasil bahwa rata-rata jejak karbon yang dihasilkan per pemudik Kota Depok adalah 51,696 kgCO2/orang untuk perjalanan keberangkatan dan 54,475 kgCO2/orang untuk perjalanan kepulangan; sedangkan untuk Kota Jakarta Timur didapat sebesar 57,984 kgCO2/orang untuk perjalanan keberangkatan dan 58,258 kgCO2/orang untuk perjalanan kepulangan. Analisis koefisien korelasi Pearson menunjukkan bahwa jumlah penumpang pada kendaraan dan jarak tempuh merupakan faktor utama yang menentukan besarnya jejak karbon. Melalui penelitian ini, didapat gambaran mengenai besarnya jejak karbon yang dihasilkan dari aktivitas mudik pada masyarakat Kota Depok dan Jakarta Timur serta beberapa rekomendasi yang dapat dipertimbangkan untuk menurunkan angka jejak karbon tersebut.

The annual Eid Al-Fitr tradition of ‘mudik’ has its own impacts on human health as well as the environment’s, one of which takes form as the greenhouse gas emissions as the result of private vehicles use. The objectives of this research include analyzing the greenhouse gas emission, analyzing its contributing factors, and providing recommendations to decrease said emission. The method used in this research is the distance-based method. Information utilized was collected through the spreading of an online questionnaire targeted towards the travelers residing in the city of Depok and East Jakarta. Results show that the average individual carbon footprint amounts to 51,696 kgCO2/person from Depok citizens’ departure trip dan 54,475 kgCO2/person from their return; as for the East Jakarta citizens, the carbon footprint weighs at 57,984 kgCO2/person from departure and 58,258 kgCO2/person from return. Pearson correlation coefficient analysis shows that the main contributing factors as to how much greenhouse gas is emitted are the number of passengers occupying the vehicle and the distance through which the vehicles travel. This research paints the image of how much the tradition of mudik done by Depok and East Jakarta citizens produces greenhouse gas and offers considerable suggestions to decrease the numbers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Kirana Anjani
"Penelitian Facebook & Bain Company menyatakan bahwa Pandemi Covid-19 mengeskalasi kondisi digitalisasi lima kali lebih cepat dalam pemenuhan kebutuhan hidup, sehingga pembelian makanan online popular untuk dipilih (Facebook Inc. and Bain & Company, 2020). Meningkatnya layanan pesan antar online menjadi penyebab meningkatnya permasalahan terkait emisi karbon di lingkungan, melalui gas buang yang dihasilkan oleh proses transportasi makanan dan proses penggunaan kemasan makanan hingga menjadi sampah kemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan timbulan sampah kemasan, menghitung jejak karbon yang dihasilkan dari layanan pesan antar online menggunakan faktor emisi yang telah ditetapkan dari penelitian terdahulu, dan memberikan rekomendasi pengelolaan sampah kemasan yang ideal bagi Kota Tangerang Selatan, sebagai objek studi. Melalui penelitian 535 pesanan dan 28 narasumber, diperoleh rata-rata timbulan per pesanan adalah sebesar 126,22 gram/pesanan dan rata-rata timbulan sampah untuk satu rumah tangga adalah sebesar 11,54 gram/rumah tangga/hari. Total jejak karbon yang dihasilkan dari proses transportasi adalah sebesar 2.492.603,529 g CO2-eq atau 155.468,265 g CO2-eq/rumah tangga/tahun, sementara jejak karbon dari sampah kemasan sebesar −124.611,456 g CO2-eq atau −7.772,246 g CO2-eq/rumah tangga/tahun. Proses recycling sampah kemasan sangat mengurangi jumlah jejak karbon yang ada dari layanan pesan antar online.

Research by Facebook & Bain Company claims that the Covid-19 Pandemic has escalated digitalization five times faster to fulfill the needs of life and online food delivery become so popular (Facebook Inc. and Bain & Company, 2020). The increase of online food delivery causes a significant impact on the environment, related to carbon emission from the food transportation process and solid waste generation from the production of food packaging. This study aims to determine the composition and generation of packaging waste, calculate the carbon footprint generated from online food delivery services using the emission factor from previous research, and provide an ideal recommendation of solid waste management for South Tangerang City as a study object area. Through 535 orders and 28 sources, the average generation per order was 126.22 grams/order and the average waste generation for one household was 11.54 grams/household/day. The total carbon footprint generated from the transportation process is 2,492,603,529 g CO2-eq or 155,468,265 g CO2-eq/household/year, while the carbon footprint from packaging waste is -124,611,456 g CO2-eq or -7,772, 246 g CO2-eq/household/year. The recycling process of packaging waste greatly reduces the carbon footprint of online food delivery services."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Irfan Mahendra
"Universitas Indonesia (UI) merupakan tempat menuntut ilmu bagi mahasiswa dari seluruh Indonesia, tak terkecuali mahasiswa yang berdomisili di Jakarta Timur dan Bekasi memilih untuk melakukan komuter dari domisili asal menuju UI Depok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jejak karbon yang dihasilkan, hotspot dari jejak karbon, dan memberikan rekomendasi dari aktivitas komuter Mahasiswa UI yang berdomisili di Jakarta Timur dan Kota Bekasi. Metode perhitungan yang digunakan ialah perhitungan WRI dengan metode fuel-based, dengan mempertimbangkan faktor ekonomi energi dari WRI dan faktor emisi dari UK Department for Business, Energy, & Industrial Strategy (2021). Dengan metode pengambilan data primer menggunakan kuisioner online dengan target Mahasiswa UI yang berdomisili di Jakarta Timur dan Bekasi. Hasil korelasi pearson dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang signifikan dalam mempengaruhi jejak karbon yaitu jenis kendaraan yang digunakan responden dimana didapat nilai (r = -0,774) dimana menunjukan korelasi negatif yang mana semakin efisien kendaraan yang digunakan akan menghasilkan jejak karbon semakin rendah. Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan didapatkan rata-rata jejak karbon oleh aktivitas komuter mahasiswa dari Jakarta Timur sebanyak 153,02 kgCO2eq/Tahun-orang, sedangkan untuk mahasiswa komuter dari Bekasi menghasilkan sebesar 278,34 kgCO2eq/Tahun-orang. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap jejak karbon ,dan memberikan rekomendasi dari aktivitas komuter Mahasiswa UI yang berdomisili di Jakarta Timur dan Kota Bekasi.

Universitas Indonesia (UI) is a place of study for students from all over Indonesia, including students who live in East Jakarta and Bekasi who choose to commute from their original domicile to UI Depok. This study aims to analyze the resulting carbon footprint, and the hotspots of the carbon footprint, and provide recommendations from the commuting activities of UI students who live in East Jakarta and Bekasi City. The calculation method used is the WRI calculation using the fuel-based method, taking into account WRI's energy economy factors and emission factors from the UK Department for Business, Energy, & Industrial Strategy (2021). The primary data collection method using online questionnaires targeting UI students who live in East Jakarta and Bekasi. The results of the Pearson correlation in this study indicate that a significant factor affecting the carbon footprint is the type of vehicle used by the respondent where the value (r = -0.774) is obtained which shows a negative correlation in which the more efficient the vehicle used will result in a lower carbon footprint. In addition, based on the calculation results, the average carbon footprint of student commuters from East Jakarta is 153.02 kgCO2eq/year-person, while for commuter students from Bekasi, it is 278,34 kgCO2eq/year-person. This research provides a better understanding of the factors that contribute to the carbon footprint and provides recommendations from the commuting activities of UI Students who are domiciled in East Jakarta and
Bekasi City.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aizka Fatimatuzahra
"Pandemi COVID-19 yang ada di Indonesia sejak awal tahun 2020 sedikit banyak telah mempengaruhi kehidupan masyarakat, salah satunya dalam kegiatan pemenuhan kebutuhan, dimana masyarakat saat ini cenderung memilih untuk memenuhi kebutuhannya secara online melalui kegiatan belanja online. Namun belanja online menimbulkan dampak negatif karena mengakibatkan timbulan sampah—terutama sampah kemasan—yang berdampak pada lingkungan. Tujuan dari penelitian ini ialah menghitung dan menganalisis timbulan sampah kemasan serta jejak karbon yang dihasilkan dari kegiatan belanja online masyarakat Kota Tangerang Selatan selama Pandemi COVID-19 (Bulan Februari-Mei 2021). Metode penelitian yang digunakan meliputi analisis statistik deskriptif, perhitungan emisi transportasi dan sampah kemasan serta analisis korelasi variabel (melalui regresi dan matriks korelasi). Selama 107 hari penelitian dari 28 Kartu Keluarga, dihasilkan sebanyak 395 pesanan dengan enam jenis komposisi sampah kemasan dimana kardus—dengan persentase sebesar 57%—merupakan jenis sampah kemasan yang paling banyak dihasilkan. Kegiatan transportasi barang—sejak dari penjual hingga ke TPA—berkontribusi paling besar dalam menghasilkan jejak karbon jika dibandingkan dengan dua sumber lain dengan jejak karbon yang dihasilkan ialah sebanyak 17376,256 kgCO2eq. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa Pandemi COVID-19 berpengaruh terhadap kegiatan belanja online masyarakat, timbulan sampah kemasan, dan jejak karbon di Kota Tangerang Selatan

The COVID-19 pandemic that has existed in Indonesia since the beginning of 2020 has more or less affected people's lives, one of which is in fulfilling the needs, where people today tend to choose to fulfill their needs online through online shopping activities. However online shopping has negative impact because it generates waste—especially packaging waste—which affect the environment. The purpose of this study is to calculate and analyze the generation of packaging waste and the carbon footprint resulting from online shopping activities of the people of South Tangerang City during the COVID-19 Pandemic (February-May 2021). The research method used includes descriptive statistical analysis, calculation of transportation and packaging waste emissions as well as variable correlation analysis (through regression and correlation matrix). During 107 days of research from 28 Family, 395 orders produced with six types of packaging waste composition where cardboard—with a percentage of 57%—was the type of packaging waste that produced the most. The transportation of goods—from the seller to the landfill—contributes the most to generating a carbon footprint when compared to the other two sources with a carbon footprint of 17376.256 kgCO2eq. Based on these results, it can be said that the COVID-19 pandemic has affected people's online shopping activities, packaging waste generation, and carbon footprint in South Tangerang City"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelia Azmi Sabila
"Peningkatan angka pekerja komuter akan menyebabkan peningkatan penggunaan kendaraan bermotor dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut tentunya akan meningkatkan emisi gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jejak karbon yang dihasilkan oleh pekerja komuter dari Tangerang menuju DKI Jakarta, mengidentifikasi jenis kendaraan yang menghasilkan nilai jejak karbon terbesar (hotspot) serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya jejak karbon. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara terhadap pekerja komuter sebagai responden sesuai dengan persyaratan responden yang telah ditentukan dalam wilayah studi. Perhitungan jejak karbon dilakukan menggunakan metode faktor emisi yang didasarkan pada bahan bakar. Total jejak karbon yang dihasilkan adalah 3.630 kgCO2eq/bulan pada periode sebelum pandemi dan 2.602 kgCO2eq/bulan pada periode selama pandemi. Uji korelasi yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah uji korelasi pearson. Berdasarkan hasil uji korelasi diketahui bahwa Faktor yang paling mempengaruhi nilai jejak karbon yang dihasilkan pekerja komuter dengan skenario 1,2, dan 3 jenis kendaraan adalah jarak (r = 0,52—0,37—0,21); p-value= 0—0,001—0,028) dan frekuensi (r = 0,29—0,32—0,25; p-value=0,001—0,32—0,25).

The increasing number of commuter workers will excalate the use of motorized vehicles in everyday life. It will also certainly give rise to the emission of greenhouse gases released into the atmosphere. This study was conducted to determine the carbon footprint generated by commuter workers from Tangerang to DKI Jakarta, to identify which mode of transportation is the largest contributor to the carbon footprint of commuter workers activities and to determine the factors influencing the magnitude of the carbon footprint. Primary data collection was carried out using questionnaires and interviews with workers as respondents in accordance with the respondent's requirements that had been determined in the study area. Calculation of the carbon footprint was carried out using the emission factor method which was based on fuel. The total carbon footprint generated was 3.630 kgCO2/month in the pre-pandemic period and 2.602 kgCO2/month during pandemic period. The correlation test used to determine the relationship between the independent variable and the dependent variable was the Pearson correlation test. Based on the results of the correlation test, it was known that the most influencing factor for the carbon footprint in this study were the distance traveled (r = 0,52—0,37—0,21); p-value= 0—0,001—0,028) and the frequency of driving (r = 0,29—0,32—0,25; p-value=0,001—0,32—0,25)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Dwi Yulianto
"DKI Jakarta sebagai ibu kota sekaligus pusat perekonomian di Indonesia memiliki dampak terhadap sektor transportasi khususnya pada mobilitas pekerja di Kota dan Kabupaten Bekasi. Mobilitas pekerja komuter yang terjadi menghasilkan jejak karbon yang diemisikan setiap harinya. Penelitian ini bermaksud membandingkan jejak karbon yang dihasilkan pada periode sebelum dan selama Pandemi COVID-19. Perbandingan tersebut akan menganalisis rata-rata jejak karbon pekerja komuter, hotspot jejak karbon berdasarkan jenis kendaraan, mengegidentifikasi faktor yang mempengaruhi jejak karbon komuter, serta memberikan rekomendasi reduksi jejak karbon pekerja komuter yang dihasilkan. Metode perhitungan jejak karbon yang digunakan merupakan penyesuaian terhadap kondisi di Indonesia dari persamaan IPCC oleh World Research Institute (WRI) yang berdasarkan faktor emisi bahan bakar. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat tiga jenis pergantian kendaran oleh pekerja komuter, yakni satu, dua, tiga kendaraan. Secara keseluruhan, dihasilkan rata-rata jejak karbon pekerja komuter untuk periode sebelum dan selama Pandemi COVID-19, yakni sebesar 106,8 Kg CO2eq/Orang-Bulan dan 81,2 Kg CO2eq/Orang-Bulan atau mengalami penurunan sebesar ±24%. Berdasarkan uji korelasi yang dilakukan faktor yang paling berkorelasi terhadap jejak karbon yang dihasilkan untuk pergantian satu, dua, dan tiga kendaraan yang dinyatakan dalam koefisien korelasi (r), yakni jarak berkendara (0,621), jenis kendaraan (-0,59), dan frekuensi berkendara (0,811).

DKI Jakarta, as the Capital of Indonesia and the center of the economy, impacts the transportation sector, especially the commuting workers in the City and Regency of Bekasi. The commuting workers are known for the carbon footprint emitted daily. This study aims to contrast the carbon footprint generated by commuting workers in the period before and during the Pandemic COVID-19. The contrast to analyze the average carbon footprint of commuter workers, hotspot carbon footprint by type of vehicle, identify factors that affect commuter’s carbon footprints, and provide recommendations for reducing the carbon footprint of the commuting workers. The method quantification carbon footprint used is an adjustment to conditions in Indonesia from the IPCC equation by the World Research Institute (WRI), which is based on the fuel emission factor. This study found that there are three types of vehicles used by commuter workers that is one, two, and three vehicles. Overall, the average carbon footprint generated by commuting workers for the period before and during the Pandemic COVID-19 is 106.8 Kg CO2eq/Person-Month and 81.2 Kg CO2eq/Person-Month or decreased by ±24%. Based on the correlation test, factors that are most correlated to the carbon footprint generated for the use of one, two, and three vehicles are expressed in the correlation coefficient (r), which is driving distance (0.621), vehicle type (-0.59), and frequency of driving (0.811).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idhar Muhtar
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara langsung jumlah jejak karbon yang dihasilkan oleh limbah makanan dari rumah makan di kota Ternate. Analisis ini menggunakan variabel bebas yaitu jumlah piring yang disampling dan berat dari limbah makanan yang dihitung pada setiap kategori yang ada. Serta, variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas dalam hal ini adalah emisi CO2 yang dihasilkan dari sampah makanan. Penelitian ini menggunakan metode literatur sebagai bahan pertimbangan, serta perhitungan dari jejak karbon menggunakan faktor emisi yang sudah ditetapkan oleh penelitian terdahulu. Dari hasil penelitian yang didapatkan bahwa komposisi limbah makanan yang di rumah makan pada kota Ternate didominasi oleh makanan pokok dalam hal ini nasi sebesar 38%, daging 35%, dan sayuran 13% dengan hasil rata-rata limbah makanan secara keseluruhan adalah 89,77 g/piring/hari. Jejak karbon yang dihasilkan sebesar 55,3 kg CO2eq/piring/tahun dan sekitar 75,2% total jejak karbon diakibatkan karena limbah makanan kategori pokok.

This undergraduate thesis aims to directly analyze the amount of carbon footprint produced by food waste from restaurants in the city of Ternate. This analysis uses the independent variables, namely the number of plates sampled and the weight of food waste calculated for each category. Also, the dependent variable, namely the variable that is influenced by the independent variable in this case is CO2 emissions generated from food waste. This study uses the literature method as a consideration, as well as the calculation of the carbon footprint using emission factors that have been determined by previous studies. From the results of the study, it was found that the composition of food waste in restaurants in the city of Ternate was dominated by staple foods in this case rice by 38%, meat 35%, and vegetables 13% with an overall average yield of food waste was 89,77 g/plate/day. The carbon footprint produced is 55,3 kg CO2eq/plate/year and about 75,2% of the total carbon footprint is caused by food waste in the main categories."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>